Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FILSAFAT PRA-SOKRATES

(KELAHIRAN FILSAFAT ALAM)

DOSEN PEMBINA :

Ahmad Ubaidillah, S.E.I.,M.S.I

KELOMPOK 3 :

1. Linda Ariyani (141910008)


2. Novia Nur Faida (-)

FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, akhirnya kami
dapat menyelesaikan tugas ini, yang berjudul "FILSAFAT PRA-SOCRATES'
kami menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangannya, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu,
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki kami, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk
perbaikan dimasa yang akan datang.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu terselesaikannya tugas ini, semoga Allah SWT, membalas
amal kebaikannya. Amin.

Dengan segala pengharapan dan doa semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Lamongan,5 September 2019


DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................... i

Kata Pengantar.....................................................................................................ii

Dartar Isi
..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ...........................................................................................4

Rumusan Masalah ......................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

Filsafat alam sebagai sikap demitologi .......................................................5

Para filsuf alam.....................................................................................5

Thales....................................................................................................6

Anaximenes.......................................................................................7

Anaximandros.......................................................................................8

Empedocles...........................................................................................9

Parmenides............................................................................................9

Pythagoras.........................................................................................10

Democritos..........................................................................................10

Kaum Sofis Dan Relativisme Kebenaran...................................................11

Kaum Sofis..........................................................................................11

Relativisme kebenaran.........................................................................12

BAB III PENUTUP

Kesimpulan................................................................................................14

Daftar Pustaka...........................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Berfikir merupakan hal yang selalu dilakukan oleh manusia, dan berpikir pula
merupakan keistimewaan yang diberikan oleh Allah SWT. kepada kita manusia.
Akal yang diberikan oleh-nya merupakan suatu pembeda antara kita dengan
makhluk lainnya.

Filsafat merupakan suatu upaya berfikir yang jelas dan terang tentang seluruh
kenyataan, filsafat dapat mendorong pikiran kita untuk meraih kebenaran yang
dapar membawa manusia kepada pemahaman, dan pemahaman membawa
manusia kepada tindakan yang lebih layak.

Rumusan Masalah

Apa yang di maksud dengan filsafat alam ?

Bagaimana Filsafat Pra-Socrates ?

Siapa sajakah sokoh-tokoh filsafat alam?

Apa itu kaum sofis?

Apa itu relativisme kebenaran?


BAB II

PEMBAHASAN

Filsafat alam sebagai sikap demitologi

Bangsa yunani yang hidup pada abab ke 6 (SM) memiliki sistem kepercayaan
yang di percaya olehnya adalah benar, kepercayaan tersebut bersumber pada
mitos dan anehnya suatu kebenaran lewat akal pikir menurut mereka tidak
berlaku. Kemudian setelah lengsernya abab ke 6(SM) mulai muncul sejumlah
ahli pikir yang menentang adanya mitos. Hal mendasar yang tidak dapat di
terima oleh pemikir-pemikir hebat kal itu adalah tentang misteri alam semesta
ini. Keadaan yang demikian ini sebgai suatu demitologi, artinya suatu
kebangkitan pemikira untuk menggunakan akal pikir dan meninggalkan hal-hal
yang siftnya mitologi. Sikap belakangan inilah yang menjadi cikal bakal
tumbuhnya ilmu pengetahuan modern, dan sikap keritis inilah menjadikan
bangsa yunani tampil sebagai ahli pikir terkenal sepanjang masa.

Jadi membahas filsafat alam sebagai sikap demitologi, berarti dapat di


simpulkan membahas tentang perkembangan dan tokoh filsafat yunani.

Filsafat Pra Socrates

Filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal
atas dongeng yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal
muasal segala sesuatu baik di dunia maupun manusia, para pemikir atau ahli
filsafat yang disebut orang bijak yang mencari-cari jawabannya sebagai akibat
terjadinya alam semesta beserta isinya tersebut.
Pemikiran filusuf inilah yang memberikan asal muasal segala sesuatu baik di
dunia maupun manusia yang menyebabkan akal manusia tidak puas dengan
keterangan dongeng tersebut, dengan dimulai oleh akal manusia untuk mencari-
cari dengan akalnya dari mana asal alam semesta yang menakjubkan itu.

Filsafat Pra Socrates dapat dikatakan bahwa mereka adalah filsafat alam artinya
para ahli pikir yang menjadikan alam yang luas dan penuh keselarasan yang
menjadi sasaran para ahli filsafat tersebut, atau objek pemikirannya adalah alam
semesta. Tujuan filosofi mereka dalam memikirkan soal alam besar darimana
terjadinya alam itulah yang menjadi sentral persoalan bagi mereka, pemikiran
yang demikian itu merupakan pemikiran yang sangat maju, rasional dan radikal.
Sebab pada waktu itu kebanyakan orang menerima begitu saja keadaan alam
seperti apa yang dapat ditangkap dengan indranya, tanpa mempersoalkannya
lebih jauh. Sedang di lain pihak orang cukup puas menerima keterangan tentang
kejadian alam dari cerita nenek moyang.

Tafsir, Ahmad, 2016. 'Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai
Chapra' , Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.

1.Thales (625-545 SM).


Thales adalah seorang pedagang, ahli pemerintah-an,
ahli astronomi yang bisa meramalkan gerhana matahari pada tanggal 28 Mei 585
SM. Dia juga mempunyai ilmu tentang magnet, mengukur tinggi piramida-
piramida Mesir, dan menemukan- dalil-dalil ilmu ukur. Bahkan bagi orang
Yunani, Thales termasuk salah satu dari The Seven Wise Men (tujuh orang bijak).5
Tentang filsafatnya, hanya sedikit yang dapat diketahui- karena ia tidak
meninggalkan tulisan-tulisan. Yang menjadi sumber berita ialah Aristoteles (Abad
4 SM) yang mendapat- bahan-bahan secara lisan.
Menurut Aristoteles, Thales berpendapat bahwa arkhe (asas atau prinsip, dasar
pertama) dari alam semesta ialah air. Air merupakan asal dan tujuan dari segala
sesuatu. Anggapan- Thales ini berdasarkan pada kenyataan bahwa air terdapat-
pada semua makhluk hidup. Kecuali itu, air mem-
5Endang Daruni Asdi, Filsuf-Filsuf Dunia Dalam Gambar, (Yogyakarta: Karya
Ken-cana, 1982), 235.
punyai banyak bentuk. Jika air itu kasar maka ia menjadi tanah, dan jika menipis
maka ia menjadi asap atau api atau udara. Tentang bumi Thales mengira bahwa
bumi terapung di atas air dan bahwa matahari keluar dari air serta kembali lagi
kepadanya. Inilah filsafat pokok Thales, bahwa segala se- suatu berasal dan
kembali kepada air. Air asal dan akhir.6
Walaupun Thales merupakan orang yang pertama meng- gunakan akal secara
serius, yang berarti akal sudah mulai di-ke- depankan, akan tetapi cara
berfilsafatnya masih terpengaruh- oleh kepercayaan, Hal ini terbukti cara
pandang Thales masih animisme. Suatu kepercayaan bahwa bukan saja barang
yang hidup mempunyai jiwa tetapi juga benda mati. Benda mati tersebut
misalnya besi berani dan batu api. Benda mati ini jika digosok sampai panas
menarik barang yang dekat padanya. Ini menunjukkan benda mati tersebut
mempunyai jiwa.

2.Anaximenes (585-494 SM)


Anaximenes yang hidup dari tahun 585-494 SM
merupakan salah satu filsuf berasal dari daerah Miletos, di- samping Thales dan
Anaxi-mander.13 Dia adalah murid Anaximander. Sebab itu, tak heran kalau
pandangnya tentang kejadian- alam ini sama dasarnya dengan pemandangan
guru- nya. Juga ia mengajarnya, bahwa barang yang asal itu satu dan tidak
terhingga. Cuma ia tak dapat menerima ajaran Anaximander, bahwa barang yang
asal itu tidak ada persama-- annya dengan barang yang lahir dan tak dapat
di-lupakan-. Baginya- yang asal itu mestilah satu dari pada yang ada dan yang
tampak. Barang yang asal itu adalah udara. Udara itulah yang satu dan tidak
terhingga.
Dalam pandangannya tentang asal segala sesuatu, Anaximenes hampir sama
dengan Thales.
12Ibid., 78
13Sutardjo A. Wiramihardja, Pengantar Filsafat, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2006), 31.
Kedua-duanya berpendapat,- yang asal itu mestilah salah satu dari yang ada dan
yang kelihatan. Thales mengatakan air asal segala sesuatu- dan kesudahan dari
segala-galanya. Anaximenes mengatakan- udara. Udara yang membalut dunia ini,
menjadi sebab segala yang hidup. Jika tak ada udara itu, tak ada yang hidup.
3.Anaximandros (640-546 SM)

Anaximandros adalah seorang filsuf dari mazhab miletos dan merupakan murid
dari Thales.Seperti Thales,dan dirinya dan Anaximenes tergolong sebagai filsuf-
filsuf dari Miletos yang menjadi perintis filsfat barat. Anaximandros dalah filsuf
pertama yang meninggalkan bukti tulisan berbentuk prosa.

Pemikirannya, dalam memberikan pendapat tentrang asas pertama alam


semesta,ia tidak menunjuk pada salah satu unsur yang dapat diamati oleh
indra,tetapi ia menunjuk dan memilih pada suatu yang tidak dapat diamati
dengan indra,yaitu to apeiron.

Achmadi,Asmoro.2007.Filsafat Umum,ed.1-7,Jakarta;PT Rajawali Persada.

4.Empedocles

Ia lahir di acragas, di pesisir selatan sisilia. ia di kenal sebagai polisi demokrat


sekaligus sosok yg mengaku sebagai dewa. Sebab ia konon adalah sosok paduan
antara filsuf, nabi, ilmuan, dan dukun yang ada pada sosok pytagoras. Hasil
karyanya di tuangkan dalam bentuk syair : mengenai alam, penyucian,
pemikiran-pemikiran yang besifat mistis keagamaan.

Teori pengenalan dan pengetahuan Empedocles juga didasarkan atas hukum


penggabungan trsebut : yang sama mengenal yag sama. Karena anasir tanah
yang ada pada manusia itulah maka manusia mengenal tanah, dan karena anasir
ia mengenal air. Sedangkan dalam bukunya yang kedua, tentang penyucian,
empedocles mengajarkan tentang perpindahan jiwa, dan caranya membebaskan
diri dari penjara bendawi, yaitu dengan menyucikan diri.

Kaum Sofis Dan Relativisme Kebenaran

Kaum sofis

Sofisme berasal dari kata "softs" yang berarti cerdik, pandai,. Namun, kemudian
berkembang artinya menjadi bersilat lidah. Sebab, kaum sofis menyampaikan
filsafatnya dengan berkeliling ke kota-kota dan ke pasar-pasar. Para pemuda
dilatih kemahiran berdebat dan berpidato. Kepandaian itu untuk
mempertahankan apa yang dianggap benar.
Dengan ajaran demikian, sofisme tergolong aliran relativisme. Ajaran sofisme
juga memiliki pengaruh positif waktu itu, yaitu melahirkan banyak orang
terampil berpidato. Disamping itu, akal manusia dihargai. Akan tetapi, segi
negatifnya, ajaran ini menjadikan orang tidak bertanggung jawab atas ucapan-
ucapannya, sebab apa yang dikatakan hari ini untuk sesuatu, bisa saja untuk hari
besoknya berlainan dengan dalih bahwa kebenaran hanyalah berlaku sementara.
Para filosof sofisme diantaranya adalah pythagoras lahir kira-kira tahun 500 SM
di Abdrea.

Menurut pemikiran filsafatnya, orang adalah ukuran segala sesuatu tentang


tidak adanya yang tidak ada.

