Anda di halaman 1dari 9

Boleh Baca: 

Contoh Pidato Agama Islam Tentang Kejujuran Beserta


Dalilnya

Para hadirin sekalian yang saya cintai, 

Sabar juga dibarengi tawakal yang akan menjadi salah satu syarat bagi
seseorang mendapat pertolongan Allah dengan berserah diri kepada Allah, kita
akan menjadi tenang sehingga dapat menerima apapun ujian dengan lapang
dada. 

Sabar juga membuat kita bisa berpikir lebih jernih dan refleksi diri terkait musibah
dan cobaan boleh jadi disebabkan dosa-dosa yang pernah kita lakukan baik itu
kesyirikan, bid’ah, dosa besar dan maksiat lainnya.

Sabar juga memupuk keimanan karena setiap mukmin mengimani bahwa setiap
yang Allah kehendaki pasti ada hikmah di balik itu semua. Sebagaimana
termaktub dalam hadis bahwa:

َ ْ‫ت َواَأْلر‬
‫ض‬ ِ ‫ير ْال َخاَل ِئ ِق َق ْب َل َأنْ َي ْخلُ َق ال َّس َم َاوا‬ َ ‫ب هَّللا ُ َم َقا ِد‬
َ ‫َك َت‬
‫ف َس َن ٍة‬ َ ‫ين َأ ْل‬َ ‫ِب َخم ِْس‬
Bacaan Latin:

Kataballaahu maqoodirol kholaa-iqi qobla an yahluqos-samaawaati wal ardho


bihomsiina alfa sanah.

Artinya:

“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum
penciptaan langit dan bumi,” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al
‘Ash).

Selain itu,perilaku sabar juga telah banyak disebutkan dalam Al-Qur'an. Salah
satunya kita dapat memaknai firman Allah SWT dalam QS. Al Baqarah ayat 155
yang memiliki arti "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”.

Demikian pidato yang bisa saya sampaikan. Saya memohon maaf yang sebesar-
besarnya bila ada salah ucapan dan tindakan. Semoga pidato yang saya
sampaikan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin Ya Robbal Allamiin.

Wabillahitaufik wal hidayah warridho wal inayah,


Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Berbakti pada Orang Tua
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbil Alamiin, assholatu wassalamu ala syrofil
anbiya'i wa imamil mursalin, sayyidina wamaulana Muhammadin
wa ala alihi wasohbihi aj'main. Amma Ba'du.
Yang pertama dan yang paling utama, mari kita panjatkan puji syukur
ke hadirat Allah SWT. Karena sungguh tiada Tuhan selain Allah yang
menguasai seluruh alam ini.
Selawat serta salam kita limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Semoga kita sebagai pengikutnya mendapatkan syafaat di hari kiamat
kelak. Amiin ya Rabbal Alamiin.
Hadirin yang dirahmati Allah.
Setiap orang sudah pasti memiliki orang tua. Orang tua kita bekerja
keras membesarkan kita, memberi kehidupan dan pendidikan yang
layak untuk kita semua. Oleh karena itu, pada kesempatan ini izinkan
saya menyampaikan materi kultum tentang pentingnya berbakti pada
orang tua.
Allah SWT mewajibkan setiap anak untuk berbakti kepada orang
tuanya. Perintah untuk berbuat baik kepada orang tua tercantum
dalam Surat Al Isra ayat 23 yang berbunyi:
Wa qadaa Rabbuka allaa ta'buduu illaaa iyyaahu wa
bilwaalidaini ihsaanaa; immaa yablighanna 'indakal
kibara ahaduhumaaa aw kilaahumaa falaa taqul
lahumaaa uffinw wa laa tanharhumaa wa qullahumaa
qawlan kariimaa.
Artinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak.
Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah
engkau mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah
engkau membentak keduanya dan ucapkanlah kepada keduanya
perkataan yang baik."
Berbakti kepada orang tua dapat dimulai dari hal-hal kecil, seperti
membantu meringankan pekerjaan di rumah, berkomunikasi setiap
hari jika anda berada jauh dari orang tua, atau merawat mereka ketika
sakit. Janganlah sekali-sekali kita membentak atau menyakiti orang
tua kita. Jika ada salah pada orang tua, segeralah meminta maaf.
Sekian kultum ini saya sampaikan, kurang dan lebihnya saya mohon
maaf.
Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Menghormati Orang Tua
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillah hirobilalamin wabihi nasta'inu wa'alaumuridunya
waddin wa'ala alihi wasohbihi wassalim.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji serta syukur ke hadirat
Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam.
Selawat serta salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Pada kesempatan ini, saya akan menyampaikan kultum tentang
menghormarti kedua orang tua. Orang tua telah menjaga dan
membesarkan kita sejak kecil. Memberi kehidupan dan pendidikan
yang layak bagi kita. Namun terkadang kita seringkali melawan orang
tua kita.
Berbakti kepada orang tua itu wajib kita lakukan, begitu pula
menghormati mereka. Oleh karena itu, marilah kita hormati kedua
orang tua kita. Jika ada kesalahan segeralah meminta maaf.
ADVERTISEMENT

