Anda di halaman 1dari 24

kisah reinkarnasi dari seorang petinggi Jepang

Pada tahun 2000 ada pasangan dari Jepang yang tinggal di Indonesia bernama Akami keno
sang suami dan Aizen Sasaki sang istri, setelah mereka menikah dan tinggal di perumahan
asri di Jakarta timur, yang membuat mereka pindah ke Jepang karena rasa penasarannya
pada Indonesia, 5 tahun kemudian pada tanggal 5 Juli 2005 mereka dikaruniai seorang anak
perempuan yang sangat cantik, anak itu adalah Akami Keiko Nara, seorang anak perempuan
semata wayang dari kedua pasangan yang berdarah jepang itu. Saat itu orang tua Nara
adalah orang berdarah Jepang yang tinggal di Indonesia, Orang tua Nara sangat Kaya mereka
Adalah CEO dari perusahaan terkenal di Jepang, masing masing mempunyai perusahaan
sendiri, Nara sejak kecil tinggal di Indonesia bahkan Indonesia sudah menguasai seluruh jiwa
nya.
Suatu ketika saat Nara berumur 10 tahun, kedua Orang tua Nara cerai, karena Ibu Nara yang
ternyata Selingkuh dengan rekan kerjanya, tak hanya itu ternyata selama ini Ibu Nara
memperlakukan Nara tidak seperti anak pada umumnya, Ibu Nara suka memukul dan
melakukan kekerasan kepada Nara tanpa alasan yang benar, dan juga suka memarahinya tak
lama dari itu Nara memilih tinggal dengan Papa nya
“ngapain aku tinggal sama Mama kalo Mama aja lebih memilih selingkuhannya daripada
anak bahkan keluarganya sendiri, Mama juga ga nganggep aku anaknya, bahkan Mama aja
jahat” ucap Nara.

*******

*7 tahun kemudian
Sudah lama Nara tinggal dengan Ayah nya semenjak kejadian itu, sekarang Nara sudah
menginjak usia 17 tahun dan menginjak kelas 2 SMA, semakin berlalu waktu Nara selalu
kesepian, “hadeh semenjak Mama dan Papa tidak sama sama lagi, hidupku sepi banget,
Papa selalu sibuk dengan pekerjaannya dan jarang pulang ke rumah, “aku cuma butuh kasih
sayang ga butuh uang, eh tapi Papa kerja juga buat aku deng hahaha lucu banget hidup ini”
ucap Nara.

******
Nara adalah anak yang sangat pintar di kelasnya, dia mahir dalam pelajaran Bahasa Inggris,
Nara dikenal sebagai orang yang berkarakter tomboy, cuek tapi sangat baik hati, dia
primadona di sekolahnya karena parasnya yang cantik, rambut nya yang sebahu itu menarik
perhatian banyak orang, baby face, putih kulitnya, matanya yang sipit sehingga saat dia
senyum matanya ikut senyum.
Suatu hari ada seorang anak baru yang pindah ke sekolah Nara, dia pindah di kelas sebelah,
anak baru ini bernama “Cakra Aji Baskara” ia memiliki karakter yang cuek tetapi juga sangat
pintar dan juga tampan, ia anak berdarah Jawa ia lahir di Yogyakarta dan sekarang di Jakarta
timur pindah bersama keluarganya. saat Nara pergi istirahat ke Kantin bersama ketiga
temannya yaitu Zea, Zara, Ziara. Eh nama temen temennya triple Z hahaha, nah saat di
kantin Nara melihat Cakra tanpa apapun alasan Nara tak disengaja langsung terpana saat
pertama kali melihat Cakra. “Eh guys itu anak baru kah? Aku ga pernah liat deh sebelumnya”
ujar Nara, dan dibalas oleh Zea “OH yang itu? Dia anak baru kelas sebelah, dia juga baru
pindah rumah, kemarin dia sama keluarganya pindah di dekat rumahku, jarang jarang Ra
kamu tanya tentang cowok ehem”.
“ WAH WAH WAH bau bau jatuh cinta nih ciee ciee” ucap kedua temannya Zara dan Ziara.
Nara langsung membalas “eh apa siii ngga ya aku cuma penasaran aja kok tampangnya cuek
gitu”, “Alahh yang benerr” jawab teman temannya. Kringgg bel berbunyi saat nya semua
siswa/siswi memasuki jam pelajaran selanjutnya. Saat pelajaran berlalu dan hampir
memasuki jam pulang, Nara mendapat panggilan dari guru pengurus Olimpiade yaitu Bu
Seka, untuk segera datang ke ruang guru, saat di ruang guru Nara diminta untuk mengikuti
Olimpiade bahasa Inggris tingkat Nasional yang akan dilaksanakan 1 bulan kedepan dan bu
seka menyuruh agar Nara fokus bimbingan selama 1 bulan kedepan. “hadeh capek banget
bisa ngga sih satu hari aja aku menghilang dari dunia ini, aku pengen bebas pengen istirahat
hft, kalo aja bukan karena kemauan ayah aku gamau kaya gini, walaupun ini juga yang dapet
untung aku kalau ga ada support system percuma banget, dari dulu udah menang olimpiade
sana sini tapi bukti Ayah muji aku bangga sama aku aja ga ada, tapi dia ngasih harapan nya
ke aku hahaha, tapi gapapa kan aku anak kuat” ucap Nara. Ternyata Bu Seka juga mengajak
Cakra agar mengikuti Olimpiade Bahasa Inggris tingkat Nasional itu juga, walaupun Cakra
anak baru pindahan tetapi di sekolahannya dulu ia juga sangat berprestasi, jadi selama
bimbingan Nara akan ditemani oleh Cakra. Setelah itu Nara pulang, sesampainya di rumah ia
bertanya kepada pak sopir yaitu Pak Retno yang selalu mengantarnya ke sekolah, “Pak Retno
katanya Papa pulang hari ini, kok Bapak ngga jemput-jemput Papa ke Bandara?”. “Tapi non,
tuan tidak bilang kalau mau pulang hari ini, coba non hubungi tuan” Jawab Pak Retno.
Nara pun langsung menelpon Papanya “tuutt, tuuuttt, tuuutt, Halo Nak, Halo Paa katanya
hari ini mau pulang?, aduh nak maaf Papa gabisa pulang sekarang, Tiba tiba Papa ada urusan
mendadak kemungkinan 1 bulan lagi Papa pulang, oh iya Papa udah transfer 100jt buat
kebutuhan kamu 1 bulan kedepan kalo kurang bilang ya, Papa selalu aja bilang “1 bulan
kedepan, bulan depan mau pulang” tapi apa papa ga pulang pulang Nara Cuma butuh kasih
sayang paa ga lebih, Kasih sayang gabisa dibayar dengan uang paa, kalau gitu yaudah papa
gausah pulang terserah papa mau pulang kapan, Nara udah capek nungguin Papa, Nara juga
Capek selalu sendirian di rumah sama Bi ira sama Pak retno, yaudah pa Nara matiin
telfonnya, tuuutt”.
“Biiii iraaa, Nara mau keluar dulu mau cari angin gapapa kan?” Tanya Nara
“Iyaa gapapa hati hati yaa non” Jawab Bi Ira
Nara pun keluar dengan menggunakan Vespa matic kesayangannya, tujuan Nara dari dulu
tidak pernah berubah ia selalu pergi ke taman Lily dekat rumahnya untuk mencari angin.
Sesampainya di taman Lily itu, Nara duduk di kursi dengan rambut panjang nya yang indah
itu berkibas, disitu Nara mencoba menenangkan diri dengan menghirup udara segar di
taman itu.
Tiba tiba ada seorang nenek muncul, nenek itu terlihat sudah tua, ia memakai kebaya adat
Jawa berwarna putih dengan rambut yang sudah putih digulung ke atas ia berjalan ke arah
Nara dengan membawa sebuah benda seperti tongkat kayu kecil, saat nenek itu
menghampiri Nara, Nenek itu bilang "Nak, nenek bisa minta tolong"
"Eh nek, boleh minta tolong apa" Jawab Nara
"Tolong petikkan setangkai bunga Lily di sebelah sana untuk nenek"
"Baik nek tunggu sebentar"
*Nara mengambil setangkai bunga Lily itu dan memberikan nya untuk nenek itu
"Ini nek bunga nya"
"Terimakasih nak, aku punya sesuatu untukmu, tolong terima ini ya"
"Eh ga usah repot-repot nek"
"Gapapa cu, jaga tongkat itu sampai kita ketemu lagi, nanti aku akan menjelaskan
kegunaannya"
"Eh maksud nenek?"
*Nenek itu tiba tiba pergi tanpa menjawab pertanyaan Nara.

