Anda di halaman 1dari 7

Surat Dakwaan

 Pengertian
Surat dakwaan adalah surat yang memuat uraian tentang tindak pidana yang dilakukan
oleh terdakwa sebagai hasil penyidikan yang dibuat dalm bentuk akta guna pemeriksaan
di siding pengadilan untuk memperoleh putusan hakim tentang perbuatan terdakwa yang
disangkakan terhadapnya.

 Fungsi Surat Dakwaan


a) Bagi Penuntut Umum
1. Sebagai dasar melakukan penuntutan.
- Pasal 143 ayat (1) KUHAP, penunut umum melimpahkan perkara pidana ke
pengadilan negeri dengan permintaan, agar segera mengadili perkara tersebut
diserta surat dakwaan.
- Penuntut umum sebagai arsitek surat dakwaan yang merupakan dasar dan
batas pemeriksaan di sidang pengadilan.
2. Sebagai dasar dalam mempersiapkan dan mengajukan tuntutan pidana.
- Artinya keseluruhan isi surat dakwaan yang terbukti dalam persidangan
sebagai dasar bagi penunutut umum menyusun analisis yuridis dalam
mengajukan tuntutan pidananya. Apa yang dinyatakan terbukti dalam analisis
fakta sidang harus bisa diketemukan dalam surat dakwaan.
3. Sebagai dasar alasan mengajukan upaya hukum.
- Dalam hal penuntut umum tidak menerima putusan pengadilan, maka ia dapat
mengajukan pemeriksaan banding atau kasasi. Bahasan yuridis dalam memori
banding maupun kasasi, harus didasarkan pada surat dakwaan.

b) Bagi Terdakwa
1. Sebagai dasar melakukan keberatan
- Pasal 156 ayat (1) KUHAP, terdakwa maupun penasihat hukum berhak
mengajukan keberatan bahwa pengadilan tidak berwenang mengadili
perkaranya atau dakwaan tidak dapat diterima atau surat dakwaan harus
dibatalkan. Atas keberatan tersebut hakim mempertimbangkan untuk
mengambil keputusan.

2. Sebagai dasar melakukan pembelaan


Pasal 65 dan Pasal 160 ayat (1) c KUHAP, Terdakwa berhak untuk mengajukan
saksi a de charge (Saksi yang menguntungkan) dan atau ahli yang
menguntungkan baginya, yang keterangannya dimasukkan dalam nota pembelaan
atau pleidooi.
3. Sebagai dasar mengajukan upaya hukum
Terdakwa berhak untuk tidak menerima putusan pengadilan.
Dalam hal terdakwa tidak menerima putusan pengadilan, ia dapat mengajukan
banding atau kasasi dengan Menyusun memori banding atau memori kasasi yang
alasannya harus didasarkan atas surat dakwaan penuntut umum.

c) Bagi Hakim
1. Sebagai dasar dan batas melakukan pemeriksaan di pengadilan
Artinya, surat dakwaan sebagai dasar dan merupakan batas pemeriksaan di sidang.
Pertanyaan dan pembuktian harus selalu dikembalikan kepada tindak pidana yang
didakwakan dalam surat dakwaan.

2. Sebagai dasar mengambil/ menjatuhkan putusan


Hakim tidak boleh menajuthkan putusan selain tindak pidana yang didakwakan
agar tidak dianggap melampaui batas wewenangnya

Menurut Putusan MARI No. 675. K / Pid / 1987, tanggal 21-3-1989,


Jika yang terbukti adalah delik yang lebih ringan sifatnya dari delik sejenis yang
didakwakan yang lebih berat sifatnya, maka meskipun delik yang lebih ringan
tersebut tidak didakwakan, terdakwa dapat dipersalahkan melakukan yang lebih
ringan tersebut.

 Beberapa Ketentuan dalam KUHAP


 Syarat Surat Dakwaan
1) Memenuhi syarat akta, yaitu harus diberi tanggal dan ditandatangani oleh penunut
umum.
2) Memenuhi syarat formil (Pasal 143 ayat (2) hutuf a KUHAP), yaitu memuat
identitas lengkap dari terdakwa seperti tercantum dalam BAP Tersangka di
penyidikan yaitu:
a. Nama lengkap
b. Tempat lahir (minimal kita/ kabupaten),
c. Umur atau tanggal lahir (kalau tidak jelas tanggal lahir, cukup umurnya saja),
jenis kelamin (Laki/ Perempuan),
d. Kebangsaan (harus kewarganegaraan), tempat tinggal (kediaman terakhir, kalua
temapt tinggalnya lebih dari satu supaya disebutkan semua),
e. Agama (semua jenis agama yang diakui negara),
f. Pendidikan terakhir
g. Pekerjaan (sebutkan jenis pekerjaan, kalau tidak bekerja disebutkan pekerjaan
tidak ada).

3) Memenuhi Syarat Materill


Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP, menentukan bahwa surat dakwaan harus
memuat uraian secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidan itu dilakukan.

Apa itu “cermat, jelas, dan lengkap”?


SE Jakasa Agung RI Nomor : SE-004/JA/11/1993, tanggal 16 Nopember 1993
a) Cermat
Uraian yang didasarkan kepada ketentuan pidana terkait tanpa adanya
kekurangan/ kekeliruan yang menyebabkan surat dakwaan batal demi hukum,
atau dapat dibatalkan, atau dinyatakan tidak dapat diterima (niet onvankelijk
verklaard). Dalam hal ini dituntut sikap yang cermat terhadap keseluruhan materi
surat dakwaan.
b) Jelas
Uraian yang jelas dan muda dipahami dengan cara Menyusun redaksi yang
mempertemukan fakta-fakta perbuatan terdakwa dengan unsur-unsur tindak
pidana yang didakwakan, sehingga terdakwa yang mendengar atau membacanya
akan mengerti dan mendapatkan gambaran tentang: siapa yang melakukan tindak
pidana, tindak pidana apa yang dilakukan, kapan dan dimana tindak pidana itu
dilakukan, apa akibat yang ditimbulkan dan mengapa terdakwa melakukan tindak
pidana itu.
c) Lengkap
Uraian yang bulat dan utuh yang mamu menggambarkan unsur-unsur tindak
pidana yang didakwakan beserta waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan.
d) Perlunya menyebutkan tempus delicti
- Menyangkut asas legalitas dalam hukum pidana yaitu asas undang-undang
tidak boleh berlaku surut, atau apakah ada perubahan undang-undang sesudah
perbuatan dilakukan.
- Menyangkut unsur terdakwa dan atau korban pada waktu tindak pidana
dilakukan, khususnya terdakwa dan atau korban termasuk kategori anak
berhadapan dengan hukum. Menurut UU Nomor Tahun 2012 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak, Pasal 1 angka 2 menyebutkan bahwa yang dimaksud
anak adalah anak yang berhadapan dengan hukum, anak yang menjadi korban
dan anak yang menjadi saksi.
- Menyangkut unsur delik tertentu, misalnya Pasal 363 (1) ke- 3 KUHP, unsur
malam hari
- Menyangkut masa kaduluwarsa, misalnya Pasal 78 ayat (1) KUHP,
kewenangan menuntut pidana hapus karena kadaluwarsa.
- Menyangkut alibi terdakwa, dimana Terdakwa berhak mengajukan alat bukti
bahwa pada waktu tindak pidan aitu terjadi ia berada di tempat lain

 Bentuk Surat Dakwaan


1) Dakwaan Tunggal
- Apabila satu orang atau beberapa orang secara bersama-sama melakukan satu
tindak pidana saja dan penuntut umum yakin dengan tindak pidana yang terjadi
itu.
- Apabila satu orang atau beberapa secara Bersama-sama melakukan tindak pidana
perbuatan berlanjut (voortgetze handeling) menurut Pasal 64 ayat (1) dan (2)
KUHP.
- Oleh karena hanya satu tindak pidana saja yang akan dibuktikan maka diantara
dakwaan yang satu dengan dakwaan yang lain diberi kata penghubung ATAU

2) Dakwaan Alternatif/ Pilihan


- Suatu dakwaan disusun secara alternatif apabila:
 Fakta hasil penyidikan hanya memenuhi unsu-unsur satu tindak pidana
saja (jadi yang terjadi hanya satu tindak pidana).
 Akan teteapi penuntut umum ragu karena fakta yang mendukung unsur
tindak pidana tersebut bisa juga mendukung tindak pidana lain, sehingga
bisa jadi yang terbukti tindak pidana lain tersebut.
 Hal ini terjadi kalau dakwaan tindak pidana yang satu dengan tindak
pidana lain saling mengecualikan (Misalnya: antara Penipuan atau
Penggelapan)
(Jenis Tindak Pidananya Berbda)
 Oleh karena hanya satu tindak pidana saja yang akan dibuktikan maka
diantara dakwaan yang satu dengan dakwaan yang lain diberi kata
penghubung ATAU
 Cara pemeriksaan: di pengadilan semua dakwaan diperiksa sekaligus. Dari
hasil pemeriksaan Penuntut Umum dan Hakim masing-masing memilih
satu tindak pidana yang dianggap terbukti (mendekati fakta persidangan),
sedangkan dakwaan yang tidak terbukti tidak perlu dipertimbangkan lebih
lanjut.
 Contoh susunan dakwaan alternatif, dimana penuntut umum ragu
mengenai jenis tindak pidanya apakah penipuan atau penggelapan, maka
susunannya:
- Dakwaan Kesatu, Pasal 378 KUHP (Penipuan)
ATAU
- Dakwaan Kedua, Pasal 372 KUHP (Penggelapan)

3) Dakwaan Subsidaritas/ Pengganti/ Berlapis


- Sama halnya dengan dakwaan alternatif, pada dakwaan subsidaritas juga hanya
satu tindak pidana yang terjadi, akan tetapi Penuntut Umum juga ragu jika
nantinya yang terbukti adalah tindak pidana lain.
- Penuntut umum akan Menyusun dakwaan subsidaritas jika terdapat keraguan
mengenai klasifikasi berat ringannya yang berbeda dari tindak pidana yang
sebenarnya sejenis (atau akibat yang ditimbulkan sama)
- Oleh karena yang terjadi hanya satu tindak pidana saja maka dakwaan disusun
mulai dari: tindak pidana yang ancaman pidananya lebih berat ditempatkan
sebagai dakwaan primair (dakwaan utama), baru diikuti dengan yang ancaman
pidana lebih ringan sebagai dakwaan subsidair (pengganti).
- Cara pemeriksaan di sidang pengadilan, dakwaan primair yang diperiksa dan
dibuktikan lebih dahulu. Apabila dakwaan primair sudah terbukti maka dakwaan
susidair tidak perlu dibuktikan. Sebaliknya apabila dakwaan primair tidak
terbukti, maka barulah dakwaan subsidair dibuktikan demikian seterusnya.
- Contoh susunan dakwaan subsidair, maka susunannya:
 Primair: Pembunuhan berencana, Pasal 340 KUHP
 Subsidair: Pembunuhan biasa, Pasal 338 KUHP
 Lebih Subsidair: Penganiayaan berakibat mati, Pasal 351 ayat (3) KUHP

4) Dakwaan Kumulatif
- Dalam satu surat dakwaan didakwakan beberapa tindak pidana sekaligus yang
masing-masing berdiri sendiri baik ancaman pidana sejenis maupun tidak sejenis.
- Penunut umum dan Hakim harus membuktikan dakwaan satu persatu, terhadap
dakwaan yang tebrukti terdakwa harus dipertanggungjawabkan dan dijatuhi
pidana sedangkan yang tidak terbukti terdakwa harus dibebaskan, dan jika
seandainya terbukti tetapi tidak dapat dipertanggungjawabkan dinyatakan lepas
dari segala tuntutan hukum
- Dakwaan disusunan secara kumulasi, apabila terjadi concursus realis menurut
Pasal 65 ayat (1) KUHP, atau terjadi penggabungan perkara menurut Pasal 141
KUHAP
- Ciri Dakwaan kumulasi, diantara dakwaan yang satu dengan dakwaan yang lain
terdapat kata penghubung “DAN”, dan masing-masing dakwaan diberi kata
Pertama, dan Kedua.
- Tidak diperbolehkan mengkumulasikan antara tindak pidana yang diperiksa
dengan acara pemeriksaan biasa/ singkat denga tindak pidana yang diperiksa
dengan acara pemerikasaan cepat, atau antara dua pengadilan yang mempunyai
kewenangan mengadili yang berbeda.
- Apabila terjadi Concursus Idelalis apakah dapat diajukan dakwaan secara
kumultif?
Jawab:
…..
- Contoh Dakwaan Kumulasi:
 Dakwaan Pertama, Pencurian sebagaimana Pasal 362 KUHP
DAN
 Dakwaan Kedua, Penggelapan sebagaimana Pasal 372 KUHP

5) Dakwaan Kombinasi/ Gabungan


- Dakwaan gabungan disusunan apabila seorang atau beberapa orang secara
bersama-sama melakukan beberapa tindak pidana yang berdiri-sendiri dan
diantara tindak pidana tersebut penuntut umum ragu terhadap tindak pidana yang
terjadi
- Jadi dakwaan kombinasi dasarnya adalah dakwaan kumulasi tersebut ada
dakwaan dalam bentuk lain.
- Merupakan kombinasi dari beberapa bentuk surat dakwaan.
- Contoh Dakwaan Kombinasi: (Contoh TP Concursus Idealis)
Dakwaan Pertama:
 Primair: Pasal 340 KUHP
 Subsidair: Pasal 338 KUHP
DAN
Dakwaan Kedua:
 Membawa senjata api tanpa hak; Pasal 1 ayat (1) UU No. 12 / DRT /
1951

Anda mungkin juga menyukai