Anda di halaman 1dari 4

Kasus Nicols v.

Nicols (1900)

Kasus menyangkut sepasang berkewarganegaraan Perancis.

suami

istri

Pernikahan mereka diresmikan di Perancis.

Ketika pernikahan dilangsungkan pada tahun 1854, kedua pihak tidak membuat perjanjian / kontrak tentang harta perkawinan.
Setelah pernikahan, mereka pindah ke Inggris. Suami meninggal dunia di Inggris dengan meninggalkan testamen yang dibuat secara sah di Inggris.

Isi testamen ternyata mengabaikan semua hak istri atas harta perkawinan. Istri kemudian mengajukan gugatan terhadap testamen dan menuntut haknya atas harta bersama. Gugatan diajukan di Pengadilan Inggris.

Proses Penyelesaian Perkara Perkara ini dapat dikualifikasikan sebagai pewarisan testamentair atau kontrak tentang harta perkawinan.

Hakim Inggris kemudian mengkualifikasikan pekara ini sebagai pewarisan testamentair.


Kaidah Intern Inggris mengatakan bahwa : status kepemilikan atas benda-benda bergerak dari sepasang suami istri harus diatur dengan sebuah kontrak (tegas atau diam-diam). Kaidah HPI Inggris mengatakan bahwa jika kontrak tentang status kepemilikan atas benda-benda bergerak dari sepasang suami istri tidak ada, maka status kepemilikan atas benda-benda itu harus diatur berdasarkan Lex Loci Celebrationis (hukum tempat peresmian perkawinan).

Kaidah Intern Perancis mengatakan bahwa Apabila para pihak dalam suatu perkawinan tidak membuat suatu kontrak secara tegas, harta yang ada dalam suatu perkawinan akan menjadi harta bersama (communaute des biens).

Hakim kemudian mengkualifikasikan kembali perkara berdasarkan Kaidah Intern Perancis sebagai perjanjian diam-diam untuk bercampur harta.
Konsekuensinya, kewenangan mewaris sang suami melalui testamen hanyalah mencakup setengah dari seluruh harta bersama.

Anda mungkin juga menyukai