Anda di halaman 1dari 11

ANTARA CINTA DAN KESUKSESAN

Matahari dari ufuk timur mulai muncul dengan malu-malu. Ayam jantan milik
Naya Putri mulai berkokok dengan kerasnya. Naya mulai membuka matanya perlahan-
lahan. Naya segera bangun dari tempat tidurnya. Ia lalu merapihkan selimut dan sprei
yang berantakan di kasurnya, setelah itu Naya berjalan ke arah kamar mandi, kran air ia
nyalakan dan ia segera berwudhu. Tepat pukul 05.00 pagi, ia melaksanakan sholat
shubuh. Dalam keheningan, suasana pagi ia memanjatkan sebuah do’a untuk kedua
orang tuanya dan tak lupa pula satu doa yang selalu ia panjatkan yaitu, agar suatu saat
kelak ia bisa menjadi anak yang berhasil dan sukses. Usai beribadah ia lalu mandi.
Setelah mandi ia menuju ke dapur dan segera membantu ibunya yang sedang membuat
bumbu sate. Maklumlah ibu Naya kan memang seorang pedagang sate.
“ Nay,.. hari ini kamu libur…?”, tanya ibu kepada Naya, sambil memotong-
motong cabe dan segala jenis rempah-rempah yang ada di meja.
“ oh, ya.. bu, hari ini Naya libur, soalnya nanti jam 08.00, Naya ingin ke
Kampus. Hari ini Naya ada ujian, jadi Naya izin hari ini ”. kata Naya sembari duduk. ”
ya sudah….. , “ Naya, ibu boleh minta tolong ngga?” kata ibu sambil menengok ke arah
Naya.” Minta tolong apa, bu?” kata Naya sembari minum. Tolong dong ambilkan
daging di pasar 2 kg, di tempat biasa”, kata ibu sambil berjalan ke arah Naya dan
memberi kertas kecil yang berisikan daftar belanjaan.
“ ya, sudah Naya pergi dulu ya… Assalamu’alaikum “, kata Naya sambil
berjalan ke arah motor bebeknya, dan segera bergegas pergi ke pasar.
Sesampainya di pasar, naya memarkirkan sepeda motornya di tempat parkiran
khusus untuk sepeda motor. Setelah sampai di kios Pak Sudirman, ia lalu menyerahkan
kertas kecil daftar belanjaannya itu kepada Pak Sudirman. “ Ini pak, daftar belanja ibu
saya ”, kata Naya sembari menyodorkan daftar belanjaannya itu.
“ oh..ye ndok, ndok tumben toh udu ibumu neng ngembil daging…?”, kata pak
Sudirman, sambil menyodorkan daging yang ibu pesan itu. Sudah mah ngomong pake
bahasa jawa, untung Naya mengerti artinya, maklumlah pak Sudirmankan langganan
ayahnya dulu, sebelum ayahnya meninggal. Dan sekarang menjadi langganan ibunya,
yang meneruskan usaha ayahnya, yang telah wafat. “ Ya pak, soalnya hari ini saya izin
ga kerja dulu, makasih pak… duluan ya…”, kata Naya bergegas pergi dari kios daging
pak Sudirman itu.
Jam tangan yang dipakai Naya menunjukkan pukul 08.00 WIB. Naya lari
terbirit-birit seperti, dikejar hantu. Ia segera menaiki motor bebeknya dan mengendarai
motornya dengan cepat.
Sesampainya di rumah Naya segera menaruh belanjaannya di meja dan
mengambil tasnya di kamar. Tak lupa ia berpamitan dulu kepada ibunya. Naya bergegas
mengendarai sepeda motornya.
Sampailah ia di salah satu kampus terfavorit di Jakarta. Naya memarkikran
motornya di tempat parkir, dan ia bergegas lari memasuki lift. Sampailah ia di lantai ke
tiga. Naya segera lari menuju kelasnya. Sampailah ia di kelas IPA. untung saja
dosennya belum datang. Jadinya tidak dihukum. Di kampus ini Nayalah mahasiswi
yang paling cerdas. Itulah sebabnya Naya bisa mendapatkan beasiswa di sekolah ini.
