Anda di halaman 1dari 9

MENGHORMATI IBU

Oleh : Eva Nur Azizah


Bismillahiraahmanirahim
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Allhamdulillah. Alhamdulillahilladzi akhrojna minadh dhulimaati ilannur, wa amaarona
biannuqoti’a ahlifisqi wal fujur. Ashhaduanlaailaahaillallah, wa ashhaduanna sayyidana
muhammadan abduhu warosuluh. Allahumma fasholli wasallim ‘alaa sayyidina muhammadin,
wa ‘alaa aliihi washohbihi wassalam.
Pertama-tama marilah kita panjatkan rasa syukur kita kepada ALLAH SWT, karena ia
telah mentakdirkan dan menciptakan makhluk penyayang, yang menyayangi dan mengurus kita
sejak kita membuka mata di alam dunia. Tiada lain makhluk itu adalah IBU. Ceramah saya kali
ini bertemakan tentang pentingnya berbakti kepada IBU.
Shalawat dan salam kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan
pengikutnya hingga akhir zaman. Semoga kita diberi ketabahan dalam keimanan dan ketaqwaan
(amin).
Teman-teman yang dirahmati oleh ALLAH SWT....
Berbicara tentang IBU, tentunya kita sering mendengar kisah tentang MALIN
KUNDANG yang dikutuk menjadi batu karena ia tidak mengakui pada seseorang wanita tua dan
miskin, yang pada kenyataannya ia adalah IBU dari malin kundang
Pada zaman sekarang ini, tidak ada anak yang benar-benar dikutuk menjadi batu, tetapi
saya sedih, karena banyak anak yang durhaka pada orang tua, berdosa pada IBU, berkata kasar,
berbohong dan bahkan tega berprilaku kasar pada orang tua. Padahal ibu dengan ikhlas
melahirkan, menyusui, dan merawat kita, saat kita masih lemah.
ALLAH SWT berfirman dalam QS Luqman, 31:14 yang berbunyi :

‫َو َو َّصْي َن ا ٱِإْلنَٰس َن ِبَٰو ِلَد ْي ِه َح َم َلْت ُه ُأُّمُهۥ َو ْه ًن ا َع َلٰى َو ْه ٍن َو ِفَٰص ُلُهۥ ِفى َع اَم ْي ِن َأِن ٱْشُك ْر ِلى‬
‫َو ِلَٰو ِلَد ْي َك ِإَلَّى ٱْل َمِص يُر‬
Artinya : “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-ku dan kepada dua orang ibu-bapakmu,
hanya kepada-Kulah kembalimu” (QS Luqman, 31:14)
Dalam sebuah hadits tentang keridhoan Allah SWT terletak pada keridhoan orang tua

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ashr radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Keridhaan Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung
pada murka orang tua.” (Diriwayatkan oleh Tirmidzi, hadits ini sahih menurut Ibnu Hibban dan
Al-Hakim) [HR. Tirmidzi, no. 1899; Ibnu Hibban, 2:172; Al-Hakim, 4:151-152. Al-Hafizh Abu
Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan].
IBU lah yang merawat kita sejak bayi, balita, hingga kita dewasa pun kasih sayangnya
tidak akan hilang. Karena pengorbanan yang besar inilah, kita wajib menyayangi ibu kita, lebih
dari sayang kita kepada orang lain.
Dahulu ada seseorang sahabat bertanya kepada Rasulullah
“Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan dan persahabatanku?”
Nabi SAW menjawab,
“Ibumu, ibumu, ibumu, kemudian ayahmu dan kemudin yang lebih dekat kepadamu dan yang
lebih dekat kepadamu,”
Di antara perhatian Islam terhadap seorang ibu dan haknya serta perasaannya bahwa
Islam telah menjadikan ibu yang dicerai itu lebih berhak untuk merawat anaknya dan lebih baik
daripada seorang ayah.

Keberadaan ibu yang telah diperhatikan oleh Islam dengan sepenuh perhatian ini dan
yang telah diberikan untuknya hak-hak, maka dia juga mempunyai kewajiban, yakni mendidik
anak-anaknya, dengan menanamkan kemuliaan kepada mereka dan menjauhkan mereka dari
kerendahan. Membiasakan mereka untuk taat kepada Allah dan mendorong mereka untuk
mendukung kebenaran dan tidak menghalang-halangi mereka untuk turut berjihad karena
mengikuti perasaan keibuan dalam hatinya. Sebaliknya ia harus berusaha memenangkan seruan
kebenaran daripada seruan perasaan.

Karena itu, ada beberapa kewajiban kita sebagai anak kepada orang tua :
1. Taat dan berbakti pada orang tua. Selama mereka tidak memerintah pada kemusyrikan, dan
kita tetap menjaga tata krama dan kebaikan.
2. Mendoakan kedua orang tua. Diantara doa kita pada orang tua adalah :
“robbil firli wali wa lidaya war hamhumma kama robbayani soghiro”.
3. Menjaga ucapan kita agar tetap sopan, nada bicara jangan terlalu tinggi, jangan membentak,
jangan menolak ketika diperintah. Jika tidak bisa, katakan dengan baik alasannya, jangan
menggerutu.
Itulah beberapan pedoman kita untuk berbuat baik kepada orang tua terutama terhadap ibu.
Mudah-mudahan kita, ibu-ibu kita, bapak-bapak kita, saudara-saudara kita, bersaudara dalam
keimanan dan ketakwaan, sehingga dipertemukan kembali di Surganya ALLAH SWT atas
Ridho-Nya.. Amin amin Ya robal ‘aalamin.
Kesimpulan : jadi kita sebagai anak harus berbakti kepada kedua orang tua, terutama pada
ibu. Karena ibu yang telah mengandung, melahirkan, menyusui, mengasuh dan merawat lalu
membesarkan kita sampai saat ini. ibu bawel,cerewet bukan karena jahat, akan tetapi sangat
menyayangi kita dan ia takut jika kita terluka.
wallahu muwafiq ilaa aquamitthoriq, wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatu.
AKHLAK TERHADAP KEDUA ORANG TUA

Oleh : Karnila

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah Alhamdulillahirabbil ‘alamin wabihi nasta’in wa ‘ala ummu ridun ya
waddin. Washalatu wasalamu ‘ala ashrafil ambiya’ il wal mursalin wa ‘ala alihi washoh bihi
ajma’in. Ammaba’du.
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena berkah dan karunianya, kita
dapat berkumpul dalam keadaan sehat wal afiat. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Dan semoga kita mendapatkan syafaat besok di
yaumul kiyamah. Amin ya rabbal ‘alamin.
Teman – teman yang saya cintai,
Saya yakin teman – teman merupakan generasi muda yang telah dididik, dirawat, dan diasuh
oleh kedua orang tua kita. Maka dari itu, sudah sepantasnyalah kita berbakti pada kedua orang
tua kita. Sebagaimana firman Allah SWT. Dalam Surat

Al – Isra’ ayat 23, yang berbunyi :

‫َو َقَض ى َر ُّبَك َأاَّل َتْعُبُد وا ِإاَّل ِإَّياُه َو ِباْلَو اِلَد ْيِن ِإْح َس اًنا ِإَّم ا َيْبُلَغَّن ِع ْنَدَك اْلِكَبَر َأَح ُدُهَم ا َأْو‬
‫ِكاَل ُهَم ا َفاَل َتُقْل َلُهَم ا ُأٍّف َو اَل َتْنَهْر ُهَم ا َو ُقْل َلُهَم ا َقْو اًل َك ِريًم ا‬
ARTINYA : “ Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia.
Dan berbaktilah kepada ibu dan bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika diantara keduanya atau
kedua-duanya berusia lanjut dalam pemeliharaanmu maka janganlah sekali – kali kau berkata ah.
Dan berkatalah kepada mereka perkataan yang mulia.

