Anda di halaman 1dari 11

ILMU DIRAYAH HADIS DAN KAIDAH PENERAPANNYA

MAKALAH

Diajukan Pada Diskusi Kelas Mata Kuliah : Ulumul Hadits

Pembimbing : Drs. H. Mahpuddin Noor, M.Si dan Mahbub Hefdzil Akbar, M.A.

Disusun oleh :

Kelompok 1 KELAS I/A

Aira Salsabila NIM 1185010011

Elsa Citra Agustia NIM 1185010033

Erwin Setia NIM 1185010035

PROGRAM STUDI : SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM (SPI)

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG
2018 M/1440 H
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
ucapkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah melimpahkan kasih sayang,
petunjuk, dan pertolongan-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
berjudul “Ilmu Dirayah Hadis dan Kaidah Penerapannya”. Kami berterima kasih pula kepada
Bapak Mahpuddin Noor dan Bapak Mahbub Hefdzil Akbar selaku dosen mata kuliah Ulumul
Hadis di Fakultas Adab dan Humaniora yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Penulisan makalah Ulumul Hadis ini telah kami usahakan semaksimal mungkin
dengan bantuan berbagai referensi dari buku-buku dan berbagai artikel pendukung, sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu, kami tidak lupa menyampaikan
banyak terima kasih kepada seluruh pembuat referensi-referensi tersebut yang karenanya
membuat kami terbantu dalam menyempurnakan makalah ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Ulumul Hadis, terutama perihal bab Ilmu Dirayah,
khususnya bagi penyusun. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa mendatang, mengingat
pentingnya saran demi perkembangan dan kemajuan untuk karya berikutnya.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah kami susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang
berkenan dan kesalahan-kesalahan yang tak disengaja.

Bandung, September 2018

Penyusun
Daftar Isi

Halaman Judul 1

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

BAB I 4

PENDAHULUAN 4

1.1 Latar Belakang 4

1.2 Rumusan Masalah 4

1.3 Tujuan 5

BAB II6

PEMBAHASAN 6

2.1 Pengertian Ilmu Dirayah Hadis 6

2.2 Perbedaan Ilmu Dirayah Hadis dan Ilmu Riwayah Hadis 6

2.3 Urgensi Ilmu Dirayah Hadis dan Kaidah Penerapannya 7

2.4 Hal-Hal yang Dibahas dalam Ilmu Dirayah Hadis 8

2.5 Kitab-Kitab Seputar Ilmu Dirayah Hadis 9

BAB III 10

PENUTUP 10

3.1 Kesimpulan 10

Daftar Pustaka 11
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Ulumul Hadis merupakan salah satu cabang ilmu keislaman yang sangat penting
keberadaannya. Sebab, ia membahas tentang seluk beluk sumber hukum kedua dalam Islam
yakni Hadis. Di antara bagian dari Ulumul Hadis adalah Ilmu Dirayah Hadis. Ilmu Dirayah
Hadis adalah ilmu yang membahas tentang para perawi dan yang diriwayatkan sehingga
dapat diketahui apakah suatu hadis itu dapat diterima atau tertolak.

Mempelajari Ilmu Dirayah Hadis menjadi begitu urgen mengingat sangat sedikitnya
orang yang mempelajari ilmu satu ini pada zaman sekarang. Bahkan, ada kesan ilmu ini
mulai diabaikan dan dilupakan oleh sebagian umat Islam. Padahal Ilmu Dirayah Hadis
memiliki banyak manfaat jika kita mempelajarinya. Selain kita dapat mengetahui kondisi
suatu hadis, mempelajarinya juga dapat membuat pikiran kita lebih kritis sehingga tidak
mudah dibohongi atau termakan dengan berita-berita hoax yang di masa sekarang banyak
tersebar.

