Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Filsafat merupakan sebuah disiplin ilmu yang terkait dengan perihal kebijaksanaanKebijaksanaan yang merupakan titik ideal dalam kehidupan manusia, karena ia dapat menjadikan manusia untuk bersikap dan bertindak atas dasar pertimbangan kemanusiaan yang tinggi (actus humanus), bukan asal bertindak sebagaimana yang bisa dilakukan manusia actus homini). Pemikiran filsafat diidentifikasikan sebagai sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat juga dianggap sebagai kreasi berpikir dengan menggunakan metode- metode ilmiah untuk memahami dunia dimana kita hidup. Filsafat telah berhasil mengubah pola pemikiran bangsa Yunani kuno dan umat manusia dari pandangan yang mitosentris, yang manganggap semua kejadian di alam ini dipengaruhi oleh Dewa. Dengan filsafat, fola fikir semacam itu berubah dengan pola pikir yang bergantung kepada rasio. Pada perkembangan selanjutnya ilmu terbagi dalam beberapa disiplin, yang membutuhkan pendekatan , sifat ,objek dan ukuran yang berbeda antara disiplin ilmu yang satu dengan yang lainnya. pada gilirannya, cabang ilmu semakin subur dengan segala variasinya.namun, tidak dapat juga di pungkiri bahwa bahwa ilmu yang terpesialisasi itu semakin menambah sekat-sekat antara satu disiplin ilmu dengan ilmu yang lain. Namun, tidak dapat juga dipungkiri ilmu yang terspesialisasi semakin menambah sekat-sekat antara satu disiplin ilmu dengan disilin ilmu yang lain. Tidak hanya sekat-sekat antara ilmu dengan arogansi ilmu, akan tetapi terpisahnya ilmu dengan itu dengan nilai luhur ilmu, yaitu untuk untuk menyejahterakan umat manusia, seperti pemanasan global dan dehumanisasi. Filsafat berusaha mengembalikan ruh dan tujuan ilmu agar ilmu tidak menjadi bumerang bagi kehidupan manusia , disamping itu salahsatu tujuan filsafat untuk mempertegas bahwa ilmu dan teknologi adalah instrumen bukan tujuan. Dalam masyarakat beragama, ilmu adalah bagian yang tidakbisa terpisahkan dari nilai-nilai ketuhanan karena sumber ilmu yang hakiki adalah dari Tuhan, manusia hanya menemukan itu kemudian merekayasanya untuk dijadikan instrumen kehidupan. Manusia dalah ciptaan tuhan yang 1

paling tinggi derajatnya dibandingkan dengan makhluk lainya karena manusia diberi daya berpikir. Daya piker inilah yang menemukan nilai-nilai ilmiah

1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalah makalah ini adalah bagaimana perkembangan filsafat dari zaman yunani sampai sekarang ?.

1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini antara lain penulis dapat mengetahui perkembangan filsafat dari zaman yunani samapai sekarang.

BAB II PEMBAHASAN

Usaha mula-mula di bidang keilmuan yang tercatat dalam lembaran sejarah dilakukan oleh bangsa mesir, di mana banjir Sungai Nil yang terjadi tiap tahun ikut menyebabkan berkembangnya sistem almanak, geometri dan kegiatan survey. Keberhasilan ini kemudian diikuti oleh bangsa Babylonia dan India yang memberikan sumbangan sumbangan yang berharga meskipun tidak seintensif kegiatan bangsa Mesir. Setelah ini muncul bangsa Yunani yang menitik beratkan pada pengoranisasian ilmu di mana mereka bukan saja menyumbang perkembangan ilmu dengan astronomi, kedokteran, dan sistem klasifikasi Aristoteles, namun juga silogisme yang menjadi dasar bagi penjabaran secara deduktif pengalaman-pengalaman manusia.

2.1 Zaman Yunani Pola pikir manusia pada periode ini masih menganut paham mitosenteris (mitos). Namun, ketika filsafat diperkenalkan pola pikir manusia mulai berobah karena selama ini alam ditakuti dan dijauhi kemudian didekati bahkan dijadikan objek penelitian dan

pengkajian. Dari proses inilah kemudian ilmu berkembang dari rahim filsafat, yang akhirnya kita nikmati dalam bentuk teknologi. Filosof alam dianggap tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan maka muncul masa transisi, yakni penelitian terhadap alam tidak menjadi focus utama, tetapi sudah mulai menjurus pada manuasia, sehingga timbullah kaum Sofis. Selain mengajarkan pengetahuan kepada kaum muda, kaum ini juga memulai kajian tentang manusia dan menyatakan bahwa manusia adalah ukuran yang kebenaran. Tokoh utamanya adalah Protagoras (481-411 SM). Ia mengatakan bahwa manusia adalah ukuran kebenaran. Namun, pendapat kaum Sofis ini dibantah oleh generasi setelah mereka seperti Socrates, Pluto, Aristoteles. Mereka menolak paham relativisme kaum Sofis. Menurut mereka, ada kebenaran objektif yang tergantung kepada manusia. Socrates berpendapat bahwa ajaran dan kehidupan adalah satu dan tak dapat dipisahkan satu dengan yang 3

lainnya. Oleh karana itu, dasar dari segala penelitian dan pembahasan adalah pengujian diri sendiri. Bagi Socrates, pengetahuan yang sangat berharga adalah pengetahuan tentang diri sendiri. Berbeda dengan Aristoteles (384-322 SM), Aristoteles mengembangkan teori pengetahuan dengan menempuh jalan atau metode abstraksi. Menurut Aristoteles ada tiga macam abstaksi, yakni abstraksi fisis, abstraksi matematis, metafisis. Pada zaman Yunani kuno, ilmu pengetahuan mendapat zaman keemasannya, karena pada zaman ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena bangsa Yunani pada masa itu tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Namun setelah wafatnya Alexander The Great dan terpecahnya kerajaan Macedonia menjadi kerajaan-kerajaan kecil, filsafat mengalami kemunduran. Akan tetapi sifat rasional itu masih digunakan selama berabad-abad sesudahnya sampai sebelum filsafat rasional benar-benar tenggelam pada masa Skolastik.

2.2 Zaman Klasik Setelah periode emas filsafat rasional memudar dengan datangnya periode Skolastik sekitar abad ke-5 sampai ke-13 di Eropa. Munculnya aliran ini sebagai akibat dari ditutupnya pendidikan kefilsafatan aliran-aliran Yunani kuno. Sementara itu, agama Kristen tampil sebagai pengganti kesenjangan kehidupan ruhani. Tetapi pada kenyataannya, agama Kristen tidak sama sekali meninggalkan nilai-nilai kefilsafatan Yunani Kuno. Sementara itu, filsafat Yunani berkembang pesat di jazirah Arab, khususnya pada masa pemerintahan Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah. Ilmu berkembang sangat maju dan pesat. Kemajuan ini membawa Islam pada masa keemasannya, di mana pada saat yang sama wilayah-wilayah yang jauh di luar kekuasaan Islam masih berada pada masa kegelapan peradaban (Dark Age). Dalam sejarah Islam, kita mengenal nama-nama seperti Al-Mansur, Al-Mamun, dan Harun Al-Rasyid, yang memberikan perhatian teramat besar bagi perkembangan ilmu di dunia Islam. Pada masa pemerintahan Al-Mansur misalnya, proses penerjemahan karya-karya filosof Yunani ke dalam bahasa Arab berjalan dengan pesat. Pada masa pemerintahan Harun Al-Rasyid (789-809 M) proses penerjemahan itu juga masih terus berlangsung. Harun memerintahkan Yahya bin Masawayh (857 M), seorang dokter istana, 4

untuk menerjemahkan buku-buku kuno mengenai kedokteran. Di masa itu juga diterjemahakan karya-karya dalam bidang astronomi, sererti Siddhanta; sebuah risalah India yang diterjemahkan oleh Muhammad Ibn Ibrahim al-Fazari (806 M). Selanjutnya, pada masa kejayaan ini, terdapat juga tokoh-tokoh filsafat yang bergelut secara serius dalam kajian-kajian di luar filsafat. Hal ini bisa dipahami karena adanya kenyataan bahwa mereka menganggap ilmu-ilmu rasional sebagai bagian dari filsafat. Atas dasar inilah mereka memperlakukan persoalan-persoalan fisika sebagaimana mereka memperlakukan maslah-maslah yang bersifat metafisik. Salah satu bukti nyata dari ini adalah kitab al-Syifa, sebuah ensiklopedia filsafat Arab yang terbesar, yang berisi empat bagian. Bagian I mengenai logika, bagian II tentang fisika, bagaian III tentang matematika, dan bagian IV tentang metafisika. Dalam bagian fisika, Ibnu Sina memasukan ilmu-ilmu psikologi, zoologi, geologi, dan botani, dan pada bagian matematika ia membahas geometri, ilmu hitung, astronomi, dan musik. Selain tokoh di atas, kita juga mengenal Al-Kindi, seorang ilmuan yang lebih sering disebut saintis ketimbang filosof, yang berminat besar dalam bidang matematika dan fisika. Tokoh lainya adalah Al-Farabi yang mengadakan penelitian dalam bidang geometri dan mekanika, dan dia juga adalah seorang musikus Muslim terbesar. Salah satu karyanya dalam bidang musik adalah Kitab Al-Musiqi Al-Kabir. Sederetan nama yang penulis sebutkan di atas hanya sebagian kecil saja dari para saintis dan juga filosof Muslim yang memberikan sumbangan tak bernilai bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Selain mereka tentu masih banyak tokoh-tokoh lain yang karena alasan pembatasan pembahasan, tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

2.3 Zaman Renainssance Pada abad pertengahan, ada peralihan masa skolastik kepada masa Renaissance yang menandakan era kebangkitan kembali pemikiran yang bebas dari dogma-dogma agama. Renaissance ialah zaman peralihan ketika kebudayaan Abad pertengahan mulai berubah menjadi kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran yang bebas. Manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usahanya sendiri, tidak didasarkan atas campur tangan ilahi. Pada zaman inilah penemuan ilmu pengetahuan modern mulai dirintis. Ilmu pengetahuan yang berkembang maju pada masa ini adalah bidang astronomi. Tokoh-tokoh yang terkenal seperti Roger Bacon (1561-

1626), Copernicus, Johannes Keppler, Galileo Galilei. Berikut cuplikan pemikiran para filsuf tersebut. 1. Roger Bacon, Berpendapat bahwa filsafat harus dipisahkan dari teologi, tidak

