FILSAFAT PRA-SOKRATES
DOSEN PEMBINA :
KELOMPOK 3 :
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, akhirnya kami
dapat menyelesaikan tugas ini, yang berjudul "FILSAFAT PRA-SOCRATES'
kami menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangannya, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu,
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki kami, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk
perbaikan dimasa yang akan datang.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu terselesaikannya tugas ini, semoga Allah SWT, membalas
amal kebaikannya. Amin.
Dengan segala pengharapan dan doa semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Kata Pengantar.....................................................................................................ii
Dartar Isi
..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Thales....................................................................................................6
Anaximenes.......................................................................................7
Anaximandros.......................................................................................8
Empedocles...........................................................................................9
Parmenides............................................................................................9
Pythagoras.........................................................................................10
Democritos..........................................................................................10
Kaum Sofis..........................................................................................11
Relativisme kebenaran.........................................................................12
Kesimpulan................................................................................................14
Daftar Pustaka...........................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Berfikir merupakan hal yang selalu dilakukan oleh manusia, dan berpikir pula
merupakan keistimewaan yang diberikan oleh Allah SWT. kepada kita manusia.
Akal yang diberikan oleh-nya merupakan suatu pembeda antara kita dengan
makhluk lainnya.
Filsafat merupakan suatu upaya berfikir yang jelas dan terang tentang seluruh
kenyataan, filsafat dapat mendorong pikiran kita untuk meraih kebenaran yang
dapar membawa manusia kepada pemahaman, dan pemahaman membawa
manusia kepada tindakan yang lebih layak.
Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Bangsa yunani yang hidup pada abab ke 6 (SM) memiliki sistem kepercayaan
yang di percaya olehnya adalah benar, kepercayaan tersebut bersumber pada
mitos dan anehnya suatu kebenaran lewat akal pikir menurut mereka tidak
berlaku. Kemudian setelah lengsernya abab ke 6(SM) mulai muncul sejumlah
ahli pikir yang menentang adanya mitos. Hal mendasar yang tidak dapat di
terima oleh pemikir-pemikir hebat kal itu adalah tentang misteri alam semesta
ini. Keadaan yang demikian ini sebgai suatu demitologi, artinya suatu
kebangkitan pemikira untuk menggunakan akal pikir dan meninggalkan hal-hal
yang siftnya mitologi. Sikap belakangan inilah yang menjadi cikal bakal
tumbuhnya ilmu pengetahuan modern, dan sikap keritis inilah menjadikan
bangsa yunani tampil sebagai ahli pikir terkenal sepanjang masa.
Filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal
atas dongeng yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal
muasal segala sesuatu baik di dunia maupun manusia, para pemikir atau ahli
filsafat yang disebut orang bijak yang mencari-cari jawabannya sebagai akibat
terjadinya alam semesta beserta isinya tersebut.
Pemikiran filusuf inilah yang memberikan asal muasal segala sesuatu baik di
dunia maupun manusia yang menyebabkan akal manusia tidak puas dengan
keterangan dongeng tersebut, dengan dimulai oleh akal manusia untuk mencari-
cari dengan akalnya dari mana asal alam semesta yang menakjubkan itu.
Filsafat Pra Socrates dapat dikatakan bahwa mereka adalah filsafat alam artinya
para ahli pikir yang menjadikan alam yang luas dan penuh keselarasan yang
menjadi sasaran para ahli filsafat tersebut, atau objek pemikirannya adalah alam
semesta. Tujuan filosofi mereka dalam memikirkan soal alam besar darimana
terjadinya alam itulah yang menjadi sentral persoalan bagi mereka, pemikiran
yang demikian itu merupakan pemikiran yang sangat maju, rasional dan radikal.
Sebab pada waktu itu kebanyakan orang menerima begitu saja keadaan alam
seperti apa yang dapat ditangkap dengan indranya, tanpa mempersoalkannya
lebih jauh. Sedang di lain pihak orang cukup puas menerima keterangan tentang
kejadian alam dari cerita nenek moyang.
Tafsir, Ahmad, 2016. 'Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai
Chapra' , Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Anaximandros adalah seorang filsuf dari mazhab miletos dan merupakan murid
dari Thales.Seperti Thales,dan dirinya dan Anaximenes tergolong sebagai filsuf-
filsuf dari Miletos yang menjadi perintis filsfat barat. Anaximandros dalah filsuf
pertama yang meninggalkan bukti tulisan berbentuk prosa.
4.Empedocles
Kaum sofis
Sofisme berasal dari kata "softs" yang berarti cerdik, pandai,. Namun, kemudian
berkembang artinya menjadi bersilat lidah. Sebab, kaum sofis menyampaikan
filsafatnya dengan berkeliling ke kota-kota dan ke pasar-pasar. Para pemuda
dilatih kemahiran berdebat dan berpidato. Kepandaian itu untuk
mempertahankan apa yang dianggap benar.
Dengan ajaran demikian, sofisme tergolong aliran relativisme. Ajaran sofisme
juga memiliki pengaruh positif waktu itu, yaitu melahirkan banyak orang
terampil berpidato. Disamping itu, akal manusia dihargai. Akan tetapi, segi
negatifnya, ajaran ini menjadikan orang tidak bertanggung jawab atas ucapan-
ucapannya, sebab apa yang dikatakan hari ini untuk sesuatu, bisa saja untuk hari
besoknya berlainan dengan dalih bahwa kebenaran hanyalah berlaku sementara.
Para filosof sofisme diantaranya adalah pythagoras lahir kira-kira tahun 500 SM
di Abdrea.
Hippias adalah seorang tokoh lain dari filosof sofisme. Ia adalah seorang sofis
yang terkemuka dan luas pengalamannya, sering mengadakan perjalanan dan
senang memberikan pidato-pidato di Olimpia. Dia adalah seorang sofis murni
yang beranggapan bahwa pengetahuannya harus dikembangkan kepada orang
lain.
Relativisme kebenaran
Relativisme berasal dari kata latin, relativus, yang berarti relatif. Sejalan dengan
artinya, relativisme adalah doktrin pemahaman yang memandang bahwa
perbedaan budaya, etika, moral, bahkan agama, bukanlah perbedaan dalam
hakikat, melainkan perbedaan karena faktor-faktor di luarnya. Atas dasar ini
nilai-nilai seperti kebaikkan dan kejahatan, kebenaran dan kesalahan tergantung
pada masing-masing orang dan budaya masyarakatnya, bukan karena sesuatu itu
memang baik atau buruk, atau benar atau salah pada hakikat dirinya.
Atas dasar ini kaum relativis berkeyaknian bahwa "agama" adalah seperangkat
doktrin, norma dan ajaran tuhan yang bersifat universal dan mutlak
kebenarannya. Sementara "keberagamaan" adalah penyikapan atau pemahaman
para penganut agama terhadap doktrin atau ajaran-ajaran tuhan itu, yang tentu
saja bersifat relatif dan sudah pasti kebenarannya relatif. Paham inilah yang
sebenarnya merupakan akar pemikiran pluralisme agama yang mengakui
kebenaran relatif semua agama.
Paham ini tentu saja sangat destruktif terhadap akidah dan ajaran-ajaran islam
yang prinsipil. Berdasarkan paham ini, tidak ada lagi kebenaran yang bisa
diterima semua pihak. Ajaran-ajaran yang telah ma`lum minaddin bidhdharrah,
seperti ajaran tauhid, keyakinan bahwa Nabi Muhammad saw adalah nabi
terakhir, shalat lima waktu, zakat, haji, puasa semuanya wajib; zina, riba, judi,
babi hukumnya haram, dsb, akan dipandang sebagai sekedar pemahaman
keberagamaan yang kebenarannya relatif.
Yang perlu kita garis bawahi di sini ialah bahwa "kebenaran" itu merupakan
sesuatu yang berdiri sendiri, dalam arti tidak terpengaruh oleh faktor luar, tidak
menjadi benar lantaran manusia menganggapnya benar, atau menjasi salah
karena orang lain menganggapnya salah. Matahari terbit di timur dan tenggelam
di barat adalah fakta dan kebenaran yang tidak terbantahkan. Fakta ini tidak
akan pernah salah meski ada orang orang yang mengingkarinya. Ketika ada
orang yang meyakini fakta tersebut, maka keyakinannya memang sesuai dengan
apa adanya, sesuai dengan fakta. Dan inilah yang dimaksud dengan keyakinan
yang benar. Artinya, "kebenaran" bersifat mandiri, tidak menjadi relatif
berdasarkan pemahaman orang. Kebenaran absolut itu memang ada, meski
sebagaian memahaminya benar dan sebagian yang lain memahami sebaliknya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Filsafat Pra sokrates adalah filsafat kuno dari yunani sebelum sokrates. Filsafat
Pra sokrates bangsa yunani merupakan bangsa yang pertama kali berusaha
menggunakan alat untuk berfiir dan filsafat pascrates adalah filsafat yang
dilahirkan kemenangan akal atas dongeng atau mitos-mitos yang di terima dari
agama yang memberi tahukan tentang asal muasal segala sesuatu yang
mencakup terjadinya alam semesta beserta isinya tersebut.
Thales
Anaximenes
Anaximandros
Empedocles
Parmenides
Pythagoras
Democritos
Dan para filsuf inilah yang memberikan asal muasal segala sesuatu baik dunia
maupun manusia. Terutama terjadinya alam semesta dan tujuan filsuf adalah
memikirkan soal alam besar dari mana terjadinya alam itu.
DAFTAR PUSTAKA