Oleh sebab itulah, pembahasan Ilmu Dirayah Hadis layak digalakkan lagi, agar
khalayak umat Islam bisa mengenalnya lebih dekat dan merasakan dampak positifnya.
Diharapkan pula dengan mempelajari Ilmu Dirayah Hadis membuat kita semakin memahami
hukum-hukum Allah khususnya makna-makna yang terdapat dalam suatu hadis Nabi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud Ilmu Dirayah Hadis?


2. Apa perbedaan antara Ilmu Dirayah Hadis dan Ilmu Riwayah Hadis?
3. Mengapa kita perlu mempelajari Ilmu Dirayah Hadis dan bagaimana kaidah
penerapannya?
4. Apa saja yang dibahas dalam Ilmu Dirayah Hadis?
5. Apa saja kitab yang membahas seputar Ilmu Dirayah Hadis?

1.3 Tujuan
1. Memahami pengertian Ilmu Dirayah Hadis.
2. Mengetahui perbedaan antara Ilmu Dirayah Hadis dan Ilmu Riwayah Hadis.
3. Menjelaskan urgensi mempelajari Ilmu Dirayah Hadis.
4. Memaparkan hal-hal yang dibahas dalam Ilmu Dirayah Hadis.
5. Menyebutkan kitab-kitab yang membahas seputar Ilmu Dirayah Hadis.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ilmu Dirayah Hadis

Secara bahasa (etimologi), dirayah berasal dari kata dara-yadri-dirayatan yang


berarti ilmu atau pengetahuan. Setidaknya itulah makna dirayah dari segi bahasa sebagaimana
dijelaskan dalam berbagai kamus bahasa Arab seperti ‘Arabi ‘Aamah, Mukhtaar ash-
Shihaah, dan Lisaanul ‘Arab.

Adapun pengertian Ilmu Dirayah Hadis secara istilah (terminologi), para ulama
berbeda-beda dalam mendefinisikannya.

As-Suyuthi dalam Tadribur Raawi mengatakan, “Ilmu (dirayah) adalah ilmu yang
daripadanya kita mengetahui hakikat riwayat, syarat-syaratnya, macam-macamnya, hukum-
hukumnya, keadaan perawi, syarat-syarat para perawi, macam-macam yang diriwayatkan dan
segala yang berkaitan dengan hal tersebut.”

Pengarang kitab Irsyaadul Qaashid, Ibnul Akfani berkata, “(Ilmu Dirayah yakni)
Suatu ilmu yang dengannya dapat diketahui macam-macam riwayat, hukum-hukumnya,
syarat-syarat para perawi, sifat-sifat yang diriwayatkan, dan cara-cara menanggapi makna-
maknanya.”

Selain dua pengertian tersebut, ada berbagai macam pengertian Ilmu Dirayah lainnya
yang disebutkan oleh para ulama. Para ulama mutaakhkhirin meringkasnya menjadi, “Suatu
ilmu yang dengan ilmu tersebut diketahui keadaan perawi dan yang diriwayatkan dari segi
dapat diterima dan ditolaknya (suatu hadis).”

T. M. Hasbi Ash Shiddieqy dalam Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadits mengatakan,


“Ringkasnya, ilmu Hadits Dirayah ialah: sekumpulan kaidah dan masalah yang dengan
kaidah dan masalah itu dapat diketahui keadaan marwi (yang diriwaykan) dan keadaan
perawi, dari segi dapat tidaknya diterima riwayat mereka.”

2.2 Perbedaan Ilmu Dirayah Hadis dan Ilmu Riwayah Hadis


Dalam Ulumul Hadis, ada dua cabang ilmu yang sangat erat kaitannya dan saling
melengkapi satu sama lain, yakni Ilmu Dirayah Hadis dan Ilmu Riwayah Hadis. Sebetulnya
dua cabang ilmu ini memiliki pengertian dan ciri yang mirip dan hampir sama. Namun,
sebagian ulama memberikan batas pembeda antara dua cabang ilmu tersebut.

Ditinjau dari segala obyek pembahasan, Ilmu Dirayah Hadis dan Ilmu Riwayah Hadis
memiliki obyek pembahasan berbeda. Obyek Ilmu Dirayah Hadis ialah meneliti kelakuan
para perawi dan keadaan marwinya (sanad dan matan). Dari aspek sanadnya, diteliti tentang
keadilan dan kecacatannya, bagaimana mereka menerima dan menyampaikan hadisnya serta
sanadnya bersambung atau tidak. Sedang dari aspek matannya diteliti tentang kejanggalan
atau tidaknya, sehubungan dengan adanya nash-nash lain yang berkaitan dengannya.
(Maslani dan Ratu Suntiah, 2011: 75-76)

Sementara itu, obyek Ilmu Riwayah Hadis ialah membicarakan bagaimana cara
menerima, menyampaikan pada orang lain dan memindahkan atau membukukan dalam suatu
kitab hadis. Dalam menyampaikan dan membukukan hadis, hanya dinukilkan dan dituliskan
apa adanya, baik mengenai matan maupun sanadnya. (Maslani dan Ratu Suntiah, 2011: 76)

Ada pula yang berpendapat bahwa Ilmu Dirayah Hadis lebih menekankan pada sisi
rantai periwayatan hadis (sanad), sementara Ilmu Riwayah Hadis lebih memfokuskan pada
sisi makna kandungan isi (matan) hadis.

2.3 Urgensi Ilmu Dirayah Hadis dan Kaidah Penerapannya

Secara umum, menuntut ilmu termasuk Ilmu Dirayah Hadis memiliki keutamaan yang
begitu banyak. Ada beberapa hadis Nabi menyebutkan keutamaan bagi orang-orang yang
mempelajari ilmu hadis. Di antaranya hadis berikut ini:

“Semoga Allah mencerahkan orang yang mendengar hadis dariku, lalu dia
menghafalnya—dalam riwayat lain: lalu dia memahami dan menghafalnya—hingga
(kemudian) dia menyampaikannya (kepada orang lain). Terkadang orang yang membawa
ilmu agama menyampaikannya kepada orang yang lebih paham darinya, dan terkadang orang
yang membawa ilmu agama (malah) tidak memahaminya.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi,
Ibnu Majah, dan lainnya)
Adapun urgensi dan faedah dari mempelajari Ilmu Dirayah Hadis secara khusus
adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui mana hadis yang disandarkan pada Nabi yang harus kita terima
(maqbul) dan mana yang harus ditolak (mardud).

2. Dapat membantu untuk memahami makna suatu hadis.

3. Dapat mengetahui status hadis apakah ia shahih, hasan, dha’if, dan semacamnya.

Sedangkan untuk kaidah penerapan Ilmu Dirayah Hadis banyak hal yang mesti
dibahas. Dalam menentukan kualitas suatu hadis apakah ia kuat atau lemah, diterima atau
tertolak, ada sejumlah kaidah guna mengetahui dan mendapat kepastian hukumnya. Kaidah-
kaidah tersebut berkaitan dengan perawi dan yang diriwayatkan, sanad dan matannya. Guna
menerapkan kaidah-kaidah tersebut, kita mesti merujuk kepada kitab-kitab hadis dan juga
belajar langsung kepada para ulama hadis.

2.4 Hal-Hal yang Dibahas dalam Ilmu Dirayah Hadis

Dalam Ilmu Dirayah Hadis terdapat beberapa sub bahasan, di antaranya adalah:

1. Ilmu Rijalil Hadis

Ilmu ini membahas tentang keadaan para perawi dalam suatu sanad hadis baik dari
kalangan sahabat, tabiin, maupun sesudahnya. Dengan ilmu ini kita dapat mengetahui
biografi perawi hadis, keadaan dirinya, sifat-sifat, serta hal-hal lain yang membuat kita dapat
mengetahui apakah riwayat darinya dapat diterima atau tidak.

2. Ilmu Jarh wat Ta’dil

Ilmu ini sebetulnya masih merupakan bagian dari Ilmu Rijalil Hadis. Namun, Ilmu
Jarh wat Ta’dil memiliki pengertian dan ruang lingkup lebih spesifik.

