َو َو َّصْي َن ا ٱِإْلنَٰس َن ِبَٰو ِلَد ْي ِه َح َم َلْت ُه ُأُّمُهۥ َو ْه ًن ا َع َلٰى َو ْه ٍن َو ِفَٰص ُلُهۥ ِفى َع اَم ْي ِن َأِن ٱْشُك ْر ِلى
َو ِلَٰو ِلَد ْي َك ِإَلَّى ٱْل َمِص يُر
Artinya : “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-ku dan kepada dua orang ibu-bapakmu,
hanya kepada-Kulah kembalimu” (QS Luqman, 31:14)
Dalam sebuah hadits tentang keridhoan Allah SWT terletak pada keridhoan orang tua
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ashr radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Keridhaan Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung
pada murka orang tua.” (Diriwayatkan oleh Tirmidzi, hadits ini sahih menurut Ibnu Hibban dan
Al-Hakim) [HR. Tirmidzi, no. 1899; Ibnu Hibban, 2:172; Al-Hakim, 4:151-152. Al-Hafizh Abu
Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan].
IBU lah yang merawat kita sejak bayi, balita, hingga kita dewasa pun kasih sayangnya
tidak akan hilang. Karena pengorbanan yang besar inilah, kita wajib menyayangi ibu kita, lebih
dari sayang kita kepada orang lain.
Dahulu ada seseorang sahabat bertanya kepada Rasulullah
“Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan dan persahabatanku?”
Nabi SAW menjawab,
“Ibumu, ibumu, ibumu, kemudian ayahmu dan kemudin yang lebih dekat kepadamu dan yang
lebih dekat kepadamu,”
Di antara perhatian Islam terhadap seorang ibu dan haknya serta perasaannya bahwa
Islam telah menjadikan ibu yang dicerai itu lebih berhak untuk merawat anaknya dan lebih baik
daripada seorang ayah.
Keberadaan ibu yang telah diperhatikan oleh Islam dengan sepenuh perhatian ini dan
yang telah diberikan untuknya hak-hak, maka dia juga mempunyai kewajiban, yakni mendidik
anak-anaknya, dengan menanamkan kemuliaan kepada mereka dan menjauhkan mereka dari
kerendahan. Membiasakan mereka untuk taat kepada Allah dan mendorong mereka untuk
mendukung kebenaran dan tidak menghalang-halangi mereka untuk turut berjihad karena
mengikuti perasaan keibuan dalam hatinya. Sebaliknya ia harus berusaha memenangkan seruan
kebenaran daripada seruan perasaan.
Karena itu, ada beberapa kewajiban kita sebagai anak kepada orang tua :
1. Taat dan berbakti pada orang tua. Selama mereka tidak memerintah pada kemusyrikan, dan
kita tetap menjaga tata krama dan kebaikan.
2. Mendoakan kedua orang tua. Diantara doa kita pada orang tua adalah :
“robbil firli wali wa lidaya war hamhumma kama robbayani soghiro”.
3. Menjaga ucapan kita agar tetap sopan, nada bicara jangan terlalu tinggi, jangan membentak,
jangan menolak ketika diperintah. Jika tidak bisa, katakan dengan baik alasannya, jangan
menggerutu.
Itulah beberapan pedoman kita untuk berbuat baik kepada orang tua terutama terhadap ibu.
Mudah-mudahan kita, ibu-ibu kita, bapak-bapak kita, saudara-saudara kita, bersaudara dalam
keimanan dan ketakwaan, sehingga dipertemukan kembali di Surganya ALLAH SWT atas
Ridho-Nya.. Amin amin Ya robal ‘aalamin.
Kesimpulan : jadi kita sebagai anak harus berbakti kepada kedua orang tua, terutama pada
ibu. Karena ibu yang telah mengandung, melahirkan, menyusui, mengasuh dan merawat lalu
membesarkan kita sampai saat ini. ibu bawel,cerewet bukan karena jahat, akan tetapi sangat
menyayangi kita dan ia takut jika kita terluka.
wallahu muwafiq ilaa aquamitthoriq, wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatu.
AKHLAK TERHADAP KEDUA ORANG TUA
Oleh : Karnila
َو َقَض ى َر ُّبَك َأاَّل َتْعُبُد وا ِإاَّل ِإَّياُه َو ِباْلَو اِلَد ْيِن ِإْح َس اًنا ِإَّم ا َيْبُلَغَّن ِع ْنَدَك اْلِكَبَر َأَح ُدُهَم ا َأْو
ِكاَل ُهَم ا َفاَل َتُقْل َلُهَم ا ُأٍّف َو اَل َتْنَهْر ُهَم ا َو ُقْل َلُهَم ا َقْو اًل َك ِريًم ا
ARTINYA : “ Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia.
