Anda di halaman 1dari 4

Nama : Sahril Humolungo

Nim : 291417064

Kelas : B (Ilmu Komunikasi)

Resume :

Fenomenologi Dari Percabangan Filsafat Sampai Penelitian

Tentang Fenomenologi Awal

Filsuf bernama plato mendefiniskan fenomenologi adalah studi tentang struktur


pengalaman, atau struktur kesadaran. Menurutnya fenomenologi sama saja dengan
fenomena, tentang sesuatu yang muncul dari kesadaran pengalaman orang lain,
termasuk cara kita memberikan makna terhadap hal-hal yang mengemuka dari
pengalaman tersebut. Hal-hal yag berkaitan dengan mendengar,FILSAFAT
melihat,KOMUNIKASI
meraba atau
1
hasil kerja indra manusia adalah pengalaman dari tubuh yang terdeskripsi secara
fenomenologis.

Ternyata fenomenologi sekarang ini adalah pengembangan visi Edmund Husserl


ketika dia meluncurkan buku Logical Investigations. Dalam buku inilah Husserl
merumuskan fenomenologi klasik yang pada waktu itu dianggap sebagai psikologi
deskriptif atau sering disebut fenomenologi realis.

Ada lima term yang dicantumkan Husserl yakni 1) Intentionality, yakni


kesadaran selalu merentang antara subjek terhadap objek. 2) Intuition, objek yang
disengaja otomatis hadir dalam mempermainkan subjek. 3) Evidence, objek yang
diterima disadari dan dianggap kebenaran. 4) Noesis dan Noema, tindakan seseorang
memberikan karakter. 5) Emphaty dan Intersubjectivity, proses keterlibatan orang lain
dalam suatu kejadian. 6) Lifeworld, diartikan sebagai tempat yang didiami oleh
manusia.

Kemudian Martin Heidegger dalam buku Being and Time mengkritik dan
memperluas visi Husserl dengan menambah ide mencakup pemahaman terhadap
pengaalaman being itself. Ia memberikan pertaanyaan yaitu apakah ada fenomenologi
Husserl semacam ontologi? Husserl dan Heidegger tak bisa menjawabnya. Sehingga
Heidegger tampil dengan gagasan fenomenologi eksistensial.

Apapun perbedaan mereka yang kemudian diikuti oleh Sarte tetap mendasarkan
bahwa realitas dunia yang terdiri atas benda-benda dan atau peristiwa/fenomena
kemudian didasarkan pada kesadran manusia.. hal ini membuktikan bahwa
fenomenologi adalah studi bagaimana kita memahami pengalaman orang lain, baik
individu maupun kelompok. Dari menomenologi kita mendapati deskripsi bagaimana
seseorang berorientasi kepada pengaaman hidup, memuaskan rasa ingin tahu dia tentang
dunia dimana kita semua hidup. Kita bisa mengatakan bahwa fenomenologi tersusun
atas beberapa asumsi, yaaiatu fenomenologi menampilkan pengalaman manusia yang
yang bersifat inheren dan subjektif. Kedua, fenomenologi menjelaskan pengalaman
subjektif sebagai esensi dari strukter pengalaman manusia, ketiga, fenomenologi
membuat kita dapat mengakses struktur pengalaman dengan mendeskripsiskan
pengalaman.

2 Intinya adalah pokok bahasan fenomenologi terletak FILSAFAT


pada bagaimana kita
KOMUNIKASI
memberikan makna terhadap pengalaman. Oleh karena itu fenomenologi intinya
membahas 2 pokok bahasan yang saling berkaitan yaitu fenomenologi sebagai cabang
filsafat, dan fenomenologi sebagai metode penelitian

Fenomenologi Sebagai Cabang Filsafat

Bagaimanapun keberadaan fenomenelogi meskipun memiliki ide yang berbeda-


beda, tetapi tetap bersumber pada disiplin kunci filsafat. Seperti garis besar metafisika,
epistemologi, logika dan etika. Menurut Hegel fenomenologi merupakan suatu
pendekatan filsafat yng dimulai dengan eksplorasi fenomena. Menurut Hegel
fenomenologi berlangsung melalui beberapa dialetika yaang mewakili pola pikir yang
berbeda atau tergantung pada interpretasi setip orang. Kemudian menurut Edmund
Husserl, fenomenologi merupakan suatu pendekatan filsafat yang mengambil
peenglamn intuitif fenomena yang dijadikan sebagai titk awal dan sekaligus dari sana
pula kita mengestrak esensi pengalaman orang lain. Fenomenologi ini disebut
fenomenologi tramsdental. Selanjutnya Merleau-Pontu dan Jeal-Paul Sartre menolak
keeyakinan Husserl atas fenomenologi transdental ini. Mereka mengatakan bahwa kita
tidak dapat menjelaskan sesuatuyang terlalu umum, apalagi yang sangat transdental,
yang diperlukan adalah menjelaskan pengalaman sehari-hari dari masisng-msing
individu.

Lalu selanjutnya Martin Heidegger memberikan pendapatanya tentang


fenomenologi. Yaitu fenomenologi membuat kita harus bergerak dari sekadar dunia
makhluk ke arah tertentu untuk menangkap apa yang berbeda di balik kehidupan
makhluk tersebut, atau yang disebut fenomenologi eksistensial. Harus diakui bahwa
sering terjadi perseteruan anatara fenomenolog Husserl dan Heidegger yang turut
memengaruhi perkembangan fenomenologi eksistensial dan eksistensialisme.

Fenomenologi Sebagai Metodologi Peneelitian

Metodologi adalah sesuatu yang lebih mendasar dan mendalam dari sekdar
metode. Metodologi yang mendasari fenomenologi mencakup empat tahap, yaitu:
Bracketing, adalah proses mengidentifikasi dengaan menunda setiaap keyakinan dan
opini yang sebelumnya terbetuk. Intuition, adalah ketika seorang peneliti tetap terbuka
untuk mengaitkan makna-makna fenomena tertentu dengan orang yang telah
3 FILSAFAT KOMUNIKASI
mengalaminya. Analysing, yaitu proses seperti coding, kategorisasi sehingga membuat
sebuah pengalaman mempunyai makna yang penting. Setiap peneliti diharapkan
mengalami kehidupan dengan data yang akan dia deksrripsikan. Describing, yaitu
menggambarkan, tahap ini peneliti mulai memahami dan bisa mendefinisikan fenomena
menjadi fenomenon (fenomena yang terjadi).

Beberapa Isu Utama Fenomenologi Sebagai Metode

Penelitian fenomenologis adalh penelitian yang mencoba memahami persepsi


masyarakat, perspektif, dan pemahaman dari situasi tertentu. Dengan demikian sebuah
fenomenologis mencoba untuk menjawab pertanyaan bagaimana rasanya mengalami hal
ini dan itu.

Ada beberapa generalisasi atas sebuah pengalaman, pertama adalah


fenomenologi sebagai metode penelitian kualitatif. Eugene Taylor mengemukakan
bahwa dari fenmenologi kita dapat berurusan dengan proses pembuatan atau penyusuna
ilmu pengetahauan di mana kita bergerak dari pengamatan self ke titik eksistensial.
Taylor malah menegaskan bahwa pilihan ini bukan sekedar sebuah metode, tetapi
strategi penelitian yang dapat mengarahkan kita memahami keseluruhan penelitian.
Penelitian empiris dan teoritis dua hal yang menjadi bgian dari metoe penelitian yang
terkait denga fenomenologi.

Fenomenologi adalah salah satu dari banyak jenis penelitian kualitatif yang
digunakan untuk meneliti pengalaman hidup manusia. Peneliti fenomenologi berharap
untuk memperoleh pemahaman tentang kebenaran yang esensial dari pengalaman hidup.
Fenomenologi mengasumsikan bahwa pengetahuan dapat diperoleh dengan
berkonsentrasi pada fenomena yang dialami oleh orang-orang.

Fenomenologi sebagai prspektif penelitian, fenomenlogi sebagai perpspektif


penelitian dapat dipelajari dalam beberapa term domains of inquiry dengan mengtakan
bahwa 1) kita harus dapat membedakan penggunaan tradisi atauorientasi fenomenologi
seperti fenomonelogi transdental, eksistensial, hermeneutik, sejarah, etika dan
fenomenologi bahasa. 2) penelitian fenomenologi lebih dominan pada hal-hal yang
berasal dari sumber-sumber yang berbeda. 3) penelitian fenomenologi hanya dapat
dipahami dari segi filosofis atau siskap metodologis. 4) penelitian fenomenologis tidak
4 dapat dipisahkan dari praktik penulisan. 6) penelitian fenomenologis
FILSAFATmembantu kita
KOMUNIKASI
untuk dapat mempelajari konsekuensi praktis seuah penelitian bagi kehidupan manusia.

Fenomenologi sebagai metode penelitian. Jika demiakn, maka dapat dipandang


sebagai studi tentang fenomena, studi tentang sifat dan makna. Penelitian semacam ini
terfokus pada cara bagaimana kkita mempersepsi realitas yang tampak melalui
pengalaman atau kesadaran, jadi tugas peneliti fenomenologis bertujuan untuk
mendeskripsikan realitas yang tampak melalui pengalaman itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai