Anda di halaman 1dari 17

SILOGISM

E STOIK
_____
KELOMPOK 4
LOGIKA DAN PENALARAN HUKUM (C)
Anggota
Kelompok
16 Isfahani Azmil Aziz 215010101111048

17 Aisyah Putri Kuncahyono 215010101111055

18 Sheeby Maira Callista 215010101111057

19 Geby Thiffani 215010101111077

20 Maritza Fiastama Salvezza 215010101111120


LOGIKA
PENALARAN
Logika adalah suatu bagian dari filsafat yang membahas
tentang aturan-aturan, asassasa, hukum-hukum dan
metode atau prosedur dalam mencapai pengetahuan
secara rasional dan benar. Sedangkan penalaran adalah
kegiatan berfikir yang memiliki karateristik tertentu
dalam menemukan suatu kebenaran.
JENIS-JENIS LOGIKA
PENALARAN
• Deduktif : proses penarikan kesimpulan dari
proposisi yang bersifat umum ke yang lebih
khusus.

• Induktif : merupakan sebuah proses penarikan


kesimpulan dari peristiwa khusus baik satu atau
lebih peristiwa untuk menentukan hukum umum.
APA ITU
SILOGISME
DEFINISI
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif.
Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi.
Silogisme hipotetis adalah suatu silogisme yang premis mayornya berupa
keputusan hipotetis, sedangkan premis minor dan kesimpulannya berupa
keputusan kategoris. Silogisme hipotetis atau silogisme pengandaian
adalah suatu pola penalaran deduktif yang mengandung hipotesa.
Silogisme hipotetis bertolak dari suatu pendirian, bahwa ada
kemungkinan apa yang disebut dalam proposisi tidak terjadi. Terdapat
tiga tipe silogisme hipotetis berdasarkan tiga tipe proposisi hipotetis. yaitu
silogisme kondisional. silogisme disjungtif, dan silogisme konjungtif.
SILOGISME
STOIK
ADALAH JENIS PENALARAN ATAU ARGUMEN YANG
DIKEMBANGKAN OLEH FILSUF STOIK, YANG
MERUPAKAN ANGGOTA DARI ALIRAN FILSAFAT
STOIKISME. SILOGISME STOIK ADALAH BENTUK
PENALARAN YANG MENGIKUTI POLA TERTENTU,
YANG TERDIRI DARI DUA PREMIS DAN SEBUAH
KESIMPULAN. DALAM KATA LAIN SILOGISME INI
MERUPAKAN GABUNGAN DARI KETIGA SILOGISME
LAINNYA YAITU SILOGISME KATEGORIAL,
SILOGISME HIPOTESIS, DAN SILOGISME
ALTERNATIF
KOMPONEN DAN
CONTOH SILOGISME STOIK

Silogisme stoik memiliki 3 komponen utama, yaitu :

Premis Mayor : pernyataan umum yang menjadi dasar argumen. Ini adalah landasan
1 atau asumsi awal yang digunakan untuk memulai penalaran.

Premis Minor : pernyataan khusus yang berkaitan dengan situasi yang sedang dibahas.
2 Ini membantu menghubungkan premis pertama dengan kesimpulan.

Kesimpulan : hasil logis dari kombinasi premis pertama dan premis kedua. Ini adalah
3 pernyataan yang ditarik dari proses penalaran.
Modus Ponens
Modus Ponens adalah aturan dasar dalam penalaran logis yang
menghasilkan kesimpulan yang valid dari dua premis yang diberikan.
Modus Ponens merupakan salah satu cara pengambilan kesimpulan
yang paling sederhana dan dibenarkan secara kaidah logika.

Contoh :
• Premis Mayor: Jika seseorang belajar dengan tekun, maka mereka
akan sukses dalam ujian
• Premis Minor: Seseorang belajar dengan tekun.
• Kesimpulan: Maka, mereka akan sukses dalam ujian
Modus Tollens
Dalam modus tollens, adalah aturan penalaran logis yang
kontrapositif digunakan untuk mencapai kesimpulan dengan menarik
kesimpulan negatif dari sebuah premis negatif. Dengan mengambil
kesimpulan jika tidak p maka tidak q.

Contoh :
• Premis Mayor: Jika seseorang mencuri, mereka akan ditangkap
oleh polisi.
• Premis Minor: Seseorang tidak ditangkap oleh polisi.
• Kesimpulan: Maka, mereka tidak mencuri.
Silogisme Disjunktif
Silogisme disjungtif merupakan bentuk silogisme yang premis
mayornya adalah keputusan disjungtif, sedangkan premis minornya
bersifat kategoris yang mengakui atau mengingkari salah satu
alternatif yang disebut oleh premis mayor.

Contoh :
• Premis Mayor: Cuaca besok cerah atau hujan
• Premis Minor: Cuaca besok tidak hujan.
• Kesimpulan: Maka, cuaca besok cerah.
Silogisme
Konjunktif
Dalam silogisme konjunktif, premis mayornya berbentuk suatu
proporsi konjungtif. Silogisme Konjungtif memiliki pola tunggal,
yaitu mengakui satu bagian dalam premis minor dan menolak yang
lain dalam kesimpulan.