*****

Hari itu Nara pulang, ia pulang menaiki Vespa matic nya yang berwarna kuning itu ke
rumahnya.
*Sesampainya di rumah
*Tiiinn tiinn suara bel Vespa matic Nara di depan gerbang rumahnya, Pak Retno yang
mendengar nya pun langsung membuka gerbang itu
"Eh non Nara, baru pulang ya"
"Iya pak"
Nara pun langsung menuju garasi rumahnya untuk memarkir Vesmet nya itu,
"Hftt aku akan pergi mandi"
Nara jalan menuju lift rumahnya untuk ke lantai 3 dan menuju kamarnya yang megah
Sesampainya di kamar Nara langsung tergeletak di atas kasur
"Aduh badanku rasanya pegal semua gatau kenapa tiap hari aja gini, lebih baik aku mandi
secepatnya"
Nara pun langsung terbangun dari tempat tidurnya yang luas itu dan pergi mandi ke kamar
mandi di dalam kamarnya itu.
*Ceklek suara pintu kamar mandi Nara dan Nara keluar dengan memakai baju tidur warna
hitam ternyata ia sudah selesai mandi, tapi saat selesai mandi ia masih kepikiran benda yang
di beri oleh nenek itu tadi apa.
"Sebenarnya benda ini apaan sih, ini tongkat kayu kecil biasa kan" Ucap Nara dan pikirnya
seperti itu
Nara pun menyimpan tongkat itu di dalam kotak hitam dan menaruh tongkat itu ke dalam
lemari putih nya yang besar itu, lalu ia pergi ke lantai 2 untuk pergi makan di ruang makan
rumahnya itu, ia berlari dan langsung menuju lift di dekat kamarnya *tit tit tit suara Nara
memencet tombol lift nya, lalu ia pun masuk ke dalam lift itu untuk pergi ke lantai 2
Sesampainya di lantai 2 ia bertemu bi Ira
"Eh bi Ira, Nara mau makan nih bi, bi Ira masak apa"
"Bi Ira masak nasi goreng nih kesukaan non Nara kan hahaha dengan telur ceplok di atasnya"
"Wah bi Ira bisa aja naikin mood Nara, makasih ya bii, tapi bibi udah makan kah?"
"Udah non tadi bi Ira makan sama pak Retno"
"Wah baik deh kalo gitu"
Nara pun mengambil nasi goreng buatan bibi nya itu dengan piring putih kesukaannya
Nara pergi duduk ke meja makan dan memakan nasgor itu dengan ditemani bi Ira di
sampingnya
"Wah enak nih, pedes kan bii"
"Iya dong non, kan non Nara suka yang pedas"
"Wah sippp"
Tiba2 bi Ira bicara tentang mama Nara yang sudah lama tidak bertemu dengan Nara itu
"Non, tadi Ibu ke sini dan mencari non Nara, terus bibi bilang Non Nara lagi pergi gitu"
"Hah, Ibu siapa?"
"Mama nya non Nara"
"Hah mama? Ngapain mama kesini? Nyesel kah dulu udah jahat sama aku terus selingkuhin
Papa juga"
"Bibi juga bingung non, udah lama banget ibu ga keliatan tiba2 dateng kesini"
"Kalo bi Ira liat mama Dateng ke sini kasih tau aku ya bi"
"Siapp nonn"
Nara pun selesai makan dan mencuci piring nya itu, ia langsung pergi ke kamarnya untuk
pergi tidur
Sesampainya di kamar ia langsung pergi ke atas kasur dan pergi tidur dengan nyenyak, Nara
tidur dengan nyenyak
tiba tiba tanpa disadari ia bangun tengah malam dan jalan menuju ke arah pintu kamar dan
keluar ia terus berjalan dengan tatapan kosong ia menaiki lift dengan menuju lantai 1 ia
pergi keluar rumah dengan membawa pisau yang ia ambil di dapur, ia pergi ke pohon yang
sudah tua di depan rumahnya dan menusuk pohon itu dengan pisau yang ia pegang
*Jlebb, dan Nara berteriak "mati saja kau ayah aku benci denganmu" tiba tiba Nara sadar,
ternyata dia mengalami tidur dengan badan yang bergerak sendiri
"Hah aku kok disini? A- apa ini pisau nya kenapa menusuk ke pohon ini"
Bi Ira yang mendengar jeritan Nara pun langsung terbangun dan menghampiri Nara di luar
"Eh non Nara ngapain tengah malam disini"
"Nata gatau bi tiba2 Nara disini, Nara gasadar juga Nara ini tadi ngapain"
"Jangan bilang non Nara tidur tapi sambil melakukan hal yang tidak sesuai keinginan non
Nara"
*Nara yang masih kaget disitu, ia cuma bisa tercengang dengan menjawab "Nara gatau"
Mereka pun langsung masuk ke dalam rumah dan bi Ira mengambilkan segelas air minum ke
Nara
"Ini non diminum dulu"
"Makasih bi"
"Eh non, tadi bibi denger non Nara teriak mati saja kau ayah aku benci denganmu,
maksudnya apa ya? Non benci dengan bapak kah?"
"Hah memang iya aku tadi bilang gitu?, Nara ga benci sama papa, Nara bahkan sayang sama
papa, walaupun papa sibuk banget ga pernah pulang ke rumah"
"Wah ada apa ini ya, tiba tiba non Nara kaya gini, Yaudah jangan dipikir besok non Nara
sekolah jadi pergi tidur ya"
"Iya bi"
Nara pun pergi ke lantai 3 dengan menggunakan lift, ia langsung pergi tidur lagi

*****
Tiba tiba hari sudah pagi, Nara pun bangun dan siap siap untuk pergi berangkat ke sekolah,
ia menyiapkan tas nya dan mandi selesai ia mandi ia menyiapkan diri dengan memakai
seragam nya yang keren itu seperti biasa Nara seperti anak yang tomboy itu pergi ke sekolah
dengan rambut yang panjang nya sebahu tanpa diikat itu dan memakai jaket hitam, sebelum
Nara berangkat ia pergi sarapan dulu, ia sarapan dengan roti selai coklat dan minum susu
Sesudah sarapan ia pergi berangkat ke sekolah dan berpamitan ke bi Ira
Tetapi kali ini Nara ingin pergi sendiri dengan menaiki Vesmet nya
"Pak Retno, Nara mau berangkat naik Vesmet aja, sendirian ya"
"Jadi tidak pak Retno antar ya non, benar tidak apa apa?"
"Ga apa apa pak, yaudah Nara berangkat dulu ya"
Pak Retno pun membukakan gerbang nya
Dan Nara pun berangkat ke sekolah
"Hati hati non"
*Tiinn suara bel Vesmet Nara
Di jalan Nara memikirkan hal yang terjadi padanya semalam
"Aku kenapa sih kemarin duh"
Sebenarnya apa yang terjadi dengan Nara?
Bahkan sebelumnya ia tidak pernah tidur tetapi badan nya bergerak sendiri seperti itu

*****

Sesampainya di sekolah, Nara memarkir Vesmet nya itu di pojok sendiri, Nara pun turun dari
Vesmet nya itu tiba-tiba ada suara sepeda motor ninja berwarna hitam yang akan parkir di
sebelah Vesmet Nara ternyata ninja hitam itu milik Cakra anak baru yang membuat Nara
penasaran kepadanya
"Eh ini bukan nya Cakra Cakra itu" ucap Nara
"Maaf, permisi" Ucap Cakra tiba-tiba
"Bused kenapa minta maaf" Jawab Nara
"Ya gapapa emang salah?"
"Ya ngga salah sih, jarang jarang ada cowo kaya gitu minta maaf duluan"
"Oh"
lalu Cakra pun langsung meninggalkan Nara dan ia bergegas masuk ke dalam sekolah
Batin Nara "Widih cool banget tu cowo, Ah udah lah mending masuk ke sekolah keburu bel
bunyi"
Nara pun bergegas masuk ke kelas, ia berjumpa dengan temannya siapa lagi kalo bukan si
Zea, Zara, Ziara
"Widiiiii baru dateng nih" Ujar teman teman nya
"Gimana nih, Cakra gimana" Ucap Zea
"Dih apa ya, kenal Deket aja belom" Jawab Nara
"Aelah ya kan siapa tau abis ini nih, bau bau cintahhh" Jawab Zea
"Ekhemm ekhemmm" Suara batuk buat buat an dadi Zara dan Ziara
"Diem deh, ngga ya" Jawab Zea sambil salah tingkah
*Kringg suara bel sekolah
"Eh udah bel yaudah masuk yuk" Ajak Nara
"Okeyy let's go" Jawab Zea Zara Ziara
"E-eh tapi aku harus ke Ruangan Bimbel nih, soalnya mau bimbingan selama satu bulan
kedepan sama Bu Seka, yah maaf yaa sebulan ini gabisa sekelas sama kalian dulu"
"it's okay Nara, kita gapapa kok, semangat terus yaa jangan pernah putus asa, inget itu ya"

*****

Saat itu Nara akan memulai kelas bimbelnya bersama Bu Seka Tanpa disadari ada Cakra di
situ
"Lah kok Cakra ikut Bu?"
"Iya, dia di sekolahnya dulu juga berprestasi bidang olimpiade bahasa Inggris"
"Oh gitu"
Setelah nya Bu Seka menyuruh mereka duduk berdua agar mudah mengajar nya
"Nara Cakra duduk berdua ya biar Bu Seka mudah ngasih materinya, tanpa penolakan"
"H-hah yaudah deh untung anaknya pendiem sih kelihatan nya, yaudah deh"
Akhirnya mereka duduk berdua dan ya Cakra yang pendiam itu ternyata perhatian
*Pulpen Nara jatuh
"Eh pulpen ku"
*Cakra mengambilkan nya tanpa bilang apa apa
"Eh makasih ya"
"Ya"

*Skip beberapa bulan Nara pun Akrab dengan Cakra


Saat lagi ngumpul bareng Zea, Zara dan Ziara
"Eh aku ganyangka bakal sahabatan sama Cakra"
"Eh iya kalian sahabatan yaa, kenapa ngga langsung jadian ajaa siiii"
"Apasihhh"
*Tiba tiba Cakra dateng dan memanggil Nara
"Oyy raaa, nanti pulang sekolah ngopii yuuuk"
"Gassss berooo"
Zea, Zara, Ziara langsung mencie2kan mereka
"Ciee cieeee pulsek mau ngopi nihhh"
"Sering banget udahh kita mah kalo ngopi"
"Yakinnn"
"Iyaalahh"
*Bel masuk
"Eh masuk tuh yaudah ke kelas yuk"
"Yukk girls"
*Skip Pulang sekolah
"Cuyyy ayo pulanggg" Ucap Cakra
"Ntar aelahhh ambil sepeda duluu"
"Utututtttuuu pakek Vesmet kuning kesayangannyaa"
"Apasihhh daripada kamu"
"HAHAHAHAH"
*Skip sesampainya di Caffe
"Eh pesen kaya biasanya dah, aku tungguin disini aja, kamu yang pesen yaaa kraa"
"Ah kamu mah gitu ya, aku terus yang pesen"
"Gapeduli wkwk"
Saat pesanan mereka sudah datang dan mereka lanjut ngopiii, mereka ngobrol
"Eh besok bimbel ya?"
"Iya raa"
"Okee deh"
"Eh besok bareng aku aja berangkat sekolah"
"Tumben bet dah nawarin"
"Cailahhh sesekaliii"
"Iyaa dehhh"
*Selesai ngopi mereka pun pulang karena hari sudah sore

*******

Saat sudah pulang, Nara sempet sempetnya keluar untuk beli permen, untung belum malem
ia pergi keluar dengan menaiki Vesmet kuning kesayangannya

*Saat dijalan

" eh toko itu menarik walaupun tua tetapi terlihat sangat elegan"
*Nara pun berhenti ke toko permen itu
"Permisi"
Jeglek *suara jeglek an pintu
Nara pun memasuki toko itu dan…
"Aku mau beli permen apakah ada orang disini"
Tiba tiba suara seorang nenek tua yang pernah memberi tongkat kayu kecil kepada Nara
"Iya nak, silahkan"
*Nara kaget karena ternyata orang itu adalah nenek tua saat itu
"Loh, nenek yang saat itu ya"
"Eh, kamu anak yang saya kasih tongkat kayu itu?"
"Iya nek, ternyata nenek mempunyai toko permen ini?"
"Iya, saya yang mempunyai toko tua ini, kamu mau beli permen?"
"Iya nek saya mau beli permen"
"Saya punya permen special buat kamu, ini"
*Nenek itu menjulurkan permen ke pada Nara
"Wah terimakasih nek, ini harganya berapa?"
"Tidak usah nak, nenek kasih itu gratis"
"Gapapa nek, nenek udah ngasih tongkat kayu pas itu, Nara akan bayar permennya"
"Gapapa nak, nenek ikhlas ngasihnya nanti kamu akan tau kenapa nenek seperti ini"
"Hah maksudnya? Beneran gapapa kan?"
"Iya, sudah lupakan saja, sekarang kamu pulang lah keburu sore"
"I-iya nek"

*********

Nara sudah pulang di rumahnya yang besar itu dan ia sudah masuk ke kamarnya
"Aku heran deh kemarin kemarin banyak sekali hal aneh terjadi kepada ku, ah udah deh
mending aku cepat cepat mandi"
Nara pun sudah selesai mandi, setelah mandi ia bergegas untuk makan permen yang dikasih
nenek itu tadi
"Hemm, penasaran sama rasa permennya, aku makan deh"
"Rasanya enak, unik juga tidak bisa dijelaskan tetapi ini enak"
Tak lama dari itu Nara pun tiba tiba tertidur padahal hari masih jam 6 sore, tiba tiba dua jam
kemudian di saat hari sudah jam 8, tiba tiba Nara terbangun dan bertemu seorang nenek
peri yang membawa tongkat, dan memakai topi sungguh persis dengan peri, apakah peri itu
adalah nenek tua yang memberi Nara permen?...
*Suara ketuk an jendela
Tok tok tok, tok tok tok
"Hadehh, aku ternyata tertidur, hemm suara apa ya itu seperti ada orang yang mengetuk
jendela"
*Nara menuju jendela itu dan membuka jendela nya
"Eh, lho kamu siapa?"
"Aku adalah nenek peri, aku akan membawa kamu ke alam lain, dan selesaikan misimu agar
kamu bisa kembali"
"H-hah maksudnya"
*Sringg tiba tiba Nara menghilang bersama nenek peri itu tetapi Nara tak sadarkan dir

********

Nara sampai di gubuk tua yang hampir rapuh, ia sadarkan diri sudah di dalam gubuk itu, ia
bingung dan berkata..
"Hah aku Dimana?"
"Permisi apakah ada orang?"
Nara mencari kemana kemana tetapi ia tidak menemukan nenek tua itu di dalam gubuk yang
sudah tua itu, saat dia melihat sebuah peti kecil di atas meja yang sudah tua ia menghampiri
itu dan membuka isi peti kecil itu, peti itu berwarna coklat tua yang terbuat dari kayu namun
peti itu tidak digembok ataupun dikunci
Nara pun langsung penasaran dengan isinya dan ia membukanya
*Kreekk…..
*Tak disangka peti itu langsung meledak karena isinya adalah bom kecil
*Bloommmm
Nara langsung terlempar dan gubuk itu roboh karena bom itu tadi, Nara tertumpuk bagian
atap gubuk itu tadi ia sangat tidak berdaya karena ledakkan itu menyebabkan ia terluka
sampai tak sadarkan diri.. namun setelah beberapa saat ada seorang nenek tua dengan
memakai baju adat Jawa berwarna putih, ternyata nenek itu adalah nenek nenek yang sama
pada saat menemui Nara dan membawanya ke alam ini ya itu adalah nenek peri itu, pantas
saja Nara tidak mengenalinya saat nenek itu akan membawa nya ke alam ini, karena nenek
itu memakai pakaian seperti peri dan mengaku bahwa dia adalah nenek peri itu..
*Nenek peri itu menolong Nara dari tumpukan atap gubuk tua yang telah roboh itu, dengan
kekuatan nya nenek itu ia meletakkan tangannya di dada Nara dan membaca mantra yang
bisa menyembuhkan luka yang terjadi pada Nara, Nara pun langsung sadarkan diri dan ia
berkata..
"A-aku dimana? Apa yang terjadi sebenarnya aku sangat bingung"
Tiba tiba nenek tua itu menjawab..
"Tenang nak, kamu sudah selamat dari letusan bom yang aku taruh di dalam peti itu"
"L-Letusan bom?"
"Iya, tadi kamu membuka peti di atas meja yang ada di gubuk tua yang sudah roboh ini kan"
"I-iya, aku penasaran apa isinya jadi aku buka"
"Syukurlah, kamu satu satunya orang yang selamat dari letusan bom kecil ini, kamu bisa
melanjutkan misimu"
"Memangnya kenapa kalau saya orang yang selamat? Apa alasan nya?"
"Karena dari dulu ada orang orang yang saya bawa ke alam ini, namun setelah mereka
membuka peti itu dan terkena letusan bom kecil itu mereka langsung hilang nyawa begitu
saja, tidak seperti kamu nak, kamu masih bisa saya selamatkan"
"T-terus maksud dari ini semua apa?"
"Kamu harus menyelamatkan dua pasangan kekasih yang meninggal tragis, yaitu Harumi
Akio dan Maheswara Agung
"Maheswara Agung" Pemuda yang lahir pada tahun 1917 sang putra dari pemilik keraton
tua itu, pada 1942 ia adalah kekasih dari Harumi Akio seorang petinggi Jepang yang
seumuran dengannya.
Maheswara bertemu Harumi karena Negara asal Harumi yaitu Jepang menjajah Indonesia,
ayah Harumi adalah Jenderal Angkatan Darat yang memimpin penjajahan itu, pada saat itu
Harumi ikut menemani ayahnya pergi ke Indonesia untuk melihat kondisi, sebenarnya
Harumi tidak setuju jika ayahnya melakukan itu dan memimpin penjajahan itu tetapi Harumi
tidak bisa apa apa karena ayahnya yang sangat kejam itu tak memandang status seseorang
jika seseorang itu membantah akan dihabisi.
Saat tiba di Indonesia Harumi diberitahu oleh salah satu bawahannya bahwa ada keraton di
daerah Yogyakarta yang menarik perhatian, Harumi pun mengunjungi Keraton yang sangat
unik dan cantik itu, Harumi tertarik karena Harumi suka sekali dengan bangunan yang unik,
Saat tiba di tempat Pantaslah Banyak yang tertarik, Keraton itu sangat unik, sangat bersih,
besar dan elegan, Keraton itu punya ciri khas nya sendiri yang sangat menarik, dan pemilik
keraton itu adalah ayah dari Maheswara Agung, Keluarga Maheswara sangat dihormati
karena keluarga mereka satu satu nya yang masih memiliki keraton peninggalan keluarga
kerajaan nya dahulu, pantas dihormati karena keluarga Maheswara adalah keturunan dari
kerajaan yang menguasai daerah Yogyakarta dahulu kala dan kerajaan itu dikenal sangat baik
pada rakyat nya, kerajaan itu bernama kerajaan Agung Yogyakarta. Kini Keraton itu menjadi
museum yang bisa dikunjungi semua orang.
Saat Harumi tiba di keraton itu ia sangat bersemangat ingin masuk ke dalam, tak disangka
Harumi gadis Jepang yang memakai baju kimono itu berlari masuk ke dalam keraton, saat
melihat lihat ke dalam ia bertemu dengan Maheswara yang sedang di tangkap oleh tentara
Jepang, Harumi terdiam saat bertemu dengannya ia terpana melihat ketampanan
Maheswara, namun Keraton itu sudah dijajah saat Harumi bertemu Maheswara, Maheswara
malah membenci kepada Harumi karena berfikir Harumi kejam seperti Ayahnya, Maheswara
didorong untuk jalan oleh tentara Jepang dengan tatapan penuh dendam. Namun Harumi
malah jatuh cinta dengan Maheswara dan menjalin hubungan dengan nya, awalnya
Maheswara ingin memanfaatkan Harumi namun tak disangka ia justru jatuh cinta.
1 tahun berlalu mereka menjalin hubungan dengan diam tiba tiba Ayah Harumi mengetahui
nya, dan ayah Harumi sangat marah kala itu, mereka dipergoki sang ayah di keraton itu
sedang bicara berdua, saat itu lah tentara" Jepang menyeret mereka keluar dihadapan ayah
Harumi itu, tak disangka ayah Harumi sangat berani membunuh anaknya sendiri yaitu
Harumi karena amarah yang sangat besar, dan dugaan yang tidak dapat dipercaya bahwa
seorang anak petinggi Jepang itu menjalin hubungan dengan pribumi itu, dengan menembak
kepala dan jantung nya akhirnya Harumi meninggal dengan menangis dan mengucapkan
"maafkan aku ayah, aku tidak bermaksud" tapi ayahnya tidak mau mendengar kan nya,
Maheswara berteriak saat melihat Harumi dihabisi "HAARUUMII" dan ia menangis sangat
kencang, tak lama dari itu ia juga dibunuh seperti Harumi.
Setelah dibunuh ayahnya yang kejam itu membawa mayat Harumi dan membuangnya ke
dalam hutan dekat keraton itu di sebelah barat dan mayat Maheswara dibuang begitu saja di
daerah timur keraton itu sangat tragis mayat mereka dibuang begitu saja, pantas saja arwah
mereka tidak tenang selama ini.

"Jadi misimu adalah kamu harus membunuh Ayah Harumi yang sangat kejam itu, agar
hubungan mereka selamat dan mereka tidak meninggal tragis, kau akan melewati rintangan
rintangan yang harus dihadapi"
"B-baiklah nek"
"Oh ya satu hal dunia ini adalah masa lalu, kamu pergi ke tahun 1942 dimana Indonesia
masih dalam keadaan dijajah oleh Negara Jepang, jadi kau harus menyamar sebagai pelayan
di rumah besar yang ditinggali Harumi dan ayahnya"
"Baiklah nek, tapi bajuku tidak terlihat seperti pelayan"
"Oh ya ini bajunya cepat kau ganti dengan pakaian pelayan ini, gantilah bajumu di rumahku,
kau tau ada rumah joglo tua disebelah sana, itu adalah rumahku"
"Siapppppp hehe, nenek tidak ikut?"
"Saya harus pergi sebentar, satu lagi di dalam kotak itu ada sebuah spidol, coreti wajahmu
dengan itu agar wajahmu tidak begitu mirip dengan Harumi"
"Begitu ya, yasudah deh kuncinya tidak di kunci kan nek"
"Tidak"
*Nara langsung bergegas masuk dan melihat di dalam rumah joglo nenek itu
"Wah sangat bersih dalamnya, banyak barang antik juga disini"
Setelah Nara mengganti baju nya dan mencoreti wajahnya seperti sebuah tahi lalat yang
banyak, ia langsung keluar dari rumah nenek itu dan langsung mencari jalan keluar dari
hutan. Saat Nara sedang bingung tiba tiba ada seorang pemuda menunggangi kuda putih,
Pemuda dengan rambut hitam dengan kulit putih bersih itu sangat tampan.
Saat Nara sedang jalan pemuda itu melihat Nara dan berhenti ia berkata
"Hai nona, Kenapa kau sendirian di hutan seperti ini?"
"S-saya sedang pergi mencari ee kucing ya kucing saya yang lari ke dalam hutan ini"
*Nara gugup dan bingung mencari alasan, tentu saja ia gugup sedangkan Pemuda itu saja
berpakaian seperti seorang petinggi Jepang, jadi Nara berpikir bahwa ia adalah orang yang
menjajah Indonesia
"Kucing? Oh begitu ya, kau pelayan Akio Nakamura kan?"
*Nara bingung Akio Nakamura itu siapa karena nenek tadi tidak memberitahu siapa nama
ayah Harumi"
"S-siapa itu"
"Kau pelayan baru? Tentu saja Itu nama Ayah saya, dari baju pelayan yang kau pakai itu baju
pelayan Ayah saya"
*Ternyata Akio Nakamura adalah nama Ayah Harumi, namun pemuda itu bilang bahwa itu
adalah Ayahnya, apakah mungkin dia adalah saudara Harumi?
"Oh benar saya langsung menjadi pelayan di sana, jadi saya tidak tahu"
"Pasti kau belum mengenalku"
"Tentu tuan"
"Perkenalkan nama saya Ishikawa Akio, sudah waktunya pulang, mari pulang bersama saya"
"Baik tuan"
*Nara pun menunggangi kuda putih milik Ishikawa dengan duduk di belakang
*******

Sesampainya di depan gerbang rumah, para penjaga langsung membuka dan berkata..
"Hei kau kenapa kau bersama tuan muda itu tidak sopan"
Ishikawa langsung berkata
"Sudah tidak apa apa bagi saya"
Semua penjaga langsung menunduk, dari situ Nara sangat bingung ia berkata dalam hati
"Ini dia anak si ayah nya Harumi yang kejam banget itu kan, kok dia dari tutur katanya
lembut dan mau membantu pelayannya"
Nara dibuat bingung oleh sikap Ishikawa, yang begitu baik, saat sampai di dalam rumah,
rumah ini sangat besar seperti istana dan banyak benteng di luar rumah yang mengurung
rumah ini, Nara langsung berterimakasih kepada Ishikawa dan langsung masuk ke dalam
rumah yang besar itu, dengan rambut panjangnya yang dikepang dua, Nara langsung
bergegas pergi ke dapur mengikuti para pelayan lain karena ia tidak tahu dimana letak dapur
dan ia langsung bertanya tanya kepada para pelayan lain..
"Mbak, ini kita akan masak apa untuk makan malam?"
"Njenengan tiang enggal nggeh ndok?"
*Pelayan itu orang Jawa jadi pantas saja berkata Jawa, namun Nara tidak bisa berbahasa
Jawa dan..
"Maaf buk, saya tidak bisa bahasa Jawa"
"Oalah iya ndok, saya tanya kamu orang baru ya?"
"Iya mbak"
"Tuan minta masak ayam dan ikan ndok"
"Baik mbak"

******
Saat Nara sedang memasak bersama pelayan itu ia bertanya
"Mbak udah lama jadi pelayan disini?"
"Saya itu dipaksa jadi pelayan disini ndok, semua pelayan disini juga dipaksa, karena jika
tidak kami akan dibunuh dan semua harta kami kebun kami akan direnggut, tapi pada saat
itu kamu percaya dan saat kamu sudah menjadi pelayan mereka justru tetap mengambil
harta kami dan kebun kami, kami disini tidak dibayar ndok, cuma dikasi makanan sisa sudah
bersyukur masih bisa makan ndok"
"Astaga gitu ya"
"Emangnya kamu nggak kayak gitu to ndok?"
"I-iya saya juga dipaksa kok mbak"
"Sungguh kueejam orang orang Jepang ini, Kapan ya ndok ini berakhir, saya sedih banget"
"Kita jalani dulu aja ya mbak"
"Oh iya Ishikawa itu siapa dirumah ini?"
"Oalah dia adalah anak dari tuan adiknya non Harumi"
"Oh begitu ya"

******

Saat sudah selesai memasak makan malam semua berkumpul di ruang makan semua
pelayan cuma melihat para keluarga makan malam dan menunggu mereka menyisakan
makanan, saat Nara melihat Harumi ia sangat terkejut kenapa Harumi sangat mirip
dengannya seperti kembarannya
"Hah, rasanya aku seperti melihat diriku sendiri"
Tiba tiba Nakamura berkata
"Masakan apa ini kok asin sekali, saya tidak suka ya"
Harumi langsung menenangkan ayahnya dan berkata
"Sudah ayah cuma asin sedikit tidak apa apa"
"Tapi saya tidak menyukai nya anakku, ah sudahlah saya tidak mau makan"
*Nakamura langsung pergi meninggalkan ruang makan dan berteriak-teriak
"KALIAN IKUT SAYA KELUAR SEKARANGGG JUGAA!!!!"
saat itu Harumi dan Ishikawa langsung berkata
"Padahal yang asin cuma tempe nya, ayah jahat banget padahal sudah dimasakkan sulit2
oleh mereka"
Harumi dan Ishikawa langsung mengajak para pelayan makan makanan yang masih banyak
ini
"Ayo ayo sini makan bersama kami, Ayah sudah keluar dia tidak akan tahu"
Semua pelayan langsung senang karena mereka semua sudah menahan lapar dari tadi
Mereka langsung mengambil piring dengan nasi dan lauk, mereka makan sangat lahap dan
berkata "Tuan Ishikawa dan Non Harumi sangat baik sekali terimakasih"
Harumi dan Ishikawa langsung tersenyum manis
Namun Harumi setelah mengetahui beberapa hal tentang Nakamura ia langsung
menjalankan misinya setelah semua pelayan selesai makan ia langsung mencari kamar
Nakamura karena ia berencana ingin meracuninya, Saat sudah tahu dimana letak kamar
Nakamura, Nara akan memulai misinya di tengah malam.
Saat tengah malam tiba dan semua orang sudah pada tidur, Nara langsung pergi ke kamar
Harumi untuk mengambil bajunya, setelah itu ia memakai baju Harumi dan menghapus
coretan di mukanya dan mencopot kuncir rambut nya agar terlihat sangat mirip dengan
Harumi, saat ia sedang menyamar sebagai Harumi, ia membawakan minuman yang sudah ia
campuri dengan racun yang sangat mematikan, dia langsung menuju ke kamar Nakamura,
sebenarnya Nara sangat Takut jika misinya gagal, pasti dia akan dibunuh jika ketahuan,
namun Nara sangat yakin.
Saat Nara mengetuk pintu kamar Nakamura ia berkata "Ayah Harumi membawakan minum
untuk Ayah"
Ternyata Nakamura belum tidur dan ia berkata "ya bawa sini"
*Nara yang menyamar sebagai Harumi itu langsung mengantar minuman soda yang berisi
racun ke dalam kamar dan ia berkata "ayah minum ya minumannya" namun Nakamura
sempat curiga..
"sangat tumben kau membawakan minuman untukku di malam malam ini, kau tidak tidur?"
*Nara kaget dan bingung ia langsung mencari alasan
"Nggak ada yah cuma ini tadi saya tidak bisa tidur terus saya melihat ayah belum tidur jadi
saya membuatkan minuman untuk ayah"
"oh yasudah"
Tanpa terima kasih sekalipun Nakamura langsung meminum minuman itu, untung Reaksi
racunnya di pagi hari, setelah melihat meminum minuman itu Nara langsung keluar dari
kamarnya dan pergi ke belakang ke kamar pelayan dan mengganti pakaian nya lalu mencoret
wajahnya kembali dan ia langsung pergi tidur.

*****

Saat pagi hari semua pelayan bangun karena dipanggil oleh Harumi untuk Pergi ke kamar
ayahnya, saat disana ternyata Nakamura sudah berbaring lemas seperti orang keracunan
namun semuanya sudah terlambat karena Nakamura sudah tidak bernyawa lagi diaatas
kasur itu, Harumi dan Ishikawa langsung menangisi ayahnya itu, mereka tidak menyangka
bahwa ayahnya sudah tidak bernyawa lagi.
Rasa sedih menggebu gebu Ishikawa dan Harumi saat ayahnya dimakamkan mereka berpikir
kenapa ayahnya bisa keracunan seperti itu, siapa yang melakukan nya? Mereka langsung
menyelidiki dan menginterogasi Para pelayan di rumahnya bahwa siapa yang sudah
membuatkan minuman berisi racun untuk ayahnya itu.
Saat sampai dirumah mereka langsung mengumpulkan para pelayan termasuk Nara, mereka
langsung menanyai para pelayan itu dan tidak ada yang mengakui namun ada satu penjaga
rumah itu berkata "Maaf non tapi saya melihat non Harumi masuk ke dalam kamar tuan
dengan membawa minuman, tengah malam kemarin" Harumi kaget dan berkata "Ga
mungkin itu saya, tengah malam? Saya sudah tidur" dan penjaga berkata "tapi yang saya
lihat tidak mungkin salah, itu benar benar seperti non Harumi" setelah itu Harumi merasa
disalahkan oleh Ishikawa saat Nara melihat Ishikawa menyalahkan Harumi ia berani jujur
kepada Harumi apa yang telah terjadi saat Nara menjelaskan semuanya Harumi terkejut
karena ternyata yang membunuh ayahnya adalah Nara, Harumi tiba tiba tertawa dan
berkata "hahaha, saya sudah menduganya itu kamu"
Nara terkejut Harumi berkata seperti itu dan..
"Misimu sudah selesai, kau tidak mau kembali ke duniamu?" Tiba tiba Harumi berkata
seperti itu
"Hah? K-kamu kok bisa tau?"
"Tentu saja, sudahlah ayah saya memang kejam sekali, terimakasih karena kau sudah mau
menyelamatkan ku dari kejamnya ayahku nantinya"
"K-kamu tau semuanya? Saya cuma menyelesaikan misi saya"
"Ya, terimakasih banyak, karena selama ini saya tidak bisa menentang ayah saya, saya tahu
kamu reinkarnasi saya, kita sangat mirip"
"Sepertinya iya"
"Yasudah, kembali lah ke duniamu"
*Mendengar itu Nara langsung bergegas pergi dari rumah itu dan menuju hutan untuk
menemui nenek yang sudah membawanya kesini dan akan memberitahunya bahwa misinya
selesai.
Saat ia sudah sampai di rumah joglo nenek itu ia langsung masuk dan mencari nenek itu
"Halooo nenek, neneekkk"
Nenek itu langsung membuka pintu dan berkata..
"Cepat sekali kau cuma butuh waktu seminggu untuk menyelesaikan misimu hahaha"
"Saya ingin cepat cepat kembali nekkkkk, oh iya kalau saya seperti ini di dunia lain, di dunia
saya yang asli, saya sedang apa?"
"Kamu sedang koma"
"Hah seriusan?"
"Tentu, saya tidak berbohong karena raga kamu tertinggal disana, dan yang disini cuma jiwa
kamu"
"Berarti sudah seminggu saya koma?"
"Benar sekali"
"Baiklah saya mau kembali kesana sekarang juga nek"
"Baiklah terimakasih atas semua yang telah kau lakukan ya"
"Oh iya nama nenek siapa? Aku belum tahu nama nenek sama sekali"
"Nama saya Suretno"
"Baik nenek Suretno"
*Setelah itu nenek itu langsung mengambil tongkat kayu kecil dan berkata, saya kasih ini ke
kamu kan? Tujuannya agar saya tahu keberadaan kamu saat itu"
"Oalah pantas saja nek, nenek tiba tiba muncul di jendela kamar saya"
"Hahaha"
*Tanpa pikir panjang nenek itu langsung menyihir Nara agar ia kembali ke dunia nya
*Sringgggg suara sihir nenek tua itu
Tiba tiba Nara berbaring di Rumah sakit ia sudah sadarkan diri dan tiba tiba papanya berkata
"Anakku Nara kau sudah bangun nak, Maaf papa jarang pulang selama ini, pasti kau sangat
kesepian"
"P-papa? Aaaa Nara kangen banget sama Papaaaa"
"Iyaa nak papa jugaa, kamu sudah seminggu koma, maafin papa ya nak pasti kamu kesakitan
melawan sakitmu, kamu anak kuat papa bangga sama kamu"
"Haha tidak apa apa paa, Nara sudah biasa dengan penyakit Nara, sepertinya Umur Nara
sudah tidak lama lagi"
"Nak.. jangan bilang seperti itu, papa gamau kehilangan kamu, papa sayang banget sama
kamu"
"Yaudah deh paaa hahaha, Nara mau pulang"
"Iyaa kamu baru sadar bentar biar dokter periksa kamu"
*Saat Nara diperiksa, Nara sudah dibolehkan pulang, namun dokter berpesan
"Adek, semangat yaa, s-sisa umur kamu ga lama lagi, 5 bulan lagi, cuma tuhan yang tahu,
semoga ada keajaiban"
"Gapapa dok, saya sudah siap kok"

Saat dalam perjalanan pulang Cakra ikut pulang ke rumah Nara dan semobil disitu Nara
berkata kepada Cakra
"Eh 2 bulan lagi kita lulus lho
"Wah, bener nih eh aku mau bilang, kalo aku bakal kuliah di New York Raaa"
"Oh iya kah? Keren banget, semangat lhoo yaa, harus wujudin mimpi mu"
"Wah iya kamu juga ya, btw kamu mau kuliah dimana?"
"Aku belum tau sih mungkin di Deket sini aja"
"Kenapa? Ikut aku aja ke New york, kamu pinter Nara pasti bisa, kita sama sama kuliah
disana"
"Ah nggak deh, enak an yang Deket aja"
"Kamu sii gituuu"
"Wkwk"
*Skip kelulusan Nara dan Cakra

Saat itu mereka sudah lulus dan Cakra akan berangkat ke New York ia berpamitan kepada
Nara..
*Saat dibandara
"Naarrrrrraaaaa, aku berangkat dulu ya sekitaran 2 tahun lagi pas liburan aku bakal pulang
tungguin ya, aku mau lihat kamu jadi mahasiswi yang sibuk ngerjain tugas wkwk"
"Bisa aja kamu ini ya, hahaha iya deh yaa"
"Oh iya jangan hilang kontak ya, biar kita bisa saling bagi kabar, Jangan lupa balas chat aku"
"Iya iya bawel banget siii"
"Iya lahh soalnya nanti aku gapunya sahabat lagi disana yang sebaik kamuu"
"Iyaaa iyaaaaaaaa"
"Yaudah see you raaa"
"See you too Cakra"

Umur Nara ga lama lagi tinggal 3 bulan dan dia sudah bisa menerima semua itu, karena
penyakit kanker hati yang dia derita, selama 3 bulan berlalu Nara sering chat an dengan
Cakra. Namun saat waktu tiba Nara tiba tiba langsung drop dan sangat tidak berdaya ia
langsung dibawa ke rumah sakit untuk dirawat, Nara Tidak sadarkan diri selama 2 hari dan
saat itu dia dikabarkan sudah tidak bisa diselamatkan lagi nyawanya, Papa Nara yang
mendengar itu langsung Kaget dan menangis karena putri tunggal kesayangan nya itu sudah
tak bernyawa lagi…
"Anakku sayang, kenapa kamu tinggalin papa, jangan tinggalin papa sendirian nak"
*Namun tiba tiba Ibu Nara datang ke rumah sakit dan masuk ke kamar Nara dengan Nangis
tersengguk sengguk, ia berkata
"Mas, anak kita mas"
"K-kamu, ngapain kamu disini"
"Kurang puas kamu udah ninggalin Nara?"
"Nggak gitu mas, aku kembali ingin menebus kesalahanku tapi.."
"Semuanya sudah terlambat Aizen, TERLAMBATT!!!"
"Maafin aku mas, Nak… maafin mama udah ninggalin kamu"

*Skip pemakaman Nara


Saat pemakaman 3 sahabat perempuannya tak menyangka bahwa Nara pergi untuk
selamanya, mereka berkata "Nara… Kamu beneran pergi? ninggalin kita selamanya loh?"

*Skip beberapa hari setelah Nara pergi


Saat itu Handphone Nara dipegang oleh Zea, Sahabat Nara, dari 3 sahabat perempuan nya
yang paling akrab dan mengerti Nara adalah Zea, ternyata selama ini yang membalas chat
dari Cakra ada Zea, sebelumnya Nara berpesan kepada Zea bahwa jika dia sudah tiada
jangan memberitahu Cakra sampai dia pulang ke Indonesia dan mengetahui nya sendiri.

*2 tahun berlalu….

*Cakra sampai di Indonesia tanpa memberi tahu siapapun, ia langsung pergi ke rumah Nara,
ia sengaja tidak memberitahu siapapun agar sesampainya di rumah Nara, Nara dibuatnya
terkejut namun malah..
*Sesampainya di rumah Nara
"Halooo permisiiii"
*Bibi membuka kan Pintu untuk Cakra
"Bii iraaa, Nara adaaa?"
"Maksud den Cakra?"
"Iya bii naraaa, aku nyari naraa aku baru pulang dari New York sengaja ga ngasi tau dia biar
surprise"
"A-anu den, non Nara u-udah ga ada"
"Hah maksud bibi, ah masa sih bi, bibi bercanda ya? Disuruh Nara ya?"
"Nggak den, bibi ga bohong, non Nara udah ga ada 2 tahun yang lalu"
"Biii, gamungkin kan biii?"
*Cakra yang masih memakai jaket hitam dan membawa koper itu langsung terkejut
mendengar apa yang dikata bi Ira, dan bi Ira langsung menghubungi Zea meminta nya agar
datang kesini dan menjelaskan semuanya
"Bi, gamungkin bii, selama ini Nara selalu chat an sama Aku"
*Tiba tiba Zea sudah datang dan ia pergi masuk ke dalam rumah Nara
"Kra, maaf, tapi yang selama ini chat an sama kamu bukan Nara, tapi aku yang Bales, Nara
nyuruh aku supaya ga ngasih tau kamu selama ini"
"Zeee, kenapa Nara ninggalin kita semuaaa"
"D-dia mengidap kanker hati kraa"
"Aku gatau selama ini, Nara bohong sama aku"
😭😭😭😭😭😭😭
"Nara punya surat buat kamu Cakra"
*Isi surat Nara
"Hai berooo hahahaha, gimana kabarnyaa? Maaf ya aku duluan, habisnya aku gakuat,
rasanya sakit sekali, gapapa kan aku duluan?, Oh iya gimana? Udah jadi mahasiswa yang
sibuk belum? Hahaha, makasii yaa cakraa udah baik banget sama aku, kamu jangan lupa
jaga kesehatan yaa biar ga sakit sakit an kaya aku!! Kamu juga jangan lupa bahagiaa yaa,
jujur aja aku sebenarnya suka sama kamu… sejak kamu pindah ke sekolah, aku udah tertarik
sama kamu, eh lama lama kita jadi sahabat ya?, Maaf ya aku nyatain perasaanku ke kamu,
karena biar aku tenang disiniii, maafin aku ya udah ngerepotin kamu, nyuruh nyuruh kamu
beliin obat pas itu dengan alasan yang sakit bibi padahal aku sendiri haha, maaf yaa aku
udah bohong sama kamu, maaf juga kamu punya sahabat yang penyakitan kaya aku hihi,
tapi kamu orang terbaik yang pernah dateng di hidup aku, makasih banyak yaa, aku sayang
sama kamu Cakra.. aku harap kamu dateng yaa ke makam aku setelah kamu baca surat ini..
Kamu Bab terakhir di ceritaku, namun seluruh Bab adalah tentangmu dan kamu akan
selamanya abadi didalam nya, seperti Yogakarta kamu Istimewa untuk aku selamanya."
Saat itu juga Cakra langsung pergi ke Makam Nara bersama Zea dan sesampainya disana
Cakra berkata "Raa, aku juga sayang sama kamu, aku jatuh cinta sama kamu, tapi kamu
ninggalin aku"
Zea langsung berkata "Kra, kamu cinta terakhir nya Nara…"

Cakra berkata "Aku seperti Aksara tanpa makna dan Nara seperti Metafora yang Fana,
Layaknya Bagaskara dan Bentala kita dua Atma yang tak diizinkan semesta untuk bersama"
-Tamat-

Anda mungkin juga menyukai