Dan berbaktilah kepada ibu dan bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika diantara keduanya atau
kedua-duanya berusia lanjut dalam pemeliharaanmu maka janganlah sekali – kali kau berkata ah.
Dan berkatalah kepada mereka perkataan yang mulia.
مثُلها، إَّن مَن الَّش جرِة شَج رًة: فقاَل، كَّنا عنَد الَّنبِّي صَّلى اللُه علْيِه وسَّلَم فأتَي ِبُج َّم اٍر
فقاَل الَّنبُّي، فَس كُّت، فإذا أنا أصغُر القوِم، هَي الَّنخلُة: فأردُت أن أقوَل، كَم ثِل المسِلِم
هَي الَّنخلُة: صَّلى اللُه علْيِه وسَّلَم
“kami pernah bersama Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam di Jummar, kemudian Nabi bersabda:
‘Ada sebuah pohon yang ia merupakan permisalan seorang Muslim’. Ibnu Umar berkata:
‘sebetulnya aku ingin menjawab: pohon kurma. Namun karena ia yang paling muda di sini
maka aku diam’. Lalu Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam pun memberi tahu jawabannya
(kepada orang-orang): ‘ia adalah pohon kurma’” (HR. Al Bukhari 82, Muslim 2811).
Ibnu Umar radhiallahu’anhuma melakukan demikian karena adanya para sahabat lain yang
lebih tua usianya walau bukan orang tuanya. Maka tentu adab ini lebih layak lagi diterapkan
kepada orang tua.
Maka teman – teman marilah kita menghormati kedua orang tua kita, selagi kedua orang
tua kita masih hidup. Karena pahala berbakti kepada kedua orang tua sangatlah besar. Seperti
besarnya pahala yang berjihad di jalan Allah SWT. Subhanallah.
Hadirin rahimakumullah,
Sebagai penutup marilah kita bersama – sama berdo’a untuk kedua orang tua kita.
Allahummag firli waliwa li dayya war hamhuma kamaa rabba yani shagira. Amiin
Sekian dari saya bila ada kesalahan mohon maaf.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
KEMATIAN
Oleh : Milea
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Pertama-tama, mari kita semua memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, yang telah
memberikan kucuran kenikmatan tak terhingga. Mulai dari nikmat iman dan islam, hingga nikmat-
nikmat lainnya. Kedua, sholawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad
SAW, keluarga, dan para sahabatnya.
Hal pertama yang harus kita sadari adalah kematian pasti akan datang kepada siapapun yang hidup.
ُأ
ُك ُّل َنْف ٍس َذ ا ِئَق ُة ا ْل َم ْو ِت ۗ َو ِإَّنَم ا ُتَو َّفْو َن ُج و َر ُك ْم َيْو َم ا ْل ِقَيا َم ِة ۖ َفَم ْن ُز ْح ِز َح َع ِن ال َّنا ِر
ُأ
َو ْد ِخ َل ا ْل َج َّنَة َفَقْد َفا َز ۗ َو َم ا ا ْل َح َيا ُة ال ُّد ْن َيا ِإاَّل َم َتا ُع ا ْل ُغ ُر و ِر
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga,
maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan.
Pernyataan ini dilanjutkan dengan penjelasan mengenai kehidupan pasca-kematian. Dimana, semua
perbuatan manusia di dunia akan dibalas pada hari kiamat. Siapa berbuat baik akan mendapat surga.
Siapa berbuat jahat akan mendapat neraka. Pernyataan ini ditutup dengan pernyataan yang
menyebutkan bahwa kehidupan dunia hanyalah kesenangan belaka yang memperdaya.
Dari satu ayat tersebut terkandung pelajaran bahwa ada kehidupan pasca-kematian, yang berguna
untuk membalas semua perbuatan jahat dan baik manusia selama hidup di dunia. Tentu saja, tak
seorang pun akan merasakan hal ini, kecuali, orang tersebut sudah meninggal.
Hadirin yang dimuliakan dan dirahmati Allah.
seorang Muslim wajib memperbanyak mengingat kematian itu sendiri. Sebab, ada banyak manfaat
yang bisa didapatkan dari mengingat kematian. Misalnya, membuat seseorang takut berbuat jahat,
baik pada diri sendiri maupun orang lain, karena kematian akan datang sewaktu-waktu tanpa permisi.
Di dalam Q.S. al-Hujurat/49:12 di atas Allah Swt. sudah mengingatkan kita agar
menjauhi prasangka buruk, jangan mencari-cari kesalahan dan kejelekan orang
lain. Karena apa yang kita sangkakan belum tentu kebenarannya. Di samping itu,
diri kita belum tentu lebih baik dari orang yang kita jelek-jelekkan tersebut.