Anda di halaman 1dari 8

KONTRIBUSI FILSAFAT ILMU TERHADAP PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

Oleh
Hasmar Halim / P 0800.313 416

I. PENDAHULUAN
Filsafat Ilmu sangat penting peranannya terhadap penalaran manusia untuk membangun ilmu.
Sebab, Filsafat Ilmu akan menyelidiki, menggali, dan menelusuri sedalam, sejauh, dan seluas mungkin
semua tentang hakikat Ilmu. Dalam hal ini, kita bisa mendapatkan gambaran bahwa filsafat ilmu
merupakan akar dari semua ilmu dan pengetahuan.
Beberapa pandangan mengenai Filsafat Ilmu diantaranya Filsafat Ilmu merupakan suatu tinjauan
kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah. Filsafat ilmu adalah pembandingan atau pengembangan
pendapat-pendapat masa lampau terhadap pendapat-pendapat masa sekarang yang didukung dengan
bukti-bukti ilmiah. Filsafat ilmu merupakan paparan dugaan dan kecenderungan yang tidak terlepas dari
pemikiran para ilmuwan yang menelitinya.
Filsafat, banyak orang menganggapnya sebagai suatu hal yang sulit untuk diterima
keberadaannya. Tatkala mendengar ada orang berfilsafat, maka asumsi yang muncul cenderung
menganggap bahwa dia mulai memasuki daerah yang menyesatkan. Padahal kenyataannya tidak
demikian. Justru dengan filasafatlah orang akan menemukan hakikat dari segala sesuatu yang ada,
mengingat filsafat itu sendiri berarti melihat segala sesuatu dengan penuh perhatian dan minat, atau
berfikir tentang segala sesuatu dengan disadarinya.
Filsafat ilmu dapat dimaknai sebagai suatu disiplin, konsep, dan teori tentang ilmu yang sudah
dianalisis serta diklasifikasikan. Filsafat ilmu adalah perumusan pandangan tentang ilmu berdasarkan
penelitian secara ilmiah. Kemudian dari sini kita punya sebuah pokok bahasan tentang sejauh mana
filsafat ilmu mempunyai kontribuysi pada pendidikan, yang selanjutnya akan dibahas untuk selanjutnya.
II.

PEMBAHASAN

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

A. FILSAFAT
Ketika filsafat dikatakan sebuah sebuah disiplin ilmu, disebut sebagai akar dari sebuah
ilmu pengetahuan itu sendiri, disini diambil pertanyaan balik pada filsafat itu sendiri, sejauh mana
kontribusi yang diberikan oleh filsafat ilmu kepada ilmu Pengetahuan. Sebelum kesitu alangkah
baiknya kita uraikan tetang filsafat ilmu dan Ilmu pengetahuan itu sendiri.
1.

Pengertian Filsafat
Definisi Nominal: Filein (mencintai) dan Sophia (kebijaksanaan). Filsafat adalah ilmu
yang mencintai dan mencari kebijaksanaan. Definisi real: Filsafat adalah pengetahuan
mengenai semua hal melalui sebab-sebab terakhir yang didapat melalui penalaran atau
akal budi. Ia mencari dan menjelaskan hakekat dari segala sesuatu.
Obyek material: segala sesuatu obyek material: mencari hakekat. Berfilsafat berarti
mempertanyakan dasar dan asal-usul dari segala-galanya; untuk mencari orientasi dasar
bagi kehidupan manusia.
Orang yang berfilsafat dapat diumpamakan sebagai seseorang yang berpijak di
bumi sedang tengadah ke bintang-bintang, ia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam
kemestaan alam, Karakteristiknya berfikit filsafat yang pertama adalah menyeluruh, yang
kedua mendasar.
Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi
segala sesuatu berdasarkan pikiran/ rasio belaka, adapun ilmuan dan para filsuf yang
mempunyai definisi-definisi tersendiri, dintaranya :

a.

Menurut Harun Nasution filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan
bebas (tak terikat tradisi, dogma atau agama) dan dengan sedalamdalamnya sehingga
sampai ke dasar-dasar persoalan.

b.