Dua jam berlalu Naya keluar dari kelas, dengan perasaan resah dan gelisah ia
takut jikalau nilainya jelek. Naya menuju parkiran, hari ini ia berminat untuk ke toko
buku. Ia bergegas pergi meninggalkan kampus, dan menuju ke sebuah toko buku.
Sesampainya di toko buku, Naya melihat-lihat edisi novel-novel terbaru. Maklumlah,
Naya salah satu pecinta novel. Sedang asyik membaca novel, tiba-tiba bahu Naya
ditepuk oleh seorang pemuda yang cakep bangeet… yakin dech, kalo temen-temen
semua melihat, pasti langsung jatuh hati. He…he..he..he.
“ Naya..? kamu Naya-kan??”, tanya pemuda cakep itu. Naya membelengokkan
badannya dan menatap tajam pemuda cakep itu.
“ Elang….? Kamu elang?? “ Naya balik tanya kepada pemuda cakep itu.
“ Iya… aku Elang..” tatap pemuda itu.
“ O…kamu Lang!!, kata Naya pelan. Ia lalu pergi dari tempat itu.
“ Nay… tunggu…! Pemuda yang bernama Elang itu mengejar Naya dan
memegang tangannya. Naya melepaskan tangan pemuda itu, dan ia bergegas menaiki
motornya dan pergi dari tempat itu. Elang mencari-cari Naya tapi, tetep tidak bertemu.
Karena, Naya sudah terlanjur meninggalkan tempat itu.
“ Padahal aku ingin sekali menyatakan perasaan ini …mmmm…..”, kata Elang
dalam hati.
Sesampainya di rumah Naya langsung masuk ke kamarnya dan merebahkan
tubuhnya ke tempat tidur. Naya sama sekali tidak menyangka akan bertemu dengan
Elang lagi. Naya sebenarnya mencintai Elang tapi, itu semua tidak akan mungkin
terjadi. Karena perbedaan keyakinanlah yang membuat mereka tidak bisa bersatu.
“ Sudahlah, aku harus melupakannya”, kata Naya sambil menghapus air
matanya, yang tiba-tiba berlinang begitu saja.
“ Nay….!! Panggil ibu.
“ Ya.. bu, ada apa? Kata Naya sambil bangun dari tempat tidurnya.
“ Ibu pergi dulu ya…! Jaga rumah, oh ya.. entar malem kamu dateng ya …
bantuin ibu”.
Ya…, bu”, kata Naya pelan.
“ Nay, kamu kenapa sih? Ibu liat semenjak pulang tadi, mukanya ditekuk
mulu”.
Kata Ibu sambil menatap mata Naya.
“ Enggak…gak kenapa-napa bu”, kata Naya sambil tersenyum kepada ibunya.
“ Ya, sudah ibu pergi dulu ya… Assalamu’alaikum “. Kata ibu, sambil
meninggalkan rumah.
“ Ya, Wassalamu’alaikum”, kata Naya sambil menutup pintu.
Malampun tiba, Naya bersiap-siap karena ia ingin ke tempat berjualan ibunya.
Sesampainya di tempat berjualan sate ibunya, Naya lalu membantu ibunya membuat
sate, dan melayani pembeli-pembeli di sana.
Tepat jam 10 malam, mereka mengemasi barang-barang mereka, lalu mereka
pulang. Sesampainya di rumah, ibu menaruh gerobak-gerobak di belakang rumah.
Sementara Naya menuju ke kamarnya, lalu belajar. Setelah Pukul 11 malam, Naya
tidur.
Pagi ini cuaca kurang mendukung. Tapi, Naya tetap berangkat kerja. Hari ini
Naya giliran masuk pagi, dan kuliahnya masuk sore. Jadi, Naya bisa kerja dulu.
Maklumlah Naya kuliah sambil bekerja ia bekerja di sebuah perusahaan, tetapi sungguh
disayangkan teman… padahal Naya cantik, pintar, tetapi, mengapa dia menjadi
Cleaning service yah…!.
Sesampainya di kantor, Naya segera ke belakang.
“ Nay…tunggu”, kata Lina teman kerja Naya.
“ Ada apa Lin?”, sahut Naya.