Hippias adalah seorang tokoh lain dari filosof sofisme. Ia adalah seorang sofis
yang terkemuka dan luas pengalamannya, sering mengadakan perjalanan dan
senang memberikan pidato-pidato di Olimpia. Dia adalah seorang sofis murni
yang beranggapan bahwa pengetahuannya harus dikembangkan kepada orang
lain.

Relativisme kebenaran

Relativisme berasal dari kata latin, relativus, yang berarti relatif. Sejalan dengan
artinya, relativisme adalah doktrin pemahaman yang memandang bahwa
perbedaan budaya, etika, moral, bahkan agama, bukanlah perbedaan dalam
hakikat, melainkan perbedaan karena faktor-faktor di luarnya. Atas dasar ini
nilai-nilai seperti kebaikkan dan kejahatan, kebenaran dan kesalahan tergantung
pada masing-masing orang dan budaya masyarakatnya, bukan karena sesuatu itu
memang baik atau buruk, atau benar atau salah pada hakikat dirinya.

Atas dasar ini kaum relativis berkeyaknian bahwa "agama" adalah seperangkat
doktrin, norma dan ajaran tuhan yang bersifat universal dan mutlak
kebenarannya. Sementara "keberagamaan" adalah penyikapan atau pemahaman
para penganut agama terhadap doktrin atau ajaran-ajaran tuhan itu, yang tentu
saja bersifat relatif dan sudah pasti kebenarannya relatif. Paham inilah yang
sebenarnya merupakan akar pemikiran pluralisme agama yang mengakui
kebenaran relatif semua agama.

Paham ini tentu saja sangat destruktif terhadap akidah dan ajaran-ajaran islam
yang prinsipil. Berdasarkan paham ini, tidak ada lagi kebenaran yang bisa
diterima semua pihak. Ajaran-ajaran yang telah ma`lum minaddin bidhdharrah,
seperti ajaran tauhid, keyakinan bahwa Nabi Muhammad saw adalah nabi
terakhir, shalat lima waktu, zakat, haji, puasa semuanya wajib; zina, riba, judi,
babi hukumnya haram, dsb, akan dipandang sebagai sekedar pemahaman
keberagamaan yang kebenarannya relatif.

Yang perlu kita garis bawahi di sini ialah bahwa "kebenaran" itu merupakan
sesuatu yang berdiri sendiri, dalam arti tidak terpengaruh oleh faktor luar, tidak
menjadi benar lantaran manusia menganggapnya benar, atau menjasi salah
karena orang lain menganggapnya salah. Matahari terbit di timur dan tenggelam
di barat adalah fakta dan kebenaran yang tidak terbantahkan. Fakta ini tidak
akan pernah salah meski ada orang orang yang mengingkarinya. Ketika ada
orang yang meyakini fakta tersebut, maka keyakinannya memang sesuai dengan
apa adanya, sesuai dengan fakta. Dan inilah yang dimaksud dengan keyakinan
yang benar. Artinya, "kebenaran" bersifat mandiri, tidak menjadi relatif
berdasarkan pemahaman orang. Kebenaran absolut itu memang ada, meski
sebagaian memahaminya benar dan sebagian yang lain memahami sebaliknya.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Filsafat Pra sokrates adalah filsafat kuno dari yunani sebelum sokrates. Filsafat
Pra sokrates bangsa yunani merupakan bangsa yang pertama kali berusaha
menggunakan alat untuk berfiir dan filsafat pascrates adalah filsafat yang
dilahirkan kemenangan akal atas dongeng atau mitos-mitos yang di terima dari
agama yang memberi tahukan tentang asal muasal segala sesuatu yang
mencakup terjadinya alam semesta beserta isinya tersebut.

Ada beberapa filosof pada masa ini yaitu :

Thales

Anaximenes

Anaximandros

Empedocles

Parmenides

Pythagoras

Democritos

Dan para filsuf inilah yang memberikan asal muasal segala sesuatu baik dunia
maupun manusia. Terutama terjadinya alam semesta dan tujuan filsuf adalah
memikirkan soal alam besar dari mana terjadinya alam itu.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai