Anda di halaman 1dari 4

Olimpiade IPA

Oleh : Najwa Windriya Wijayanti

Sekar adalah seorang gadis yang duduk di bangku kelas IX SMP. Ia adalah siswa yang
pandai, ramah, dan sopan. Sekar sangat senang dengan pelajaran IPA, ia juga sering berkebun
dan membantu orang tuanya memanen hasil tanaman sayuran di kebun nya. Ia tingga di
sebuah desa yang subur di daerah pegunungan bersama Ayah, Ibu, dan Kakak perempuannya
yang bernama Ajeng. Ayah dan ibu Sekar bekerja sebagai petani sayuran di kebun.

Di suatu hari saat jam istirahat sekolah, Sekar dipanggil Pak Heru guru mata pelajaran IPA di
sekolahnya dan diminta untuk menemui beliau di ruang guru sepulang sekolah.

“Sekar, nanti sepulang sekolah ke ruang guru menemui saya ya,” kata Pak Heru.

“Baik, pak maaf sebelumnya ada keperluan apa ya pak?” tanya Sekar sedikit bingung.

“Ada informasi yang ingin saya sampaikan terkait kegiatan olimpiade IPA tingkat
pelajar SMP.” kata Pak Heru.

“Baik, pak nanti saya ke ruang guru untuk menemui bapak setelah pulang sekolah,”
jawab Sekar yang diikuti langkah kakinya menuju kelas karena bel masuk sudah berbunyi.

Kring....kring....kring.... bel menandakan waktunya pulang sekolah. Sesampainya di ruang


guru, Sekar menanyakan kepada Pak Heru mengenai keperluannya pada Sekar.

“Maaf pak, informasi apa yang akan bapak sampaikan pada saya mengenai olimpiade
IPA yang bapak sampaikan tadi waktu istirahat?” tanya Sekar dengan penasaran.

“Jadi begini Sekar, sekolah meminta kamu untuk menjadi perwakilan sekolah dalam
olimpiade IPA tingkat pelajar SMP yang diadakan minggu depan.” jelas Pak Heru panjang
lebar.

“Wah, alhamdulillah saya terpilih sebagai perwakilan sekolah, untuk olimpiadenya


diadakan di mana pak ?” tanya Sekar dengan senang.

“Olimpiadenya diadakan di SMP Nusa Bangsa,” kata Pak Heru.

“Baik,pak terimakasih,” jawab Sekar.


Sesampainya di rumah, Sekar menceritakan hal tersebut pada Ayah dan Ibunya.

“Ayah... Ibu... aku diminta untuk mewakili sekolah dalam olimpiade IPA tingkat
pelajar, aku senang sekali.” kata Sekar dengan senang hati

“Wah, selamat Nak, ayah bangga sama kamu,” jawab ayah.

“Ibu juga bangga sama kamu Nak, jangan lupa persiapkan diri dengan baik, pelajari
materinya dengan sungguh-sungguh!” pesan ibu pada Sekar.

“Siap ayah, ibu semua akan kupersiapkan dengan baik!” jawab Sekar penuh
semangat.

Mendengar adiknya akan mengikuti olimpiade IPA, Ajeng merasa iri pada Sekar, ia
membujuk Sekar untuk mundur dari olimpiade.

“Sekar, menurut kakak lebih baik kamu mundur saja dari olimpiade itu, karena kakak
yakin kamu akan kalah, lagi pula pasti peserta olimpiadenya pandai dan bagus-bagus.” ejek
Ajeng dengan senyum sinis.

“Kenapa kakak bilang begitu, aku berharap memenangkan olimpiade IPA dan bisa
membuat bangga ayah, dan ibu.” kata Sekar dengan raut wajah kecewa.

“Aku akan tetap mengikuti olimpiade itu!” lanjut Sekar dengan tegas sembari
melangkah menuju kamarnya.

“Ya sudah, terserah kamu saja deh, awas kalau beneran kalah jangan nangis ya.”
timpal Ajeng dengan kesal.

“Bisa saja kan, Sekar kalah dan dia pasti akan menangis hingga tersendu-sendu,”
batin Ajeng.

Ternyata ibunya sedari tadi mendengar pembicaraan dua anak gadisnya. Ibu menasihati
Ajeng agar tidak bersikap begitu pada adiknya. Sebagai kakak yang baik, Ajeng seharusnya
mendukung Sekar agar ia semangat dalam mempersiapkan olimpiade.

“Ajeng, ibu tadi mendengar pembicaraan kamu dengan Sekar, adikmu. Kamu tidak
seharusnya bersikap begitu. Sebagai kakak yang baik seharusnya kamu mendukung adikmu
dalam olimpiade itu, agar ia tambah semangat.” kata ibu panjang lebar yang menyadarkan
Ajeng akan kesalahannya.
“Benar juga apa yang dibilang ibu, aku tidak seharusnya bersikap begitu pada Sekar
lebih baik aku menyemangati dia dan mensuportnya dalam olimpiade yang akan dia ikuti,”
batin Ajeng dalam hati

“Iya bu, lain kali tidak ku ulangi lagi, aku akan minta maaf pada Sekar,” jawab Ajeng
yang menyadari kesalahannya.

“Nah, gitu dong,” jawab ibu sambil tersenyum .

Hari yang sudah ditunggu-tunggu pun datang, Sekar mengikuti olimpiade IPA dengan
antusias dan bersungguh-sungguh. Sekar yakin bahwa dirinya akan menang karena sudah
mempersiapkan diri dan mempelajari materi IPA dengan baik.

Sampailah saat pengumuman juara olipiade IPA, dan akhirnya Sekar menjadi juara
pertamanya.

“Selamat untuk juara pertama olimpiade IPA tingkat pelajar SMP dia adalah..... Sekar
dari SMP Nusantara!” suara pembawa acara olimpiade IPA terdengar menggelegar.

Sekar maju ke depan untuk penyerahan hadiah oleh dewan juri.

“Selamat Nak, ayah dan ibu bangga padamu!” sambut ayah dan ibu dengan bahagia.

“Bapak turut bahagia dan bangga Sekar, usahamu tidak sia-sia kamu sudah
mempersiapkan olimpiade dengan sangat baik.” ucapan selamat dari Pak Heru sembari
mengacungkan kedua jempol.

“Terima kasih Pak Heru, dan terima kasih juga ayah ibu atas dukungan dan suportnya
akhirnya aku memenangkan olimpiade,” kata Sekar penuh senyum

“Alhamdulillah aku memenangkan olimpiade, dan bisa membuat bangga ayah dan ibu
juga bapak ibu guru, aku senang sekali” batin Sekar dalam hati.

“Sekar, selamat atas kemenanganmu dalam olimpiade kakak minta maaf ya kemarin
sempat mengejekmu,” permintaan maaf Ajeng pada Sekar.

“Tidak apa-apa kak, sudah ku maafkan,” jawab Sekar dengan senyumannya.

-SELESAI-
Assalamu’alaikum.... perkenalkan namaku Najwa Windriya
Wijayanti, teman-teman boleh memanggilku Najwa. Aku salah satu
siswi di SMP N 1 Bantul. Saat ini aku menduduki bangku kelas 9D.
Aku lahir di Bantul, 16 Mei 2007. Aku anak pertama dari dua
bersaudara. Hobiku berolahraga dan mendengarkan musik. Alamatku
di Tanuditan, Trirenggo, Bantul. Sekian dulu perkenalan dariku.
Wassalamu’alaikum....

Anda mungkin juga menyukai