Menurut Plato( 427-347 SM) filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada.

c.

Aristoteles (384-322 SM) yang merupakan murid Plato menyatakan filsafat menyelidiki
sebab dan asas segala benda.

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

d.

Al- Farabi mengatakan bahwa filsafat adalah mengetahui semua yang wujud karena ia
wujud.(al-ilm bil maujudat bimahiya maujudah).
Tujuan terpenting mempelajari filsafat adalah mengetahui tuhan, bahwa ia esa dan
tidak bergerak, bahwa ia memjadi sebab yang aktif bagi semua yang ada , bahwa ia
mengatur alam ini dengan kemurahan, kebijaksanaan dan keadilan-Nya, Seorang
filosof atau al hakim adalah orang yang mempunyai pengetahuan tentang zat yang ada
dengan sendirinya (al-wajibli-dzatihi), Wujud selain Allah , yaitu mahluk adalah wujud
yang tidak sempurna.
e. Ikwanushafa bagi golongan ini, filsafat itu bertingkat-tingkat, pertama cinta kepada ilmu,
kemudian mengetahui hakikat wujud-wujud, menurut kesanggupan manusia dan yang
terakhir ialah berkata dan berbuat sesuai ilmum mengenai lapangan filsafat diketahui
ada 4 yaitu matematika, logika, fisika dan ilmu ketuhanan. Sedang ilmu ketuhanan
mempunyai bagian:
1) Mengenal Tuhan,
2) Ilmu kerohanian yaitu malaikat,
3) Ilmu kejiwaan
4) Ilmu politik (politik kenabian, politik pemerintahan, politik umum, politik khusus)
5) Ilmu akherat.
f. Ibnu sina Pembagian filsafat bagi Ibnu sina pada pokoknya tidak berbeda
denganpembagian yang sebelumnya, filsafat teori dan filsafat amalan. Filsafat
ketuhanan menurut Ibnu Sina adalah: 1. ilmu tentang turunnya wahyu dan mahlukmahluk rohani yang membawa wahyu itu, dengan demikian pula bagaimana cara
wahyu itu disampaikan, dati sesuatu yang bersifat rohani kepada sesuatu yang dapat
dilihat dan didengar. 2. ilmu akherat (Maad) antara lain memperkenalkan kepada kita
bahwa manusia ini tidak dihidupkan lagi badannya, maka rohnya yang abadi itu akan
mengalami siksa dan kesenangan.

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

g. Al-Kindi ,diikalangan kaum muslimin , orang yang pertama memberikan pengertian


filsafat dan lapangannya adalah Al-kindi, ia membagi filsafat 3 bagian
1) Thibiyyat (ilmu fisika) sebagi sesuatu yang berbenda
2) Al-ilm-urriyadli (matematika) terdiri dari ilmu hitung, tehnik, astronomi, dan musik,
berhubungan dengan benda tapi punya wujud sendiri, dan yang tertinggi adalah
3) Ilm ur-Rububiyyah (ilmu ketuhanan)/ tidak berhubungan dengan benda sama sekali.
2.

Obyek Filsafat
a. Obyek Materia Filsafat
Ialah segala sesuatu yang menjadi masalah filsafat , segala sesuatu yang
dimasalahkan oleh atau dalam filsafat. Tiga persoalan pokok (1) hakikat Tuhan, (2)
hakikat Alam dam (3) hakikat manusia
b. Obyek Forma Filsafat.
Ialah usaha mencari keterangan secara radikal (sedalam-dalamnya sampai keakarnya)
tentang obyek materi filsafat
c. Pembagian Ilmu Filsafat
Adapun pembagian filsafat itu sendiri didasarkan Tiga persoalan utama , yaitu
persoalan tentang keberadaan, persoalan tentang pengetahuan, persoalan tentang
nilai-nilai, maka cabang filsafat sebagai berikut :
1) Persoalan Keberadaan (being) atau Eksistensi (eksistence) . persoalan atau
eksistensi bersangkutan dengan cabang filsafat, yaitu Metafisika.
2) Persoalan Pengtahuan (Knowledge) atau Kebenaran (truth) pengetahuan ditinjau
dari segi insinya berkaitan dengan filsafat, yaitu Epistimologi. Adapun kebenaran
ditinjau dari segibentuknya berkaitan dengan dengan cabang filsafat yaitu Logika.

