Anda di halaman 1dari 5

NASKAH AKADEMIK

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGLI

TENTANG PELESTARIAN HEWAN LOKAL KHUSUSNYA ANJING KINTAMANI BALI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki kekayaan satwa tertinggi di dunia, akan
tetapi Indonesia juga memiliki daftar terpanjang tentang satwa yang terancam punah. Kerusakan
habitat,eksploitasi berlebihan menjadi penyebab utama terancam punahnya satwa – satwa yang
ada di Indonesia yang di sebut sebagai hewan lindung. Kondisi ini semakin diperburuk dengan
masih lemahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian satwa dan habitatnya. Satwa
langka yang di sebut juga satwa lindung telah sulit di temui di habitat aslinya karena populasinya
hampir punah, membuat Pemerintah menerbitkan peraturan perundang-undangan untuk
perlindungan satwa langka/lindung dari kepunahannya. Hal itu ditandai dengan di terbitkannya
Undang-Undang No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya. Yang mana Undang-Undang ini menentukan pula kategori atau kawasan suaka
alam dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok
sebagai kawasan pengamanan keanekaragaman satwa langka/lindung, serta ekosistemnya.
Tujuan dibentuknya suatu Peraturan Perundang – Undangan adalah untuk mengatasi
permasalahan yang ada di dalam masyarakat. Namun, apabila kita lihat secara realita banyak
permasalahan yang harus diatur khususnya di daerah Bali seperti di daerah Kintamani, Kabupaten
Bangli. Salah satu masalah yang kita hadapi saat ini yaitu, permasalahan tentang populasi anjing
Kintamani yang lambat laun mulai punah, dimana di Provinsi Bali belum ada peraturan daerah
yang khusus mengatur permasalahan ini. Permasalahan yang dihadapi pada saat ini akibat dari
tidak ada nya pelestarian dari banyak masyarakat untuk melestarikan keunikan anjing Kintamani
itu sendiri dan bila tidak ada upa dalam melestarikan anjing Kintamani maka tidak dipungkiri
bahwa anjing Kintamani yang sangat terkenal akan keunikan nya bias menjadi kenanganan. Oleh
karena itu dibutuhkan suatu peraturan Perundang – Undangan khusus daerah Bali untuk
melestarikan anjing Kintamani.

1.2.Sasaran dan Identifikasi Masalah


a. Hambatan apa yang dihadapi oleh masyarakat daerah Kintamani sehingga anjing Kintamani
yang sudah menjadi ikon dari daerah Kintamani sendiri hampir punah dan sasaran apa yang
akan diwujudkan dengan adanya Peraturan PerundangUndangan yang baru.
1.3. Tujuan dan Kegunaan
Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah yang tertera di atas maka tujuan
disusunnya naskah akademik ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk melestarikan anjing Kintamani agar terhindar dari kepunahan.
b. Agar keunikan dari anjing Kintamani tidak menjadi kenangan dan masih dapat di lihat oleh
generasi berikut nya.
1.4. Metode
Penyusunan naskah akademik ini menggunakan Metode Penelitian metode Yuridis Normatif
dan juga menggunakan metode pengumpulan bahan dan metode pengolahan/analisis bahan.
Didalam hal pengumpulan bahan, dalam penelitian ini telah digunakan metode penelitian
kepustakaan (library research) melalui penelaan buku-buku, perundang-undangan, pasal-pasal dan
berbagai dokumen tertulis lainnya yang ada kaitannya dengan masalah yang ada.

BAB II

KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS

2.1.Kajian Teoritis
a. Hewan Hewan adalah mahluk hidup yang mampu beradaptasi di berbagai lingkungan. Hewan
dapat hidup di laut, air tawar, kutub, dan padang pasir (gurun). Hewan yang ada hanya
memakan hewan lainnya. Ada yang parasite, ada yang memakan tumbuhan dan hewan, serta
ada juga yang hanya memakan tumbuhan saja. Hewan menampilkan struktur, peran dan
aktivitas yang bervariasi. Mereka dapat ditemukan dalam ukuran, warna, dan bentuk tubuh
yang mengagumkan.
b. Punah adalah habis semua hingga tidak ada sisanya.
c. Pelestarian Pelestarian adalah Pelestarian secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu
usaha atau kegiatan untuk merawat, melindungi dan mengembangkan objek pelestarian yang
memiliki nilai guna untuk dilestarikan

2.2. Kajian Terhadap Asas/Prinsip Yang Terkait Dengan Penyusunan Norma


Dalam penyelenggaraan pelestarian Anjing Kintamani di Provinsi Bali terutama bagi semua
warga masyarakat termasuk Pemerintah yang menyelanggrakan harus berlandaskan asas- asas
sebagai berikut:
1. Asas Manfaat Pelestarian dari Anjing Kintamani ini harus dapat memberi keuntungan dan
juga manfaat yang sebesar-besarnya bagi berbagai pihak yang bersangkutan.
2. Asas Keadilan Pelestarian Anjing Kintamani harus dapat memberi peluang serta kesempatan
yang ada dan proporsional bagi seluruh pihak yang bersangkutan.
3. Asas Kearifan Lokal Pelestarian Anjing Kintamani dilaksanakan dengan cara memperhatikan
aspek - aspek kearifan lokal atau budaya lokal setempat yang mampu meningkatkan ekonomi
bagi masyarakat.

2.3. Kajian Terhadap Praktik Penyelenggaraan, Kondisi Yang Ada Serta Permasalahan Yang
Dihadapi Masyarakat
Pada saat ini, permasalahan Anjing Kintamani yang hampir punah yang disebabkan tidak ada
nya pelestarian dari masyarakat sendiri dan dalam hal ini, pemerintah sebagai aparatur negara
yang bertanggung jawab dalam menjaga kesejahteraan masyarakatnya, seharusnya dapat
memperhatikan permasalahan ini. Salah satu solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah
dengan membuat peraturan yang dapat mengatur permasalahan ini, dan dimana peraturan tersebut
dapat diterima oleh seluruh elemen masyarakat. Dimana dalam hal ini, peraturan perundang-
undangan yang dapat dibuat adalah Peraturan Daerah Provinsi Bali.

2.4. Kajian Terhadap Implikasi Penerapan Sistim Baru Yang Akan Diatur Dalam Undang-
Undang atau Perda Terhadap Aspek Kehidupan Masyarakat dan Dampaknya Terhadap
Aspek Beban Keuangan Negara.
Pembentukan Peraturan Daerah Provinsi Bali tentang Pelestarian Anjing Kintamani di Balik
Potensi Ekonomi merupakan sarana untuk menjaga agar terlaksananya :
 Terwujudnya perekonomian yang baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB III

EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT

3.1. Kondisi Hukum/Peraturan Perundang-Undangan tentang materi muatan peraturan


perundang-undangan yang hendak dibentuk
a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
Dan Ekosistemnya Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1990 membahas tentang kondisi
hukum serta peraturan perundang-undangan yang memuat tujuan:
 terwujudnya perlindungan hewan – hewan yang sudah terancam punah
 terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat
3.2. Posisi UU/Perda Baru dalam Keterkaitan/Harmonisasi dengan Peraturan Perundang-
undangan yang Lain
Posisi Undang-undang atau Peraturah Daerah yang baru ini berguna untuk menjaga
keterkaitan dan keharmonisasian serta posisi Undang-undang atau Peraturan Daerah agar
tidak terjadi timpang tindih pengaturan dari peraturan yang sudah ada.

3.3. Status Peraturan Perundang-Undangan yang Sudah Ada


Status Peraturan Perundang-undangan yang ada pada intinya untuk menunjukkan
keterkaitan dengan dasar hukum dan pengaturan tentang materi muatan yang akan diatur.
Status Peraturan Perundang-undangan tersebut sebagai bahan pertimbangan dalam
menuangkan materi muatan dan kedudukan peraturan Peraturan Perundang-undangan yang
telah ada dan peraturan perundang-undangan yang masih lama tetap berlaku jika tidak
bertentangan dengan Undang-Undang atau Peraturan Daerah baru. Status Peraturan
Perundang-undangan yang sudah ada, termasuk Peraturan Perundang-undangan yang dicabut
dinyatakan dan tidak berlaku.

BAB IV

LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS

4.1. Landasan Filosofis


Landasan filosofis dari Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Bangli tentang Perlindungan
dan Pelestarian Anjing Kintamani Bali adalah Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa kekayaan alam yang terkandung di
Indonesia dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat. Penjelasan tersebut
merupakan pertimbangan atau alasan yang mengambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum bangsa Indonesia.

4.2. Landasan Sosiologis Landasan sosiologis yang menjadi pertimbangan atau alasan
dibentuknya
Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Bangli tentang Perlindungan dan Pelestarian Anjing
Kintamani Bali merupakan gambaran bahwa peraturan yang dibentuk untuk bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam aspek pelestarian Anjing Kintamani sebagai warisan
budaya/adat yang patut untuk dilestarikan dengan cara melindunginya dari perdagangan illegal
dan membuat acuan pelestariannya agar tidak punah.
4.3. Landasan Yuridis
Ladasan yuridis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan bahwa peraturan
yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan
mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan diubah, atau yang akan dicabut guna
menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat. Dimana aturan yang menjadi acuan
dalam pembuatan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Bangli tentang Perlindungan dan
Pelestarian Anjing Kintamani Bali adalah, UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Eksosistemnya, serta Perda Kabupaten Bangli No. 2 Tahun 2010 tentang
Kawasan Pelestarian Pemurnian Anjing Kintamani Bali. Dimana landasan yuridis tersebut
menyangkut mengenai persoalan hukum yang berkaitan dengan substansi atau materi yang diatur
sehingga perlu dibentuk Peraturan Daerah Kabupaten Bangli tentang Pemeliharaan Hewan Lokal
Khususnya Anjing Kintamani Bali sebagai peraturan baru.

BAB V
JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP MATERI
MUATAN UNDANG – UNDANG, PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI,
ATAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN / KOTA

5.1. Sasaran yang akan diwujudkan


Rancangan Undang – Undang tentang Pelestarian Hewan Lokal Khusus nya Anjing
Kintamani dimaksudkan untuk menciptakan kelestarian hewan lokal tersebut.

5.2. Arah dan Jangkauan Pengaturan


Jangkauan pengaturannya adalah agar Perlindungan dan Pelestarian Anjing
Kintamani Bali absah berdasarkan Peraturan Daerah. Jadi, pentingnya disusun Rancangan
Peraturan Daerah tentang Perlindungan dan Pelestarian Anjing Kintamani Bali adalah
memberikan landasan hukum Perlindungan dan Pelestarian Anjing Kintamani Bali, yang
disusun berdasarkan pertimbangan filosofis, sosiologis, dan yuridis, untuk pencapaian
keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum dalam Perlindungan dan Pelestarian Anjing
Kintamani Bali.

5.3. Ruang Lingkup Materi Muatan


Lingkup materi yang boleh dimuat ditentukan oleh asas otonomi daerah dan tugas
pembantuan maupun yang ditentukan secara objektif-normatif dalam peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi sebagai materi muatan Perda tentang Perlindungan dan
Pelestarian Anjing Kintamani Bali.

Anda mungkin juga menyukai