Anda di halaman 1dari 3

Berawal dari buku

Nayla adalah seorang anak biasa yang masih duduk di bangku sekolah
menengah pertama . Nayla sosok anak yang periang dan tidak banyak tingkah.
Disekolahnya, Nayla tidak terlalu terkenal dan aktif karena pada kenyataannya
dia tidak mau membuka diri untuk mengikuti beragam ekskul atau organisasi
yang ada disekolahnya.
Nayla sangat berbeda dengan kakaknya, Kak Naka. Kak Naka adalah seorang
siswa yang aktif di berbagai ekskul. Tak ayal, bila Kak Naka jadi bintang
disekolahnya. Banyak kejuaraan juga penghargaan diraihnya. Berbagai macam
lomba sudah pernah dia jajai. Bahkan dirumahnya penuh dengan piala sertifikat,
dan mendali milik Kak Naka.
Nayla seringkali dibandingkan dengan kakanya. Nayla iri, ia juga ingin
mempunyai bakat dan prestasi. Contohnya saat tadi pagi saat ayahku
menanyakan kabar kegiatan kakakku.
“Bagaimana sekolahmu Naka? Kegiatan apa lagi yang sedang kau jalani?”
tanya ayah sambil sedikit demi sedikit menyuapkan sarapannya.
“Sekolahku lancar kok yah. Hanya saja kegiatan ku semakin banyak, belum lagi
minggu depan aku akan melakukan perlombaan debat mewakilkan sekolahku”
jawab Kak Naka dengan wajah lelahnya.
“Tidak apa apa Naka, Nanti piala mu akan semakin memenuhi isi rumah kita”
ucap ayah dengan bangga. Sedangkan aku dan bunda hanya menyimak
pembicaraan itu.
“Nayla, ada baiknya kamu mencontoh kakakmu. Kakakmu aktif di berbagai
organisasi. Hampir sesisi rumah ini berisi piala kakakmu. Tapi coba lihatlah,
apa kamu menemukan ada piala milikmu?” ayah pun membawa nayla kedalam
pembicaraan.
Deg. Ucapan ayahnya sangat menusuk hatinya. Tanpa menjawab pertanyaan
ayahnya, Nayla pun mempercepat makannya dan langsung berangkat pergi
kesekolah.
Karena bunda tahu keadaan Nayla tidak baik baik saja semenjak kejadian tadi
pagi. Dia mengajak Nayla pergi ke mall. Nayla sangat antusias menyambut ajak
bundanya yang sangat menyenangkan. Nayla segera mandi dan mengganti
bajunya. Setelah Nayla siap, ia segera menghampiri bunda nya yang menunggu
di ruang tamu.
Nayla dan bundanya telah sampai di mall. Bunda mengajak Nayla ke toko buku.
Di dalam toko buku, bunda menyuruh Nayla untuk memilih satu buku untuk
dibeli karena bunda tidak pernah melihat nayla membaca buku selain buku
pelajara. Dengan bingung Nayla pun menelusuri toko buku tersebut berharap
ada buku yang cocok dengannya. Cukup lama nayla mencari, nayla pun
mendapatkan buku pilihannya. Lalu nayla menghampiri bundanya dan mereka
langsung membayar buku buku tersebut.
Sesampainya nayla dirumah, ia langsung merogoh kantong belanjaannya yang
berisi buku. Dia menyobek cepat pelastik pembungkus buku tersebut. Nayla
berniat membacat buku itu sesegera mungkin. Mulailah ia tenggelam kedalam
konflik didalam buku. Nayla sangat menikmati membaca buku itu karena alur
ceritanya menarik. Nayla berpikir, ternyata membaca buku menyenangkan juga.
Saat sudah selesai membaca buku itu, ia melihat lihat cover buku tersebut.
Betapa terkejutnya Nayla saat ia melihat penulis buku itu masih muda. Nayla
terinspirasi dengannya.
Disekolah Nayla bercerita tentang ketertarikannya dalam menulis dengan
temannya yang bernama Zuhra. Mendengar kabar dari Nayla, Zuhra pun turut
senang dan Zuhra sangat mendukung keinginan Nayla menjadi penulis itu. Hati
Nayla tidak lagi bimbang. Nayla mencoba menulis imajinasinya, tak banyak,
hanya dua lembar. Zuhra memberi komentar positif untuk karya pertama buatan
Nayla tersebut. Nayla berniat menunjukan karyanya itu kepada kedua orang
tuanya.
”Nayla.. sejujurnya karya kamu ini belum cukup terbilang bagus” itu jawaban
orang tua Nayla setelah melihat karya pertama Nayla.
Hati Nayla benar benar kacau. Ucapan kedua orangtuanya seakan penghancur
harapannya. Ucapan tadi membuat niat Nayla menjadi penulis hancur. Rasa
kecewa dan menyerah terus menghantui kedua telinganya.
Zuhra terus menerus menyemangati Nayla. Zuhra juga menasehati Nayla agar
tidak cepat berputus asa. Zuhra berkata, bahwa kalau Nayla terus seperti ini
sampai kapanpun Nayla tidak dapat meraih impiannya. Nasihat yang keluar dari
mulut Zuhra seakan menghipnotis Nayla. Nayla mulai berpikir bahwa perkataan
Zuhra ada benarnya juga. Perlahan namun pasti, Nayla memperlihatkan
senyumannya lagi.
Keberuntungan menghampiri Nayla lagi. Zuhra memberitahu bahwa ia
mempunya om seorang penulis yang baru kemarin kembali dari bali. Om faliq
namanya. Om Faliq bersedia membantu memperbaiki karyanya yang masih
kurang bagus. Om Faliq jugas bersedia mengajarkan Nayla tentang dunia
kepenulisan. Nayla yang bendengar itu sangat bahagia dan juga antusias.
Maka dari hari itu, sepulang sekolah, Nayla akan pergi ke rumah Zuhra untuk
belajar menulis dengan Om Faliq. Pada awalnya Nayla canggung. Namun
dengan cepat Om Faliq mencaira suasana. Nayla sangat senang diajarkan
tentang dunia kepenulisan dengan Om Faliq. Menurutnya Om Faliq sangat
sabar mengajari Nayla dan caranya megajar sangat mudah di pahami. Nayla
rutin belajar menulis dengan Om Faliq yang membuat dia sedikit demi sedikit
memahami cara cara menulis dengan baik.
Setelah ayah dan bunda Nayla tahu Nayla mulai belajar menulis, ayah Nayla
mengusulkan Nayla agar mengikuti les jurnalistik. Sepulang sekolah Nayla pun
mendaftar ke tempat les jurnalistik tersebut dan saat itu juga Nayla mulai
mengikuti les tersebut. Disana ia diterangkan tentang dasar dasar juga cara cara
menulis. Kurang lebih cara pengajarannya sama seperti Om Faliq.
Setelah kurang lebih tiga bulan Nayla les jurnalistik, ia sudah membuat karya
yang tentunya sudah cukup bagus. Kebetulan mading disekolahnya sedang
diperbarui. Nayla pun menyumbangkan karyanya ke mading tersebut. Saat
mading diperbarui, semua orang membaca karya buatan Nayla. Dari situ Nayla
mulai terkenal dengan karya karyanya.
Sejak saat itu pula, Nayla semakin aktif di bidang kepenulisan. Nayla sering
mengikuti perlombaan dan juga memenangkannya. Sekarang, di lemari
rumahnya bukannya hanya berisi piala milik Kak Naka saja. Tetapi beberapa
piala di antaranya milik Nayla. Tentu saja semua yang Nayla dapatkan tidak
lepas dari kerja kerasnya. Selain itu Nayla juga tidak cepat merasa puas dengan
hasil usahanya. Nayla akan terus belajar sampai ia menjadi penulis profesional
yang dikenal oleh dunia.

Anda mungkin juga menyukai