Teman – teman yang saya cintai,


Diantara adab yang mulia kepada orang tua adalah tidak mendahului mereka dalam berkata-kata
dan mempersilakan serta membiarkan mereka berkata-kata terlebih dahulu hingga selesai.
Lihatlah bagaimana Abdullah bin Umar radhiallahu’anhu menerapkan adab ini. Beliau berkata:

‫ مثُلها‬،‫ إَّن مَن الَّش جرِة شَج رًة‬: ‫ فقاَل‬، ‫كَّنا عنَد الَّنبِّي صَّلى اللُه علْيِه وسَّلَم فأتَي ِبُج َّم اٍر‬
‫ فقاَل الَّنبُّي‬، ‫ فَس كُّت‬، ‫ فإذا أنا أصغُر القوِم‬،‫ هَي الَّنخلُة‬: ‫ فأردُت أن أقوَل‬، ‫كَم ثِل المسِلِم‬
‫ هَي الَّنخلُة‬: ‫صَّلى اللُه علْيِه وسَّلَم‬
“kami pernah bersama Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam di Jummar, kemudian Nabi bersabda:
‘Ada sebuah pohon yang ia merupakan permisalan seorang Muslim’. Ibnu Umar berkata:
‘sebetulnya aku ingin menjawab: pohon kurma. Namun karena ia yang paling muda di sini
maka aku diam’. Lalu Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam pun memberi tahu jawabannya
(kepada orang-orang): ‘ia adalah pohon kurma’” (HR. Al Bukhari 82, Muslim 2811).
Ibnu Umar radhiallahu’anhuma melakukan demikian karena adanya para sahabat lain yang
lebih tua usianya walau bukan orang tuanya. Maka tentu adab ini lebih layak lagi diterapkan
kepada orang tua.

Maka teman – teman marilah kita menghormati kedua orang tua kita, selagi kedua orang
tua kita masih hidup. Karena pahala berbakti kepada kedua orang tua sangatlah besar. Seperti
besarnya pahala yang berjihad di jalan Allah SWT. Subhanallah.

Teman – teman yang saya cintai,


Lalu bagaimanakah cara kita berakhlak baik dengan orang tua? Caranya sangatlah banyak yaitu
antara lain, kita menghormati, menghargai, mendengarkan dan melaksanakan jika dinasehati,
berbakti, dan masih banyak lagi. Dan semoga dengan begitu kedua orang tua kita semakin ridho
sama kita. Allahumma amin. Karena Rasulullah SAW. Bersabda yang artinya : “Ridho Allah
terletak pada ridho kedua orang tua dan murka Allah terletak pada murka kedua orang tua.”

Hadirin rahimakumullah,
Sebagai penutup marilah kita bersama – sama berdo’a untuk kedua orang tua kita.
Allahummag firli waliwa li dayya war hamhuma kamaa rabba yani shagira. Amiin
Sekian dari saya bila ada kesalahan mohon maaf.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
KEMATIAN

Oleh : Milea
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Pertama-tama, mari kita semua memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, yang telah
memberikan kucuran kenikmatan tak terhingga. Mulai dari nikmat iman dan islam, hingga nikmat-
nikmat lainnya. Kedua, sholawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad
SAW, keluarga, dan para sahabatnya.

Hadirin yang dimuliakan dan dirahmati Allah.


Sebagian besar orang diluar sana, menganggap kematian merupakan akhir dari kehidupan. Padahal,
menurut Al-Quran, kematian dimaknai sebagai perpindahan dari dunia fana ke dunia yang kekal di
sisi Allah SWT. Bagaimana sebaiknya sikap seorang Muslim terhadap kematian?
Hadits Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam riwayat Ibnu Hibban. Dari Abu Hurairah
Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
‫َأْك ِثُروا ِذ ْك َر َهاِد ِم الَّلَّذ اِت‬
“Perbanyaklah mengingat sesuatu yang memutuskan kelezatan (yaitu kematian)”
‫َفَم ا َذ َك َر ُه َع ْبٌد َقُّط َو ُهَو ِفي ِض يٍق ِإال َو َسَع ُه َع َلْيِه‬
Tidaklah seorang hamba pernah menginat kematian dan dia dalam keadaan sempit hidupnya,
kecuali pengingatan dia terhadap kematian tersebut akan melapangkan dadanya.
‫َو ال َذ َك ُر ُه َو ُهَو ِفي َسَعٍة ِإال َض ِّيَقُه َع َلْيِه‬
Dan tidaklah seorang hamba mengingat kematian tersebut dan dia dalam keadaan kelapangan
dunia, melainkan ingatannya terhadap kematian tersebut akan menyempitkannya/akan
memudahkan dia untuk khusyu’ kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Hal pertama yang harus kita sadari adalah kematian pasti akan datang kepada siapapun yang hidup.

‫ُأ‬
‫ُك ُّل َنْف ٍس َذ ا ِئَق ُة ا ْل َم ْو ِت ۗ َو ِإَّنَم ا ُتَو َّفْو َن ُج و َر ُك ْم َيْو َم ا ْل ِقَيا َم ِة ۖ َفَم ْن ُز ْح ِز َح َع ِن ال َّنا ِر‬
‫ُأ‬
‫َو ْد ِخ َل ا ْل َج َّنَة َفَقْد َفا َز ۗ َو َم ا ا ْل َح َيا ُة ال ُّد ْن َيا ِإاَّل َم َتا ُع ا ْل ُغ ُر و ِر‬
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga,
maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan.

Pernyataan ini dilanjutkan dengan penjelasan mengenai kehidupan pasca-kematian. Dimana, semua
perbuatan manusia di dunia akan dibalas pada hari kiamat. Siapa berbuat baik akan mendapat surga.
Siapa berbuat jahat akan mendapat neraka. Pernyataan ini ditutup dengan pernyataan yang
menyebutkan bahwa kehidupan dunia hanyalah kesenangan belaka yang memperdaya.
Dari satu ayat tersebut terkandung pelajaran bahwa ada kehidupan pasca-kematian, yang berguna
untuk membalas semua perbuatan jahat dan baik manusia selama hidup di dunia. Tentu saja, tak
seorang pun akan merasakan hal ini, kecuali, orang tersebut sudah meninggal.
Hadirin yang dimuliakan dan dirahmati Allah.
seorang Muslim wajib memperbanyak mengingat kematian itu sendiri. Sebab, ada banyak manfaat
yang bisa didapatkan dari mengingat kematian. Misalnya, membuat seseorang takut berbuat jahat,
baik pada diri sendiri maupun orang lain, karena kematian akan datang sewaktu-waktu tanpa permisi.

Hadirin yang dimuliakan dan dirahmati Allah.


Karena kematian datang tanpa diduga, maka seorang Muslim wajib mempersiapkan diri menghadapi
kematian. Tentu saja, cara menghadapi kematian itu dengan memperbanyak perbuatan (beramal)
baik, yang berhubungan secara horizontal antar-manusia dan vertikal kepada Allah.
Dalam hadis riwayat Imam Bukhori disebutkan bahwa Rasulullah pernah meminta para sahabatnya
untuk mempersiapkan kematian. Dimana, para sahabat dan Rasulullah SAW melihat sekelompok
orang tengah menggali kuburannya sendiri. Rasulullah pun bersabda, “Wahai saudaraku, untuk hari
inilah (kematian) kalian harus mempersiapkan diri!
Hadis ini menegaskan kepada kita semua yang membaca contoh pidato agama singkat ini untuk
mempersiapkan kematian, bukannya berleha-leha. Sebab, kematian itu pasti akan datang.

Hadirin yang dimuliakan dan dirahmati Allah.


Dengan demikian, seorang Muslim sebaiknya memperhatikan tiga hal diatas berkaitan dengan
kematian. Di penghujung contoh kultum ini, kita panjatkan doa kepada Allah agar dijauhkan dari
kematian yang buruk dan diberikan kematian indah yang Allah ridhoi. Amin!

Wabillahi taufiq wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullaahi wabarakatuh.


GHIBAH
Oleh : Nursaqila
Assalamualaikum Waarahmatullahi Wabarakaatuh
Alhamdulilahi rabbil ‘alamin, was sholatu wassalamu ‘ala, asyrofil ambiyaa iwal
mursalin,
sayyidina wa maulana muhammadin, wa ‘alaa ‘alihi wa shohbihi ajmain. Ama ba’du.
Sebagai hamba Allah yang beriman marilah kita panjatkan puji dan syukur ke haddirat
Allah SWT yang telah memberikan kekuatan kesehatan lahir dan batin kepada kita semua,
sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini dalam rangka menghambakan diri kepada Allah
SWT.
Salawat dan salam tidak lupa kita kirimkan kepada junjungan kita nabi Allah Muhammad
SAW yang telah mengantarkan umat manusia dari peradaaban hidup yang jahiliyah menuju pada
peradaban hidup yang moderen,,,, yg penuh dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
seperti yang kita rasakan pada saat ini. Semoga kita semua termasuk hambanya yang taat, yang
berhak mendapatkan syafaatnya di hari akhir kelak..

Saudara saudaraku kaum muslimin Rahimakumullah…


Ghibah atau biasa disebut menggunjing adalah salah satu bencana lidah yang sering terjadi dan
bisa merusak puasa itu sendiri. Rasulullah SAW. bersabda:
‫الَّص ْو ُم ُج َّنٌة َم ا َلْم َيْخ ِرْقَها َقاَل َأُبْو ُمَح َّمٍد َيْع ِنى َباْلِغ ْيَبِة‬.
“Puasa adalah perisai selama tidak dirusakkan”. Abu Muhammad menjelaskan maksudnya
adalah ghibah. (Ad-Darimi).
Lalu, apa hakikat ghibah sesungguhnya? Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abi Hurairah
RA. Disebutkan:
‫ ُهللا َو َر ُسْو ُلٗه َأْع َلُم َقَل‬:‫ َاَتْد ُرْو َن َم ا اْلِغ ْيَبُة؟ َقاُلْو ا‬: ‫َأَّن َر ُسْو َل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل‬
‫ ِإْن َك اَن ِفْيِه َم ا‬: ‫ َقاَل‬،‫ َاَفَر َأْيَت ِإْن َك اَن ِفْي َأِخ ْي َم ا َأُقْو ُل؟‬: ‫ ِقْيَل‬، ‫ِذ ْك ُرَك َاَخ اَك ِبَم ا َيْك َر ٗه‬
‫َتُقْو ُل َفَقِد اْبَتْغ َتٗه َو َإْن َلْم َيُك ْن ِفْيِه َفَقْد َبَهَّتٗه‬
Bahwa Rasulullah SAW. bertanya (pada para sahabat): “Tahukah kalian apakah ghibah itu?”
mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu” Rasulullah pun bersabda: “yaitu
kamu menyebut aib saudaramu yang tidak ia sukai (jika disebutkan)” lalu ada yang bertanya:
“Bagaimana pendapat anda jika yang aku katakan memang sesuai kenyataan?” Beliau
menjawab: “Jika yang kamu katakan adalah benar danya, maka kamu berartibtelah ghibah
kepadanya, dan jika yang kamu katakan tidak benar adanya, berarti kamu telah menuduhnya”.
(HR. Muslim)

Saudara saudaraku kaum muslimin Rahimakumullah…


Begitu banyak ayat al-Quran maupun Hadits yang melarang dan mencela perbuatan ghibah ini.
Seperti yang difirmankan Allah SWT. dalam al-Hujurat/49: 12:
‫َيآ َأُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰآ َم ُنوا اْج َتِنُبْو ا َك ِثْيًرا ِم َن الَّظِّۖن ِإَّن َبْع َض الَّظِّن ِإْثٌم َو اَل َتَج َّس ُسْو ا َو اَل‬
‫َيْغ َتْب َبْعُض ُك ْم َبْع ًض ۗا َاُيِح ُّب َاَح ُد ُك ْم َاْن َيْأ ُك َل َلْح َم َأِخ ْيِه َم ْيًتا َفَك ِر ْهُتُم ْو ُۗه َو اَّتُقوا‬
‫َۗهللا ِإَّن َهللا َتَّو اٌب َر ِح ْيٌم‬
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak prasangka, sesungguhnya sebagian
prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di
antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.

Di dalam Q.S. al-Hujurat/49:12 di atas Allah Swt. sudah mengingatkan kita agar
menjauhi prasangka buruk, jangan mencari-cari kesalahan dan kejelekan orang
lain. Karena apa yang kita sangkakan belum tentu kebenarannya. Di samping itu,
diri kita belum tentu lebih baik dari orang yang kita jelek-jelekkan tersebut.

Saudara saudaraku kaum muslimin Rahimakumullah…


Namun demikian, tidak semua ghibah terlarang dalam Islam, ada beberapa pengecualian. Para
ulama menyebutkan ada enam bentuk ghibah yang diperbolehkan:
1. Ghibah dari orang yang terdzalimi untuk mengadukannya pada orang yang dianggap bisa
menghentikan kedzaliman orang tersebut atau bisa mengembalikan hak-haknya,
2. Ghibah dari orang yang dalam rangka meminta tolong untuk mengubah kemungkaran agar
dapat menjadi lebih baik. Seperti mengadukan keburukan orang kepada ustadz dengan
harapan agar ustadz tersebut bisa menasehati.
3. Ghibah orang yang meminta fatwa. Sebagaimana yang terjadi pada Hindun yang
mengadukan kepelitan suaminya kepada Rasulullah SAW.
4. Ghibah dari orang yang memberi peringatan kepada kaum muslimin supaya mewaspadai dan
tidak mengikuti keburukannya.
5. Ghibah terhadap orang yang memang sudah dikenal dengan julukannya. Seperti menyebut si
pincang dan sebagainya. Namun sebisa mungkin dihindari.
6. Ghibah terhadap orang yang sudah terang-terangan melakukan maksiat dan dosa.
Ghibah-ghibah seperti ini tidak dihitung dalam perbuatan ghibah yang berdosa.

Saudara saudaraku kaum muslimin Rahimakumullah…


Lalu, bagaimana jika kita terlanjur melakukan ghibah? Bagimana caranya kita bertobat.
Sesungguhnya orang yang ghibah telah berbuat dua kesalahan:
Pertama, kesalahan kepada Allah karena dia telah melakukan hal yang dilarang oleh Allah SWT,
maka ia harus menyesali dan beristighfar memohon ampunan-Nya.
Kedua, kesalahan kepada manusia dalam hal ini adalah orang yang dia gunjing. Jika ghibahnya
telah diketahui orang yang dia gibahi, maka ia harus mendatanginya, menunjukkan penyesalan
dan meminta maaf serta meminta dihalalkan kesalahannya. Namun jika orang yang dighibahi
belum tahu, maka ia tidak usah mendatanginya agar hatinya tidak merasa sakit, ian cukup
meminta ampunan Allah atas dosanya tersebut dan dosa orang yang dighibahi serta mengganti
ghibahnya dengan menyebutkan kebaikan-kebaikan orang yang dia ghibahi kepada orang lain.
Mujahid, seorang tabi’in yang merupakan murid sahabat Abdullah bin Abbas berkata: “Kafarat
dosa memakan daging saudaramu (ghibah) adalah engkau memujinya dan mendoakan kebaikan
kepadanya. Begitu pula jika ia telah meninggal”. (Mukhtashar Minhajul Qashidin: 219)

Saudara saudaraku kaum muslimin Rahimakumullah…


Demikianlah ghibah dan bahayanya. Semoga Allah membimbing lisan kita untuk berzikir
kepada-Nya dan menjauhi dosa ghibah, memakan daging saudara sendiri. Wallahu a’lam bish
shawab.
‫َأُقْو ُل َقْو ِلْي ٰه َذ ا َأْسَتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم َو ِلَس آِئِر اْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت َفاْسَتْغ ِفُرْو ُه ِإَّنٗه ُهَو‬
‫اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْيُم‬
Wassalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarokatuh.

Anda mungkin juga menyukai