“ Kamu disuruh membersihkan ruangan direktur utama tuh”, cetus Lina
dengan jutek.
“ Baiklah”, sahut Naya sambil mengambil alat-alat kebersihan.
Lalu Naya memasuki Lift. Sampailah ia di depan ruangan Direktur Utama, lalu
Naya mengetuk pintunya.
“ Masuk….!” Sahut orang di dalam. Yang sepertinya suara pak direktur utama
itu. Naya pun masuk, lalu Naya membersihkan meja direktur itu. Tanpa disadari Naya
ternyata direktur itu adalah “Elang”.
“ Tolong, bersihkan tempat duduk saya”, kata Direktur itu, yang ternyata
Elang.
“ Baik, pak”, kata Naya sambil membersihkan tempat duduk direktur utama
itu.
“ Naya…!”, kata Elang kaget.
“ Elang….!,” kata Naya kaget dalam hati.
“ Kamu kerja di sini, sebagai Cleaning Service????”, tanya Elang, tak percaya
bahwa gadis yang selama ini ia cintai bekerja sebagai cleaning service.
“ Ya… kenapa??? Udah bersih pak tempat duduknya, permisi… ”, kata Naya
sambil meninggalkan ruangan direktur itu.
Elang masih berdiri termenung tak berdaya melihat semua kenyataan ini, tetapi
Elang berusaha menerimanya.
Tepat pukul 15.00 WIB, Naya bergegas berangkat ke Kampus. Sesampainya di
Kampus Naya segera memarkirkan sepeda motornya dan bergegas masuk kelas. Hari ini
memang tidak ada materi, karena hari ini akan ada nasehat-nasehat saja dari para dosen.
Maklumlah karena besok akan diselenggarakan ujian akhir semester selama satu
minggu penuh. Dan ujian akhir semester inilah yang akan menentukan Naya lulus apa
tidak. Setelah kurang lebih dua jam, akhirnya usai sudah pemberian nasehat-nasehatnya.
Nayapun pulang ke rumah. Sesampainya di rumah Naya mempersiapkan semua materi-
materi dan semua buku-buku yang telah diajarkan dosen-dosennya, untuk ia pelajari
ulang. Malamnya Naya belajar sampai larut malam. Sekitar jam 02 waktu malam, Naya
mengambil air wudhu dan ia melaksanakan ibadah sholat tahajud. Dalam keheningan
malam, Naya pun memanjatkan do’a kepada sang Khalik. Ia meminta agar diberi
kemudahan dalam melaksanakan ujian akhir semester besok. Waktu demi waktu pun
berlalu dan tepat pukul 07.00 pagi WIB. Naya bergegas pergi ke Kampus. Ia berpamitan
kepada ibunya dan sampailah ia di kampusnya. Seperti biasa Naya selalu memarkirkan
motornya terlebih dahulu. Setelah itu ia menuju ke ruangan tampat ia ujian.
Sesampainya di ruang tempat ujian Naya segera duduk, dan membaca ulang materi-
materi yang telah dibacanya.
Tepat pukul 08.00 pagi WIB, ujian dimulai jantung Naya semakin berdetak
lebih kencang dan kedua tangannya dingin seperti es yang membeku. Tepat pukul 10.00
pagi WIB ujian usai. Naya pulang dengan hati cemas dan gelisah. Ia takut nilainya
jelek.
Tak terasa 1 minggu pun berlalu, hari ini Naya akan mengetahui nila-nilainya
selama 1 minggu ujian penuh itu. Naya pun bergegas menuju gedung bintang lima,
tempat ia wisuda. Ketika namanya dipanggil, Nayapun segera naik ke atas panggung,
dan ternyata Naya lah mahasiswi yang terbaik nilainya. Naya pun bersyukur sekali
kepada Allah SWT karena telah mengijabah impiannya selama ini. sekarang Naya telah
menjadi orang yang sukses.
Akhirnya Elang pun memutuskan untuk menjadi mualaf. Agar ia bisa
menikahi Naya secara syah. Dan tepat tanggal 30 Maret 2006, mereka mengikat janji
suci satu untuk selamanya.
