Oleh:
No Absen : 15
Pertama-tama marilah kita mengucapkan Tahmid dan Tsyakur kehadirat Allah SWT,karena kita
dapat hadir di tempat ini. Rahmat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada seorang Nabi yang
tidak akan ada Nabi sesudahnya, Nabi Muhammad Saw. , kepada keluarga dan sahabatnya seluruhnya.
Setiap manusia sudah pasti memiliki orang tua. Tidak satupun manusia yang lahir tanpa orang
tua.Maka dari inilah izinkan saya untuk menyampaikan Tausiyah saya yang berjudul ‘’BERBAKTI
KEPADA ORANG TUA’’.
Berbakti kepada kedua orang tua termasuk ibadah dan sangat besar pahalanya. Karena orang tualah
yang mengasuh, membesarkan, mendidik, dan menghidupi anak-anaknya.Oleh sebab itu besarnya jasa
orang tua tidak mungkin bisa dibalas dengan segala bentuk balasan dari anaknya, baik berupa jasa
maupun materi, termasuk kemewahan dunia. Mengingat begitu besarnya jasa kedua orang tua
terhadap anaknya, maka wajib hukumnya bagi seorang anak untuk menghormati kedua orang
tuanya.Sebagai mana firman Allah dalam surah Al-isra ayat 23 yang berbunyi :
Yang artinya : Ridho Allah disebabkan keridoan Ibu bapak,begitu juga kebencian Allah disebabkan
kebencian ibu bapak.
Alangkah lebih baik jika kita memahami arti Penting dan Kedudukan Berbakti Pada Orang Tua.
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan salah satu amal sholih yang mulia bahkan disebutkan
berkali-kali dalam Al Quran tentang keutamaan berbakti pada orang tua. Alloh Ta’ala berfirman:
“Sembahlah Alloh dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapak.” (An Nisa: 36). Di dalam ayat ini perintah berbakti kepada dua
orang tua disandingkan dengan amal yang paling utama yaitu tauhid, maka ini menunjukkan bahwa
amal ini pun sangat utama di sisi Alloh ‘Azza wa Jalla. Begitu besarnya martabat mereka dipandang
dari kacamata syari’at. Nabi mengutamakan bakti mereka atas jihad fi sabilillah, Ibnu Mas’ud
berkata: “Aku pernah bertanya kepada Rosululloh, ‘Amalan apakah yang paling dicintai Alloh?’ Beliau
menjawab, ‘mendirikan sholat pada waktunya,’ Aku bertanya kembali, ‘Kemudian apa?’ Jawab Beliau,
‘berbakti kepada orang tua,’ lanjut Beliau. Aku bertanya lagi, ‘Kemudian?’ Beliau menjawab, ‘Jihad di
jalan Alloh.’” (HR. Al Bukhori no. 5970). Demikian agungnya kedudukan berbakti pada orang tua,
bahkan di atas jihad fi sabililllah, padahal jihad memiliki keutamaan yang sangat besar pula.
Marilah kita sedikit merenung. Coba bayangkan bagaimana lelahnya ibu kita mengandung. Kemana-
mana harus membawa beban yang berat berat diperutnya. Kemudian ibu kita mempertaruhkan nyawa
saat melahirkan kita. Saat bayi, kita sering mengganggu waktu tidur orang tua dengan menangis
ditengah malam. Karena mengompol, kehausan dan lain-lain. Tapi, ketika kita sudah besar, kita bahkan
membantah kata-kata orang tua kita. Kita melawan apa yang orang tua katakan. Betapa sedihnya
mereka.
Orang tua tidak menginginkan kita membayar apa yang telah mereka beri, namun ketaatan kita pada
Alloh dan orang tua telah membayar segala keletihan mereka.
Jalan-jalan ke Balikpapan