Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Manusia diciptakan saling keterkaitan satu dengan lainnya.Dalam artian, manusia


membutuhkan manusia lainnya untuk menjalani hidupnya.baik dalam hal yang bersifat kecil dan
terlebih dalam hal yang begitu penting.

Namun tidak ada orang yang paling berjasa dalam hidup kita selain orang tua kita sendiri.
Mereka memberikan kasih sayang yang sungguh luar biasa kepada kita sejak kita lahir hingga kapan
pun mereka akan tetap memberikan kasih sayangnya kepada kita.

Tanpa sedikit pun mengeluh mereka membesarkan kita dengan penuh kesabaran, memberi
makan kita dengan penuh keikhlasan, mendidik kita dengan penuh cinta, dan banyak lagi jasa-jasa
orang tua yang tidak akan pernah akan terbalas.

Lalu apa yang akan kita lakukan untuk membalas semua kebaikannya?

Allah memerintahkan kita sebagai orang muslim untuk berbakti kepada mereka. Sebagaimana
firman-Nya ;

  “ Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya” (Al Ankabut 8).

B.       Tujuan Penulisan

Dalam makalah ini kami mencoba memaparkan hal-hal yang seringkali terlupakan oleh
seorang anak, yaitu keikhlasan dan kesadaran akan pentingnya berbakti kepada kedua orang tua.
Kami sadari masiah jauh mencapai suatu kesempurnaan dalam pembuatan makalah ini.Untuk itu,
kami harapkan tegur sapa akrab, berupa kritik maupun saran kepada kami untuk kedepannya.

BAB II

PEMBAHASAN

BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA

A. Makna Berbakti kepada Kedua Orang Tua.

Makna berbakti kepada kedua orang tua yakni berusaha membalas semua yang telah
diberikan kedua orang tua kita, meskipun semua kebaikan mereka tidak akan pernah bisa terbalas
oleh seorang anak. Oleh karena itu kita harus berusaha sebisa mungkin membuat orang tua kita
bangga membuat mereka bahagia.
Tanpa sedikit pun mengeluh mereka membesarkan kita dengan penuh kesabaran, memberi
makan kita dengan penuh keikhlasan, mendidik kita dengan penuh cinta, dan tentu saja masih
banyak lagi jasa-jasa orang tua yang tidak akan pernah akan terbalas.

Selain itu sebagai anak kita harus mentaati semua yang diperintahkan oleh kedua orang tua kita
namun dalam batasan tidak keluar dari aturan-aturan Allah SWT.dan Rasul-Nya.

B. Keutamaan Berbakti kepada Kedua Orang Tua.

Rasulullah SAW. bersabda dalam hadits yang diriwayatkan ‘Abdullah bin Mas’ud.

 “ Diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Mas’ud ra. Bahwa ia berkata : Aku pernah bertanya kepada Nabi
SAW. ‘perbuatan apa yang paling disukai Allah?’ Nabi menjawab : ‘Shalat pada awal waktu.’
Kemudian apa lagi? Nabi menjawab : ‘Berbakti kepada orang tua.’ Kemudian apa lagi?’ Nabi
menjawab : ‘Jihad di jalan Allah.’ “

Dan dalam keterangan lain,

Amr Radhiyallahu Anhuma berkata, “Seseorang datang meminta izin untuk berjihad brsama Nabi
SAW. Nabi bersabda, ‘Apakah orang tuamu masih hidup?’ ia menjawab ‘ya’ Nabi bersabda
“Berjihadlah dengan izin kedua orang tuamu”. (Dikeluarkan dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih
Muslim).

Lihatlah bagaimana berbuat baik dan memberikan pelayanan kepada orang tua lebih diutamakan
ketimbang jihad?

Rasullullah SAW. bersabda, Maukah aku beritahu kalian tentang dosa yang paling
besar? “Menyekutukan Allah dan durhaka kepada orang tua.”Lanjutan hadits ini adalah : ….Asalnya
Rasulullah bersandar lalu tegak duduk dan bersabda, “ ketahuilah, dan ucapan dusta serta sumpah
palsu“ beliau terus-menerus mengucapkan kata itu hingga kami ( para shahabat ) berkata,
”seandainya saja beliau diam“.

Keterangan di atas menunjukan bahwasanya termasuk dosa besar apabila seorang anak
mendurhakai orang tua, baik itu menyakiti hati mereka, mengucapkan kata-kata yantg tak pantas
kepada mereka ataupun tidak menghormati mereka sebagai orang yang telah melahirkan,
mengurus, membimbing hingga kelak kasih dan sayang mereka tak akan pernah hilang atau pun
berkurang kepada kita.
C. Mendahulukan Ibu.

Dalam kedua kitab shahih diriwayatkan :

 “Seseorang datang kepada Rasulullah SAW. dan bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah yang
berhak mendapat perlakuan baik  ? Rasulullah SAW. menjawab, “ ibumu.” Ia bertanya, kemudian
siapa lagi ?beliau menjawab  “ ibumu “. Kemudian siapa lagi ? beliau menjawab “ ibumu”. Ia
menjawab lagi kemudian Rasulullah menjawab, “ ayahmu  ”. HR. al-Bukhariy.

Takhrij Hadits.

Selain Imam al-Bukhoriy yang meriwayatkan hadits diatas ,Imam Ahmad, Imam Muslim, Imam Abu
Daud, Imam at-Tirmidzi, dan Imam Ibnu majah pun meriwayatkan juga. Matan diatas adalah yang
dicatat oleh Imam al-Bukhariy dalam kitab adab, Babul Birri wa Shilah dengan sanad sebagai berikut;
Kata beliau, telah menceritakan kepada kami Quttaybah bin Said, telah menceritakan kepada kami
Jarir, dari ‘Umarah bin al-Qa’qa, bin Syubrumah, dari Abi Zur’ah, Dari Abu Hurayrah r.a.  Imam
Muslim meriwayatkan hadits ini melalui sanad yang sama, dengan matan yang berbeda namun
sema’na.

Imam Abu Daud dan at-Tirmidzi juga meriwatkan hadits yang semakna. Diterima dari Bahiz bin
Hakim dari bapaknya dari kakeknya yaitu Mu’awiyyah bin Haydah. Ia bertanya kepada Rasulullah
Saw,

  “Kepada siapa saya harus berbuat baik?” Jawab Rasulullah Saw, “Ibumu, kemudian ibumu,
kemudian ibumu, kemudian ayahmu, kemudian keluarga paling dekat kemudian keluarga yang
dekat...”

Melihat susunan sanad yang dilalui Imam Abu daud dan Imam at-Tirmidzi, Imam Ibnu Hajar
al-‘Asqalani juga memperkirakan bahwa seorang yang bertanya kepada Rasulullah Saw.yang
dimaksud oleh Abu Hurayrah itu adalah Mu’awiyyah bin Haydah.

Rasulullah SAW. mengulangi kewajiban berbakti kepada ibu hingga tiga kali sedangkan
kepada ayah hanya satu kali. Hal itu disebabkan derita seorang ibu lebih besar dari pada ayah dan
kasih sayang yang diberikannyua juga lebih besar daripada ayah.Belum lagi jika dibandingkan dengan
beratnya mengandung, kontraksi, melahirkan, berjaga malam dan masih banyak lagi.

Jadi, dari keterangan diatas bahwasanya seorang anak dianjurkan lebih mengutamakan seorang ibu
ketimbang ayah, yang dilihat dari pengorbanan seorang ibu lebih besar dari pengaorbanan seorang
ayah.

  “ Surga terletak dibawah telapak kaki para ibu “


D. Durhaka kepada Kedua Orang Tua.

Allah SWT. berfirman :

  “ Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah
kamu berbuat baik kepada ibu bapak mu dengan sebaik-baiknya…

…Jika salah seseorang diantara keduanya atau keduanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ AH
“….

Artinya, janganlah berkata-kata kasar kasar kepada keduanya jika mereka telah tua dan
berumur.Selain itu wajib bagimu untuk memberikan pengabdian kepada mereka sebagaimana
mereka berdua memberikan pengabdian padamu.Keutamaan biasanya lebih dimiliki yang pertama,
bagaimana mungkin kedua pengabdian itu bisa disamakan?Kedua orang tuamu menahan segala
derita mengharapkan agar kamu bisa hidup.Sedangkan jika kamu menahan derita karena keduanya,
kamu mengharapkan kematiannya. Allah melanjutkan firmannya,

  “…dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”. (al-Isra’ : 23)

  “Ya Allah limpahkanlah rahmatmu kepada ibu bapakku sebagaimana mereka mengurus ketika aku
masih kecil “.

Allah Ta’ala berfirman,

  “Agar kamu bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, dan kepada-Ku lah
kembalimu”.  ( Luqman : 14 ).

Ada tiga ayat yang diturunkan dan dikaitkan dengan tiga hal, tidak dterima salah-satunya jika tidak
dengan yang dikaitkannya :

Ø Firman Allah, “Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul. Maka barangsiapa taat kepada
Allah namun tidak taat kepada Rasul, ketaatannya tidak diterima“.

Ø Firman Allah, “Dan dirikanlah shalat serta tunaikan zakat”. maka barangsiapa yang melakukan
shalat namun tidak mengeluarkan zakat maka tidaklah diterima.

Ø Firman Allah, “Agar kamu bersyukur kepadaku dan kepada kedua orang tua mu“. Barang siapa
yang bersyukur kepadaku namun tidak bersyukur kepada ibu bapak tentu saja itu akan sia-sia.

E. Hikmah Berbakti Kepada Orang Tua.


Berbakti kepada orang tua adalah suatu kewajiban bagi seorang muslim. Oleh karena itu
seorang anak akan mendapatkan hikmah apabila ia melaksanakan kewajiban tersebut, diantaranya :

Ø Mendapatkan ridha Allah SAW.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW. “ Keridhaan Allah ada dalam keridhaan ibu bapak dan
kemurkaan Allah ada dalam kemurkaan orang tua”.  ( Diriwayatkan Tirmidzi dari hadits Abdullah Bin
Amr ). Amr Radhiyallahu Anhumaberkata, “ Seseorang datang meminta izin untuk berjihad brsama
Nabi SAW. Nabi bersabda, ‘ Apakah orang tuamu masih hidup?’ ia menjawab ‘ya’ Nabi bersabda
“Berjihadlah dengan izin kedua orang tuamu”.

( Dikeluarkan dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim ).

Ø Terhindar dari dosa besar.

Dalam kitab shahih Bukhari dan shahih muslim, Rasulullah SAW. bersabda, Maukah aku beritahu
kalian tentang dosa yang paling besar? Menyekutukan Allah dan durhaka kepada orang
tua.” Lanjutan hadits ini adalah : ….Asalnya Rasulullah bersandar lalu tegak duduk dan bersabda, “
ketahuilah, dan ucapan dusta serta sumpah palsu “ beliau terus-menerus mengucapkan kata itu
hingga kami ( para shahabat ) berkata,” seandainya saja beliau diam “.

Ø Sebab bertambahnya rizki.

Dijelaskan dalam hadits Anas Bin Malik, Rasulullah SAW. bersabda : “ Barangsiapa yang ingin
dipanjangkan usianya dan ditambahkan rizkinya, maka hendaklah dia ihsan kepada orang tuanya dan
menyambung hubungan kekerabatanya “.

Ø Menjamin terlahirnya anak-anak shaleh.

Diriwayatkan dalam hadits Ibnu Umar, Rasulullah bersabda : “ berbuatlah ihsan kepada bapak-bapak
kalian, niscaya anak-anak kalian akan berbuat Ihsan kepada kalian. Peliharalah kesucian diri kalian,
niscaya istri-istri kalian akan memelihara kesucian diri mereka “.