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

3) Persoalan Nilainilai (Value). Nilai nilai dibedakan menjadi dua, nilai kebaikan
tingkah laku dan nilai keindahan. Nilai kebaikan tingkah laku bersangkutan dengan
cabang filsafat, yaitu Etika. Nilai keindahan bersangkutan dengan cabang filsafat,
yaitu Estetika.
3.

Fungsi Filsafat Ilmu


Alat untuk menelusuri kebenaran segala hal-hal yang dapat disaksikan dengan
pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah.
a. Memberikan pengertian tentang cara hidup dan pandangan hidup.
b. Panduan tentang ajaran moral dan etika.
c. Sumber ilham dan panduan untuk menjalani berbagai aspek kehidupan.
d. Sarana untuk mempertahankan, mendukung, menyerang atau juga tidak memihak
terhadap pandangan filsafat lainnya.
Melihat uraian di atas, filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin
menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Dengan demikian, filsafat ilmu sangatlah
penting peranannya bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Tentu juga, filsafat ilmu
sangat bermanfaat bagi manusia untuk menjalani berbagai aspek kehidupan.

B. ILMU PENGETAHUAN
1.

Definisi Ilmu Pengetahuan


Dalam bukunya De Opbouw van de Wetenschap (1980) yang kemudian disebut
dengan filosofie van de wetenschappen (1986) van peursen menyatakan bahwa dahulu
orang lebih mudah membebri batasan bahwa bagaimana ilmu pengetahuan itu daripada
sekarang. Dahulu ilmu pengetahuan identik dengan filsafat sehingga pembatasanya
tergantung degan filsafat yang dianutnya, perkembangan filsafat itu sendiri telah
menghantarkan adanya konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana Pohon Ilmu
Pengetahuan telah tumbuh mekar dan bercabang dengan subur. Masing-masing cabang

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

melepaskan diri dari batas filsafatnya, berkembang mendiri masing-masing mengikuti


metodolkoginya sendiri-sendiri.
Ilmu pengetahuan dimabil dari dari bahasa Inggris Science, yang berasal dari bahsa
latin scientia dari bentuk kata kerja scire yang berarti mempelajari ilmu pengetahuan.
The Liang Gie (1987) memberikan pengertian ilmu pengetahuan adalah rangkaian aktivitas
penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman
secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam berbagai seginya, dan keseluruhan
pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin dimengerti manusia.
Adapun menurut Bahm (dalam Koento Wibisono, 1997) definisi ilmu pengetahuan
melibatkan paling tidak enam macam komponen, yaitu Masalah (Problem), Sikap
(attitude), Metode (method), Aktivitas (activity), Kesimpulan (conclution), dan Pengaruh
(effects).
Ciri ciri ilmu pengetahuan ada beberapa diantaranya yang disampaikan oleh The
Liang Gie (1987) mengemukakan bahwa pendidikan mempunyai 5 macam pokok.
a.

Epiris, pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan.

b.

Sistematis, berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan


pengetahuan itu mempunyai ketergantungan dan teratur.

c.

Objektif, ilmu berarti pengetahuan bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan
pribadi.

d.

Analitis, pengetahuan ilmiah nerusaha mebeda-bedakan pokok soalnya kedalam


bagian yang terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari
bagian bagian itu.

e.

Verifikatif, dapat diperiksa kebenaranya oleh siapapun juga.

C. KONTRIBUSI FILSAFAT ILMU TERHADAP ILMU PENGETAHUAN


Tidak dapat kita pungkiri bahwa berfilsafat sebagai manifestasi kegiatan intelektual yang
telah meletakan dasar-dasar paradigmatik bagi tradisi keilmuan dalam kehidupan masyarakat
ilmiah ala barat, yang sebenarnya filsafat itu sendiri datang dari timur.
FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

Filsafat dari Semenjak tahun 1960 filsafat ilmu mengalami perkembangan yang sangat
pesat, terutama sejalan dengan pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi yang ditopang
penuh oleh positivisme-empirik, melalui penelaahan dan pengukuran kuantitatif sebagai andalan
utamanya. Berbagai penemuan teori dan penggalian ilmu berlangsung secara mengesankan.
Pada periode ini berbagai kejadian dan peristiwa yang sebelumnya mungkin dianggap
sesuatu yang mustahil, namun berkat kemajuan ilmu dan teknologi dapat berubah menjadi suatu
kenyataan. Bagaimana pada waktu itu orang dibuat tercengang dan terkagum-kagum, ketika Neil
Amstrong benar-benar menjadi manusia pertama yang berhasil menginjakkan kaki di Bulan.
Begitu juga ketika manusia berhasil mengembangkan teori rekayasa genetika dengan melakukan
percobaan cloning pada kambing, atau mengembangkan cyber technology, yang memungkinkan
manusia untuk menjelajah dunia melalui internet. Belum lagi keberhasilan manusia dalam
mencetak berbagai produk nano technology, dalam bentuk mesin-mesin micro-chip yang serba
mini namun memiliki daya guna sangat luar biasa.
Semua keberhasilan ini kiranya semakin memperkokoh keyakinan manusia terhadap
kebesaran ilmu dan teknologi. Memang, tidak dipungkiri lagi bahwa positivisme-empirik yang
serba matematik, fisikal, reduktif dan free of value telah membuktikan kehebatan dan
memperoleh kejayaannya, serta memberikan kontribusi yang besar dalam membangun
peradaban manusia seperti sekarang ini sehingga filsafat ilmu dikatakan sebagai akar dari
sebuah ilmu.
III.

KESIMPULAN
Dengan menunjukan sketsa umum berbagai gambaran secara garis besar mengenai kelahiran

dan perkembangan ilmu pengetahuan yang pada giliranya melahirkan suatu cabang filsafat ilmu,
kiranya menjadi jelas bahwa filsafat ilmu bukanlah sekedar metode atau cara penulisan karya ilmiah
ataupun penelitian.
Filsafat ilmu adalah refleksi yang tidak pernah mengenal titik henti dalam menjelajahi kawasan
imiah untuk mencapai kebenaran atau kenyataan, sesuatu yang tidak akan pernah habis dann tidak
akan pernah selesai diterangkan.

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

Dr. Wasitop Poesporodo, dosen Universitas Padjadjaran dengan tegas menyatakan bahwa bagi
para sarjana, lebih lebih bagi para kandidas doktor, harinya sudah terlalu siang untuk tidak mengetahui
filsafat ilmu, posisi ilmu dalam cakrawala pengetahuan manusia, peran bagi konsistensi manusia.
Memahami filsafat ilmu yang oleh sementara pakar disebut sebagai ilmu tentang pengetahuan
menjadikan wawasan kita semakin luas bahwasanya filsafat, ilmu pengetahuan, dan budaya
merupakan try tunggal yang kebreadaan serta perkembanganya akan saling mempengaruhi.Dari
penjelasan diatas kita dapat membuat sebuah kesimpulan, bahwasanya ilmu itu lahir dari yang
namanya sebuah filsafat dan filsafat itu sendiri memberikan sebuah kontribusi yang sangat banyak bagi
ilmu dan teknologi sekarang ini, sehingga buahnya dapat kita rasakan saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Endang Saifuddin Anshari Ilmu Filsafat dan Agama. Bina Ilmu: Surabaya. 1979.
Ahmad Hanafi, MA, Pengantar Filsafat Islam, Bulan Bintang: Jakarta, 1990.
Suryo, Drs. Filsafat Ilmu dan Perkembanganya di Indonesia PT.Bumi Aksara: Jakarta, 2002.
Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, Filsafat Ilmu . Liberty Yogyakarta; Yogyakarta. 2003.

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

Anda mungkin juga menyukai