Sekian kultum ini saya sampaikan. Semoga dapat memberi manfaat


untuk kita semua. Jika ada kekurangan dalam menyampaikan kultum
ini saya mohon maaf.
Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Ceramah Singkat Tentang Ibu 02
Nah, berikut ini adalah contoh ceramah singkat tentang pentingnya berbakti
kepada ibu.
Bismillahiraahmanirahim
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Sebelumnya, marilah kita panjatkan rasa syukur kita kepada Allah SWT yang
senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua di sini.
Shalawat serta salam semoga terus tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
para sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman. Dan semoga kita
mendapat syafaatnya di yaumul qiyamah nanti. (Amiin).
Saudara-saudaraku yang dirahmati oleh ALLAH SWT….
Bila kita membicarakan tentang Ibu, saya teringat akan kisah Malin Kundang.
Dalam kisah tersebut, menceritakan seorang anak yang dikutuk menjadi batu
oleh Ibunya. Hal itu terjadi karena dirinya tidak mengakui ibunya kepada calon

istrinya.
Namun sayangnya, pada zaman sekarang ini tidak pernah kita jumpai
seorang anak yang benar-benar menjadi batu akibat kutukan ibunya
karena durhaka kepada ibu.
Sekarang ini, seringkali kita jumpai seorang anak yang sudah masuk
dalam kategori durhaka karena mereka sering berkata kasar, berbohong,
memerintah ibu dan bahkan ada yang sampai tega berperilaku kasar
kepada orang tua. Padahal ibu dengan ikhlas melahirkan, menyusui, dan
merawat kita, saat kita masih lemah.
Berkaitan dengan hal ini, Allah SWT telah berfirman dalam Q.S
Luqman ayat 14

‫صالُهُ فِي َعا َمي ِْن‬ َ ِ‫ان بِ َوالِ َد ْي ِه َح َملَ ْتهُ ُأ ُّمهُ َو ْهنًا َعلَ ٰى َو ْه ٍن َوف‬
َ ‫ص ْينَا اِإْل ْن َس‬
َّ ‫َو َو‬
‫صي ُر‬ ِ ‫ي ْال َم‬ َ ‫َأ ِن ا ْش ُكرْ لِي َولِ َوالِ َد ْي‬
َّ َ‫ك ِإل‬
Artinya : “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang ibu-bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua
tahun. Bersyukurlah kepada-ku dan kepada dua orang ibu-bapakmu,
hanya kepada-Kulah kembalimu” (QS Luqman, 31:14)
IBU lah yang merawat kita sejak bayi, balita, hingga kita dewasa pun
kasih sayangnya tidak akan hilang. Karena pengorbanan yang besar
inilah, kita wajib menyayangi ibu kita, lebih dari sayang kita kepada
orang lain.
Dahulu ada seseorang sahabat bertanya kepada Rasulullah
“Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan dan
persahabatanku?”
Nabi SAW menjawab,
“Ibumu, ibumu, ibumu, kemudian ayahmu dan kemudin yang lebih
dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu,”
Di antara keajaiban Syari’at Islam itu adalah bahwa Islam itu
memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada ibu, meskipun ia
musyrik. Sebagaimana yang ditanyakan oleh Asma’ binti Abu Bakar
kepada Nabi SAW tentang hubungannya dengan ibunya yang musyrik.
Maka Rasulullah SAW bersabda, “Ya, tetaplah kamu menyambung
silaturrahmi dengan ibumu.” (HR. Muttafaqun ‘Alaih).
Di antara perhatian Islam terhadap seorang ibu dan haknya serta
perasaannya bahwa Islam telah menjadikan ibu yang dicerai itu lebih
berhak untuk merawat anaknya dan lebih baik daripada seorang ayah.
Keberadaan ibu yang telah diperhatikan oleh Islam dengan sepenuh
perhatian ini dan yang telah diberikan untuknya hak-hak, maka dia juga
mempunyai kewajiban, yakni mendidik anak-anaknya, dengan
menanamkan kemuliaan kepada mereka dan menjauhkan mereka dari
kerendahan. Membiasakan mereka untuk taat kepada Allah dan
mendorong mereka untuk mendukung kebenaran dan tidak menghalang-
halangi mereka untuk turut berjihad karena mengikuti perasaan keibuan
dalam hatinya. Sebaliknya ia harus berusaha memenangkan seruan
kebenaran daripada seruan perasaan.
Karena itu, ada beberapa kewajiban kita sebagai anak kepada orang tua :

 Taat dan berbakti pada orang tua. Selama mereka tidak


memerintah pada kemusyrikan, dan kita tetap menjaga tata krama
dan kebaikan.
 Mendoakan kedua orang tua. Diantara doa kita pada orang tua
adalah : “robbil firli wali wa lidaya war hamhumma kama
robbayani soghiro”.
 Menjaga ucapan kita agar tetap sopan, nada bicara jangan terlalu
tinggi, jangan membentak, jangan menolak ketika diperintah. Jika
tidak bisa, katakan dengan baik alasannya, jangan menggerutu.
 Itulah beberapan pedoman kita untuk berbuat baik kepada orang
tua terutama terhadap ibu. Mudah-mudahan kita, ibu-ibu kita,
bapak-bapak kita, saudara-saudara kita, bersaudara dalam
keimanan dan ketakwaan, sehingga dipertemukan kembali di
Surganya ALLAH SWT atas Ridho-Nya.. Amin amin Ya robal
‘aalamin.
jadi kita sebagai anak harus berbakti kepada kedua orang tua, terutama
pada ibu. Karena ibu yang telah mengandung, melahirkan, menyusui,
mengasuh dan merawat lalu membesarkan kita sampai saat ini. ibu
bawel,cerewet bukan karena jahat, akan tetapi sangat menyayangi kita
dan ia takut jika kita terluka.
Demikian saya akhiri kurang lebihnya mohon maaf.
Dalil Puasa Ramadan yang Terdapat dalam Al Quran
Dalil puasa Ramadan dalam Al Quran termaktub dalam surat Al Baqarah, yakni
ada ayat-ayat berikut ini:

1. Surat Al Baqarah Ayat 183

‫ب َعلَى الَّ ِذي َْن ِم ْن‬ َ ِ‫ا ُكت‬ii‫يَا ُم َك َم‬i ‫الص‬ iَ ِ‫هَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا ُكت‬
ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم‬
‫– قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُ ْو ۙ َن‬
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa,"

2. Surat Al Baqarah Ayat 184

ٌ‫ان ِم ْن ُك ْم َّم ِر ْيضًا اَ ْو َع ٰلى َسفَ ٍر فَ ِع َّدة‬ َ ‫ت فَ َم ْن َك‬ ٍ ۗ ‫اَيَّا ًما َّم ْع ُد ْو ٰد‬
‫ ِكي ۗ ٍْن‬i ‫ا ُم ِم ْس‬ii‫ةٌ طَ َع‬i َ‫ِّم ْن اَي ٍَّام اُ َخ َر ۗ َو َعلَى الَّ ِذي َْن ي ُِط ْيقُ ْونَ ٗه فِ ْدي‬
‫ ٌر لَّ ُك ْم‬i‫ ْو ُم ْوا َخ ْي‬i‫ص‬ ُ َ‫ ٌر لَّ ٗه ۗ َواَ ْن ت‬i‫ َو َخ ْي‬iُ‫فَ َم ْن تَطَ َّو َع َخ ْيرًا فَه‬
‫– اِ ْن ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُم ْو َن‬
Artinya: "(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara
kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib
mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari
yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar
fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa
dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik
baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."

