Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

HASIL RISET/PENELITIAN LAPANGAN TERHADAP ORMAS ISLAM


DAN MAJELIS TAKLIM
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Islam

DOSEN PEMBIMBING : DR. H. M. Yakub, MA

Disusun oleh :
Farhan Khusaeri (11190510000223)
Tiara Nurakhmi (11190510000238)
Nurlaila Azzahro (11190510000214)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kepada allah SWT atas anugrah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas laporan riset/penelitian lapangan kepada Organisasi Masyarakat Islam
yaitu Nahdlatul Ulama dan Majelis Taklim yaitu MT. MRBJ (Masjid Raya Bintaro Jaya).
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan laporan ini selain untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para mahasiswa
khususnya bagi penulis.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun laporan ini dengan baik, namun penulis pun
menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami sebagai manusia biasa. Oleh
karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan, maupun
dari isi, maka kami memohon maaf dan kritik serta saran dari dosen pengajar bahkan semua
pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk dapat menyempurnakan laporan ini terlebih juga
dalam pengetahuan kita bersama.

Tangerang Selatan, Desember 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Terhadap Ormas Islam .................................................................... 2


B. Hasil Penelitian Terhadap Majelis Taklim ...................................................................... 3
C. Lampiran Foto Saat Melakukan Riset ............................................................................. 4
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 6
B. Saran ........................................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laporan ini berisi tentang tanggapan atau pendapat Organisasi Masyarakat Islam dan
Majelis Taklim besar, tentang pemerintah yang menerpakan sejumlah larangan seperti celana
cingkrang, jenggot, dan cadar kepada pegawai instansi nya, juga tentang sebutan terorisme,
radikalisme, dan intoleran pada umat Islam. Juga landasan hukum tentang keharusan ormas
islam mendaftarkan majelis taklimnya kepada pemerintah dan melaporkan kegiatan yang
dilakukan setiap tahun pada Peraturan Menteri Agama nomor 29 tahun 2019.

B. Rumusan Masalah

1) Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang pelarangan celana cingkrang, jenggot, dan cadar?
2) Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang tuduhan terorisme, radikalisme, dan intoleran
yang dialamatkan kepada umat Islam?
3) Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang keharusan MT untuk mendaftarkan
keberadaannya kepada pemerintah dan melaporkan kegiatan MT tersebut setiap tahun?
4) Menurut pendapat bapak/ibu apa yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah dalam
pembinaan ormas dan majelis taklim?

C. Tujuan

1. Mengetahui pendapat ormas dan majelis taklim tentang hal-hal yang tidak logis saat ini
2. Mengetahui bahwa Islam tidak seperti apa yang diberitakan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitan terhadap Ormas Islam


Penelitian/ riset ini dilakukan pada tanggal 24 Desember 2019, terhadap Organisasi
Masyarakat Islam Nahdlatul Ulama, yang diwakili oleh bapak Ahmad Shodiq dari kantor
PBNU Jakarta sebagai responden.
Data penelitian ini diperoleh dari pertanyaan yang diberikan kepada responden berupa
pertanyaan yang menjaring data tentang teori yang berkenaan dengan regulasi pemerintah
yang menerapkan larangan celana cingkrang, jenggot, cadar kepada masyarakat Islam.
Termasuk tentang melekatnya sebutan Terorisme, Radikalisme, dan Intoleran pada umat
Islam, landasan hukum tentang keharusan ormas Islam dan majelis taklim kepada pemerintah
dan melaporkan setiap kegiatan yang dilakukan setiap tahun, juga apa yang seharusnya
dilakukan pemerintah dalam langkah pembinaan ormas dan majelis taklim.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah responden berharap pemerintah tidak
memandang sebelah mata tentang masyarakat Islam dan lebih mempunyai perhatian kepada
organisasi masyarakat. Data yang diperoleh dapat diidentifikasikan beberapa pendapat
responden, antara lain:
1. Tentang regulasi pemerintah yang menerapkan larangan celana cingkrang, jenggot,
cadar: Pihak Nahdlatul Ulama, Bapak Ahmad Shodiq berpendapat bahwa ia tidak pernah
mempermasalahkan hal itu (celana cingkrang, jenggot, cadar), kembali kepada pribadi
masing-masing dan sunnah jika seseorang ingin memakai celana cingkrang, jenggot, dan
cadar.
2. Tentang melekatnya sebutan Terorisme, Radikalisme, dan Intoleran yang disematkan
kepada umat Islam: menurut beliau (bapak Ahmad Shodiq), terorisme dan radikalisme
itu adalah kejahatan, dan masalah intoleran kita kembali lagi kepada manhaj wali songo,
menjadi Islam yang bertoleransi di seluruh dunia, beliau juga tidak setuju dengan
pemikiran bahawa Terorisme, Radikalisme, dan Intoleran itu hanya dari umat Islam.
Karena agama lain pun bisa melakukannya. Tapi karena di Indonesia sering terjadi
tindakat itu yang disebabkan oleh pelakunya yang orang Islam, jadi masyarakat pun
menganggap kalo Islam itu agama yang berisikan itu (terorisme, radikalisme, intoleran)
dan untuk mengubah pola pikir masyarakat Nahdlatul Ulama kembali kepada manhaj
walisongon yaitu dengan menampilkan Islam yang ramah dan toleran.

2
3. Tentang pembinaan yang dilakukan kepada ormas dan MT : Bapak Ahmad Shodiq
mengatakan pemerintah seharusnya lebih pedulu kepada Ormas, karena ormas sudah
bersusah payah membangun masyarakat menjadi pribadi yang lebih baik dengan
memberikan pemahaman-pemahaman, harusnya pula pemerintah mengadakan
pembinaan terhadap ormas karena sampai saat ini belum ada pembinaan yang dilakukan
kepada ormas Nahdlatul Ulama, juga Nahdlatul tidak mendapat bantuan apapun dari
pemerintah padahal pemerintah sering meminta bantuan kepada Nahdlatul Ulama.

B. Hasil penelitian Majelis Taklim


Penelitian/ riset ini dilakukan pada tanggal 24 Desember 2019, terhadap Majelis Taklim
MRBJ (Masjid Raya Bintaro Jaya), yang diwakili oleh bapak Herman Jaelani Selaku kepala
kantor dan kepala pengajar MTQ di Masjid Raya Bintaro Jaya, Bintaro Jaya sektor 9, sebagai
responden.
Data penelitian ini diperoleh dari pertanyaan yang diberikan kepada responden berupa
pertanyaan yang menjaring data tentang teori yang berkenaan dengan regulasi pemerintah
yang menerapkan larangan celana cingkrang, jenggot, cadar kepada masyarakat Islam.
Termasuk tentang melekatnya sebutan Terorisme, Radikalisme, dan Intoleran pada umat
Islam, landasan hukum tentang keharusan ormas Islam dan majelis taklim kepada pemerintah
dan melaporkan setiap kegiatan yang dilakukan setiap tahun, juga apa yang seharusnya
dilakukan pemerintah dalam langkah pembinaan ormas dan majelis taklim.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah responden berharap pemerintah tidak
memandang sebelah mata tentang masyarakat Islam dan lebih mempunyai perhatian kepada
organisasi masyarakat. Data yang diperoleh dapat diidentifikasikan beberapa pendapat
responden, antara lain:
1. Tentang regulasi pemerintah yang menerapkan larangan celana cingkrang, jenggot,
cadar: Bapak Herman berpendapat bahwa seharusnya peraturan ini tidak disahkan hanya
oleh menteri agama saja yaitu Fachrul Rozi yang notabene nya berlatar belakang militer,
harusnya ada pendekatan dan diskusi terlebih dahulu dengan para ulama atau tokoh
agama. Beliau juga menegaskan bahwa orang yang bercelana cingkrang, berjenggot, dan
memakai cadar tidak seharusnya selalu dikaitkan dengan radikalisme, semua orang
berhak mempunyai cara berpenampilannya masing-masing. Peraturan yang dibuat oleh
pemerintah itu kurang tepat dan sedikit konyol, tegasnya.
2. Tentang melekatnya sebutan Terorisme, Radikalisme, dan Intoleran yang disematkan
kepada umat Islam: menurut beliau (bapak Herman) tuduhan yang disematkan kepada

3
umat Islam berawal dari tragedi penistaan agama yang dilakukan oleh mantan gubernur
Jakarta Ir. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat itu umat Islam turun ke jalan menuntut
Ahok untuk meminta maaf dan menjalankan proses hukum yang sesuai. Di Indonesia
juga karena kita adalah mayoritas jadi lebih mudah untuk mendapat tuduhan seperti itu,
tapi pada kenyataan nya Islam adalah agama yang cinta damai dan tidak suka dengan
kekerasan tetapi jika ada yang menghina kitab dan nabi kita, umat Islam juga bisa marah
seperti kasus Ahok tadi.
3. Tentang keharusan ormas dan majelis taklim melaporkan kegiatannya kepada
pemerintah: bapak Herman berpendapat bahwa selama ini majelis taklim Masjid Raya
Bintaro Jaya berharap pemerintah mempermudah tidak hanya MT MRBJ tetapi semua
majelis taklim dalam melakukan kegiatannya, apalagi majelis taklim yang tidak terlalu
besar. Jangan malah menuduh majelis taklim tersebut radikal tetapi tidak mencari tahu
secara cermat apa kegiatan yang dilakukan majelis taklim tersebut.
4. Tentang pembinaan yang dilakukan pemerintah kepada ormas dan MT : sering kali
pemerintah hanya menerapkan atau memaksakan suatu kebijakan kepada ormas dan
majelis taklim. Harusnya juga melibatkan Ulama atau tokoh agama dalam membuat
kebijakan bagi ormas dan majelis taklim. Karena dengan adanya kebijakan yang hanya
dibuat pemerintah tanpa adanya diskusi dengan ulama seringkali membuat majelis taklim
kurang bebas untuk melakukan kegiatan keagamaannya.

C. Lampiran Foto Saat Melakukan Riset

4
5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendapat dari Organisasi Islam Nahdlatul Ulama dan Majelis Taklim Masjid Raya
Bintaro Jaya sama-sama membenarkan bahwa tidak ada pembinaan secara baik dari
pemerintah, juga tanggapan tentang peraturan celana cingkrang, jenggot, dan cadar yang
menurut kedua belah pihak cukup tidak masuk akal bila harus dibuat sebagai larangan.
Keinginan keduanya yang ingin memperbaiki citra Islam di Indonesia juga dapat dilihat
dengan berbagai usaha mereka dalam mensyiarkan Islam yang cinta damai, aman, dan baik.
Untuk itu keduanya berharap akan pemerintah agar lebih mendukung dan mempermudah
Ormas dan Majelis Taklim dalam melaksanakan kegiatan.

B. Saran
Sama seperti para responden/narasumber, penulis juga berharap bahwa Masyarakat
Indonesia tidak menyematkan lagi terorisme, radikalisme, dan intoleran terhadap agama
Islam hanya karena cara berpenampilan umatnya. Dan berharap pemerintah tidak lagi
menganggap bahwa ormas dan majelis taklim merupakan wadah pelaku terorisme dan
radikalisme.

6
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai