Anda di halaman 1dari 2

Sebuah perkampungan pinggir kota Jakarta tepatnya di cengkareng hidup seorang remaja putri yang

dikenal bernama Sinar, ya siapa lagi yang tidak kenal dengan gadis penjual nasi uduk yang menjajakan
dagangannya sehabis ia pulang sekolah, tepatnya di sore hari di sekitar tempat tinggalnya, rutinitas
kegiatan setiap harinya tak ia lewatkan untuk membantu ibunya berdagang, sebab ia tidak mau
membuat ibunya lelah, maklum saja ia sudah ditinggalkan ayahandanya sejak ia berumur 5 tahun.

Meskipun fajar belum bersinar dari ufuk timur dan suara adzan shubuh belum terdengar, nampaknya
sinar telah bangun untuk membantu ibunya membereskan rumah seperti mencuci piring, menyapu
serta mengepel lantai. Setelah itu ia langsung bergegas untuk mandi dan menunaikan sholat subuh.
Sebelum ia berangkat sekolah, tak lupa ia sarapan pagi hasil masakannya dengan menu yang seadanya,
namun ia tetap bersyukur karena dengan begitu ia dapat mengurangi uang jajan dan tidak membuat
ibunya terbebani. "ibu sinar berangkat sekolah dulu yaa." ucap sinar. "iya nak, maaf ya hari ini ibu tidak
bisa memberikan uang saku." ucap ibu sinar sambil merautkan wajahnya. "iyah bu tidak apa-apa" ucap
sinar dengan senyuman. " terimakasih ya sudah mau mengerti keadaan ibu."

setelah itu sinar langsung berpamitan dengan ibunya dan berangkat ke sekolah menggunakan sepeda
pancal. Sinar memilih berangkat menggunakan sepeda pancal daripada menggunakan kendaraan umum,
karena ia merasa jika berjalan kaki itu lebih menyehatkan ketimbang harus menaiki angkot, lagipula ia
berangkat lebih pagi sehingga ia tidak akan khawatir jika terlambat, dan juga dapat berhemat karena
uang jajannya ia tabung. Setelah ia berjalan kaki, ia akhirnya sampai kesekolah tepat bel berbunyi.

Saat istirahat sinar lebih memilih untuk pergi ke perpustakaan untuk membaca buku, karena bagi ia jajan
hanya akan menghabiskan uang dan membebani orang tua. Di perpustakaan sinar dengan serius
membaca buku pelajaran seperti fisika, kimia, biologi, dan sastra inggris tidak heran jika ia termasuk
murid pintar dikelasnya bahkan disekolahnya. Saat sedang fokus membaca tiba-tiba Abian teman
sekelasnya menyapa sinar. “sinaarrr...” sapa Abian dengan tepukan ke pundak sinar.

"Abian, kamu ini buat aku kaget saja, ada apa abian tumben kamu deketin aku?” candaan sinar.

“emmh aku ingin nanya deh, kenapa pada saat istirahat kamu selalu membaca buku dan tidak jajan ke
kantin seperti teman-teman yang lainnnya?” tanya abian dengan heran.

"buat apa jajan menghabiskan uang orang tua kita? Lebih baik uangnya ditabung, karena aku merasakan
sendiri betapa sulitnya mencari uang” jawab sinar dengan lancar.

“oh seperti itu, sekarang aku sudah mengerti apa alasanmu sinar” ucap abian.

Setelah bersekolah selama sekitar 7-8 jam. pada sore hari ia pun pulang ke rumah, sama seperti saat ia
berangkat pulangnya pun berjalan kaki, makanya sinar selain dikenal pintar,ramah,baik,pandai
bersyukur, ia juga jarang sakit karena kebiasaan sehatnya yaitu berjalan kaki, sesampainya dirumah ia
langsung berganti pakaian dan bergegas untuk membantu ibunya berjualan.

“assalamu’alaikum bu, sinar sudah pulang” ucap sinar sembari mencium tangan ibunya.

“waalaikum salam nak, bagaimana tadi sekolahnya nak?” tanya ibunya.


“lancar dan baik-baik saja kok bu” ucap sinar dengan senyuman manisnya.

“alhamdulillah syukur puji tuhan nak” tutur ibunya.

Setiap harinya warung ibu selalu ramai dikunjungi orang-orang untuk mengisi perut yang lapar.
Terkadang ia pun kewalahan dan menahan sabar. warung ibu buka Dari pagi sampai malam, sinar dan
ibu menjaga warung dengan bergantian. Dan, terkadang jika ada bahan yang sudah habis, sinar pun
pergi untuk berbelanja.

Beranjak ke malam hari nya, sinar pun membantu ibu untuk menutup warung. Karena jam sudah
menunjukan pukul 8 malam, semua peralatan masak yang kotor ia bawa ketempat cuci piring. Dan
selebihnya, ibu memindahkan bahan-bahan makan untuk dimasukan ke kulkas. Terlebih dahulu, sinar
mencuci peralatan masak yang kotor dan jumlah nya tidak terlalu banyak

Kegiatan itu begitu terus ia lakukan dan ia jadikan rutinitas aktifitasnya selama bertahun-tahun, berkat
ketekunan dan kerja kerasnya, setelah ia lulus sekolah ia langsung masuk ke perguruan tinggi negeri dan
juga ia dapat memberangkatkan ibunya berserta dirinya untuk pergi ke mekah menunaikan ibadah haji
berkat tabungan yang ia dan ibunya miliki selama bertahun-tahun dan buahnya dapat ia rasakan
sekarang ini yaitu dapat melihat keindahan dunia melalui perjalanan ke tanah suci. Demikianlah dengan
bersyukur kita dapat merubah dunia, Sudah saatnya kita untuk bersyukur mulai hari ini karena
nikmatnya dapat kita rasakan dikemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai