Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mutiara Zahro

Kelas : 8A
Tema : Kasih sayang sesama manusia

Kasih Sayang Sebuah Keluarga

Pagi hari mulai tiba, terdengar suara gemericik air hujan, dan awan gelap yang menutupi
langit, namun tidak mengganggu masyarakat yang akan bersiap di pagi hari untuk bekerja di
ladang. Contohnya ibuku, dia masih saja mengemasi barang barang digudang yang akan
bersiap ke ladang, dan kakak perempuanku yang sibuk di dapur, sementara ke tiga kakak laki
laki yang entah ada dimana. Namun tiba-tiba ibu memanggilku dari arah gudang,
“Aza tolong bantu kakakmu didapur! pinta ibuku.
“ya ibu.” Jawabku singkat.
Kulihat kakakku di dapur sangat sibuk, sibuk mengurusi bumbu-bumbu, dapat dilihat dia
selalu bolak balik mengecek rasa masakan sudah pas atau belum, dan menanak nasi yang
hampir matang, sadar akan kehadiran ku kakak pun menyuruhku untuk membawa nasi yang
sudah matang kemeja makan
“Aza tolong pindahkan nasi yang sudah matang ke atas meja .”pintanya
“ya kak” jawabku singkat.” Sambil memindahkan nasinya . Setelah kakakku menyajikan
semua makanan untuk sarapan di atas meja’ dia lalu memanggil yang lain untuk makan.
Di meja makan sudah tersaji sayur rebung, tempe goreng, dan rendang.Dapat kulihat
keempat kakakku yang datang dan siap menyantap sarapan mereka, sementara ibu sudah pergi
dari tadi keladang dari tadi.
Walaupun ini hari minggu aku tak bisa santai seperti yang lainnya, hari ini aku sibuk sekali
membantu kakakku membersihkan rumah. Namun tidak dengan kedua kakak laki-lakiku siapa
lagi kalau bukan kak rauhun dan rayhan mereka selalu melarikan diri dari tugas yang diberikan
ibu. Mereka selalu kekampumg sebelah untuk bermain-main, berbagai permainan dimainkan
disana seperti gasing, bermain kelereng dan masih banyak yang lain. Sementara aku di dapur.
“Aza....., kau sudah merapikan kamar” panggil kakakku.
“ya kak aku sudah merapikan kamarku”. jawab ku singkat. “kalau sudah bantu kak Ray
membersihkan rumput di kebun belakang rumah”. Namun tidak kupedulikan karena aku sudah
lelah merapikan kamarku, dan kamar yang lain aku merebah diriku di tempat tidur aku mulai
bosan, karena bosan aku mengambil buku cerita yang ada di lemari terdapat banyak buku cerita,
buku cerita itu dibawakan paman Heru dari kota.
Paman Heru merupakan adik satu-satunya dari ibu.Paman merupakan lulusan terbaik di
Amerika jurusan teknik komputer, baru kemarin paman datang dan membawakan kami oleh-
oleh, salah satunya buku cerita. Sekarang aku sedang membaca buku ceruta di tempat tidur
dengan santai. Disaat aku sedang santai dapat kudengar derap langkah kaki menuju
kekamarku, namun aku tak terlalu memperdulikannya.
“AZA apa yang sedang kau lakukan?”. Kulihat kakaku marah didepanku, sambil menatapku
tajam. “A.. aku sedang membaca buku.” jawabku gugup. “Bukankah kakak menyuruhmu
membantu kak Ray di kebun belakang.” ,katanya tegas. Aku hanya bisa menunduk, dan
berkata “aku lelah, jadi aku beristirahat dan ingin membaca buku cerita.”, namun dengan
cepat dia berkata. “Apa kau pikir aku dan Ray tidak lelah bekerja juga, kami sibuk
membersihkan seluruh bagian rumah, dan kau hanya kusuruh membantu Ray, kau sudah
mengeluh.”.Sambil mencubit lenganku, aku hanya bisa menunduk dan berusaha
menyembunyikan tangisku. “ Sekarang kau bantu kakak mengepel rumah.” Aku hanya bisa
mengikuti kata-katanya. Segera saja aku mengepel rumah, sementara kakakku mengawasi,
dia bahkan mengecek lantai-lantai kayu yang kupel.

Memang mengepel lantai kayu harus hati-hati agar tidak rusak. Aku selesai tepat habis
adzan Dzuhur .Setelah sholat aku ke dapur untuk makan.Namun kedua kakak laki-lakiku
belum pulang hingga jam segini. Langsung saja kakakku mencari mereka berdua.

Sementara aku memutuskan untuk istarahat di teras rumah. Kulihat kak Ray
menghampiriku, bagiku kak Ray lebih dari seorang kakak, dia juga seperti seorang ayah.
Karena dia sekarang duduk disampingku aku langsung saja menceritakan kekesalanku
padanya namun dia hanya menjawab, “Dia tidak marah padamu Aza dia melakukannya untuk
kebaikanmu,” jawabya .

Menjelang maghrib kakakku baru menemukan kak Fahri dan Zacky, kakakku menemukan
mereka berdua bermain di daerah pelabuhan, beruntung ibu tidak memarahi mereka, karena
mereka baru saja dimarahi habis-habisan oleh kak Lia.

Malam ini mereka dihukum tidak dapat jatah makan malam. Namun dapat kudengar mereka
masih bersenda gurau. Mungkin mereka saling berbagi cerita saat bergurau. Malam yang
begitu panjang terasa cepat berlalu hingga tak terasa pagi pun telah tiba.
Pagi pagi sekali sekitar pukul 04.30, Kak Lia membangunkanku untuk melaksanakan
sholat shubuh berjamaah. Sebelum itu kami berdua mengambil wudhu terlebih dahulu, baru
menyusul yang lain. Setelah selesai sholat, kak Lia dan aku membantu ibu menyiapkan
sarapan pagi ini. Pukul 06.30 aku beserta kakak kakakku berangkat menuju sekolah. Hari ini
adalah hari senin, jadi saat sampai di sekolah, kami satu sekolah bersiap-siap untuk upacara,
hari ini cuaca sangat panas sampai sampai membuat beberapa kelas ribut. Selesai upacara
kami pun masuk ke dalam kelas masing masing.
Ternyata di kelasku ada anak yang baru masuk, ia pindahan dari kota. Cintya Atika
Zahwa, itulah nama teman baru kami di kelas. Ternyata ia duduk sebangku denganku,
dia anak yang baik dan sopan. Aku sangat senang bisa duduk sebangku dengannya.
“hai salam kenal, namaku Azahra biasa dipanggil Aza.” Aku memperkenalkan diri padanya.
“namaku, Atika Zahwa, biasa dipanggil Zahwa.” Jawabnya.
Hari ini adalah hari yang panjang, aku hanya dapat menikmati pelajaran pertama sampai
akhir. Setelah sekolah berakhir aku bukannya pulang melainkan ikut Safira untuk memetik
jamur di ladang kopi miliknya yang pohon kopinya tidak berbuah baik lagi bahkan ladang
kopi itu sudah tak terurus, namun banyak jamur tumbuh disana, kami langsung saja memetik
jamur secara hati-hati, agar tidak salah mengambil jamur.
Menjelang sore akupun segera pulang, saat kusampai dirumah terlihat kakakku yang
menungguku di rumah, aku langsung saja menghampirinya. “dari mana kau!” tanyanya
dengan serius, aku hanya menjawab “memetik jamur bersama teman”. Sambil memberikan
jamur kepada kakakku. Dia yang melihat jamur yang kubawa hanya langsung mengambilnya
dan segera masuk rumah, sebelum masuk dia bilang “lain kali sebekum pergi bilang dulu.”
Dengan nada khawatir.
Malamnya kami semua makan makanan yang disediakan ibu dan kakakku, malam ini
terlihat berbeda karena dilengkapi candatawa. Malam ini kelihatan sangat berarti untukku.

Anda mungkin juga menyukai