MODREN
Disusun
Oleh:
FAKULTAS FKIP
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nyalah maka saya boleh menyelesaikan
sebuah makalah dengan tepat waktu.
ii
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 4
PEMABAHSAN ..................................................................................................... 4
iii
BAB II ................................................................................................................... 27
KESIMPULAN ..................................................................................................... 27
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
menghindari konflik dan juga tidak memihak pihak tertentu di Madinah pada abad
dan Multi-religi. Piagam Madinah juga disebut sebagai konstitusi negara pada saat
itu karena dibuat untuk mempersatukan golongan Yahudi dan Bani Qoinuqo, Bani
Nadhir dan juga Bani Quraidlah, yaitu masyarakat yang ada di Madinah pada masa
itu yang langsung di bentuk oleh Nabi Muhammad saw, untuk membentuk suatu
perjanjian yang isinya melindungi hak-hak azasi manusia dan hidup rukun
berdampingan antar umat Beragama ada pula makud dan tujuan dari dibentuknya
piagam madinah ini misalkan komunitas muslim diserang oleh komunistas lain dari
Beliau menyadari, tanpa adanya acuan bersama yang mengatur pola hidup
masyarakat yang majemuk itu, konflik-konflik diantara berbagai golongan itu akan
menjadi konflik terbuka dan pada suatu saat akan mengancam persatuan dan
penduduk yang terdiri dari berbagai kalibah (Kaum) yang menjadi penduduk
nabi hajrah untuk mendamaikan koflik tersebut dan membuat konstitusi Madinah
1
atau Piagam Madinah, konstitusi Madinah ialah sebuah dokum yang disusun oleh
dengan tujuan untuk menghentikan pertentangan sengit antara Bani `Aus dan Bani
Yathrib dengan tujuan supaya Nabi dapat menyatukan masyarakat yang berselisih
dan menjadi pemimpin yang diterima oleh semua golongan. Piagam ini disusun
2014:3).
bahwa dia bukan seorang Yahudi menjadi problematik bagi mereka yang menganut
teologi Yahudi dengan tegas. Perpecahan antara kaum Yahudi yang meyakini
dirinya bangsa terpilih oleh Tuhan dan kaum muslim yang mendukung persatuan
umat manusia akan menimbulkan ketegasan serius di dua kelompok ini, dalam
Berdasarkan latar belakang diaatas adapaun rumusan maslah pada makalah ini
adalah:
2
1. bagaimana konstitusi Madinah?
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMABAHSAN
2.1 konstitusi Madinah
Istilah piagam Madinah atau dalam bahasa Arab mitlaq al-Madinah adalah
sebutan bagi shahifah yaitu suatu lembaran yang tertulis atau kitab yang tertulis
oleh Nabi Muhammad SAW. Kata piagam menunjukkan kepada naskah, sedangkan
adalah dokumen tertulis yang dibuat oleh penguasa atau badan pembuat undang-
undang yang mengakui hak-hak rakyat, baik hak-hak kelompok sosial maupun hak
individu. Piagam juga berarti setiap surat atau dokumen resmi seperti perjanjian,
suatu hal disebut piagam (charter).1 Dari pengertian diatas, dapat dipahami bahwa
kewajiban mereka, menetapkan hubungan baik dan kerja sama serta hidup
yang dibangun dan terangkum dalam butir butir piagam yang terdiri 47 pasal.
1
Suyuthi Pulungan, Prinsi-Prinsip Pemerintahan Dalam Piagam Madinah Ditinjau Dari
Pandangan Al-Qur‟an, (Jakarta: Rajawali Press, 1996), Hlm. 14-15.
4
keadilan, persamaan hak dan kewajiban, hidup bertetangga, pertahanan dan
1) Kaum Muhajirin dan Anshar serta siapa saja yang ikut berjuang bersama
3) Jaminan Tuhan hanya satu dan sama untuk semua melindungi orang-orang
membela golongan lain, dan siapa saja kaum Yahudi yang mengikuti
orang muslim.
6) Kaum Yahudi adalah umat yang satu bersama kaum muslimin. Mereka
2
Suyuthi Pulungan, Prinsip-Prinsip Pemerintahan.., hlm. 9
3
Zainal Abidin Ahmad, Membentuk Negara Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1956), hlm. 78-
5
7) Sesungguhnya tetangga adalah seperti diri kita sendiri, tidak boleh dilanggar
diterapkan di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat bahwa dengan banyak suku, ras,
yang beraneka ragam dikumpulkan menjadi satu satu negara, namun perbedaan
terdapat 10 Bab dan 47 pasal, yang didahului dengan mukaddimah, yakni Bab 1.
Pembentukan Bangsa dan Negara (pasal 1) II, Hak Asasi Manusia (pasal 2-10), III.
Persatuan seagama (pasal 11-15), IV. Persatuan Segenap Warga (pasal 16-24) V.
Golongan Minoritas (pasal 25-55) VI. Tugas Warga Negara (pasal 36-38) VII.
Melindungi Negara (pasal 39-41) VIII. Pemimpin Negara pasal 42-44) IX. Politik
terpisahkan dari piagam Madinah, karena setelah terbentuk negara Madinah dan
kemudian dibuat suatu perjanjian tertulis yang disebut piagam madinah, maka
bukan hanya sebagai kepala negara Madinah (eksekutif) akan tetapi beliau juga
sebagai legislatif, yang membuat konstitusi tertulis yaitu piagam Madinah. Menurut
pakar politik bahwa konstitusi pertama di dunia adalah Konstitusi Madinah. Kaum
Muslimin merupakan ummah yang identitas dan keterkaitan utamanya tidak lagi
4
M. Nashir Rasyid, Seputar Sejarah & Muamalah, (Bandung: Al-Bayan, 1997), hlm. 22-23
6
ikatan kesukuan tetapi iman, agama dan komitmen bersama, begitupun kaum
Mac Donald mengatakan bahwa Madinah telah membentuk negara Islam pertama
Sebutan „Madinah‟ sendiri dalam bahasa Arab memiliki akar kata yang
sama dengan „dīn‟, yang berasal dari akar kata “dāna” yaitu sikap tunduk dan patuh
kepada ajaran agama, yang dinyatakan dalam supremasi hukum dan peraturan. Oleh
pertama atau bahkan juga disebut sebagai Islamic State pertama yang dilakukan
oleh Nabi Muhammad Saw. Sudah memenuhi kriteria bahwa dalam sebuah
persyaratan suatu negara harus terdiri dari adanya wilayah, pemerintahan, negara,
rakyat, kedaulatan, dan ada konstitusi. Madinah yang dipimpin Nabi Muhammad
sudah memenuhi kriteri tersebut. Yang menarik, pernyataan dua tokoh Barat H. A.
Piagam Madinah adalah merupakan hasil pemikiran yang cerdas dan inisiatif dari
Nabi Muhammad dan bukanlah wahyu dan sebagai pencetus konstitusi yaitu
5
D.B. Macdonald, Development of Muslim Theology, Jurisprudence, and constitution
Theory, (New York: New York Press, 1993), hlm. 67-68
6
Nasr Muhammad Arief, al-Hadharah, ats-Tsaqafah, al-Madaniyyah: Dirasat li Sirat al-
Mushtolah wa Dalalat al-Mafhum, (Herndon, USA,The International Institute of Islamic Thought,
1994), hlm. 50
7
Piagam Madinah atau Watt menyebutnya sebagai “Constitution of Medina”
(Konstitusi Madinah).
tindakan pertama Nabi Saw., untuk mewujudkan masyarakat Madinah itu ialah
Medina). Inilah dokumen politik pertama dalam sejarah umat manusia, yang
agama dan suku, sebagai anggota umat yang tunggal (ummah wahidah), dengan
hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang sama. Dalam hal ini menunjukkan bahwa
Nabi Muhammad Saw., sudah diakui sebagai pemimpin (leaders) yang memiliki
kekuasaan politik dan sebagai kepala Negara yang ada di Madinah. Oleh karena itu,
bagi mereka yang wajib mereka patuhi. Oleh sebab itu, Apabila adanya salah satu
sanksi oleh Rasulullah SAW sebagai kepala negara sekaligus sebagai penegak
hukum. Akan tetapi bisa saja beliau mendelegasikan kepada sahabat apabila terjadi
8
2.2 Isi Piagam Madinah
a) Pembentukan Ummat (Community) Pasal ini terdiri dari Pasal 1 yang
b) Hak Asasi Manusia (HAM) Terdiri dari pasal 2 sampai Pasal 10 yang berisi
baik dan adil di kalangan orang-orang beriman. Umat madinah adalah satu
bangsa yang merdeka bebas dari tekanan maupun pengaruh dari orang lain.
Kaum muhajirin dari Quraisy, Banu Auf, Banu Sa‟idah, Banu Harts, Banu
Jusyam, Banu Najjar, Banu Amrih, Banu An-Nabiet, Banu Aus, memiliki
hak-hak asli dan saling membantu dalam membayar denda secara adil dan
baik.
c) Persatuan Se-Agama Terdiri dari Pasal 11 sampai Pasal 15. Isi pasal ini
7
Muhammad Jalal asy-Syarf dan Ali Abdul Mu‟thi, al-Fiqh as-Siyasi fi al-Isam
Syakhshiyyat wa al-Madzahib, (Mesir: Dar al-Jama‟at al-Mishriyyah, 1978), hlm. 55.
9
bersatu dalam memerangi kejahatan, pengacauan, menghindari
Terdiri dari Pasal 16 sampai 23. Isi pasal ini secara umum membahas
tentang orang Yahudi (diluar Islam), yang setia kepada Negara berhak
musuh tersebut, tanpa adanya persatuan, umat muslim akan tercerai berai.
e) Golongan Minoritas
Terdiri dari Pasal 24 sampai Pasal 35. Pada intinya adalah bahwa semua
Kaum Yahudi dari suku Auf, dari Banu Najar, Banu Harts, Banu Sa‟idah,
Banu Aus, Banu Tsa‟labah, Syutaibah, Suku Jatnah yang bertalian darah
dengan kaum Yahudi dari Banu Tsa‟labah, pengikut Banu Tsa‟labah adalah
satu bangsa dengan warga Negara yang beriman dan orang-orang Yahudi
(Muslim) di Madinah.
10
f) Tugas Warga Negara
Terdiri dari Pasal 36 sampai Pasal 38. Berisi tentang warga negara (Muslim)
tidak boleh bertindak tanpa seizin Nabi Muhammad Saw. Setiap warga
orang teraniaya.
g) Melindungi Negara
Terdiri dari Pasal 39 sampai Pasal 41 yang berisi tentang kota Yastrib
sebagai ibu kota negara tidak boleh dilanggar kehormatannya oleh setiap
bertamu ke rumahnya.
h) Pimpinan Negara
Terdiri dari Pasal 42 sampai Pasal 44. Berisi tentang warga negara tidak
hukum Allah dan Hadis Nabi. Orang-orang kafir (musuh) tidak boleh
11
Negara Madinah yang terikat pada perjanjian ini wajib mempertahankan
i) Politik Perdamaian
Terdiri dari Pasal 45 sampi Pasal 46 yang berisi bahwa setiap kali ajakan
beberapa kelompok sosial yang kemudian menjadi satu ummah. Hal ini sangat
cocok dengan negara Indonesia yang terdiri banyak suku bangsa, agama yang
berbeda dengan tujuan yang sama. Dengan piagam Madinah, masyarakat Indonesia
akan lebih mengenal toleransi beragama dengan benar, menerima perbedaan yang
ada, tidak ada lagi rasisme yang terjadi yang mengakibatkan runtuhnya persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia. Menurut penulis, piagam Madinah dengan konsep
ummah yang dibawa oleh Nabi Muhammad ini sangat relevan untuk diterapkan di
negara Republik Indonesia sebagai negara yang pluralisme. Secara tidak langsung,
konsep Ummah, hal tersebut tersebut tercermin dalam UUD NRI Tahun 1945 pasal
29 ayat (2) tentang kebebasan beragama. Artinya bahwa prinsip toleransi telah
12
diterapkan di Indonesia, mereka pada realitanya masih ada rasisme baik dalam
yang tertulis, yaitu UUD Amerika Serikat (1787) dan deklarasi Prancis tentang hak-
hak asasi manusia dan warga negara (1789). Kedua naskah tersebut memberikan
sebagai konstitusi yang harus dimiliki oleh setiap negara didunia. Akan tetapi, ada
sebagian kecil negara yang tidak memiliki UUD secara tertulis, seperti Inggris.
Meskipun demikian, tidak berarti bahwa Inggris tidak memiliki konstitusi karena
sesuai dengan zaman modern konstitusi biasa lahir dari adanya kebiasaan yang
Secara luas, konstitusi berarti keseluruhan hukum dasar, baik yang tertulis
pokok-pokok berikut:
13
Konstitusi juga sebagai sumber hukum tertinggi sehingga dijadikan patokan
yang flexible dan rigid (kaku), konstitusi pada perkembangan modern dapat
dituangkan sebagai bentuk kaidah hukum yang dapat digunakan untuk membatasi
kekuasaan, demokrasi, dan jaminan hak-hak asasi manusia dalam bentuk konstitusi.
infrastruktur politik.
penguasa dan lebih berperan dalam keikutsertaannya dalam suatu lembaga negara.
Secara ringkas, konstitusi merupakan tujuan dan cita-cita suatu negara sampai saat
ini.
Fungsi konstitusi dalam suatu masyarakat yang bebas adalah menentukan prosedur
14
Jimly Ashiddiqie menguraikan bahwa di Indonesia konsensus yang menjaga
3. Persatuan Indonesia.
Perrnusyawaratan Perwakilan.
dengan gigih menyiarkan Islam, namun usaha itu tidak memperoleh hasil yang
15
terjepit. Di saat yang sama keadaan masyarakat Yatsrib (sebelum Madinah) saat itu
sedang bergolak. Yatsrib yang terdiri atas banyak komunitas kesukuan 8 dan agama
terjadi konflik politik (perang Bu’ăth, perang antara suku Aus dan Khazraj) 9 yang
berkepanjangan. Hal ini terjadi karena kepongahan, praktik monopoli dan dominasi
rasul terakhir kalian yang akan segera tiba dan dengan pertolongannya, kami akan
mengunguli kalian”.10
berdiskusi panjang sesama tokoh Yatsrib dan mengundang Nabi Muhammad untuk
datang ke Yatsrib sebagai juru damai di antara mereka. Hal ini mengakibatkan
mereka yang merasa tertindas berkepanjangan selalu berharap seseorang yang dapat
politik. Akhirnya setelah beberapa kali bertemu dengan nabi beberapa di antara
‘Aqabah yang ke dua, salah satu kesepakatannya adalah untuk saling melindungi
antara kaum Yatsrib dengan rasulullah. Peristiwa bersejarah inilah yang mengubah
8
Imam Taufik Alkhotob, Kepemimpinan Muhammad, makalah dipresantasikan dalam
diskusi Forum Komunikasi Mahasiswa Santri Banyuanyar (FKMSB) Pamekasan wilayah
Yogyakarta, 13 Februari 2011.
9
M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, cet. ke-II (Yogyakarta:
Pustaka Book Publisher, 2009), p. 67.
M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, cet. Ke-II, Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher, 2009.
10
Afzalur Rahman, Muhammad: Encyclopaedia of Seerah, terj. Taufik Rahman cet. ke-1
(Bandung: Pelangi Mizan, , 2009), p. 13
16
arah perjalanan Nabi Muhammad dan pengikutnya dari kelompok tertindas menjadi
kekuatan politik yang kokoh, solid dan disegani. Hijrahnya Nabi ke Yatsrib dan
bagi Nabi Muhammad sebagai pemimpin Negara Islam yang masih kecil, yang
kemudian diikuti oleh berbagai kejadian, perjanjian, dan perang, yang semuanya
menjadi saksi atas kebesarannya sebagai negarawan yang ber-ibu kota Madinah.