Contoh :
• Premis Mayor: Tidak ada orang yang membaca dan tidur dalam
waktu yang bersamaan.
• Premis Minor: Savero tidur.
• Kesimpulan: Maka, ia tidak membaca.
KARAKTE
R
SILOGISME STOIK
KARAKTER SILOGISME STOIK

Adapun terkait teori kebenaran, logika Stoik sendiri dibangun atas dua hal, yaitu
commemorative sign dan indicative sign. Commemorative sign adalah fakta?fakta
atas hal yang sudah diketahui sebelumnya. Misalnya pengetahuan seseorang bahwa
adanya asap selalu identik dengan adanya api, karena pengalaman seseorang
sebelumnya telah menunjukan bahwa asap selalu keluar dari api. Sedangkan
indicative sign merupakan tanda atau isyarat atas hal yang belum diketahui
sebelumnya, bahkan tidak akan pernah mengetahuinya secara utuh. Dalam arti,
pengetahuan seseorang didapatkan melalui indikasi yang mengarah kepada suatu
pemahaman atau realitas tertentu, namun bukan berdasarkan pengalaman
empirisnya.
KARAKTER
SILOGISME STOIK

Silogisme Stoik memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari bentuk-bentuk


silogisme lainnya. Berikut adalah beberapa karakteristik utama dari Silogisme Stoik:

• Logika Yang Ketat • Fokus pada akal budi


• Pemikiran Rasional • Pengendalian emosi
• Prinsip-Prinsip Etika Stoik • Penggunaan logika dalam etika
• Universalitas • Penggunaan Contoh
• Penekanan pada Kebahagiaan yang
Terpapar
Menurut van Ess, logika dalam tradisi Stoikisme yang
menegaskan bahwa bukti (proof) hanya bisa dilegitimasi
melalui mekanisme kontra-posisi, sebagaimana

TUJUAN dikukuhkan Dionysios of Cyrene. Fakta ini juga


sekaligus mengukuhkan bahwa— sebagaimana telah
DAN disinggung— silogisme hipotesis yang hanya dibangun

PEMANFAAT
berdasarkan satu premis saja, bukan dua premis seperti
SILOGISME STOIK silogisme Aristotelian. Tak ayal, logika Stoik tidak

AN sedang membuktikan apapun, namun sebatas “senjata”


untuk memunculkan suatu polemik diskursif dalam
kerangka retorika-dialektis.
TABEL PERBEDAAN
DENGAN SILOGISME LAIN
Silogisme Kategorial Silogisme Hipotesis Silogisme Alternatif Silogisme Stoik

premis mayornya premis mayor berupa merupakan gabungan dari


terdiri atas tiga proposisi
mengandung syarat yang proposisi alternatif. premis ketiga silogisme lainnya yaitu
yang merupakan kategorial,
dimulai dengan “jika” minornya membenarkan Silogisme Kategorial,
didasari golongan atau kelas-
(anteseden) dan apa yang salah satu alternatif dan Silogisme Hipotesis, dan
kelas dalam premis-
disyaratkan dimulai dengan kesimpulannya akan Silogisme Alternatif
premisnya
“maka” (konsekuen) menolak alternatif lain

P1 : semua dosen P1 : jika tidak ada makanan, P1 : Ahsan minum kopi atau • Modus Ponens
menerbitkan jurnal perut terasa lapar teh • Modus Tollens
P2 : hendra tidak (anteseden). P2 : Ahsan minum teh • Silogisme Disjungtif
P2 : tidak ada makanan Kesimpulan : Maka, Ahsan • Silogisme Konjungtif
menerbitkan jurnal
Kesimpulan : maka, perut tidak minum kopi
Kesimpulan : hendra bukan masing-masing
terasa lapar (konsekuen)
dosen memiliki rumus
tersendiri
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin. 2018. Metode Penalaran Ilmiah. Fakulltas Syariah IAIN Ponorogo.

Arfan, Abbas. 2015. Peran dan Pengaruh Filsafat dan Logika dalam Metode
Hukum Istinbat Hukum Islam. Fakultas Syariah UIN Maliki Malang.

Multazam, Muhammad Tanzil. 2016. Introduction to Logic for Beginner /


Pengantar Logika untuk Pemula. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Purnama, Fahmy Farid. Struktur Nalar Teologi Islam Perspektif Josef van Ess;
Analisa atas Orisinalitas dan Keterpengaruhan Nalar Kalam. UIN Sunan
Kalijaga.
DAFTAR PUSTAKA
Aburaera, S. (2016). Filsafat Hukum, Teori dan Praktek. Fajar
Interpratama Mandiri
Ura Weruin, U. (2017). Logika, Penalaran, dan Argumentasi Hukum.
Jurnal Konstitusi. Vol. 14(2)
Pespoprodjo, W. & Gilarso, T. (2011). Logika Ilmu Menalar: Dasar - Dasar Berpikir
Tertib, Logis, Kritis, Analitis, Dialektis. Bandung : Pusta Grafika.

Sumaryono, E. (2006). Dasar - Dasar Logika. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Bakry, N.M., & Trisakti, S.B. (2014). Logika (Edisi Dua). Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
Auli, RC. 2022. 3 Macam Silogisme dalam Penalaran Hukum dan Contohnya. Diakses melalui
https://www.hukumonline.com/klinik/a/silogisme-dalam-penalaran-hukum-lt631f2b748d789/. (16
September 2023).

Anda mungkin juga menyukai