5 tahun kemudian kini Naya telah menjadi Ibu dan Elang telah menjadi
seorang Ayah bagi anak-anaknya. Mereka dikarunia 2 orang anak. Anak sulung mereka
berjenis kelamin laki-laki dan anak bungsu mereka berjenis kelamin perempuan.
Mereka hidup bahagia selamanya.
~ Tamat ~

* Biodata Pengirim *

Nama : Mira Amalia


Kelas : VIII A
Sekolah : SMPN 3 Cilegon
Umur : 13 tahun
Alamat : Tegalwangi RT 01/01 Kel. Rawaarum Kec. Grogol,
Kota Cilegon – Prov. Banten
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 30 Maret 1998
Anak ke : 5 (lima) dari 6 (enam) bersaudara
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga
Telp. : 083813219610
AKU DAN VOLLY

Seperti biasa sesampainya di kelas aku segera menaruh tasku di kolong meja.
Hari ini akan ada seleksi semua cabang olahraga sekolahku, karena dua minggu yang
akan datang akan ada perlombaan antar sekolah-sekolah dasar, yang biasa disebut
olehku dan temen-temenku dengan sebutan POR.
Tengg…..tengg….tenggg …… lonceng yang amat besar sekali dan suaranya
yang menyakitkan telinga itupun berbunyi. Itu tanda waktu pulang sekolah. Seharusnya
hari ini aku pulang, tetapi karena akan ada seleksi semua cabang olahraga di sekolahku,
terpaksa aku pulang agak siang.
“ Hey…!!, “ teriak Sri sambil meletakkan tangannya di bahuku saat itu aku
kaget sekali.
“ Ada apa, Sri.. ?” cetusku, yang kala itu sedang bengong, tetapi sambil
menghayal He..he..he…
“ kenapa sih bengong mulu…?” tanya Sri sambil menyodorkan es berwarna
merah yang baru saja dibelinya.
“ Ga, makasih, aku tidak haus” jawabku dengan pelan.
“ Ya, sudah ayo ikut..!” Tarik sri.
“ Hey… kau mau aku bawa kemana? “ Aduuuh!!, pelan-pelan napa sih…”
teriakku”. Sambil marah kala itu. “ Ya… habisnya Sri menarikku dan aku dipaksa lari
olehnya. Tapi, sungguh aneh jarang sekali ada orang yang bisa menarikku sekencang
itu, hingga aku bisa berdiri dan berlari seperti itu. Biasanya tuh…. Cuma orang-orang
tertentu yang berat badannya sama seperti aku atau bahkan lebih, maklumlah karena aku
kelebihan berat badan, bisa dibilang “ gendut” .
“ Nah, di sini tempatnya, Mir…!” kata Sri sambil melepaskan tanganku. “
lapangan bola volly?”, eeh kampret mau ngapain ke sini?” tanyaku sinis. “ Latihan
Volly, siapa tahu aku dan kamu ada bakat untuk menjadi pemain profesional bola
volly”, jawab Sri sambil memancarkan senyuman yang sangat indah. Mungkin itulah
yang membuat semua cowo di kelas suka padanya. “ Hahhh…ga mau, aku ngga mau,
kamukan tahu siapa pelatih Volly, Pak Romie yang super, duper galak dan jika
mengajarkan sesuatu tidak sabar”, cetusku sambil meninggalkan lapangan volly itu.
Tinggal selangkah lagi aku keluar dari lapangan bola volly itu, tetapi tiba-
tiba….!
“ Mira, Sri, kemarilah”, teriak suara laki-laki dewasa yang sepertinya suara
Pak Romie. Sri menarikku, hingga aku sampai di hadapan Pak Romie.
“ Ada apa pak?” tanya Sri.
“ Begini, Bapak liat kalian ini ada bakat bermain volly, ayo… coba Sri,
tangkap bola volly ini ”, kata Pak Romie sambil melempar bola volly kepada Sri dan
aku.
“ Cara mainnya luruskan tanganmu, angkat ke depan, posisi tubuh
membungkuk sedikit, dan kaki dilebarkan”, kata Pak Romie sambil mengajarkan
kepada kami.
“ Begini, Pak?” tanyaku.
