Anda di halaman 1dari 28

MATERI SKUA AQIDAH

KELAS X SEMESTER GASAL


ADAB TERHADAP KEDUA ORANG TUA

Seorang Muslim tentu mengetahui hak kedua orang tua atas dirinya dan kewajiban berbakti,
menaati dan berbuat baik terhadap keduanya. Bukan hanya karena mereka berdua menjadi sebab
keberadaannya, atau karena mereka telah berbuat baik terhadapnya dan memenuhi
kebutuhannya, atau karena mereka adalah manusia paling berjasa dan utama bagi dirinya, akan
tetapi lebih dari itu karena Allah Ta’ala telah menetapkan kewajiban atas anak untuk berbakti
dan berbuat baik kepada kedua orang tuanya, bahkan perintah tersebut penyebutannya disertakan
dengan kewajiban hamba yang paling utama yaitu kewajiban beribadah hanya kepada Allah
Ta’ala dan tidak menyekutukanNya. Firman Allah Ta’ala yang artinya, “Dan Rabbmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik
pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al-Isra’: 23)

Hak kedua orang tua merupakan hak terbesar yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim,
berikut ini adalah beberapa petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam berbakti
kepada kedua orang tua baik semasa hidup keduanya atau sepeninggal mereka.

Hak-Hak yang Wajib Dilaksanakan Semasa Hidup Orang Tua.

1. Menaati mereka selama tidak mendurhakai Allah Ta’ala.

Menaati kedua orang tua hukumnya wajib atas setiap muslim, sedang mendurhakai
keduanya merupakan perbuatan yang diharamkan, kecuali jika mereka menyuruh untuk
menyekutukan Allah Ta’ala (berbuat syirik) atau bermaksiat kepadaNya. Allah Ta’ala
berfirman, artinya, “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, ….” (QS.Luqman:15)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak ada ketaatan untuk


mendurhakai Allah. Sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam melakukan kebaikan”. (HR.
Al-Bukhari)

2. Berbakti dan merendahkan diri di hadapan kedua orang tua

Allah Ta’ala berfirman, artinya, “…dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu
dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan «ah» dan janganlah kamu membentak mereka
dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu
terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, ‘Wahai Rabbku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil’.” (QS. Al-Israa’: 23-24)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sungguh merugi, sungguh merugi, dan
sungguh merugi orang yang mendapatkan kedua orang tuanya yang sudah renta atau
salah seorang dari mereka kemudian hal itu tidak dapat memasukkannya ke dalam surga.”
(HR.Muslim)

Di antara bakti terhadap kedua orang tua adalah menjauhkan ucapan dan perbuatan yang
dapat menyakiti mereka, walaupun berupa isyarat atau dengan ucapan ‘ah’, tidak
mengeraskan suara melebihi suara mereka. Rendahkanlah diri dihadapan keduanya
dengan cara mendahulukan segala urusan mereka.
3. Berbicara dengan lemah lembut di hadapan mereka
4. Menyediakan makanan untuk mereka

Hal ini juga termasuk bentuk bakti kepada kedua orang tua, terutama jika hal tersebut
merupakan hasil jerih payah sendiri. Lebih-lebih jika kondisi keduanya sudah renta.
Sudah seyogyanya, mereka disediakan makanan dan minuman yang terbaik dan lebih
mendahulukan mereka berdua dari pada dirinya, anaknya dan istrinya.

5. Meminta izin kepada mereka sebelum berjihad dan pergi untuk urusan lainnya

Izin kepada orang tua diperlukan untuk jihad yang belum ditentukan (kewajibannya untuk
dirinya-pent). Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
dan bertanya, “Wahai Rasulullah apakah aku boleh ikut berjihad?” Beliau balik
bertanya, ‘Apakah kamu masih mempunyai kedua orang tua?’ Laki-laki tersebut
menjawab, ‘Masih’. Beliau bersabda, ‘Berjihadlah (dengan cara berbakti) kepada
keduanya’.” (HR. al-Bukhari dan Muslim), dan masih banyak hadits yang semakna
dengan hadits tersebut.

6. Memberikan harta kepada orang tua sebesar yang mereka inginkan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda kepada seorang laki-laki ketika
ia berkata, “Ayahku ingin mengambil hartaku”. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Kamu dan hartamu adalah milik ayahmu.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan
Ibnu Majah).

Oleh sebab itu, hendaknya seseorang jangan bersikap bakhil (kikir) terhadap orang yang
menyebabkan keberadaan dirinya, memeliharanya ketika kecil, serta telah berbuat baik
kepadanya.

7. Membuat keduanya ridha dengan berbuat baik kepada orang-orang yang


dicintainya.

Hendaknya seseorang membuat kedua orang tuanya ridha dengan berbuat baik kepada
orang-orang yang mereka cintai. Yaitu dengan memuliakan mereka, menyambung tali
silaturrahim dengan mereka, menunaikan janji-janji (orang tua) kepada mereka, dan lain
sebagainya.

8. Memenuhi sumpah / Nazar kedua orang tua

Jika kedua orang tua bersumpah untuk suatu perkara tertentu yang di dalamnya tidak
terdapat perbuatan maksiat, maka wajib bagi seorang anak untuk memenuhi sumpah
keduanya karena hal itu termasuk hak mereka.

9. Tidak Mencaci maki kedua orang tua.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Termasuk dosa besar adalah


seseorang mencaci maki orang tuanya.” Para sahabat bertanya, ‘Ya Rasulullah, apa ada
orang yang mencaci maki orang tuanya?’ Beliau menjawab, “ Ada. ia mencaci maki
ayah orang lain kemudian orang tersebut membalas mencaci maki orang tuanya. Ia
mencaci maki ibu orang lain lalu orang itu membalas mencaci maki ibunya.” (HR. al-
Bukhari dan Muslim)

Terkadang perbuatan tersebut tidak dirasakan oleh seorang anak, dan dilakukan dengan
bergurau padahal hal ini merupakan perbuatan dosa besar.

