SOSIOLOGI HUKUM 1
2. Mazhab Sejarah dan Kebudayaan (Friedrich Karl Von Savigny dan Sir
Henry).
Von Savigny beranggapan bahwa hukum merupakan perwujudan dari
kesadaran hukum masyarakat (Volksgeist). Hukum berasal dari adat-istiadat
dan kepercayaan dan bukan berasal dari pembentuk undang-undang. Ia
mengemukakan pentingnya meneliti hubungan antara hukum dengan struktur
masyarakat beserta sistem nilai-nilainya.
Hal lain yang menjadi pokok ajaran Von Savigny adalah penekanannya pada
aspek dinamis dari hukum yang diadakan pada sejarah hukum tersebut.
Sementara menurut Sir Henry Main, hubungan-hubungan hukum yang
didasarkan pada status warga-warga masyarakat yang masih sederhana,
berangsur-angsur hilang apabila masyarakat itu berkembang menjadi
masyarakat yang modern dan kompleks.
SOSIOLOGI HUKUM 2
ataupun ilmu hukum. Tata tertib dalam masyarakat didasarkan pada
peraturan-peraturan yang dipaksakan oleh negara.
Sementara itu menurut Pound, hukum harus dilihat atau dipandang sebagai
suatu lembaga kemasyarakatan yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan sosial, dan tugas dari ilmu hukum untuk memperkembangkan suatu
kerangka dengan mana kebutuhan-kebutuhan sosial dapat terpenuhi secara
maksimal.
Selanjutnya Pound menganjurkan untuk mempelajari hukum sebagai suatu
proses (law in action) yang dibedakannya dengan hukum yang tertulis.
Pembedaan ini dapat diterapkan pada seluruh bidang hukum, baik hkum
substantif maupun hukum ajektif.
Aliran sociological jurisprudence telah meninggalkan pengaruh yang mendalam
terutama pada pemikiran hukum di Amerika Serikat, walaupun belum
sepenuhnya dapat dinamakan sosiologi hukum, akan tetapi aliran tersebut
memperkenalkan teori-teori dan metode-metode sosiologi pada ilmu hukum.
5. Aliran Realisme Hukum (Karl Llewellyn, Jerome Frank dan J.O.W Holmes).
Ketiganya terkenal dengan konsep yang radikal tentang proses peradilan
dengan menyatakan bahwa hakim-hakim tidak hanya menemukan hukum, akan
tetapi bahkan membentuk hukum. Keputusan-keputusan hakim seringkali
mendahului penggunaan prinsip-prinsip hukum yang formal.
Keputusan-keputusan pengadilan dan doktrin hukum selalu dapat
diperkembangkan untuk menunjang perkembangan atau hasil-hasil proses
hukum.
J. Holmes dalam sebuah karyanya, ia menyatakan bahwa kewajiban hukum
hanyalah merupakan suatu dugaan apabila seseorang berbuat atau tidak
berbuat, maka dia akan menderita sesuai dengan keputusan suatu pengadilan.
Sedangkan Karl Llewellyn lebih menekankan pada fungsi lembaga-lembaga
hukum. Tugas pokok dari pengadilan adalah menetapkan fakta dan
rekonstruksi dari kejadian-kejadian yang telah lampau yang menyebabkan
terjadinya perselisihan.
===============
SOSIOLOGI HUKUM 3