3. Surat Al Baqarah Ayat 185

‫ت‬ٍ ‫اس َوبَيِّ ٰن‬ ِ َّ ‫ن‬‫ل‬ِّ ‫ل‬ ‫ى‬ ً


‫د‬ ُ ‫ه‬ ُ
‫ن‬ ٰ
‫ا‬ ْ‫ان الَّ ِذيْٓ اُ ْن ِز َل فِ ْي ِه ْالقُر‬ َ ‫ض‬َ ‫َش ْه ُر َر َم‬
ۗ ُ‫ ْمه‬i ‫ص‬ ُ َ‫ ْه َر فَ ْلي‬i ‫الش‬َّ ‫ ِه َد ِم ْن ُك ُم‬i ‫ان فَ َم ْن َش‬i ِ ۚ iَ‫دى َو ْالفُرْ ق‬iٰ iُ‫ِّم َن ْاله‬
‫ ُد‬i ‫ان َم ِر ْيضًا اَ ْو َع ٰلى َسفَ ٍر فَ ِع َّدةٌ ِّم ْن اَي ٍَّام اُ َخ َر ۗ ي ُِر ْي‬ َ ‫َو َم ْن َك‬
َ‫ َّدة‬ii‫وا ْال ِع‬iiُ‫ َر ۖ َولِتُ ْك ِمل‬ii‫ُس‬ ْ ‫ ُد بِ ُك ُم ْالع‬iiْ‫ َر َواَل ي ُِري‬ii‫هّٰللا ُ بِ ُك ُم ْالي ُْس‬
‫– َولِتُ َكبِّرُوا هّٰللا َ َع ٰلى َما هَ ٰدى ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكر ُْو َن‬
Artinya: "Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an,
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu
ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia
tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu,
pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu
bersyukur."

4. Surat Al Baqarah Ayat 187

ْ ‫وا َو‬dْ dُ‫ب هّٰللا ُ لَ ُك ْم ۗ َو ُكل‬


‫ َرب ُْوا‬d ‫اش‬ َ ‫ا َك َت‬dd‫اب َع َل ْي ُك ْم َو َع َفا َع ْن ُك ْم ۚ َف ْالـٰٔ َن بَاشِ ر ُْوهُنَّ َوا ْب َت ُغ ْوا َم‬
‫هّٰللا‬
َ ‫لِ َباسٌ لَّهُنَّ ۗ َعلِ َم ُ اَ َّن ُك ْم ُك ْن ُت ْم َت ْخ َتا ُن ْو َن اَ ْنفُ َس ُك ْم َف َت‬
ۗ ‫ ِج ِد‬d ‫ ا ِكفُ ْو ۙ َن فِى ْال َم ٰس‬d‫ص َيا َم ِالَى الَّي ۚ ِْل َواَل ُتبَاشِ ر ُْوهُنَّ َواَ ْن ُت ْم َع‬ ِّ ‫ْط ااْل َ ْب َيضُ م َِن ْال َخيْطِ ااْل َسْ َو ِد م َِن ْال َفجْ ۖ ِر ُث َّم اَ ِتمُّوا ال‬ ُ ‫َح ٰ ّتى َي َت َبي ََّن لَ ُك ُم ْال َخي‬
‫هّٰللا‬ ٰ ۗ ‫هّٰللا‬
ْ
١٨٧ - ‫و َن‬ddddddddddddddd ِ ‫هٖ لِل َّن‬dddddddddddddddِ‫ك ُي َبيِّنُ ُ ٰا ٰيت‬
ُ‫اس لَ َعلَّ ُه ْم َي َّتق‬ َ ِ‫ذل‬ddddddddddddddd‫ا َك‬ddddddddddddddd ‫ ُد ْو ُد ِ َفاَل َت ْق َرب ُْو َه‬dddddddddddddddُ‫ك ح‬ َ ddddddddddddddd‫ت ِْل‬

Artinya: "Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka
adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui
bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan
memaafkan kamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah
ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara
benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai
(datang) malam. Tetapi jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beriktikaf dalam
masjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, agar mereka bertakwa."

Baca juga:
Surat Al Baqarah Ayat 183: Kewajiban Berpuasa Atas Orang Beriman
Dalil Puasa Ramadan yang Terdapat dalam Hadits
Selain dalam Al Quran, dalil puasa Ramadan juga dijelaskan dalam sejumlah hadits.
Dikutip dari Hadits Shahih Bukhari Muslim yang disusun oleh Muhammad Fu'ad Abdul
Baqi dan Kitab Riyadhus Shalihin yang ditulis oleh Imam An-Nawawi, berikut beberapa
hadits yang menerangkan tentang puasa:

1. HR Bukhari
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

‫ِين‬ َ ‫عْ َب‬ddddddddddd‫ َّد َة َش‬dddddddddddِ‫َأ ْك ِملُوا ع‬ddddddddddd‫ِإنْ ُغب َِّي َعلَ ْي ُك ْم َف‬ddddddddddd‫ ِه َف‬dddddddddddِ‫ رُوا لِرُْؤ َيت‬dddddddddddِ‫ ِه َوَأ ْفط‬dddddddddddِ‫ومُوا لِرُْؤ َيت‬ddddddddddd‫ص‬
َ ‫ان َثاَل ث‬ ُ

Artinya: "Berpuasalah kalian karena melihatnya (hilal) dan berhari rayalah karena
melihatnya, jika hilal hilang dari penglihatanmu maka sempurnakan bilangan Sya'ban
sampai tiga puluh hari."

2. HR Bukhari dan Muslim


Dari Thalhah bin Ubaidillah RA, bahwa seorang datang kepada Nabi SAW dan
bertanya, yang artinya:

"Ya Rasulullah, katakan padaku apa yang Allah wajibkan kepadaku tentang puasa?"
Beliau menjawab, "Puasa Ramadan". "Apakah ada lagi selain itu?". Beliau menjawab,
"Tidak, kecuali puasa sunnah."

3. HR Ahmad
ِ‫ف‬dd‫ ٌر مِنْ َأ ْل‬d‫ض هَّللا ُ َعلَ ْي ُك ْم صِ َيا َم ُه ُي ْف َت ُح فِي ِه َأب َْوابُ ْال َج َّن ِة َو ُت َغ ُّل فِي ِه ال َّشيَاطِ ينُ فِي ِه َل ْيلَ ٌة َخ ْي‬ ‫ر‬
َ َ َ
‫ت‬ ْ
‫ف‬ ‫ا‬ ٌ
‫ك‬ ‫ار‬
َ َ‫ب‬‫م‬ُ ٌ
‫ر‬ ْ
‫ه‬ َ
‫ش‬ ‫ان‬ ‫ض‬
َ َ َ َ ‫م‬ ‫ر‬ ‫ر‬
ُ ‫ه‬ْ َ
‫ش‬ ‫َق ْد َجا َء ُك ْم‬
‫ر َم‬ddddddddddddddddddddddddddddddُ
ِ ْ
‫د ح‬dddddddddddddddddddddddddddddd ‫ا َف َق‬dddddddddddddddddddddddddddddd‫ر َم َخي َْر َه‬ddddddddddddddddddddddddddddddُ
ِ ‫ه ٍْر َمنْ ح‬dddddddddddddddddddddddddddddd‫َش‬

Artinya: "Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada
kalian ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka
serta setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu
bulan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan kebaikannya berarti ia telah benar-benar
terhalang atau terjauhkan (dari kebaikan)."

4. HR Muttafaq Alaih
Dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW beliau bersabda yang artinya:

"Janganlah seorang dari kalian mendahului Ramadan dengan berpuasa sehari atau
dua hari, kecuali bagi orang yang sudah terbiasa puasa, maka dia boleh berpuasa pada
hari itu."
Itulah sejumlah dalil puasa Ramadan yang terdapat dalam Al Quran dan hadits.
Semoga senantiasa menambah keimanan kita untuk menjalankan ibadah puasa.

Baca artikel detikedu, "8 Dalil Puasa Ramadan dalam Al Quran dan Hadits"
selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6010825/8-dalil-puasa-ramadan-
dalam-al-quran-dan-hadits.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Anda mungkin juga menyukai