10. Mendahulukan berbakti kepada ibu daripada ayah

Seorang lelaki pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Siapa
yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku?” beliau menjawab, “Ibumu.”
Lelaki itu bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau kembali menjawab, “Ibumu”.
Lelaki itu kembali bertanya, “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab, “Ibumu”. Lalu
siapa lagi? Tanyanya. “Ayahmu,” jawab beliau.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Hadits di atas tidak bermakna lebih menaati ibu daripada ayah. Sebab, menaati ayah lebih
didahulukan jika keduanya menyuruh pada waktu yang sama dan dalam hal yang
dibolehkan syari’at. Alasannya, ibu sendiri diwajibkan taat kepada suaminya.

Maksud ‘lebih mendahulukan berbuat baik kepada ibu’ dalam hadits tersebut adalah
bersikap lebih halus dan lembut kepada ibu daripada ayah. Sebagian Ulama salaf berkata,
“Hak ayah lebih besar dan hak ibu patut untuk dipenuhi.”

11. Mendahulukan berbakti kepada kedua orang tua daripada berbuat baik kepada
istri.

Di antara hadits yang menunjukkan hal tersebut adalah kisah tiga orang yang terjebak di
dalam gua lalu mereka tidak bisa keluar kemudian mereka bertawasul dengan amal baik
mereka, di antara amal mereka, ‘ada yang mendahulukan memberi susu untuk kedua
orang tuanya, walaupun anak dan istrinya membutuhkan’.

Hak-Hak Orang Tua Setelah Mereka Meninggal Dunia

1. Mengurus jenazahnya dan banyak mendoakan keduanya, karena hal ini merupakan bakti
seorang anak kepada kedua orang tuanya.
2. Beristighfar (memohonkan ampun kepada Allah Ta’ala) untuk mereka berdua, karena
merekalah orang yang paling utama untuk didoakan agar Allah Ta’ala mengampuni dosa-
dosa mereka dan menerima amal baik mereka.
3. Menunaikan janji dan wasiat kedua orang tua yang belum terpenuhi semasa hidup
mereka, dan melanjutkan amal-amal baik yang pernah mereka kerjakan selama hidup
mereka. Sebab, pahala akan terus mengalir kepada mereka berdua apabila amal baik
tersebut dilanjutkan.
4. Memuliakan teman atau sahabat dekat kedua orang tua, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam pernah bersabda, “Sesungguhnya bakti anak yang terbaik adalah seorang anak
yang menyambung tali persahabatan dengan keluarga teman ayahnya setelah ayahnya
meninggal”. (HR. Muslim)
5. Menyambung tali silaturrahim dengan kerabat Ibu dan Ayah. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa yang ingin menyambung silaturrahim ayahnya
yang ada dikuburannya, maka sambunglah tali silaturrahim dengan saudara-saudara
ayahnya setelah ia meninggal”. (HR. Ibnu Hibban).

Semoga petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam berbakti kepada


kedua orang tua di atas dapat kita wujudkan dalam kehidupan kita. Karena hal tersebut
merupakan hak mereka berdua sekaligus sebagai kewajiban kita sebagai anak yang shalih
untuk melakukannya. Wallahu a’lam.

Adab-adab menziarahi orang sakit.

Dari Ibnu Abbas r.a nabi s.a.w masuk ke dalam rumah orang Arab Dusun untuk melihat di sakit.
Kata Ibnu Abbas:”Pernah Nabi s.a.w apabila dia masuk ke rumah orang yang sakit untuk
melihatnya, baginda bersabda:”Tidak mengapa! Sembuh, insya Allah.” Ucap nabi kepada orang
sakit itu. “Tidak mengapa, sembuh, insya Allah!” Jawabnya:”Tuan katakan:”Sembuh .
Sebenarnya itu demam panas yang sedang meluap dan mengancam orang yang sangat tua dan
akan membawa maut.” Nabi s.a.w bersabda:”Ya, benar katamu itu.”(Al-Bukhari)

Baginda Rasullulahah s.a.w pernah bersabda yang bermaksud: Sesiapa yang menziarahi orang
sakit atau menziarahi saudaranya kerana Allah, dia akan diseru malaikat dengan seruan:
“Alangkah bagus engkau, alangkah bagusnya perjalananmu, telah bersedia untukmu sebuah
rumah di dalam syurga!’ (Hadis diriwayatkan oleh at-Tarmizi)
“Dari Ali r.a. ia berkata : “Aku mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : Tiada seorang Muslim
itu melawat seorang Muslim yang sakit pada waktu pagi melainkan meminta ampun untuknya 70
000 malaikat hingga waktu petang dan tiada dia melawatnya pada waktu petang melainkan
meminta ampun untuknya 70 000 malaikat hinga waktu pagi dan adalah baginya kebun tempat
memetik buah-buahan di dalam syurga.”” ( Riwayat Imam At-Tarmizi )

Diantara adab menziarahi orang sakit ialah:

1. Jangan duduk terlalu lama ketika menziarahi pesakit kerana perbuatan ini boleh
mengganggunya.
2. Ketika berada disisinya, hendaklah kita sentuh dan pegang tangannya kemudian letakkan
tangan di dahinya dan tanya tentang penyakit dan keadaannya sekarang.
3. Hendaklah kita doakan agar cepat sembuh dengan menyebut: Semoga Allah
menyembuhkan… (sebutkan nama dan pangkatnya).
4. Doa dan ceritakan tentang kelebihan sakit yang dialami oleh para sahabat, Rasul dan
Nabi dan juga orang beriman supaya pesakit itu tidak merasa resah gelisah terhadap
kesakitan yang dialaminya.
5. Berikanlah nasihat-nasihat yang baik serta ucapkan perkataan “Sabarlah sakit ini adalah
salah satu ujian Allah dan cubaan semata-mata di atas ketakwaan seseorang terhadap
Allah kerana sakit ini juga, seseorang memperolehi ganjaran pahala yang banyak”.
6. Jangan makan makanan yang dihadiahkan kepadanya atau makanan yang telah
disediakan untuknya. Sekiranya kita makan makanan tersebut, hilanglah pahala ibadah
ziarah itu.
7. Sunat dibacakan doa untuknya yang bermaksud:

“Ya Allah ! Hilangkanlah penyakitnya, wahai Tuhan bagi manusia sembuhkanlah,


Engkaulah yang menyembuhkan tidak ada sembuhan melainkan sembuhan dariMu jua,
sesuatu sembuhan yang tidak meninggalkan sebarang penyakit”. (Riwayat at-Tirmizi)

ADAB MENUNTUT ILMU

Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap muslim. Dan dalam menuntut ilmu itu ada
beberapa ada yang harus diperhatikan, berikut di antaranya.

BEBERAPA ADAB MENUNTUT ILMU

1. Mengikhlaskan niat karena Allah ta’âlâ.


2. Berdoa kepada Allah ta’âlâ supaya mendapatkan taufiq dalam menuntut ilmu.
3. Bersemangat (antusias) untuk melakukan perjalanan dalam menuntut ilmu.
4. Berusaha semaksimal mungkin untuk menghadiri kajian-kajian ilmu.
5. Apabila ada seseorang yang datang belakangan di tempat kajian hendaknya tidak
mengucapkan salam apabila dapat memotong pelajaran yang berjalan, kecuali kalau tidak
mengganggu maka mengucapkan salam itu sunnah. (Pendapat  Syaikh al-Utsaimin dalam
Fatawa Islamiyyah:, jilid 1, hlm. 170)
6. Tidak mengamalkan ilmu merupakan salah satu sebab hilangnya barakah ilmu.

Imam Ahmad rahimahullahu mengatakan: “Tidaklah aku menulis satu hadits pun dari
Nabi n, kecuali telah aku amalkan, sampai ada hadits bahwasanya Nabi Shallallahu
‘alaihi wa Sallam berbekam kemudian memberikan Abu Thaybah satu dinar, maka aku
pun memberi tukang bekam satu dinar tatkala aku dibekam.” (al-Adab asy-Syar’iyyah,
jilid 2, hlm. 14)

7. Merasa sedih tatkala ada masyayikh yang sezaman tapi tidak sempat bertemu, serta
mencontoh adab dan akhlak mereka.

Dan dari al-A’masy rahimahullahu berkata, “Orang dahulu belajar kepada ahli fikih
tentang semua hal termasuk pakaian dan sandalnya. (al-Adab asy-Syar’iyyah, jilid 2,
hlm. 145)
8. Sopan santun dalam menuntut ilmu.
9. Kontinyu (konsisten) untuk hadir dan tidak malas.
10. Tidak berputus asa dan mencela diri (merendahkan diri).
11. Membaca kitab-kitab yang berkaitan dengan thalabul ilmi dan mempelajari metode yang
benar dalam menuntut ilmu, serta berusaha mengetahui kekurangan dan kesalahan yang
ada pada dirinya.
12. Antusias untuk hadir lebih awal dan mempergunakan waktu dengan baik.
13. Berusaha melengkapi pelajaran yang terlewatkan.
14. Mencatat faedah pada halaman depan atau buku catatan.
15. Berusaha keras untuk mengulang-ulang faedah yang telah didapatkan.
16. Tatkala membeli buku hendaknya diperhatikan terlebih dahulu.
17. Tidak melemparkan kitab ke tanah.
18. Tidak memotong perkataan guru sampai beliau menyelesaikannya.
Imam al-Bukhari berkata: barangsiapa yang ditanya tentang ilmu, sedangkan dia sibuk
berbicara, maka selesaikan dulu permbicaraannya. Kemudian beliau membawakan hadits:

ِِ ِ َ َ‫َأعَرابِي اًّ ق‬
َ ‫الر ُس ْو ُل يِف َحديْث ه َو َْأع َر‬
ُ‫ض َعْن ه‬ َّ ‫ض ى‬ َ ‫اعةُ؟ فَ َم‬
َ ‫الس‬
َّ ‫ َمىَت‬:‫ب‬ ُ ُ‫ال َوالنَّيِب ُّ خَي ْط‬ َّ
ْ ‫َأن‬
‫اع ِة؟‬ َّ ‫الساِئ ُل َع ِن‬
َ ‫الس‬ َ َ‫ضى َح ِد ْيثَهُ ق‬
َّ ُ‫ َأيْ َن ََأراه‬:‫ال‬ َ َ‫َحىَّت ِإ َذا ق‬
“Ada seorang Arab Badui bertanya kapan hari kiamat tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa Sallam berkhutbah, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam melanjutkan
khutbahnya dan berpaling dari orang itu, tatkala Nabi menyelesaikan khutbahnya,
kemudian bertanya: “Dimana orang yang tadi bertanya tentang hari kiamat.” (al-Fath,
jilid 1, hlm. 171)

19. Sopan tatkala mengajukan pertanyaan kepada guru, tidak menanyakan sesuatu yang
dibuat-buat atau berlebihan atau menanyakan sesuatu yang sudah tahu jawabannya
dengan tujuan supaya gurunya tidak mampu menjawab dan menunjukkan bahwa dia tahu
jawabannya, atau menanyakan sesuatu yang belum terjadi, dimana salafush shalih
mencela hal seperti ini apabila pertanyaan itu dibuat-buat. (Tahdzib at-Tahdzib, jilid 8,
hlm. 274, as-Siyar, jilid 1, hlm. 398)
20. Membaca biografi para ulama.
21. Membaca topik dan tema yang berbeda sebelum tiba waktunya. Seperti Ramadhan dan
hukum-hukum yang berkaitan dengan puasa, sepuluh awal dzulhijah dan kurban.
22. Antusias untuk membeli kitab-kitab yang khusus membahas permasalahan-permasalahan
fikih. Seperti kitab yang berkaitan dengan sunnah-sunnah Rawatib atau qiyamullail, dll.
23. Memprioritaskan hal-hal yang utama dalam menuntut ilmu.
24. Memulai dengan yang lebih penting.
25. Sopan ketika bertanya kepada guru

Adab Islami Ziarah Kubur

Ketahuilah hamba-hamba Allah, sadar atau tidak sadar, kita semua saat ini sama-sama sedang
menuju garis akhir kehidupan kita di dunia,  meskipun jaraknya berbeda-beda setiap orang. Ada
yang cepat, ada yang lama. Tetapi, perlahan tapi pasti, setiap orang menuju garis akhir
kehidupannya di dunia, itulah kematian. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

ِ ِ ِ َّ ‫ِ ِإ‬ ‫ُل َن ْف ٍ ِئ‬


َ ‫ِح َع ِن النَّا ِر َوُأ ْدخ َل ال‬
‫ْجنَّةَ َف َق ْد فَ َاز َو َم ا‬ َ ‫س َذا َق ةُ ال َْم ْوت َو نَّ َم ا ُت َوف ْو َن ُأج‬
َ ‫ُور ُك ْم َي ْو َم الْقيَ َام ة فَ َم ْن ُز ْح ز‬ ُّ ‫ك‬
‫الد ْنيَا ِإاَّل َمتَاعُ الْغُُرو ِر‬
ُّ ُ‫ْحيَاة‬
َ ‫ال‬
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga,
maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan” (QS. Ali ‘Imran : 185)
Setelah mati, seorang hamba hanya tinggal memetik apa yang selama ini ia tanam di dunia, tidak
ada kesempatan kedua untuk menambah amal. jika kebaikan yang ia tanam, itulah yang akan ia
panen. Jika keburukan yang ia tanam, maka dialah yang akan merasakannya sendiri. Oleh karena
itulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk banyak-banyak
mengingat kematian. Beliau bersabda,

ُ ‫ اَل َْم ْو‬: ‫ات َي ْعنِي‬


.‫ت‬ َّ ‫َأ ْكثِ ُر ْوا ِذ ْك َر َها ِزِم‬
ِ ‫اللذ‬

“Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan (yakni kematian) ”

Dan di antara cara untuk mengingat kematian adalah dengan berziarah kubur. Banyak sekali
manfaat yang dapat dipetik dari amalan berziarah ke kubur. Inilah yang akan menjadi topik
pembahasan kali ini. mengingat masih banyaknya kaum muslimin yang salah dalam menyikapi
ziarah ini sehingga bukannya manfaat yang mereka raih, akan tetapi ziarah mereka justru
mengundang murka Allah ‘Azza wa Jalla. Semoga Allah Ta’ala  memberikan kita semua
petunjuk.

Hukum ziarah kubur

Ziarah kubur adalah sebuah amalan yang disyari’atkan. Dari Buraidah Ibnul Hushaib
radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ َف ُز ْو ُر ْو َها‬،‫ت َن َه ْيتُ ُك ْم َع ْن ِزيَ َار ِة الْ ُقُب ْو ِر‬


ُ ‫ ُك ْن‬ 
“Dahulu aku melarang kalian berziarah kubur, maka (sekarang) berziarahlah”

Hikmah ziarah kubur

Ziarah kubur adalah amalan yang sangat bermanfaat baik bagi yang berziarah maupun yang
diziarahi. Bagi orang yang berziarah, maka ziarah kubur dapat mengingatkan kepada kematian,
melembutkan hati, membuat air mata menetes, mengambil pelajaran, dan membuat zuhud
terhadap dunia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ َواَل َت ُقولُوا ُه ْج ًرا‬،َ‫ َوتُ َذ ِّك ُر اآْل ِخ َرة‬،‫ َوتُ ْد ِم ُع ال َْع ْي َن‬،‫ْب‬
َ ‫ فَِإ نَّهُ يُ ِر ُّق الْ َقل‬،‫وها‬
ِ
ُ ‫ َف ُز‬,‫ت َن َه ْيتُ ُك ْم َع ْن ِزيَ َارة الْ ُقبُو ِر‬
َ ‫ور‬ ُ ‫ُك ْن‬
“Dahulu aku melarang kalian untuk berziarah kubur, sekarang berziarahlah karena ziarah dapat
melembutkan hati, membuat air mata menetes, dan mengingatkan akhirat. Dan janganlah kalian
mengucapkan al hujr”

Dalam hadits tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan hikmah dibalik
ziarah kubur. Ketika seseorang melihat kubur tepat di depan matanya, di tengah suasana yang
sepi, ia akan merenung dan menyadari bahwa suatu saat ia akan bernasib sama dengan penghuni
kubur yang ada di hadapannya. Terbujur kaku tak berdaya. Ia menyadari bahwa ia tidaklah hidup
selamanya. Ia menyadari batas waktu untuk mempersiapkan bekal menuju perjalanan yang
sangat panjang yang tiada akhirnya adalah hanya sampai ajalnya tiba saja. Maka ia akan
mengetahui hakikat kehidupan di dunia ini dengan sesungguhnya dan ia akan ingat akhirat,
bagaimana nasibnya nanti di sana? Apakah surga? Atau malah neraka? Nas-alullahas salaamah
wal ‘aafiyah.

Selain itu, ziarah kubur juga bermanfaat bagi mayit yang diziarahi karena orang yang berziarah
diperintahkan untuk mengucapkan salam kepada mayit, mendo’akannya, dan memohonkan
ampun untuknya. Tetapi, ini khusus untuk orang yang meninggal di atas Islam.

MATERI SKUA AQIDAH KELAS X


SEMESTER GENAP

Adab berada di Masjid

1.    Masjid bukanlah rumah atau bangunan biasa, tetapi Rumah Allah
2.    Setiap Muslim wajib menghormati dan memuliakan masjid
3.    Muslim yang memuliakan masjid mulia kedudukannya di sisi Allah
4.    Setiap Muslim seyogyanya memelihara adab-adab masjid
5.    Masuk masjid dengan kaki kanan dan keluar dengan kaki kiri
6.    Sebelum duduk, kerjakan salat sunat dua rakaat.
Sabda Nabi SAW:
ِ ِ
َ ‫ِإذَا َد َخ َل‬
َ ‫َأح ُد ُك ُم ال َْم ْسج َد َفلَْي ْر َك ْع َر ْك َعَت ْي ِن َق ْب َل َأ ْن يَ ْجل‬
‫س‬

“Apabila salah seorang daripada kamu masuk ke masjid, maka hendaklah dia melakukan rukuk
(shalat) sebanyak dua rakaat sebelum dia duduk” (H.R. Bukhari-Muslim)

