Anda di halaman 1dari 2

NINA PENARI REMO

By: Glory Kikamali Pasulu

Pada suatu hari Nina termenung di tengah bisingnya kantin sekolah siang hari itu.
Tergiang-ngiang di kepala Nina kata-kata Bapaknya belum lama ini dan memimpikan menang
lomba tari. “Nina, bapak harap kamu dapat meneruskan karier bapak sebagai penari Jawa jika
nanti sudah besar.” Entah kenapa, ucapan tersebut seolah menjadi cambuk di hati Nina dimana
sebenarnya sangat ingin menjadi penari modern. Hari dimana aku merasa bimbang untuk
memilih, apakah harus meninggalkan kegemaranku menari modern, lalu beralih menekuni tarian
Jawa seperti Bapak. Aku benar-benar galau.

“Hei, Nina! Melamun saja!” seru Aisyah, sahabatku. “Eh, i-iya..”, ucapku. “Kamu
terlihat kurang bahagia hari ini. Ada apa?” Tanya Aisyah masih penasaran. “Bapak kemarin
berkata kepadaku dan menginginkanku meneruskan karirnya sebagai penari Jawa” jelasku.
“Hmm… kamu harus mencoba mulai mempelajari tari tradisional berarti, agar bisa menjadi guru
penari Jawa yang hebat seperti Bapakmu”.

“Justru itu masalahnya, Isyah! Aku tidak ingin meninggalkan kesukaanku menari
modern”. Kusambung kalimat itu dengan beberapa keluhan yang seakan tak ada hentinya. “Yah,
semua ini keputusanmu Nina. Jadi pikirkanlah baik-baik. Ingat sajalah, semua pilihan yang kau
pilih pasti ada konsekuensinya masing-masing. Lagian mimpimu juga bagus yaitu menang lomba
tari tradisional kan mungkin itu jawabannya.”, Aisyah dengan sabar mejawab keluhanku.

Nina adalah anak seorang guru tari Remo yang bernama Pak Agus. Sedari kecil, Nina
sering diajak oleh ayahnya, yaitu Pak Agus ke sanggar tari untuk melihat para penari yang
dengan indahnya menarikan gerakan tarian modern sampai tradisional. Nina sangat menyukai
tarian modern tetapi orang tua Nina menyuruhnya menjadi penari tradisional Remo. Gemuruh
dihatinya karena permintaan orang tuanya tersebut tetapi karena dia mendapatkan mimpi karir
yang baik di masa depan akan tari Remo maka dia mulai belajar menyukai kesenian tradisional
Jawa Timur tersebut. Nina mulai mengagumi tarian Remo karena gerakan yang begitu indah dan
juga kostum dari para penari yang begitu indah.
Nina akhirnya memutuskan untuk mempelajari gerakan tari Remo tersebut dengan sangat
gigih. Sebelum sekolah dan setelah pulang sekolah, Nina selalu mempelajari setiap rangkaian
gerakan tari Remo karena mimpi Nina adalah agar bisa menjadi penari Remo dan
membanggakan orang tuanya.

Pada hari ulang tahun Nina, ayah Nina membelikan Nina sebuah sampur dan rompi yang
merupakan kain panjang yang digunakan oleh para penari Remo. Kegigihan dan semangat dari
Nina ini mulai dilirik oleh sekolahnya dan sekolah Nina menyertakan Nina dalam suatu festival
budaya untuk menarikan tari Remo. Keindahan gerakan tari Nina akhirnya Nina terpilih dalam
perlombaan festival budaya untuk daerah Jawa Timur yang membuat sekolah dan orang tuanya
merasa bangga terhadap Nina.

Nina merasa senang bisa menuruti perintah orang tuanya dan bersyukur bisa melestarikan
budaya Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai