Anda di halaman 1dari 4

Menyusuri Lorong Cerita

Di pagi yang cerah ini, Bu Nia dengan semangat berjalan menuju ruang kelas 5. Sudah beberapa
bulan ini ia menyimpan keceriaannya. Hari ini Bu Nia tidak sabar lagi untuk
mengungkapkannya. Setengah berlari, Bu Nia yang mengenakan setelan cokelat khas guru itu
akhirnya sampai di depan kelas 5. Berhenti sejenak untuk mengambil nafas. Ia mulai berseru,
"selamat pagi anak-anakku!" Anak-anak kelas 5 yang merasakan getaran energi dari Bu Nia
lantas tak kalah semangat menjawab salam dari Bu Nia, "selamat pagi, Bu!" jawab mereka
serentak diiringi senyum Bu Nia yang semakin mengembang. "Anak-anak Bu Nia punya kabar
gembira," ujarnya. Belum sempat menunggu jawaban anak-anak, Bu Nia segera melanjutkan
ucapannya, "perpustakaan kita sudah selesai direnovasi!" imbuhnya sambil bertepuk tangan
diikuti teriakan anak-anak, "yeayyy! Ayo, Bu. Kita ke perpustakaan," namun Bu Nia tampak
menghentikan kegembiraan anak-anaknya, "tunggu dulu anak-anak. Ibu akan memberikan tugas
terlebih dahulu untuk kalian," ucapnya sambil menyeringai. "tugas kalian adalah mencari buku
apapun yang kalian suka, setelah itu kalian harus menceritakan isi buku itu. Mengerti, anak-
anak?" tanyanya. "Mengerti Bu Guru!" jawab anak-anak.

Perpustakaan sekolah yang mulanya sempit dan gelap itu kini berubah menjadi perpustakaan
yang cukup luas, dipenuhi buku-buku menarik, dan penerangan yang bagus dengan hiasan-
hiasan dinding bergambar taman bermain. Itu semua berkat Bu Nia sebagai guru Bahasa
Indonesia yang sedih melihat sumber pengetahuan itu begitu usang dan tidak terjamah. Berbekal
pengalaman organisasinya ketika masih di bangku kuliah, ia mempunyai channel-channel dalam
permohonan pembuatan perpustakaan. Ada beberapa komunitas yang akhirnya bersedia
melakukan renovasi dan memberikan donasi buku anak-anak sebanyak 20 kardus. Kini ia amat
bersyukur melihat tempat usang itu menjadi surga bermain dan belajar anak-anak didiknya.

"Ayo anak-anak silahkan masuk. Sepatunya dilepas dulu dan diletakkan di rak sepatu itu, ya!"
seru Bu Nia sembari menunjuk rak sepatu berwarna biru muda itu. "Baik Bu," jawab anak-anak
serentak. Mereka pun hampir berdesak-desakan masuk ke dalam perpustakaan baru mereka. "
hati-hati anak-anak!" seru Bu Nia. Setelah semua murid telah masuk ke dalam perpustakaan
semua Bu Nia kembali berujar, "silahkan mengambil buku yang menurut kalian bagus. Satu saja
ya! Tidak boleh rebutan!" "Baik Bu," jawab anak-anak.

Anak-anak tersebut mulai menelusuri setiap lorong perpustakaan sekolahnya itu. Perpustakaan
yang terdiri dari tiga lorong itu mendadak sesak dipenuhi dengan anak-anak yang sangat antusias
memilih dan memilah setiap sampul buku. Anak-anak kelas 5 yang berjumlah 32 orang itu terdiri
dari 16 anak laki-laki dan 16 anak perempuan. Tidak hanya sibuk memilih untuk dirinya sendiri
beberapa dari mereka juga terlihat berdiskusi untuk saling membantu memilih buku yang
menurut mereka bagus. "Dita menurutmu ini bagus nggak sih?" tanya seorang anak yang
bernama Dita kepada temannya. "apa itu judulnya?" Kata Rani sambil melihat sampul buku yang
diambil Dita. Terlihat sebuah buku dengan judul Dian si Manusia Ikan. "kayaknya seru itu Dita
coba baca bagian sampul belakangnya itu kan biasanya ada ringkasan ceritanya," ucap Rani.
Tiba-tiba Bu Nia menghampiri mereka, "Iya benar kalau bingung isinya tentang apa kalian bisa
membaca bagian sampul belakang buku itu itu namanya sinopsis," jelas Bu Nia. " Oh iya baik,
Bu," jawab Dita dan Rani.

Jarum jam telah menunjukkan pukul 08.30, kini anak-anak waktunya berganti mata pelajaran,
maka Bu Nia menutup kegiatan belajar mengajarnya hari ini. Anak-anak diminta untuk
membaca buku tersebut di rumah dan menyampaikannya di pertemuan selanjutnya yaitu lusa
pada hari Rabu di perpustakaan lagi. Anak-anak pun selesai mengambil buku yang mereka sukai,
kini mereka meninggalkan perpustakaan dan kembali memasuki ruang kelas mereka dan
melanjutkan belajar mata pelajaran yang lain.

Hari Rabu telah tiba, tetap di jam pertama Bu Nia dengan ceria memasuki ruang perpustakaan
yang telah dipenuhi oleh anak-anak kelas 5. "Selamat pagi anak-anak bagaimana tugas, apakah
sudah disiapkan?" tanya Bu Nia antusias. "Sudah, Bu!" jawab mereka kompak. "Baik, kalau
begitu, Ibu panggil sesuai nomor absen ya! Amelia!" seru Bu Nia. Amelia maju ke depan
berhadapan dengan teman-temannya. "Buku kamu judulnya apa, dan menceritakan tentang apa,
Amel?" tanya Bu Nia. Amelia segera menceritakan buku yang dipilihnya, " buku ini berjudul
Kereta Pasti Berlalu, Buku ini menceritakan tentang perjuangan tiga bersaudara yaitu anak
sulung, tengah dan bungsu yang hidup dengan sederhana. Rumah mereka tidak begitu bagus atap
rumah mereka sering bocor ayah mereka hanyalah seorang supir angkot dan ibu mereka
hanyalah seorang buruh cuci, lalu anak-anaknya mencoba membantu orang tuanya dengan
berdagang asongan. Walaupun orang tuanya melarang, namun mereka tetap memaksa untuk
membantu. Hingga suatu hari mereka bertemu dengan seorang ibu-ibu yang kasihan kepada
mereka. Lalu ibu itu memberikan uang banyak untuk mereka supaya tidak lagi bekerja dan fokus
sekolah saja. Sudah, Bu." Pungkas Amel. "Wah Amel ceritanya sangat mengharukan sekali. Jadi
anak-anak walaupun kondisi ekonomi orang tua kalian tidak begitu bagus Kalian harus tetap
berjuang untuk pendidikan kalian ya!" Imbuh Bu Nia. "Baik Bu." jawab anak-anak.

Cerita selanjutnya adalah cerita dari buku yang diambil oleh Bima. Ia mengambil buku dengan
judul Papa Jadi Raja, Buku ini menceritakan tentang anak dari orang yang tidak mampu
diremehkan lalu dia keluar dari rumahnya berpetualang membuat perahu mengelilingi lautan
hingga ia bertemu banyak orang baik hati di setiap pulau yang ia lalui hingga ia menjadi pelaut
yang tangguh dan memiliki banyak harta. Kini ia menjadi seorang raja.

Cerita selanjutnya yaitu cerita dari Chika. Buku yang ia pilih berjudul Petualangan Tom Sawyer.
Buku itu menceritakan tentang tersesatnya dua anak kecil ketika sedang berwisata di sebuah gua
setelah berhari-hari dicari oleh keluarganya akhirnya mereka bisa ditemukan namun ada fakta
lain bahwa di dalam gua tersebut ternyata disimpan banyak harta karun maka keesokan harinya,
Tom mengajak temannya untuk mencoba mencari harta karun itu dengan memasuki gua itu
kembali. Namun ternyata ada penjahat yang juga ingin mengambil harta karun tersebut pada
akhirnya Tom dan temannya lah yang berhasil mengambil harta karun tersebut dan mengurung si
penjahat di dalam gua tersebut.

"Wah buku yang kalian ceritakan sangat menarik ya anak-anak. Ibu sangat bangga dengan
kalian. Setelah ini kalian harus terus rajin membaca di perpustakaan ya. Kalian kan sudah tahu
buku-buku mana yang menarik yang telah diceritakan oleh teman-teman kalian, nah kalian boleh
baca bergantian ya." jelas Bu Nia. "Baik bu." jawab anak-anak serentak. “Sebelum Ibu menutup
kegiatan belajar mengajar kali ini, Ibu akan bertanya. Cerita mana yang paling menarik?” tanya
Bu Nia kepada anak-anaknya. “Tom Sawyer, Bu!” jawab anak-anak serentak. “baik, kalau begitu
kapan-kapan kita coba berwisata ke gua, ya. Siapa tahu akan menemukan harta karun seperti
Tom dan temannya,” ucap Bu Nia disambut teriakan heboh anak-anak, “yeayyyy.” Bu Nia yang
merasa bersalah karena membiarkan anak-anaknya berteriak di dalam perpustakaan langsung
memberi teguran, “anak-anak hanya boleh ramai saat mata pelajaran Bahasa Indonesia, ya!
Kalau di luar pelajaran, harus tenang dan tidak boleh berisik. Mengerti?” tegas Bu Nia. “Baik
Bu,” jawab anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai