Cinta, seorang gadis yang hanya mempunyai ayah dan ibunya tidak diketahui
keberadaannya. Ayahnya yang menikah lagi dengan seorang janda beranak 2 yang
merupakan bekas mantan model. Ibu tirinya Cinta bernama Alia dan mempunyai anak yang
bernama Anggun dan Cantik.
Setelah keberadaan ibu tiri dan anak tirinya, kasih sayang ayahnya semakin bekurang
kepada Cinta. Cinta hanya mendapat perhatian dari pembantunya yang bernama Mbok Nah,
Mbok Nah sudah ada sejak Cinta masih kecil. Selain Mbok Nah ada juga yang perhatian
kepada Cinta, yaitu para sahabatnya dan orang tua sahabatnya. Saudara tirinya Cinta yaitu
Anggun dan Cantik, mereka berdua selalu iri dengan Cinta, mereka mengambil koleksi yang
sudah susah payah Cinta kumpulkan dari sejak kecil.
Suatu hari Cinta dipertemukan dengan seorang lelaki tampan yang bernama Makky
yang mempunyai seorang ibu dan seorang adik perempuan. Adik Makky sering sekali
bermain dengan Cinta. Adiknya Makky bernama Salsa. Salsa adalah seorang gadis kecil, dia
selalu menjadi penghibur Cinta dikala sedang sedih. Dan Salsa juga merupakan satu
perantara dekatnya Cinta dengan Makky.
Ketika Cinta tumbuh dewasa rasa ingin tau nya pun muncul, ia ingin mengetahui
keberadaan ibunya yang sebenarnya.Ia juga sering menanyakan kepada Mbok Nah, tetapi
Mbok Nah belum berani untuk menceritakan kepada Cinta tentang apa yang sebenarnya
terjadi. Karena Cinta memaksanya untuk bercerita, pada akhirnya Mbok Nah mau
menceritakan kepada Cinta dan memberikan sebuah amplop yang berisi sebuah kertas
kosong, Mbok Nah pun tidak tahu apa maksud kertas kosong tersebut.
Di amplop terdapat alamat, keesokkan harinya Cinta kabur untuk mencari alamat
tersebut. Sesuai alamat yang tertera pada amplop itu, Cinta pergi ke Kalijodo dengan
menggunakan kereta api. Disana ia bertemu dengan seorang laki-laki bernama Adji, Adji
yang membantu Cinta untuk menemukan ibunya. Namun, ibunya tidak ada disana, ia hanya
mendapatkan informasi bahwa ibunya itu dikenal sebagai ‘pelacur’. Cinta menemukan
petunjuk baru, bahwa ibunya berada di Bandung. Setelah itu, ia pergi ke Bandung, namun
pada saat itu Adji tidak bisa menemaninya lagi. Cinta pun mencari ibunya sendirian, tanpa
ditemani siapapun, termasuk sahabatnya. Kemudian timbullah rasa khawatir dari sahabat-
sahabatnya, termasuk Makky, sehingga Neta, Aisyah, dan Makky berniat untuk menyusulnya
dan menemani Cinta dalam pencarian ibunya.
Petunjuk demi petunjuk telah ia dapatkan. Petunjuk terakhir yang ia dapatkan adalah
tepat di suatu rumah gubug, dimana penghuninya adalah nenek-nenek. Lalu, mereka
berempat menemui nenek penghuni gubug tersebut, dan Cinta menceritakan tentang ibunya
kepada nenek tua tersebut, lalu nenek itu berkata bahwa ibunya telah meninggal dunia dan
dimakamkan di belakang rumah nenek tersebut.
Latar:
1. Tempat : Sekolah, rumah, bus, kamar gelap, kereta api, Bandung, Jogja, Jakarta,
Bongkaran, Kalijodo, Kasongan.
2. Waktu : Pagi, siang, sore, malam, senja.
3. Suasana : Tegang, gembira, sedih, sepi, resah.
Amanat:
Jangan mudah menyerah dalam menjalani hidup, serta sabar dalam menerima kenyataan
buruk dalam kehidupan yang kita jalani.
Gaya Bahasa:
Menggunakan bahasa Indonesia, tetapi juga menggunakan bahasa Jawa dan bahasa gaul
seperti orang Jakarta.