Dalam ilmu politik, proses ini disebut “kontrak sosial”.11 Implikasi bai’at adalah
kesukuan menerapkan sebuah sistem politik proteksi, suku yang kuat dapat diminta
situasi yang sanga sulit kaum Muhajir (pengungsi dari Mekkah) hidup serba
11
Ubaidillah, et. all., Pendidikan Kewarganegaraan: Demokrasi, HAM, dan Masyarakat
Madani (Jakarta: IAIN Jakarta Press, 2000), p. 75
12
Harun Nasution, Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid I (Jakarta: UI Press,
1984), p. 92.
17
didirikan itu baik secara sosial, politik, maupun ekonomi. Langkah pertama yang
dilakukan Nabi adalah membangun masjid untuk tempat ibadah, berkumpul dan
kelompok masyarakat yang diwakili oleh tiga kelompok besar, yakni kaum muslim,
orang Arab yang belum masuk Islam, dan kaum Yahudi dari Bani Nadir dan Bani
Anshar Madinah13 guna mendekatkan mereka, baik secara ekonomi maupun sosial,
Kedua, kebebasan untuk orang bangsa Yahudi. Di Madinah saat itu, terdapat
banyak suku Yahudi yang kuat dan berkuasa. Mereka menjalin hubungan yang erat
dan teratur dengan kaum Quraisy, maka, perjanjian dengan kaum Yahudi sangat
18
beragama dan berpikir bangsa Yahudi dijamin, kehidupan dan kekayaan mereka
dilindungi oleh Negara Islam, serta pelbagai bentuk tindakan kriminal dinyatakan
ilegal.
Madinah. Suku-suku yang semula saling berperang dilebur menjadi satu komunitas
Perjanjian ini juga menjadikan mereka warga negara yang sederajat dengan warga
negara lainnya. Perjanjian ini menjadi luar biasa karena mengesahkan otoritas legal
dan politis Nabi Muhammad sebagai Kepala Negara Madinah yang disepakati
bersama.
Dibuatnya Konstitusi Madinah oleh nabi tak lain hanya untuk mengatur
urusan dan jaminan hak-hak kaum Muhajir dan Anshar, serta orang-orang Yahudi.
Hal ini tidak hanya mengakui nabi sebagai Kepala Negara, melainkan juga
menyatakan bahwa Madinah merupakan Kota Suci dengan semua kesucian yang
19
2.4.1 Sifat dan Kekuasaan Badan-Badan Negara
Untuk mewujudkan kesejahteraan, ketentraman, keadilan, dan kedamaian,
legislatif, eksekutif, dan yudikatif sekaligus. Tidak pernah ada pembicaraan tentang
masa Nabi Badan Legislatif tidak dapat membuat produk hukum yang
bertolak belakang dengan al-Qur’an dan sunnah. Lembaga ini tidak punya
20
mengamandemen perundangan yang bertolak belakang dengan al-Qur’an
peraturan yang ada dalam al-Qur’an dan sunnah. Untuk mengambil suatu
tanpa bantuan siapapun. Ada 4 (empat) cara yang ditempuh Nabi dalam
Madinah.
luas bagi masyarakat ke dalam forum yang lebih besar. Untuk hal
21
ini dapat dilihat pada musyawarah Nabi dengan sahabat tentang
Perang Uhud.
kalian dan dia memimpin kalian sesuai dengan ketetapan kitab suci,
yang hitam legam seperti kismis, tidak ada ketaatan kepada mahluk
kecuali matinya itu seperti mati pada zaman jahiliyah, Tidak boleh
22
taat dalam perbuatan dosa. Taat diwajibkan demi melakukan
sering disebut qadhā) juga didefinisikan secara tegas oleh Hukum syari’ah.
sifat dan wewenang kerja hakim ketika beliau mengutus Mu’adz bin Jabal
bertanya, apa yang harus dilakukan jika tidak ditemukan keterangan dan
Mu’adz bin Jabal sambil berkata “Segala puji bagi Allah yang telah
diridhainya.
23
Barkaitan dengan masalah Administrasi Negara, pada masa pemerintahan
Nabi Tidak ada staf admnistratif khusus yang membantu pekerjaannya serta tidak
ada kantor yang monumental untuknya. Nabi menangani pelbagai urusan negara
para duta atau wakil utusan, dan para pekerja lainnya dilingkungan
pemerintahannya.13
serta pengumpul zakat, memeriksa laporan penerimaan zakat dan jizyah mengawasi
serta mendistribusikan dana zakat dan jizyah secara tepat kepada yang berhak
wilayah Arab. Di samping, itu Nabi Muhammad juga menyusun rencana strategis
13
M. Fethullah Gulen, Versi Terdalam Kehidupan Rasul Muhammad Saw, cet. ke-
1(Jakart: RajaGrafindo persada, , 2002), p. 275.
24
2.4.3 Pendapatan Negara
Pada masa pemerintahan Nabi Muhammad, terdapat lima sumber
2. Fai, adalah harta rampasan yang diperoleh tanpa melalui perang. Harta fai
menjadi sumber pendapatan negara yang kadang-kadang saja. Harta fai oleh
yang menggabungkan diri untuk menjadi tentara dibebaskan dari bebab pajak
ini.
5. Kharaj. Pajak tanah yang ditarik dari petani non-Muslim sebagai kompensasi
bumi). Besaran pajak yang diberikan kepada negara sebesar lima puluh
25
jizyah dibelanjakan untuk menggaji tentara dan digunakan untuk berbagai
keperluan perang.
Berbeda dengan sebelum Nabi tiba di Madinah, pasar Madinah ketika itu
dimonopoli oleh sistem kapitalisnya Yahudi, di mana arus keluar masuk pasar
membangun pasar Muslim melalui tangan Abdurrahman bin ‘Auf, seorang sahabat
saudagar kaya yang menjadi salah satu pilar ekonomi kaum Muslim. Nabi juga
dunia sehingga semua orang dari berbagai budaya dan keyakinan dapat hidup damai
ketertiban dengan semua negeri yang bersedia bekerjasama untuk meraih tujuan ini.
fundamental dalam Islam. Kaum Muslim sama sekali tidak diizinkan melanggar
kesepakatan perjanjian. Namun, jika pihak lain melanggar, kaum Muslim berhak
26
BAB II
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Piagam Madinah (charter of Medina) merupakan sebuah perjuangan Nabi
Ummah, Hak Asasi Manusia (HAM), persatuan seagama, persatuan segenap warga
nilai dalam piagama Nabi tersebut, karena dari segi masyarkat, Indonesia sangat
beraneka ragam dari berbagai bahasa, budaya, agama, ras, suku, sehingga apabila
Indonesia lebih menghargai satu sama lain, tidak adanya diskriminasi terhadap
suku, ras, golongan tertentu. Nilai-nilai (values) yang tertuang dalam Piagam
27
Nabi Muhammad telah memberikan teladan begitu sempurna. Semua aspek
dan Kepala Negara yang berdaulat. Dan bentuk negara tersebut merupakan
ketatanegaraan Islam. Tidak ada sistem yang baku yang harus dipegangi dalam
bernegara dan/atau memilih kepala negara. Sistem yang diterapkan Abu Bakar,
berbeda dengan masa Umar, dan seterusnya. Apalagi sistem pemilihan masa bani
Umayah dan Bani Abbasiyah. Dengan kata lain, sistem pemilihan kepala negara
yang mengitarinya.
keadilan justru lebih relevan dan sejalan dengan asas demokrasi yang sedang
populer saat ini. Bahkan bisa menjadi acuan para negarawan untuk membangun
dirumuskan bahwa praktik kenegaraan bukan atas dasar nas formal (tekstual), akan
tetapi berdasarkan kemaslahatan yang dapat dirasakan oleh orang banyak. Dengan
tersebut
28
3.2 Saran
Bagi masyarakat Indonesia yang mengakomodir nilai-nilai agama dalam
praktik ketatanegaraan agar lebih memperkuat lagi nilai-nilai Pancasila agar tidak
terpecah belah.
29
DAFTAR PUSTAKA
Pulungan, Suyuthi, Fiqh Siyasah Ajaran, Sejarah, dan Pemikiran, Jakarta: Rajawali
Ahmad, Zaenal Abidin, Piagam Nabi Muhammad SAW, Jakarta: Bulan Bintang,
Press,1984.
30