7.    Tidak membawa bau-bauan, termasuk tidak merokok di dalam masjid


8.  Tidak main-main, ribut, dan tertawa-tawa di masjid
9.  Tidak meludah, membuang ingus dan sampah di masjid
10. Tidak berdagang (bertransaksi) di masjid
11. Tidak mengumumkan barang hilang di masjid
12. Tidak bikin kotor dan mencoret-coret masjid
13. Tidak mengutak-atik barang masjid
14. Tidak ngorol urusan dunia di masjid
15. Tidak membawa benda-benda tajam ke masjid
16. Tidak menyelipkan sampah/kootoran di bawah karpet masjid
17. Tidak melangkahi orang yang duduk di masjid
18. Dibolehkan tiduran di masjid dengan maksud untuk I’tikaf
Secara lebih rinci dan praktis, Adab dalam Majelis juga dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Memberi salam tatkala masuk atau meninggalkan majelis. Rasulullah SAW menyuruh kita
untuk senantiasa berwajah ceria dan menyebarkan salam. Pepatah mengatakan datang
tampak muka, pergi tampak punggung. Jadi tidak menyelinap datang dan pergi tanpa salam.
2. Mengambil tempat yang masih kosong. Hendaknya tidak memaksakan diri ke depan atau
berdesak-desakan. Sebaliknya, carilah tempat yang masih kosong.
3. Tidak melangkahi bahu tamu lain untuk mengambil tempat di depan yang masih kosong dan
kita justru diminta untuk mengisi tempat di depan.
4. Berkenalan dan bercengkrama dalam majelis sebelum acara di mulai. Dalam Islam, adab
mujamalah (tegur sapa dalam rangka kesantunan) sangat dianjurkan. Bila acara belum
dimulai, hal itu dapat dilakukan untuk mempererat silaturahmi dan ukhuwwah.
5. Duduk di antara dua orang harus meminta izin terlebih dulu. Bila ada dua teman kita yang
sedang duduk berdekatan, hendaknya kita tidak langsung duduk di tengah-tengahnya tanpa
seizin mereka berdua.
6. Hindarkan bergurau berlebihan. Keceriaan, kehangatan dan canda tawa memang perlu
dihadirkan dalam majelis namun bukan berarti harus melampaui batas.
7. Diam dan mendengar serta menyimak lawan bicara yang sedang berbicara. Memang jauh
lebih sulit untuk menjadi pendengar yang baik ketimbang pembicara yang baik. Tetapi
hendaknya kita berusaha diam dan sungguh-sungguh memperhatikan lawan bicara kita.
8. Mematuhi arahan pembawa acara. Agar majelis berjalan tertib sesuai dengan agenda acara,
maka setiap peserta hendaknya mematuhi arahan pembawa acara.
9. Berusaha hadir ke majelis sesuai dengan syarat yang ditetapkan (waktu, pakaian, dan
persiapan lainnya). Hadir tepat waktu dengan pakaian yang sesuai dan persiapan memadai
sangat diperlukan bila kita memasuki sebuah majelis.
10.Menjaga pandangan dari yang haram. Baik peserta laki-laki maupun perempuan hendaknya
menjaga pandangan dan kesantunan.
11.Hormati wanita yang melintasi hadirin laki-laki. Hendaknya dihindari perbauran dan saling
menggoda terutama bila peserta wanita melintasi laki-laki.
12.Memulai majelis dengan memuji Allah serta membacakan ayat-ayat-Nya dan ditutup dengan
do’akafaratmajelis.
SKUA FIQIH KELAS X
A. Zakat

Zakat adalah merupakan nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapai
syarat tertentu yang di wajibkan oleh Allah untuk dikeluarkan dan di berikan kepada yang
berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula. Terdapat pada surah At-taubah 60

‫الرق اب والمغ ارمين و في‬


ّ ‫انّم ا الص دقات للفق رآء والمس كين والع املين عليه ا والمؤلّف ة قل وبهم و في‬
ٍ ‫ واهلل عليم‬. ‫سبيل اهلل وابن السبيل فريضة من اهلل‬
‫حكيم‬

Yang berhak menerima zakat di antaranya adalah;

1. Fakir; orang yang tidak mempunyai harta dan kemampuan sama sekali untuk ber usaha /
mempunyai harta dan kemampuan sangat terbatas
2. Miskin; orang yang memiliki pekerjaan tetapi penghasilannya tidak mencukupi, sehingga
dia membutuhkan pertolongan kepada orang lain
3. Amil; orang yang di tunjuk untuk mengurusi zakat, sedang ia tidak mempunyai gaji
kecuali dari upah zakat
4. Mu’allaf; orang yang baru masuk Islamdan imannya msh lemah
5. Arriqob; budak yang telah memerdekan dirinya
6. Al ghorim; orang yang banyak hutang baik untuk dirinya maupun untuk menjamin orang
lain
7. Fi sabilillah; berjuang untuk kepentingan agama
8. Ibnu sabil; musafir yang kehabisan bekal dalam perjalanannya

Yang tidak berhak menerima zakat;

1. Orang kaya
2. Anak kecil yang di anggap kaya oleh orang tuanya kaya
3. Orang kuat yang mampu bekerja
4. Orang kafir, murtad, orang yang memerangi agama Islam
5. Istri
6. Kedua orang tua, anak, dan kerabat dekat ( kecuali ada alasan tertentu )
7. Keluarga nabi Muhammad SAW

Orang yang berhak mengeluarkan zakat;

1. Masih hidup sampai dengan fajar / sampai terdengar suara takbir


2. Mempunyai kelebihan bahan makanan pokok sampai esok hari
3. Islam

Niat mengeluarkan zakat;

‫ت اَ ْن اُ َع ِّجل َ َز َكاة َاْ ِلفطْ ِر َع ْن َن ْف ِسي َف ْرضاً هلل تعالى‬


ُ ْ‫َن َوي‬
B. Haji

Haji adalah menyengaja untuk mengunjungi ka’bah dan sekitar nya untuk beribadah kepada
Allah SWT pada waktu tertentu, dengan cara tertentu, dan secara tertib. Dasar wajib haji
terdapat dalam surat al imron ayat 97 dan al baqoroh ayat 196
1. Niat haji dan umroh

‫لح َّج َو اْلعُ ْم َر َة لِلَّ ِه تعالى‬


َ ْ‫ت ا‬
ُ ْ‫َن َوي‬
2. Syarat ibadah haji di antaranya adalah;
a. Muslim
b. Berakal
c. Baligh
d. Merdeka
e. Mampu
3. Rukun haji