Asy-Syaikh ‘Abdurrahman al-Mu’allimi al-Yamani mengatakan bahwa Ilmu Jarh wat


Ta’dil ialah ilmu yang mempelajari tentang al-jarh (celaan) dan at-ta’dil (pujian) terhadap
seorang perawi melalui lafaz-lafaz penilaian tertentu, sekaligus untuk mengetahui tingkatan
lafaz-lafaz tertentu.
3. Ilmu Ilalil Hadis

Ilmu ini membahas tentang sebab-sebab kecacatan suatu hadis, yang mana kecacatan
atau penyakit tersebut tersembunyi, tidak nyata, dan perlu penelitian yang sangat jeli untuk
mengetahui sisi illat tersebut.

4. Ilmu Nasikh wa Mansukh

Ilmu yang membahas tentang hadis-hadis yang menghapus (nasikh) dan terhapus
(mansukh) hukumnya. Misalkan ada dua buah hadis yang kelihatannya tampak berlawanan,
boleh jadi sebenarnya dua hadis tersebut salah satunya adalah hadis yang menghapus hukum
dari hadis yang lainnya.

5. Ilmu Mukhtaliful Hadis

Ilmu ini membahas tentang hadis-hadis yang secara zahir tampak bertentangan.
Dengan ilmu ini kita bisa mendapati bahwa sebetulnya hadis-hadis yang tampak bertentangan
bisa saling dikompromikan maknanya dengan suatu cara tertentu.

2.5 Kitab-Kitab Seputar Ilmu Dirayah Hadis

Ada banyak sekali kitab-kitab yang membahas khusus seputar Ilmu Dirayah Hadis.
Kita telah mengenal kitab-kitab seperti Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud,
Sunan At-Tirmidzi, Sunan Ibnu Majah, Sunan An-Nasa’i, dan lain sebagainya. Namun, ada
beberapa lagi kitab-kitab Ilmu Dirayah Hadis yang perlu untuk diketahui. Di antaranya
adalah kitab-kitab berikut ini:

1. Lisanul Mizan karya Ibnu Hajar al-Asqalani

2. Ats-Tsiqah karya Ibnu Hibban al-Busti

3. Al-‘Ilal karya At-Tirmidzi

4. Al-Jarh wat Ta’dil karya Ibnu Abi Hatim

5. Mizanul I’tidal fi Naqd ar-Rijal karya Adz-Dzahabi


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ilmu Dirayah Hadis adalah ilmu yang membahas hakikat riwayat, syarat-syaratnya,
macam-macamnya, hukum-hukumnya, keadaan perawi, syarat-syarat para perawi, macam-
macam yang diriwayatkan dan segala yang berkaitan dengan hal tersebut. Dapat juga
diartikan Ilmu Dirayah Hadis sebagai ilmu untuk mengetahui status suatu hadis dari sisi
perawi dan yang diriwaytkan, apakah ia dapat diterima atau tertolak. Ilmu Dirayah Hadis dan
Ilmu Riwayah Hadis adalah dua cabang ilmu yang saling melengkapi. Banyak sekali urgensi
mempelajari Ilmu Dirayah Hadis. Sejumlah ulama telah menulis kitab-kitab tentang Ilmu
Dirayah Hadis. Dengan hal-hal itu, Ilmu Dirayah Hadis tampak sangat penting dan perlu
sekali untuk dipelajari.
Daftar Pustaka:

1. Ash Shiddieqy, T. M. Hasbi. 1987. Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadits. Jakarta: PT.
Bulan Bintang.
2. Ash Shiddieqy, T. M. Hasbi. 1974. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits. Jakarta: PT.
Bulan Bintang.
3. Maslani dan Ratu Suntiah. 2011. Ikhtisar Ulumul Hadits. Bandung: Sega Arsy.
4. https://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=375030 [Diakses 18 September
2018]
5. https://almaany.com [Diakses 18 September 2018]

Anda mungkin juga menyukai