Ø Balasan surga dari Allah SAW.

Didalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah, Nasa’i, dan Hakim dari hadits jahimah, Rasulullah
bersabda, “ Surga terletak dibawah telapak kaki para ibu “oleh karena itu, kita harus berbakti
kepada kedua orang tua, terutama ibu yang dinilai pengorbanan dan kasih sayangnya lebih besar
ketimbang ayah.

F. Do’a Kepada Kedua Orang Tua.


  “ Ya Allah limpahkanlah rahmatmu kepada ibu bapakku sebagaimana mereka mengurus ketika aku
masih kecil “

Banyak ayat Al Qur’an maupun Al-Hadits yang menerangkan bahwa berbuat baik kepada ibu bapak
itu wajib.Bahkan, termasuk amal yang paling utama setelah beribadah dengan ikhlas kepada Allah
SWT.

Allah SWT. berfirman :

  “ Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah
kamu berbuat baik kepada ibu bapak mu dengan sebaik-baiknya….. ( Al Israa ( 17 ) : 23 ).

  “ Beribadahlah kepada Allah, dan janganlah kamu sekutukan dia dengan sesuatu apapun dan
berbaktilah kepada ibu bapakmu… ( An-Nisa : 36 ).

1.      Surat Al-Ahqaf ayat 15-16

A.    Terjamah

15.  Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya
mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).
mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia Telah dewasa
dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah Aku untuk mensyukuri
nikmat Engkau yang Telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya Aku dapat
berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi
kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya Aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya
Aku termasuk orang-orang yang berserah diri”.

16.  Mereka Itulah orang-orang yang kami terima dari mereka amal yang baik yang Telah mereka
kerjakan dan kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga,
sebagai janji yang benar yang Telah dijanjikan kepada mereka.

B. Asbabun Nuzul

Sementara ulama berpendapat bahwa ayat di atas turun menyangkut Sayyidina Abu Bakar r.a saat
usia beliau mencapai 40 tahun. Beliau telah bersahabat dengan Nabi SAW, sejak berumur 18 tahun
dan Nabi ketika itu berumur 20 tahun. Mereka sering kali berpergian bersama antara lain dalam
perjalanan dagang ke Syam. Beliau memeluk Islam pada usia 38 tahun dikala Nabi baru beberapa
saat mendapat wahyu pertama, dan dua tahun setelah itu Abu Bakar r.a berdo’a dengan kandungan
ayat di atas. Sayyidina Abu Bakar memperoleh kehormatan dengan keIslaman ibu bapak dan anak-
anaknya.Menurut al-Quthubi tidak seorang sahabat Nabipun yang ayah, ibu, anak-anak lelaki dan
perempuan memeluk Islam kecuali Abu Bakar r.a.[1]
Tafsir

Ayat 15 pada surat Al-Ahqaf memerintahkan manusia supaya berbuatbaik kepada kedua orang tua
dengan kebaikan apa saja yang tidak terikat oleh persyaratan tertentu. Pesan ini dating dari pencipta
manusia, dan mungkin pesan ini hanya diberikan kepada jenis manusia.Tidak diketahui dengan pasti
apakah didunia burung, binatang, serangga dan selainnya ada kewajiban bahwa yang besar mesti
mengasihi yang kecil.Namun menurut pengamatan, binatang hanya dibebeni tugas secara
naluriah.Yaitu binatang ang besar memelihara binatang yang kecil.Hal ini berlaku pada beberapa
jenis binatang saja.Maka, ayat tadi mungkin hanya berlaku bagi manusia.

Redaksi kalimat dan untaian kata-kata pada ayat itu mempersoonifikasikan penderitaan, perjuangan,
keletihan dan kepenakan.“ Ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan
susah payah pula. “Dia bagaikan orang sakit yang berjuang dengan dirundung kemalangan, memikul
beban berat, bernafas dengan susah payah, dan tersengl-sengal. Itulah gambaran saat dia
mengandung, terutama menjelang kelahiran anak.Itulah gambar perslinaan, kelahiran, dan aneka
kepedihan.

