E STOIK
_____
KELOMPOK 4
LOGIKA DAN PENALARAN HUKUM (C)
Anggota
Kelompok
16 Isfahani Azmil Aziz 215010101111048
Premis Mayor : pernyataan umum yang menjadi dasar argumen. Ini adalah landasan
1 atau asumsi awal yang digunakan untuk memulai penalaran.
Premis Minor : pernyataan khusus yang berkaitan dengan situasi yang sedang dibahas.
2 Ini membantu menghubungkan premis pertama dengan kesimpulan.
Kesimpulan : hasil logis dari kombinasi premis pertama dan premis kedua. Ini adalah
3 pernyataan yang ditarik dari proses penalaran.
Modus Ponens
Modus Ponens adalah aturan dasar dalam penalaran logis yang
menghasilkan kesimpulan yang valid dari dua premis yang diberikan.
Modus Ponens merupakan salah satu cara pengambilan kesimpulan
yang paling sederhana dan dibenarkan secara kaidah logika.
Contoh :
• Premis Mayor: Jika seseorang belajar dengan tekun, maka mereka
akan sukses dalam ujian
• Premis Minor: Seseorang belajar dengan tekun.
• Kesimpulan: Maka, mereka akan sukses dalam ujian
Modus Tollens
Dalam modus tollens, adalah aturan penalaran logis yang
kontrapositif digunakan untuk mencapai kesimpulan dengan menarik
kesimpulan negatif dari sebuah premis negatif. Dengan mengambil
kesimpulan jika tidak p maka tidak q.
Contoh :
• Premis Mayor: Jika seseorang mencuri, mereka akan ditangkap
oleh polisi.
• Premis Minor: Seseorang tidak ditangkap oleh polisi.
• Kesimpulan: Maka, mereka tidak mencuri.
Silogisme Disjunktif
Silogisme disjungtif merupakan bentuk silogisme yang premis
mayornya adalah keputusan disjungtif, sedangkan premis minornya
bersifat kategoris yang mengakui atau mengingkari salah satu
alternatif yang disebut oleh premis mayor.
Contoh :
• Premis Mayor: Cuaca besok cerah atau hujan
• Premis Minor: Cuaca besok tidak hujan.
• Kesimpulan: Maka, cuaca besok cerah.
Silogisme
Konjunktif
Dalam silogisme konjunktif, premis mayornya berbentuk suatu
proporsi konjungtif. Silogisme Konjungtif memiliki pola tunggal,
yaitu mengakui satu bagian dalam premis minor dan menolak yang
lain dalam kesimpulan.
Contoh :
• Premis Mayor: Tidak ada orang yang membaca dan tidur dalam
waktu yang bersamaan.
• Premis Minor: Savero tidur.
• Kesimpulan: Maka, ia tidak membaca.
KARAKTE
R
SILOGISME STOIK
KARAKTER SILOGISME STOIK
Adapun terkait teori kebenaran, logika Stoik sendiri dibangun atas dua hal, yaitu
commemorative sign dan indicative sign. Commemorative sign adalah fakta?fakta
atas hal yang sudah diketahui sebelumnya. Misalnya pengetahuan seseorang bahwa
adanya asap selalu identik dengan adanya api, karena pengalaman seseorang
sebelumnya telah menunjukan bahwa asap selalu keluar dari api. Sedangkan
indicative sign merupakan tanda atau isyarat atas hal yang belum diketahui
sebelumnya, bahkan tidak akan pernah mengetahuinya secara utuh. Dalam arti,
pengetahuan seseorang didapatkan melalui indikasi yang mengarah kepada suatu
pemahaman atau realitas tertentu, namun bukan berdasarkan pengalaman
empirisnya.
KARAKTER
SILOGISME STOIK
PEMANFAAT
berdasarkan satu premis saja, bukan dua premis seperti
SILOGISME STOIK silogisme Aristotelian. Tak ayal, logika Stoik tidak
P1 : semua dosen P1 : jika tidak ada makanan, P1 : Ahsan minum kopi atau • Modus Ponens
menerbitkan jurnal perut terasa lapar teh • Modus Tollens
P2 : hendra tidak (anteseden). P2 : Ahsan minum teh • Silogisme Disjungtif
P2 : tidak ada makanan Kesimpulan : Maka, Ahsan • Silogisme Konjungtif
menerbitkan jurnal
Kesimpulan : maka, perut tidak minum kopi
Kesimpulan : hendra bukan masing-masing
terasa lapar (konsekuen)
dosen memiliki rumus
tersendiri
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin. 2018. Metode Penalaran Ilmiah. Fakulltas Syariah IAIN Ponorogo.
Arfan, Abbas. 2015. Peran dan Pengaruh Filsafat dan Logika dalam Metode
Hukum Istinbat Hukum Islam. Fakultas Syariah UIN Maliki Malang.
Purnama, Fahmy Farid. Struktur Nalar Teologi Islam Perspektif Josef van Ess;
Analisa atas Orisinalitas dan Keterpengaruhan Nalar Kalam. UIN Sunan
Kalijaga.
DAFTAR PUSTAKA
Aburaera, S. (2016). Filsafat Hukum, Teori dan Praktek. Fajar
Interpratama Mandiri
Ura Weruin, U. (2017). Logika, Penalaran, dan Argumentasi Hukum.
Jurnal Konstitusi. Vol. 14(2)
Pespoprodjo, W. & Gilarso, T. (2011). Logika Ilmu Menalar: Dasar - Dasar Berpikir
Tertib, Logis, Kritis, Analitis, Dialektis. Bandung : Pusta Grafika.
Bakry, N.M., & Trisakti, S.B. (2014). Logika (Edisi Dua). Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.
Auli, RC. 2022. 3 Macam Silogisme dalam Penalaran Hukum dan Contohnya. Diakses melalui
https://www.hukumonline.com/klinik/a/silogisme-dalam-penalaran-hukum-lt631f2b748d789/. (16
September 2023).