Adalah bagian dari haji yang wajib di kerjakan

a. Ihrom; berniat melakukan haji dan meninggalkan segala larangan haji


b. Wukuf di padang arafah, di mulai dari tergelincrnya matahari/ dhuhur ( 9 Zulhijjah )
sampai dengan terbit fajar (10 zulhijjah )
c. Tawaf ifadah; mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali. Dengan syarat antara lain;
1. Menutup aurat
2. Suci dari hadas ( najis dan haid)
3. Di lakukan di dalam masjidil haram di mulai dari hajar aswad
d. Sa’i; lari – lari kecil antara bukit sofa dan marwa sebanyak 7 kali
e. Tahalul; mencukur rambut kepala atau memotongnya sebagian
f. Tertib dalam pelaksaan/ berurutan

4. Wajib haji

Wajib haji bagian dari ibadah haji yang harus di kerjakan untuk keabsahan haji,
tetapi boleh di ganti dengan dam ketika di tinggalkan, di antanya adalah

a. Ihrom dari miqot ( berniat mengerjakan ibadah haji dan umroh dari batas waktu dan
tempat yang telah di tentukan).
b. Mabit /menginap di muzdalifah
c. Melempar jumroh aqobah pada hari raya haji hukumnya wajib, tetapi bila tidak
mampu boleh di wakilkan.
d. Melempar 3 jumroh, yaitu jumroh ula, jumroh wustho, jumroh aqobah tanggal 11, 12,
13 Zulhijjah. Tiap jumroh di lempar dengan 7 kecil dan di kerjakan setelah tergelincir
matahari sampai sebelum terbenamnya matahari.
e. Mabit di Mina, pada malam ke 8 Zulhijjah yang di sebut dengan hari Tarwiyah
( sebelum wukuf di Arafah )
f. Tidak melakukan larangan haji selama berhaji
g. Tawaf wada’ / perpisahan ( akan meninggal kan Mekah )

5. Manasik haji ( pelaksanaan haji )

Tata cara manasik haji sebagai berikut;

a. Melakukan ihram dari miqot yang telah di tentukan


Ihrom di lakukan sejak awal bulan Syawal dengan melakukan mandi sunnah,
berwudlu, berpakaian ihrom, sholat sunnah ihrom dan berniat haji dengan mengucap
labbaik Allahumma hajjan. Dan ke Arafah dengan membaca talbiyah
b. Wukuf di arafah, di lakukan pada tanggal 9 Zulhijjah di mulai dari matahari
tenggelam sampai terbit fajar tanggal 10 zulhijjah ( pada siang hari ). Saat wukuf di
lakukan sholat jamak takdim qoshor dhuhur dan asyar, berdoa, berdzikir, membaca
Alquran dan jamak takdim qosor maghrib dan isya
c. Mabit di muzdalifah
Waktunya setelah tengah malam sampai sebelum terbit fajar dan mengambil
kerikil sejumlah 49 sampai 70 butir untuk melempar jumrah di mina.
1. Melempar jumrah aqobah tanggal 10 Zulhijjah dengan 7 butir kerikil dan
menyembelih qurban.
Niat qurban

ْ ‫اهلل اللَ ُه َّم تقبَّ ْل َه ِذ ِه‬


... ‫اُألض ِحيَّةَ ِم ْن‬ ِ ‫اهلل وعلَى ِملَّ ِة الَّىِت رسو ِل‬
ُْ َ
ِ
َ َ ‫بِ ْس ِم‬

2. Tahalul awal di lakukan dengan mencukur rambut sekurang – kurangnya 3helai.


Dan melakukan tawaf ifadah di mekah dengan membaca talbiyah masuk ke
masjidil haram melalui babus salam. Selesai tawaf di sunnahkan mencium
hajar aswad, sholat sunnah 2 rakaat di dekat makam Ibrahim, berdoa di multazam
dan sholat sunnah 2 rokaat di hijr Ismail. Dan melakukan sa’i dan kemudian
tahalul ke dua, kemudian kembali ke mina untuk mabit.
3. Mabit di Mina
Pada hari tasyrik tanggal 11, 12, 13 Zulhijjah setiap siang melempar jumroh ula,
wustho, dan aqobah masing masing 7 kali. Maka selesai sudah rangkaian ibadah
haji.
4. Kembali ke Mekah
Bagi yang belum melaksanakan tawaf ifadah ketika berada di Mekah maka harus
melakukan tawaf ifadah dan sa’i, lalu melakukan tawaf wada dan pulang.
6. Larangan dalam ibadah haji
a. Melakukan hubungan suami istri
b. Melakukan perbuatan tertela, maksiat
c. Bertengkar dengan orang lain
d. Memakai pakaian yang berjahit
e. Menggunakan wangi- wangian
f. Memakai khuf (kaos kaki atau sepatu penutup kaki )
g. Melakukan akad nikah
h. Memotong kuku
i. Mencukur dan mencabut rambut
j. Memakai pakaian yang di celup yang mempunyai bau harum.
k. Memakan daging hasil buruan

Penyelenggaraan jenazah

Mendampingi orang yang syakaratul maut

1. Menalqin(menuntun) dengan syahadat

Sesuai sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,


Artinya“Talqinilah orang yang akan wafat di antara kalian dengan, “Laa illaaha
illallah”. Barangsiapa yang pada akhir ucapannya, ketika hendak wafat, ‘Laa
illaaha illallaah’, maka ia akan masuk surga suatu masa kelak, kendatipun akan
mengalami sebelum itu musibah yang akan menimpanya.”
Perawat muslim dalam mentalkinkan kalimah laaillallah dapat dilakukan pada pasien
muslim menjelang ajalnya terutama saat pasien akan melepaskan nafasnya yang
terakhir sehingga diupayakan pasien meninggal dalam keadaan husnul khatimah.

Para ulama berpendapat,” Apabila telah membimbing orang yang akan meninggal
dengan satu bacaan talqin, maka jangan diulangi lagi. Kecuali apabila ia berbicara
dengan bacaan-bacaan atau materi pembicaraan lain. Setelah itu barulah diulang
kembali, agar bacaan La Ilaha Illallha menjadi ucapan terakhir ketika menghadapi
kematian. Para ulama mengarahkan pada pentingnya menjenguk orang sakaratul
maut, untuk mengingatkan, mengasihi, menutup kedua matanya dan memberikan
hak-haknya." (Syarhu An-nawawi Ala Shahih Muslim : 6/458)

Ciri-ciri pokok yang akan melepaskan nafasnya yang terakhir, yaitu :

1. penginderaan dan gerakan menghilang secara berangsur-angsur yang dimulai pada


anggota gerak paling ujung khususnya pada ujung kaki, tangan, ujung hidung yang
terasa dingin dan lembab,
2. kulit nampak kebiru-biruan kelabu atau pucat.
3. Nadi mulai tak teratur, lemah dan pucat.
4. Terdengar suara mendengkurdisertai gejala nafas cyene stokes.
5. Menurunnya tekanan darah, peredaran darah perifer menjadi terhenti dan rasa nyeri
bila ada biasanya menjadi hilang. Kesadaran dan tingkat kekuatan ingatan bervariasi
tiap individu. Otot rahang menjadi mengendur, wajah yang tadinya kelihatan cemas
nampak lebih pasrah menerima.

2. Hendaklah mendo’akannya dan janganlah mengucapkan dihadapannya kecuali


kata-kata yang baik

Berdasarkan hadits yang diberitakan oleh Ummu Salamah bahwa Rasulullah


Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda.
Artinya : “Apabila kalian mendatangi orang yang sedang sakit atau orang yang
hampir mati, maka hendaklah kalian mengucapkan perkataan yang baik-baik
karena para malaikat mengamini apa yang kalian ucapkan.”
Maka kita harus berupaya memberikan suport mental agar si sakit merasa yakin
bahwa Allah Maha Pengasih dan selalu memberikan yang terbaik buat hambanya,
mendoakan dan menutupkan kedua matanya yang terbuka saat roh terlepas dari
jasadnya.

3. Berbaik Sangka kepada Allah


Membimbing si sakit agar berbaik sangka kepada Allah SWT, seperti di dalam hadits
Bukhari“ Tidak akan mati masing-masing kecuali dalam keadaan berbaik sangka
kepada Allah SWT.”
Hal ini menunjukkan apa yang kita pikirkan seringkali seperti apa yang terjadi pada
kita karena Allah mengikuti perasangka hambaNya

4. Membasahi kerongkongan orang yang sedang sakaratul maut


Disunnahkan bagi orang-orang yang hadir untuk membasahi kerongkongan orang
yang sedang sakaratul maut tersebut dengan air atau minuman. Kemudian
disunnahkan juga untuk membasahi bibirnya dengan kapas yg telah diberi air. Karena
bisa saja kerongkongannya kering karena rasa sakit yang menderanya, sehingga sulit
untuk berbicara dan berkata-kata. Dengan air dan kapas tersebut setidaknya dapat
meredam rasa sakit yang dialami orang yang mengalami sakaratul maut, sehingga hal
itu dapat mempermudah dirinya dalam mengucapkan dua kalimat syahadat. (Al-
Mughni : 2/450 milik Ibnu Qudamah)

5. Menghadapkan orang yang sakaratul maut ke arah kiblat


Kemudian disunnahkan untuk menghadapkan orang yang tengah sakaratul maut
kearah kiblat. Sebenarnya ketentuan ini tidak mendapatkan penegasan dari hadits
Rasulullah Saw., hanya saja dalam beberapa atsar yang shahih disebutkan bahwa para
salafus shalih melakukan hal tersebut.
Para Ulama sendiri telah menyebutkan dua cara bagaimana menghadap kiblat :

1. Berbaring terlentang diatas punggungnya, sedangkan kedua telapak kakinya


dihadapkan kearah kiblat. Setelah itu, kepala orang tersebut diangkat sedikit agar ia
menghadap kearah kiblat.
2. Mengarahkan bagian kanan tubuh orang yang tengah sakaratul maut menghadap ke
kiblat.
Dan Imam Syaukai menganggap bentuk seperti ini sebagai tata cara yang paling
benar. Seandainya posisi ini menimbulkan sakit atau sesak, maka biarkanlah orang
tersebut berbaring kearah manapun yang membuatnya selesai.

Hal-hal yang harus di lakukan terhadap orang yang baru meninggal

Seorang muslim meninggal maka ada kewajiban muslim yang lain yang masih hidup 4 perkara
yang harus diselenggarakan;

1. Memandikan jenazah;
Hukum memandikan jenazah menurut ulama jumhur adalah fardhu kifayah, kecuali orang
yang mati syahid yang gugur melawan orang – orang kafir.
Sesuai hadist nabi;
ّ ‫س‬
‫ رواه البخارى و مسلم‬/ ‫ م قال في الذى سقط عن راحلته فمات اغسلوه بما ٍء و سدر‬.‫ان النبي ص‬ ٍ ‫عن ابن عبّا‬

a. Syarat – syarat memandikan jenazah


1. Muslim, berakal dan baligh
2. Wajib berniat memandikan jenazah
3. Jujur, sholeh dan dapat di percaya, termasuk dapat merahasiakan hal –hal yang
berkaiatan dengan jenazah
b. Orang yang utama memandikan jenazah
1. Jenazah laki – laki adalah orang yang di beri wasiat, misal kakek, bapak, keluarga
terdekat, muhrim laki – laki atau istri
2. Jenazah perempuan, misal ibu, nenek, keluarga terdekat dari pihak wanita, suami
3. Jika perempuan mati yang hidup hanya laki – laki dan tidak ada suaminya atau
sebaliknya, maka jenazah tersebut tidak di mandikan, melainkan di tayamumkan
dengan sarung tangan.
Rosululloh bersabda;