Kedewasaan dicapai pada usia sekitar 30 hinggga 40 tahun. Usia 40 merupakan puncak kematangan
dan kedewasaan. Pada usia ini sempurnalah segala potensi dan kekuatan, sehinggga manusia
memiliki kesiapan untuk merenung dan berfikir secara tenang dan sempurna. Pada usia ini fitrah
yang lurus lagi sehat mengacu pada apa yang ada dibalik kehidupan dan sesudahnya, mulai
merenungkan tempat kembali dan akhirat.  

“Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat engkau yang telah engkau berikan kepadaku
dan kepada ibu bapakku.” Inilah seruan qalbu yang mersakan nikmat Tuhannya, yang memandang
agung dan besar atas nikmat yang merasakan nikmat Tuhannya, yang memandang agung dan besar
atas nikmat yang telah dilimpahkan kepada dirinya dan orang tuanya pada masa lalu, sedang dia
merasa usaha untuk mensyukurinya sangatlah minim dan kecil. Hamba tersebut memohon kepada
Rabbnya kiranya dia membantu dalam menghimpun segala kekuatannya, “ Tunjukanlah kepadaku…
“ Yakni, agar dia bangkit melaksanakan kewajiban bersyukur sehingga kekuatan dan himmahnya
tidak terpacah kedalam berbagai kesibukan yang melupakan kewajiban yang besar ini.

“Serta supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang engkau ridha” Ini adalah permohonan lain.
Dia memohon pertolongan agar mendapat taufik untuk beramal saleh sehingga dengan
kesempurnaan dan kebaikan amal, dia meraih keridhaan-Nya, lalu Dia ridha kepadanya.

“Berikan kebaikan kepadaku denagn (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.”Inilah permohonan
ketiga berupa keinganan hati seorang mukmin agar amal shalehnya sampai kpada keturunannnya
dan agar Qalbunya merasa senang jika keturunannya beribadah kepada Allah dan mencari
keridhaan-Nya.Do’a itupun merupakan permohonan syafaat untuk bertaubat dan berserah diri.

Adapun sikap Tuhan kepada hamba demikian, maka dijelaskan dalam surat Al-Ahqaf  ayat 16,
dimana balasan itu memperhitungkan amal yang paling baik. Aneka keburukan itu diampuni dan
dimaafkan.Mereka kembali kesurga bersama para penghuninya yang utama.Itulah pemenuhan janji
suci yang dijanjikan kepada mereka didunia. Allah tidak akan mengingkari janji-Nya. Itulah balasan
yang melimpah, banyak dan besar.[2]   

Munasabah  (Kewajiban berbuat baik kepada ibu bapak):

Pada ayat-ayat yang lalu diterangkan bahwa orang-orang yang beriman kepada Allah, lalu istikomah
dalam beriman dan melaksanakan ibadah, akan memperoleh kebahagian surga di akherat dan kekal
didalamnya sebagi balasan atas amal mereka di dunia. Pada ayat-ayat ini diterangkan perntah Allah
kepada manusia agar berbuat baik kepada ibu bapaknya yang telah membesarkan dan memelihara
dengan susah payah.Seoarng anak yang baik dan soleh adalah disamping ia beribadah kepada Allah,
juga selalu berbakti kepada ibu bapaknya dan berdo;a kepada Allah agar keduanya selalu mendapat
rahmat dan karunianya. Anak yang demikian termasuk penghuni surga.[3] 

5. Aspek Tarbawi
 Hendaklah berbuat baik dan sayang  kepada kedua orang tua
 Hendaklah bertaubat atas segala kesalahan dengan beristighfar dan bertaubat tidak
melakukannya lagi
 Hendaklah berkata yang lemah lembut dan sopan kepada orang tua

2.      Surat Luqman ayat 13-15

A.    Terjemah

1. 13.  Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.
2. Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya;
ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya
kepada-Kulah kembalimu.
3. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak
ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah
keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya
kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.
B. Asbabun Nuzul

Kami tidak menemukan asbabun nuzulnya.  

C. Tafsir

Ayat di atas merupakan nasihat Lukman kepada anaknya.Lukman melarang anaknya dari berbuat
syirik, dia memberikan alasan atas larangan tersebut bahwa kemusyrikan itu adalah
kazaliman.Pernyataan Lukman tentang hakikat ini di perkuat dengan dua tekanan.Pertama,
mengawalinya dengan larangan berbuat syirik dan alasannya.Kedua, dengan
huruf inna  “sesungguhnya” dan huruf la “benar-benar”.

Nasihat seorang ayah kepada anaknya adalah bebas dari segala syubhat dan jauh dari segala
prasangka.Sesungguhnya perkara tauhid dan larangan berbuat syirik merupakan perkara lama yang
selalu di serukan oleh orang-orang yang di anugrahkan oleh Allah diantara manusia. Tidak ada
kehendak lain di baliknya melainkan kebaikan semata-mata, dan sama sekali tidak menghendaki
selain yang demikian. Inilah pengaruh jiwa yang di maksudkan dalam ayat di atas.“… Ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lamah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua
tahun… “.

Ayat ini menggambarkan nuansa pengorbanan yang agung dan dahsyat.Seorang ibu dengn tabiatnya
harus menaggung beban yang amat berat dan lebih kompleks. Namun, luar biasa, ia tetap
menganggungnya dengan senang hati dan cinta yang lebih dalam, lembut dan halus. Walapun satu
tarikan nafas dalam proses kehamilan dan kelahirannya, tetap tidak dapat di balasoleh seorang anak.
Pasalnya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah.

Dari sela-sela nuansa gambaran yang di liputi dengan kasih sayang itu, Al- Qur’an mengarahkan agar
bersyukur kepada Allah sebagai pemberi nikmat yang pertama.Kemudian berterima kasih kepada
kedua orang tua sebagai dua orang yang menjadi sarana nikmat itu pada urutan berikutnya.Al-
Qur’an menggambarkan urutan kewajiban-kewajiban.Jadi, yang pertama bersyukur kepada Allah
kemudian berterima kasih kepada orang tua.  “Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya…”

Hingga bila orang tua menyentuh titik syirik ini, jatuhlah kewajiban taat kepadanya, dan ikatan
aqidah harus mengalahkan dan mendominasi segala ikatan lainnya. Walaupun kedua orang tua telah
mengeluarkan segala upaya, usaha, tenaga, pandangan yang memuaskan untuk menggoda anaknya
agar menyukutukan Allah dimana ia tidak mengetahui tentang ketuhanannya (dan setiap yang
disembah selain Allah pasti tidak memiliki sifat ketuhanan, karena itu camkanlah), maka pada saat
itu anak diperintahkan agar jangan taat. Dan perintah itu berasal dari Allah sebagai pemilik hak
pertama dalam ketaatan.Namun, perbedaan aqidah dan perintah dari Allah agar tidak taat kepada
orang tua dalam perkara yang melanggar aqidah, tidaklah menjatuhkan hak kedua orang tua dalam
bermuamalah dengan baik dan menjalin hubungan yang memuliakan mereka.

Surat Luqman ayat 15 berisi bahwa Allah menyuruh supaya berbuat baik kepada ibu bapak dan
menurut apa-apa perintahnya, tetapi jika keduanya menyuruh kamu, supaya kafir
(mempersekutukan) Allah, maka janganlah turuti perintahnya itu. Dalam pada itu hendaklah kamu
bergaul dengan dia menurutnya patutnya juga, dan tidak boleh kamu memusuhinya atau durhaka
kepadanya.Pendeknya perkataan ibu, bapak itu wajib untuk dituruti, selama tidak melanggar
peraturan agama Islam.

D. Munasabah

            Nasehat lukman kepada anaknya (ayat 12-19) pada ayat-ayat yang lalu diterangkan bahwa
Allah telah menciptakan langit, gunung-gunung dan bintang-bintang, serta menurunkan hujan yang
dengannya tumbuh berbagai macam tanaman dan tumbuh-tumbuhan.Semua itu merupakan nikmat
nyata yang dilimpakan Allah untuk manusia.Pada ayat berikut ini diterangkan nikmat-nikmat Allah
yang tidak tampak, berupa hamba-hamba-Nya yang memiliki ilmu, hikmah, dan kebijaksanaan
seperti Lukman. Dengan pengetahuan itu, ia telah sampai kepada kepercayaan yang benar dan budi
pekerti yang mulia, tanpa adanya Nabi yang menyampaikan dakwah kepadanya. Oleh lukman
kepercayaan dan budi pekerti yang mulia itu diajrkan kepada putranya agar menjadi hamba yang
soleh dimuka bumi.[4]

6. Aspek Tarbawi
 Larangan berbuat syirik atau menyekutukan Allah, karena kemusyrikan itu adalah kezaliman
yang besar
 Hendaklah bersyukur kepada Allah sebagai pemberi nikmat yang pertama, kemudian
berterima kasih kepada kedua orang tua sebagai dua orang yang menjadi sarana nikmat itu pada
urutan berikutnya.
 Jika kedua orang tua memaksa untuk menyekutukan Allah maka janganlah menuruti
perintahnya.
 Hendaklah bergaul kepada orang tua dan tidak boleh memusuhi atau durhaka kepadanya.  
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Akhlak terhadap orang tua merupakan akhlak yang sangat penting, hingga dosa dari berbuat
durhaka kepada orang tua berada di tingkat kedua setelah dosa menyekutukan Allah.
Ibu merupakan orang tua yang wajib kita hormati, atas apa yang telah beliau berikan kepada
kita dari mengandung kita selama sekitar 9 bulan 10 hari hingga sekarang. Penerapan dalam akhlak
menghormati orang tua sangat diperlukan karena itu merupakan kewajiban kita sebagai seorang
muslim, cara menghormati orang tua ang masih hidup dapat dimulai dari hal-hal yang kecil,
contohnya: Berbakti dengan melaksanakan nasehat dan perintah yang baik dari keduanya, selalu
melaksanakan perintah orangtua dan masih banyak yang lainnya.

Dan untuk berbakti kepada orangtua yang sudah meninggal ada beberapa cara yang dapat
dilakukan contohnya: Merawat Jenazahnya, menyambung silaturahmi dengan kerabatnya, dan juga
masih banyak yang lainnya.

Diantara sebab-sebab seseorang durhaka kepada orang tua diantaranya adalah bodoh dan
tidak mengetahui keutamaan orang tua serta adanya sifat pilih kasih terhadap yang lainya.

Sementara akibat-akibat bagi orang yang mendurhakai orang tua sebagai contoh: Allah akan


mengutuk dan Allah akan menyegerakan azab serta Allah akan murka kepadanya.Untuk mngatasi
anak yang sering membantah kepada orang tuanya bisa dilakukan dengan berbagai cara,diantaranya
meningkatkan kasih sayang dan perhatian terhadap anak serta arahkanlaah anak kepada pergaulan
yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, Pt. InterMasa, Jakarta.

Zakaria, Aceng. Terjemah Al-Hidayah III, tt.

Adz-Dzahabi, AL-KABAIR Galaksi Dosa, Darul Falah.

Bulughul Maram,  CV. A. Hassan, Diponegoro Bandung, 1986.

Ust. H. Muhammad Rahmat Najieb, S.Pd , Percikan Do’a, PT Raja Grafindo PersadaJakarta.

Ust. H. Muhammad Rahmat Najieb, S.Pd, Ibumu, Ibumu... Bapakmu, Majalah Risalah, tt.

sumberhttp://blog.rizqisme.web.id/2010/02/berbakti-kepada-kedua-orang-tua.html

Anda mungkin juga menyukai