“ ya, begitu”, kata Pak Romie.
Setelah kurang lebih satu jam latihan akhirnya Pak Romie memutuskan latihan
cukup sampai di sini.
“ Mira, Sri, Bapak memutuskan kalian ikut lomba volly ini, besok kalian
kemari lagi untuk latihan volly”, kata Pak Romie sambil menaiki motornya.
“ Ya, pak”, kata Sri sambil membuka air mineral.
Hari ini, hari Minggu tepat pukul 08.00 pagi WIB, aku bergegas ke sekolah
untuk latihan volly. Hari ini latihan lebih awal karena hari ini adalah hari terakhir
latihan volly, karena lomba dimulai besok.
Tak terasa dua minggupun berlalu. Dan hari ini adalah hari pertempuran di
mulai.
Pada saat ingin memasuki lapangan bola volly, hati ini terasa ingin copot.
Tetapi, aku harus berani menghadapinya. Aku pun segera ambil posisi dan pluit pak
wasit pun berbunyi pertandingan pun dimulai. Saat itu aku dan teman-teman bermain
dengan semangat. Point demi point pun kami cetak, permainanpun usai.
Kami beristirahat di tempat duduk yang telah disiapkan. Dan inilah saat-saat
yang ditunggu oleh semua pelatih, dan semua pemain volly, yaitu diumumkannya
pemenang-pemenang lomba bola volly hari ini. dan pada saat diumumkan, al-
hamdulilah aku menang hari ini. tapi aku tak boleh bangga dulu karena besok adalah
final. Alhamdulillah juga besok sekolahku bisa ikut finalnya.
“ Huuuh, yeeee…..,” aku benar-benar senang hari ini pada diriku sendiri.
Tetapi besok…” Apakah aku bisa bermain dengan baik ??” dengan bingung aku
bertanya pada diriku.
Hari ini matahari bersinar dengan teriknya. Hatikupun semakin terasa menjadi-
jadi, jantungku berdetak lebih cepat, tanganku dingin seperti es yang membeku.
Permainanpun dimulai. Dan aku orang yang pertama melakukan servis. Game pertama
sekolahku menang. Sekarang game kedua dimulai dan sekolahku menang. Sekolahku
mendapat juara ketiga. “ehmmm… aku merasa senang. Sedang asyik-asyiknya istirahat,
tiba-tiba wasit yang tadi memimpin pertandingan volly, memanggilku.
“ Maaf, mengganggu yang bernama Mira Amalia yang mana ya…?” tanya
wasit itu.
“ Saya, Pak ada apa?”, tanyaku.
“ Begini, saya liat kamu seudah lincah sekali bermain volly, kamu mau ikut
lomba ke kota? Jika kamu mau, Besok datang ke alamat ini. besok ada seleksi volly.
Datang ya…!”. Kata wasit itu sambil menyodorkan kertas berukuran kecil.
“ Ya, Insyaallah,” jawabku sambil menerima kertas berukuran kecil yang
berisikan alamat.
Besoknya, tepat pukul 10.00 WIB, pagi aku diantar oleh kakaku untuk latihan
volly, di BAPOR. Sesampainya di sana aku segera latihan. Kurang lebih dua jam,
latihan. Akhirnya pelatih yang memimpin kami latihan itu pun, menyelesaikan latihan
pagi itu. Sebelum bubar, pelatih itu mengumumkan kepada kami. Siapa saja yang lulus
seleksi volly. Pada saat itu perasaanku cemas, gelisah. Aku sangat-sangat berharap
sekali, semoga aku bisa lulus seleksi itu. Pada saat diumumkan….yeeee, alhamdulillah
aku lulus seleksi.
“ Selamat bagi yang lulus seleksi, besok yang lulus seleksi diharapkan untuk
datang kemari lagi latihan, karena perlombaan tinggal seminggu lagi”, kata pelatih itu,
sambil melihat buku biodata kami yang lulus seleksi itu.
Waktu seminggu itu, kami manfaatkan dengan baik. Seminggu itu aku lalui
dengan bermain volly, bermain volly dan bermain volly. Sampai akhirnya tibalah saat
ini, di mana saat ini game itu dimulai. Sebelum melakukan game itu kami melakukan
pemanasan dan pemberian nasehat oleh pelatih. Tibalah saatnya. Aku segera ambil
posisi dan….
Priiiit…, pluit pun dibunyikan oleh wasit. Itu tandanya permainan dimulai.
Game pertama hari ini kita menang tetapi, kata pelatih masih ada empat game lagi.
Hufft cape deh…! Hari ini yang melelahkan sekali bagiku…! Bayangkan saja, lima kali
game teman. Bisa-bisa tubuhku yang gendut ini kurus mendadak. He…he…he, tapi aku
merasa senang dan bangga karena tim kami bisa memenangkan juara kedua dalam game
ini. tubuh yang cape, pegal… menjadi semangat kembali.
“ terima kasih ya Allah, ucapku dalam hati sambil meminum sebotol air
isotonik yang diberikan pelatih. Pukul 17.30 kami pulang. Dan aku sampai di rumah.
“ Assalamu’alaikum, mah…mamah…., aku pulang”, kataku sambil mencari-
cari mamah.
“ Waalaikum salam, udah pulang, bagaimana pertandingannya?” tanya
mamah.
“Al-hamdulillah, lancar timku memenangkan juara kedua”, jawabku semangat.
Malam itu aku senang sekali rasanya bagai kejatuhan bintang dari langit.
Paginya semua teman-temanku di sekolah menyambutku dengan suka cita dan
memberikan selamat kepadaku.
Aku kini semakin yakin pada si kulit bundar ini yaitu bola volly. Yang telah
membawaku sampai saat ini. mulanya aku sangat-sangat tidak mengenal volly, tetapi
pada saat aku duduk di kelas empat SD, aku diperkenalkan oleh guru yang bernama Pak
Romie itu. Dan semenjak saat itu aku sering latihan bola volly. Mungkin seiring
berjalannya waktu. Kini sekarang aku telah lincah bermain bola volly. Meski kadang
salah, tetapi aku akan selalu berlatih dan berlatih. Sampai nanti aku mahir
memainkannya.
Sempat tersirat dalam hatiku “ jenuh bermain bola volly “. Dan aku sempat
vakum dalam olahraga ini, karena tuntutan belajar dan belajar. Faktor yang paling
membuatku bertambah berputus asa. Karena kedua orang tuaku beserta kakakku tidak
mendukungku dalam olah raga ini.
Aku juga mengerti mereka melarangku bermain dalam olahraga ini, karena
mereka tidak mau melihat nilai-nilai sekolahku menurun, dan aku sakit. Dan selama itu
pun aku menuruti nasihat-nasihat mereka. Walaupun di dalam hati kecilku berkata “
sungguh tak bisa “. Tetapi aku mencoba menjalankannya dengan tabah, sambil
melupakan semua kenangan tentang bola volly itu. Sampai akhirnya, aku tak sanggup
lagi menahan gejolak hati ini, untuk bermain bola volly lagi. Aku tak bisa
meninggalkannya, susah bagiku karena bagiku…
Volly adalah salah satu kehobian yang tak bisa kutinggalkan. Walau badai
menerpa, Insyaallah aku tetap bersamamu bola volly. Tetapi walaupun aku sangat
mencintai hobiku ini. aku tidak pernah berniat untuk menjadi seorang pemain volly
yang professional, karena bagiku itu adalah kehobian semata.
Dan sekarang, guys….!
Aku sekarang diizinkan kembali oleh orangtuaku untuk bermain volly lagi,
aku seneng bangettt….
Aku janji akan meneruskan hobiku yang sempat vakum ini, dan…
Aku janji akan memanfaatkan waktuku sebaik-baik. mungkin
~ tamat ~

* Biodata Pengirim *

Nama : Mira Amalia


Kelas : VIII A
Sekolah : SMPN 3 Cilegon
Umur : 13 tahun
Alamat : Tegalwangi RT 01/01 Kel. Rawaarum Kec. Grogol,
Kota Cilegon – Prov. Banten
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 30 Maret 1998
Anak ke : 5 (lima) dari 6 (enam) bersaudara
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga
Telp. : 083813219610

Anda mungkin juga menyukai