dicampur-adukanseperti pada aliran skolastisisme. Ia tetap menerima ajaran agama. Meskipun ia menyakini bahwa penalaran dapat menunjukan adanya tuhan, ia menganggap segala sesuatu yang lain dalam teologi hanya dapat diketahui melalui wahyu. Sedangkan filsafat harus sepenuhnya bergantung pada penalaran. 2. Copernicus, dia adalah seorang tokoh gereja ortodoks, ia menemukan bahwa matahari berada di pusat jagad raya, dan bumi memiliki dua macam gerak, yaitu perputaran sehari-hari pada porosnya dan gerak tahunan mengelilingi matahari. 3. Johannes Keppler(1571-1630), menemukan tiga buah hukum yang melengkapi penyelidikan Tycho Brahe sebelumnya, yaitu: Bahwa gerak benda angkasa itu ternyata bukan bergerak mengikuti lintasan circle, namun gerak itu mengikuti elips. Orbit semua planet berbentuk elips. Dalam waktu yang sama, garis penghubung antara planet dan matahari selalu melintasi bidang yang luasnya sama. Dalam hitungan matematika terbukti bahwa bila jarak rata-rata dua planet A dan B dengan Matahari Adalah X dan Y, sedangkan untuk melintasi orbit masingmasing adalah P dan Q, maka P2 : Q2 = X3 : Y3. 4. Galileo Galilei(1546-1642),membuat teropong bintang raksasa pada masa itu dan mengamati beberapa peristiwa angkasa secara langsung. Ia menemukan beberapa peristiwa penting dalam bidang astronomi. Ia melihat bahwa planet Venus dan Marcurius menunjukkan perubahan-perubahan seperti halnya bulan, sehingga ia menyimpulkan bahwa planet-planet tidaklah memancarkan cahaya sendiri, melainkan hanya memantulkan cahaya dari matahari.

2.4 Revolusi Prancis Revolusi Perancis adalah masa dalam sejarah Perancis antara tahun 1789 dan 1799 di mana para demokrat dan pendukung republikanisme menjatuhkan monarki absolut di Perancis dan memaksa Gereja Katolik Roma menjalani restrukturisasi yang radikal. Revolusi Perancis, sebuah transformasi besar dalam sistem politik dan masyarakat Perancis, terjadi dalam kurun waktu 1789-1799. Selama berlangsungnya revolusi itu, di Perancis terjadi transformasi besar-besaran. Dari negara monarki absolut, di mana raja 6

memiliki kekuasaan mutlak, menjadi sebuah negara republik merdeka, di mana rakyat memiliki kekuasaan dan adanya batasan kekuasaan bagi pemerintah. Banyak faktor yang menyebabkan revolusi ini. Salah satu di antaranya adalah karena sikap orde yang lama terlalu kaku dalam menghadapi dunia yang berubah. Penyebab lainnya adalah karena ambisi yang berkembang dan dipengaruhi oleh ide Pencerahan dari kaum borjuis, kaum petani, para buruh, dan individu dari semua kelas yang merasa disakiti. Sementara revolusi berlangsung dan kekuasaan beralih dari monarki ke badan legislatif, kepentingan-kepentingan yang berbenturan dari kelompok-kelompok yang semula bersekutu ini kemudian menjadi sumber konflik dan pertumpahan darah. Sebab khusus terjadinya revolusi Perancis adalah karena masalah penghamburan uang negara yang dilakukan oleh permaisuri raja Louis XVI yakni Marie Antoinette beserta putri-putri istana lainnya. Klimak dari situasi tersebut adalah serangan terhadap penjara Bastille tanggal 14 juli 1789. Penjara ini merupakan lambang kekuasaan dan kesewenangan raja-raja Louis. Semboyan revolusi perancis adalah Liberte (liberty = kebebasan), Egalite (Equality = persamaan), Fraternite (Fraternity = persaudaraan). Lagu kebangsaan perancis adalah La marseillaise dan tanggal 14 juli diperingati sebagai hari nasional Perancis. Sebab-sebab Revolusi Perancis mencakup hal-hal di bawah ini:

Kemarahan terhadap absolutisme kerajaan. Kemarahan terhadap sistem seigneurialisme di kalangan kaum petani, para buruh, dan -sampai batas tertentu -kaum borjuis.

Bangkitnya gagasan-gagasan Pencerahan Utang nasional yang tidak terkendali, yang disebabkan dan diperparah oleh sistem pajak yang tak seimbang.

Situasi ekonomi yang buruk, sebagian disebabkan oleh keterlibatan Perancis dan bantuan terhadap Revolusi Amerika.

Kelangkaan makanan di bulan-bulan menjelang revolusi. Kemarahan terhadap hak-hak istimewa kaum bangsawan dan dominasi dalam kehidupan publik oleh kelas profesional yang ambisius.

Kebencian terhadap intoleransi agama. Kegagalan Louis XVI untuk menangani gejala-gejala ini secara efektif

Akibat adanya revolusi Prancis, terjadi perubahan dalam berbagai bidang termasuk bidang budaya dan filsafat di Eropa Barat dan timbul aliran liberalisme dan individualisme. 2.5 Zaman Modern Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah dirintis sejak Zaman Renaissance. Rene Descartes, tokoh yang terkenal sebagai bapak filsafat modern, adalah seorang ahli ilmu pasti. Penemuannya dalam ilmu pasti adalah sistem koordinat yang terdiri atas dua garis lurus X dan Y dalam bidang datar.Isaac Newton dengan temuannya teori gravitasi. Charles Darwin dengan teorinya strunggle for life (perjuangan untuk hidup). Dan Joseph Black dengan gas CO2 temuannya. Berikut penjelasan sekilas dari filsuf-filsuf tersebut. 1. Isaac Newton, berperan dalam ilmu pengetahuan modern terutama penemuannya dalam dalam tiga bidang, yaitu teori Gravitasi, perhitungan Calculus, dan optika. 2. Charles Darwin, dikenal sebagai penganut teori evolusi yang fanatik. Darwin menyatakan bahwa perkembangan yang terjadi pada makhluk di bumi terjadi karena seleksi alam. 3. Joseph Black, dikenal pelopor dalam pemeriksaan kualitatif, ia menemukan gas CO2. Ia melakukan pemanasan terhadap kapur. Hawa yang keluar kemudian dialirkan melalui air kapur yang sudah disaring terlebih dahulu. Pada waktu hawa yang keluar dari kapur mengalir, maka air kapur yang jernih menjadi keruh.

2.6 Zaman Kontemporer Fisikawan termasyhur abad ke-20 adalah Albert Einstein. Ia menyatakan bahwa alam itu tidak terhingga besarnya dan tidak terbatas,tetapi juga tidak berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu. Einstein percaya akan kekekalan materi. Ini berarti dia percaya bahwa alam semesta ini bersifat kekal, atau dengan kata lain dia tidak mengakui adanya penciptaan alam. Di samping teori fisika, teori alam semesta, dan lain-lain,

Di tahun 2000, Prof. Gerald Schatten dari Oregon Health Sciences University, Amerika, berhasil membuat kera cloning yang diberi nama Tetra. Teknik yang digunakan adalah pembagian embrio atau Embryo Splitting Technique (EST). Begitulah teknik rekayasa genetika berkembang dari waktu ke waktu. Dan setelah berbagai keberhasilan teknik Kloning yang telah pernah dilakukan, para ahli malah lebih berencana menerapkan teknik Kloning pada manusia. Dari ide inilah, wacana Kloning menjadi sesuatu yang semakin kontroversial.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Berdasarkan paparan singkat perkembangan sejarah ilmu pengetahuan sejak kelahirannya pada zaman Yunani sampai sekarang, maka secara singkat dapat ditegaskan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini tidak dapat dilepaskan dari peran dan pengaruh awal tonggak ilmu pengetahuan, yaitu Yunani. Perkembangan ini berkembang sebagai reaksi dari ilmu pengetahuan yang sudah ada, sehingga mengantarnya pada inovasi yang tiada henti, baik didorong dengan semangat evolusi ataupun revolusi. Jadi, perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidaklah berlangsung secara mendadak, melainkan secara bertahap, sehingga dapat memudahkan manusia dalam menjalankan aktivitasnya, walaupun di satu sisi juga menyumbangkan kemudhratan bagi kehidupan manusia itu sendiri.oleh karena itu seiring perputaran jaman mamfaatkan lah dengan sebaik mungkin. 3.2 Saran Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat dijadikan sebagai acuan pembuatan laporan selanjutnya.

10

Anda mungkin juga menyukai