Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS NOVEL

Judul Tema Jumlah halaman Penulis Ukuran buku Harga buku Cetakan Penerbit Kelemahan buku : Ala Mak Inikah Cinta : Kisah Persahabatan Percintaan : 128 halaman : Maria Amelia : : Rp. 15.000,00 : Pertama 2007 : Yoga Pratama, Jakarta : a. Kertas yang digunakan kertas ubi. b. menggunakan bahasa yang tidak baku (prokem). (hal. 5 par. 1 baris 8, 12, 13) bunga-bunga itu adalah piaraannya, dia akan nyempetin diri nyiram pohon-pohon bunga itu, plus menyiangi rumput nyemprot obat pencegah hama. c. selain banyak memberi contoh baik, isi buku juga banyak memberikan contoh yang kurang baik. (hal. 40, par. 1, baris 4) mereka bukannya berlomba tuk bisa ningkatin prestasi, malah mau berkompetisi tuk ngedapetin cowok. Kelebihan buku : a. memberi contoh baik kepada pembaca. (hal. 5 par. 1 baris 8, 12, 13) bunga-bunga itu adalah piaraannya, dia akan nyempetin diri nyiram pohonpohon bunga itu, plus menyiangi rumput nyemprot obat pencegah hama.

(hal. 21, par. 2) Begitu juga dengan Ramli. Kemudian nyokap pun beranjak bangun, menjemput bokap sebagaimana biasanya. Kemudian nyokap nyalamin sembari nyium punggung telapak tangan bokap yang membalasnya dengan kasih. Setelah itu, giliran Ramli nyalamin sembari nyium punggung telapak tangan bokap. (hal. 28, par. 1) Begini Bapak dan Ibu Neneng. Kami punya sedikit tabungan yang jumlahnya ya nggak seberapa. Tapi kami rasa, kalo untuk membiayai pengobatan ibunya Neneng bantuan kami yang tidak seberapa itu dapat berguna untuk kesehatan ibu Neneng.

SINOPSIS Elisa merupakan anak SMP yang rajin, baik, pintar dan sopan. Elisa rajin merawat tanamannya, yaitu bunga-bungaan. Elisa merupakan anak yang patuh dan taat kepada orangtuanya. Pintar di sekolah dan menjadi juara 1 selalu menjadi suatu prestasi yang selalu diterimanya. Diapun sopan kepada siapa saja. Elisa mempunyai sahabat yang bernama Neneng. Neneng merupakan sohibnya Elisa, baik di sekolah dan di rumah. Kalau di sekolah mereka bersamasama belajar diperpustakaan, apabila ada tugas mereka akan bekerjasama di salah satu rumah mereka. Di sekolah tidak semua orang suka dengan persahabatan Elisa dan Neneng. Seperti Masya dan Mona teman sekelas Elisa di kelas 3-1. Mereka selalu iri dengan apa yang dimiliki Elisa. Mereka berusaha mencelakai Elisa dengan cara apapun. Di suatu kesempatan sekolah mereka menerima seorang murid pindahan bernama Rainaldo. Rainaldo pindahan dari Semarang dan merupakan anak juara 1 juag di sekolahnya. Dengan hadirnya Rainaldo, membuat suasana sekolah riuh, terutama Masya dan Mona. Mereka berencana akan berkompetisi untuk mendapatkan Rainaldo, mendengar hal itu murid-murid yang lainnya untuk ikut dalam kompetensi itu. Elisa dan Neneng bermaksud membaca ke perpustakaan, Elisa membaca buku pengetahuan, sedangkan Neneng membaca buku fiksi. Di saat Elisa memilih satu buku, tiba-tiba sepasang tangan juga akan mengambil buku yang dipilih oleh Elisa, yang tak lain adalah tangan Rainaldo, anak pindahan dari Semarang. Sehingga hal itu membuat mereka harus berkenalan. Sehingga pada saat pulang dari perpustakaan mereka pulang bersama yaitu Elisa, Neneng, dan Rainaldo. Hal itu membuat murid-murid lain merasa heran karena biasanya Elisa tidak pernah berjalan bersama laki-laki. Sesampai di kelas, Rainaldo digoda oleh Masya dan Mona, hal ini tentu membuat suasana kelas semakin riuh. Karena elisa merasa hal tersebut tidak sebaiknya dilakukan Masya, karena tidak sesuai dengan umur Masaya, Elisapun menasehati Masya. Namun Masya menolak nasehat itu. Masya terus bersikeras

dan menghina Elisa. Elisa akhirnya marah dan menampar wajah Masya dan Mona. Masalah itu sampai ke telinga bu Puji. Dan sigit menceritakan apa yang terjadi kepada bu Puji. Bu puji menyuruh Masya dan Mona minta maaf kepada Elisa. Dengan terpaksa mereka minta maaf kepada Elisa. Disaat pertemuan mereka yang pertama tersebut, membuat Elisa berdebardebar, sehingga tidak dapat melupakan hal tersebut. Elisa merasa kalau dia jatuh cinta pada pandangan pertama. Ternyata sebaliknya, Rainaldopun merasakan hal yang sama. Dari awal pertemuan Rainaldo dan Elisa sudah merasa cocok untuk bersahabat. Maka setiap hari mereka selalu bersama belajar dan perpustakaan. Suatu hari Rai, Elisa dan Neneng bersama-sama ke perpustakaan untuk membaca. Hal ini membuat Masya cs menjadi tidak senang. Merekapun menyebarkan gosip yang mengatakan kalau ibu Neneng dan Neneng terkena penyakit tuber (TBC). Sewaktu pulang dari perpustakaan, Elisa dan Neneng diperhatikan oleh teman-temannya. Jelas Rai, Elisa dan Neneng heran dengan hal itu mereka bertanya-tanya satu sama lain. Tiba-tiba mereka mendengar ucapan seorang anak lelaki yang mengatakan Neneng terkena penyakit TBC. Jelas saja Neneng sedih. Melihat sahabatnya sedih Elisa tidak terima. Diapun menanyakan maksud perkataan siswa itu. Siswa itu yang bernama Yudha mengatakan kalau hal itu benar adanya. Elisa meminta bukti, namun Yuda tidak ada bukti. Elisa memaksanya untuk jujur mengatakan siapa yang telah menyebarkan gossip itu. Yuda pun mengakui kalau itu gossip dari Masya cs. Secepatnya Elisa bergegas ke kelas dan mencari Masya cs untuk meminta penjelasan dari Masya. Namun tak mereka temukan. Mereka cari ke UKS, kantin, bahkan kamar kecil. Tapi hasilnya nihil. Akhirnya mereka mencari ke perpustakaan. Yang biasanya tidak pernah dipijak Masya cs. Tetapi Elisa mencari kesana. Ternyata benar Masya ada disana tengah merayu Rainaldo. Masya dan Mona menanyakan pada Rai memilih siapa diantara mereka berdua. Tetapi Rai mengatakan kalau ia tidak dapat memilih karena walaupun mereka cantik tapi tidak cantik hatinya. pergi ke

Elisa menghampiri Masya. Elisa menanyakan apa benar Masya yang telah menyebar gossip kalau Neneng kena TBC. Masya mengatakan kalau hal itu benar, karena pernah melihat Neneng muntah darah. Neneng langsung meneteskan air mata dan pergi berlarike kelas. Elisa merasa sedih. Karena sebenarnya yang menjadi sasaran kejahatan mereka adalah Elisa. Namun yang kena adalah sahabatnya yang tidak bersalah. Masya cs tidak ada capai-capainya. Kali ini mereka berencana akan merusak nama baik Elisa dengan cara menaruh obat Bk di tas Elisa. Melalui Dol mereka akan menaruh obat itu di tas Elisa. Merka merayu Dol, Dol dicium oleh Masya. Sehingga saat diminta untuk meletakkan obat itu di tas Elisa, Dol mau saja. Tetapi dengan rasa penasaran Dol membuka bungkusan yang diberi Masya. Dol melihat isi bungkusan itu ternyata pil BK. Melihat obat itu Dol merasa aneh dengan Masya. Dia malah memakan pil BK itu dan menggantikannya dengan permen. Permen itu ditaruhnya di tas Elisa. Pada jam pelajaran kedua tiba-tiba wali kelas, guru BP datang ke kelas. Mereka mengatakan tujuan mereka yaitu untuk memeriksa tas para murid. Karena akhir-akhir ini ada isu yang mengatakan bahwa di sekolah tersebut ada murid yang mulai merokok dan mengkonsumsi pil Koplo (BK). Masya senyum-senyum saja. Mereka berpikir kalau Elisa akan kena geledah dan menjadi tersangka. Setelah pemeriksaan selesai, guru BP mengatakan kalau kelas mereka bersih, tidak ditemukan bukti apapun. Jelas saja Masya cs bingung. Merka pun mengatakan kepada guru BP untuk memeriksa ulang. Lantas guru BP menanyakan tujuan pemeriksaan ulang itu. Masya mengatakan kalau Elisa menyimpan sesuatu. Dan ibu Puji menyuruh Masya yang memeriksa. Masya menemukan bungkusan obat pil BK, namun isinya permen. Tentu saja Masya heran. Ibu Puji menanyakan mengapa masya heran. Bu Puji mengatakan kalau tadi Dol tengah teller sehabis makan obat BK, dan menceritakan semua yang terjadi kepada Ibu Puji. Hal ini membuat Masya terperangah dan gelagapan. Ibu Puji menyuruh MAsya untuk minta maaf kepada Elisa. Bila Elisa mau memaafkan maka Masya dan Mona tidak akan dijadikan tersangka. Mereka bersimpuh di kaki Elisa dan memohon maaf. Dengan memeluk mereka berdua Elisa memaafkan

mereka asalkan mereka tidak mengulang kembali hal ini dan mau berubah. Masya dan Mona pun berjanji akan berubah. Siang hari pada saat pulang sekolah, Rai mengajak Elisa untuk berbicara sebentar. Elisapun menurut. Sambil berjalan mereka berbicara. Elisa menanyakan maksud dari pertemuan mereka. Rai pun mengatakan kalau dia mengajak Elisa ketemuan hari minggu, dan mengajak Elisa berjalan-jalan mengelilingi kota

Jakarta karena dia masih baru di Jakarta. Elisa pun mau tapi dengan syarat membawa temannya yaitu Neneng dan biaya ditanggung sepenuhnya oleh Rai. Rai mengangguk saja. Rai sangat senang. Karena hal ini sudah ditunggutunggunya sejak lama. Pada hari minggu pagi, neneng tiba di rumah Elisa. Mereka bertemu di pagi yang begitu indah. Selanjutnya Rai tiba dengan mobilnya yang mewah. Rai dengan Sopan dan mengucap salam mengetuk rumah Elisa. Elisa dan keluarganya menyambut Rai dengan senyum. Elisa mengenalkan Rai kepada keluarganya. Setelah berbasa basi Rai meminta ijin kepada orangtua Elisa untuk pamit jalanjalan bersama Elisa mengelilingi kota Jakarta. Ayah dan Ibu Elisa member ijin asal tidak pulang malam. Rai berjanji tidak akan pulang malam. Mereka berjalan ke Monas terlebih dahulu. Setelah habis berfoto-foto mereka makan. Dan mereka melanjutkan perjalanan ke TMII. Sesampainya di Taman Mini, mereka asyik memberi makanan kepada kera. Sambil bercerita mengenai pengalaman-pengalaman mereka. Dan mereka akhirnya terdiam. Rai pun merasa inilah kesempatannya untuk mengutarakan isi hatinya kepada Elisa. Rai dengan sangat hati-hati bertanya kepada Elisa. Dengan berbagai pertanyaan pembuka. Dan akhirnya dengan pertanyaan terakhir. Rai menanyakan perasaan Elisa terhadapnya. Mula-mula Elisa gagap dan malu. Namun akhirnya setelah diminta Rai untuk jujur, akhirnya Elisa jujur dengan menganggukkan kepala. Dengan hati-hati Rai meraih jemari Elisa. Karena sudah begitu lama meninggalkan Neneng, akhirnya merekapun melangkah pulang. Saat pulang Rai dan Elisa di belakang, sedangkan Neneng di depan bersama sopir. Sepanjang perjalanan pulang Elisa merebahkan kepalanya di dada Rai.

UNSUR INTRINSIK

1. Tema

: Kisah Persahabatan Percintaan (Hal 7, par 2) Tampak Neneng, sohib kentalnya melangkah memasuki pintu pagar rumah Elisa dan terus menuju teras rumah. (hal 36, par 2) ingat Neng dalam persahabatan itu tidak ada istilah utang-piutang. Sahabat sejati adalah sahabat yang mao berbagi, baik dalam keadaan suka maupun duka

2. Amanat

: a. bersahabatlah dengan ikhlas (hal 36, par 2) ingat Neng dalam persahabatan itu tidak ada istilah utang-piutang. Sahabat sejati adalah sahabat yang mao berbagi, baik dalam keadaan suka maupun duka.

3. Alur/plot

a. Eksposisi : mengenalkan pemeran satu persatu. (hal 5, par 1) Di sore yang cerah dan indah dengan angin yang berhembus semilir lembut, tampak Elisa tengah duduk di teras rumahnya yang banyak ditumbuhi oleh pohon bunga mawar. b. Komplikasi: Masya dan Mona membenci Elisa. (hal 37, par 3) Melihat Elisa dan Neneng masuk , seketika pandangan Masya ama teman-temannya mengarah kepada keduanya disertai senyuman sinis mengejek.

c. Resolusi

: Masya menaruh pil BK di tas Elisa melalui Dol (hal 111, par 1) Nih bungkusan lu taruh di tas Elisa.

d. Klimaks

: Elisa memaafkan Masya. ( hal 121, par 2) Baiklah. Semua yang di kelas ini jadi saksi. Kali ini ku maafkan, tetapi kalo ternyata masih saja bikin masalah. Tak akan ku maafin lagi.

4. Penokohan

a) Elisa : penurut, pintar dan suka menolong (hal 18, par 3)Sementara Elisa, selain ranking pertama, dia juga juara baca puisi tingkat SLTP seJabodetabek. Keduanya punya sifat baik dan kagak sombong. Juga suka menolong. b) Ramli : penurut, pintar dan suka menolong (hal. 21, par. 2) Begitu juga dengan Ramli. Kemudian nyokap pun beranjak bangun, menjemput bokap sebagaimana

biasanya. Kemudian nyokap nyalamin sembari nyium punggung telapak tangan bokap yang membalasnya dengan kasih. Setelah itu, giliran Ramli nyalamin sembari nyium punggung telapak tangan bokap. (hal 18, par 3) Ramli terpilih sebagai murid teladan. Ramli nyabet juara pertama karate se-DKI Jakarta. Keduanya punya sifat baik dan kagak sombong. Juga suka menolong. c) Pak Ilham : baik, suka menolong

(hal. 28, par. 1) Begini Bapak dan Ibu Neneng. Kami punya sedikit tabungan yang jumlahnya ya nggak seberapa. Tapi kami rasa, kalo untuk membiayai pengobatan ibunya Neneng

bantuan kami yang tidak seberapa itu dapat berguna untuk kesehatan ibu Neneng.

d) Ibu Ilham

: baik, suka menolong (hal. 28, par. 1) Begini Bapak dan Ibu Neneng. Kami punya sedikit tabungan yang jumlahnya ya nggak seberapa. Tapi kami rasa, kalo untuk membiayai pengobatan ibunya Neneng bantuan kami yang tidak seberapa itu dapat berguna untuk kesehatan ibu Neneng.

e) Neneng

: baik (hal 31, par 1) Dengan apa kita membalas kebaikan mereka yang telah diberikan kepada kita.

f) Pak Otong

: baik, suka berterimakasih. (hal 28 par 3) Terimakasih sebelumnya Pak, Bu Elisa. Selama ini kami telah banyak merepotkan bapak dan ibu Elisa.

g) Bu Otong

: baik, suka berterimakasih. (hal 28 par 3) Terimakasih sebelumnya Pak, Bu Elisa. Selama ini kami telah banyak merepotkan bapak dan ibu Elisa.

h) Masya

: genit (hal 51, par 2) Yang jelas, gaya masya dan Mona seperti aksi artis film 17 plus yang tengah merayu lawan mainnya untuk bermesraan.

i) Mona

: genit (hal 51, par 2) Yang jelas, gaya masya dan Mona seperti aksi artis film 17 plus yang tengah merayu lawan mainnya untuk bermesraan.

j) Rainaldo

: baik (hal 43, par 2) Maaf kalo lo perlu buku ini, ambillah.

5. Sudut pandang (hal 96, par 2)

: orang ketiga serba tahu

Di perpustakaan boleh ngobrol asal tidak keras. Kedua sahabat itu berkelakuan buruk, menganggap gertakan guru hanya gertak sambel (pedas bentar, entar juga hilang sendiri) (hal 97, par 3) Rupanya di perpustakaan Masya Dan Mona tengah berusaha merayu Rainaldo. 6. Latar/setting a. Waktu : : sore yang cerah, (hal 5, par 1) Di sore hari yang cerah dan indah dengan angin yang berhembus semilir lembut. b. Suasana : bahagia (hal 21, par 3) Papa dengar suara tawa kalian, ada apa emangnya sih? c. Tempat : sekolah, rumah, monas, dan taman mini.

7. Gaya bahasa : personifikasi. (hal 28, par 1) Neneng kagak mampu membendung air matanya lagi yang lagi keharuaan.

10

UNSUR EKSTRINSIK

1. Biografi 2. Agama

: penulis tidak menaruh biografinya di dalam novel. : islam (hal 70, par 2)

Agar dia bisa kembali bertemu dan memandang wajah cantik cewek berjilbab Elisa. 3. Social budaya (hal 76, par 14) Gue pengin sebenernya melihat-lihat kota Jakarta ini. 4. Nilai moral memaafkan ( hal 121, par 2) Baiklah. Semua yang di kelas ini jadi saksi. Kali ini ku maafkan, tetapi kalo ternyata masih saja bikin masalah. Tak akan ku maafin lagi. (hal 36, par 2) Sahabat sejati adalah sahabat yang mao berbagi, baik suka maupun duka. 5. Didaktis : mengajar agar mau minta maaf apabila bersalah. : bersahabatlah dengan ikhlas dan mau : social di kota Jakarta

(hal 120, par 2) Minta maaflah pada Elisa. Karena dialah yang hamper saja jadi korban dari perbuatan keji kalian.

11

Anda mungkin juga menyukai