‫ ْدفنا َ ِن‬xُ‫ا َ ِن وي‬x‫ا يُيَ َّمم‬xx‫يره فإنّهم‬xx‫ ٌل غ‬x‫معهمن رج‬


َّ ‫اذا ماتَت المرأة مع الرجال ليس معهم امرأته غيرها والرجل مع النساء ليس‬
‫ رواه ابو داود والبيهقي‬/ ‫وهما بمنزلة من لم يجد الماء‬

c. Persiapan memandikan jenazah


1. Siapkan tempat yang layak, terjaga dari penglihatan orang banyak sehingga
memberikan penghormatan bagi jenazah
2. Siapkan perlengkapan; alas memandikan jenazah, tempat air dan air secukupnya,
sabun, kapur barus, air mawar atau daun bidara agar wangi baunya
3. Orang yang berhak memandikan jenazah yaitu muhrimnya atau keluarga terdekat,
suami atau istri
Syarat- syarat jenazah yang harus di mandikan adalah;
1. Jenazah trsebut orang Islam
2. Jenazah mati biasa, bukan karena syahid
3. Anggota badannya masih ada walaupun tidak utuh
d. Cara memandikan jenazah
1. Ambil kain penutup dengan kain basahan sehingga aurat utamanya tidak kelihatan
2. Di mandikan pada tempat yang tetutup
3. Pakailah sarung tangan dan bersihkan jenazah dari segala macam kotoran
4. Ganti sarung tangan yang baru, bersihkan seluruh badannya, tekan perutnya
perlahan- lahan jika jenazah tidak hamil
5. Tinggikan kepala jenazah agar air tidak mengarah ke kepala
6. Masukkan jari tangan yang telah di balut dengan kain basah ke mulut jenazah gosok
giginya, dan bersihkan hidungnya. Kemudian wudlukan
7. Siram air ketubuh sebelah kanan dulu kemudian yang kiri
8. Mandikan jenazah dengan air sabun dan bilas dengan air wewangian
9. Perlakukan jenazah dengan lembut ketika membalik dan menggosoknya
10. Memandikan jenazah satu kali jika dapat membasuh keseluruh tubuhnya, sunnah
mengulanginya
11. Jika keluar dari jenazah najis setelah memandikannya dan mengenai badannya, wajib
di buang dan memandikan kembali. Jika keluar najis di kain kafan maka tidak wajib
untuk memandikannya cukup diganti kain kafannya saja
12. Keringkan tubuh jenazah dengan handuk atau kain kering sehingga tidah membasahi
kain kafannya
13. Setelah di mandikankan sebaiknya kain kafan jenazah di beri wewangian yang tidak
mengandung al kohol, kapur barus

2. Mengkafani jenazah
a. Kain kafan yang di gunakan hendaknya bagus, bersih menutup aurot
‫ رواه ابن ماجه والترميذى‬/ ‫ا َذا ولِ َي احدكم اخاَه فليحسن كفنه‬
b. Kain kafan hendaknya berwarna putih
‫ رواه احمد وابو داود‬/ ‫البسوا من ثيابكم البياض فإنّها من خير ثيابكم وكفّينوا فيها موتاكم‬
c. Jumlah kain kafan bagi laki- laki sebanyak 3 lapis dan bagi perempuan sebanyak 5 lapis
‫ رواه النسائ‬/ ٌ‫بيض سحولي ٍة ليس فيها قميص وال عمامة‬ٍ ٍ ‫م كفّنَ في ثالثة اثوا‬.‫ان رسول هللا ص‬
‫ب‬ َّ
d. Sebelum di gunakan untuk membungkus kain kafan hendaknya di beri wewangian
‫ رواه احمد‬/ ً ‫ا َذا اجمرت ُم الميِّتَ فأجمروهُ ثالثا‬
e. Tidak berlebihan dalam mengkafani jenazah
‫ رواه ابو داود‬/ ً ‫الكفن فأنّهُ يسلبهُ سلبا ً سريعا‬
ِ ‫التغالوا في‬

Cara mengkafani jenazah;


1. Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai yang paling bawah lebih besar dan luas,
dan masing – masing helai di beri kapur barus
2. Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan di atas kain
kafan memanjang , taburi dengan wewangian
3. Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas,
hidung, mulut, telinga, qubul dan dzubur
4. Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian ujung lembar
sebelah kiri, perlakukan secara lembut
5. Ikatlah dengan tali yang sudah di siapkan sebelum di bawah kain kafan, 3 atau 5
ikatan. Lepaskan kain ikatan setelah di baringkan di liang lahat
6. Jika kain kafan tidak mencukupi menutup aurat maka tutuplah bagian auratnya
dengan rerumputan
3. Mensholatkan jenazah
Mensholatkan jenazah muslim hukumnya fardhu kifayah, hal ini berdasarkan hadits nabi;
‫ رواه ابن ماجه‬/ ‫صلّوا على موتاكم‬

1. Tata cara mensholatkan jenazah adalah;


a. Posisi jenazah berada di sebelah kanan. Imam menghadap ke arah kepala jenazah bila
jenazah tersebut laki – laki, dan menghadap ke arah perut bagi perempuan
b. Syarat yang melaksnakan sholat jenazah harus menutup aurat, bersih dari hadats
c. Jenazah sudah di mandikan
d. Letak jenazah berada di depan yang mensholatkan kecuali sholat ghoib
2. Rukun sholat jenazah
1. Niat
2. Berdiri bagi yang mampu
3. Takbir 4 kali
a. Takbir pertama Membaca surah al fatihah
b. Takbir kedua Membaca sholawat nabi
c. Takbir ketiga mendoakan jenaazah
ُ‫اللهم اغفرله وارحمه و عافه واعف عنه‬

d. Takbir keempat sejenak atau mendoakan jenazah

ّ ‫اللهم التحرمنا اجره وال‬


ُ‫تفتن بعده واغفر لنا وله‬

e. Salam

4. Menguburkan jenazah
Setelah di sholatkan sebaiknya jenazah segera dikuburkan , sebaiknya di pikul oleh
empat orang jamaah. Liang kubur di persiapkan dengan kedalaman minimal 2 meter,
agar tubuh yang membusuk tidak tercium. Jenazah di masukkan ke dalam liang lahat
dengan cara dimiringkan kearah kiblat, tali pengikat jenazah di bagian kepala dan
kaki di buka supaya dapat menyentuh tanah langsung
Agar posisi tidak berubah sebaiknya diberi ganjalan bulatan tanah atau bantal kecil
dan lubang tanah di tutup dengan kayu atau bambu sehingga waktu penimbunan
jenazah tidak terkena tanah.

sKUA Fiqih
Kelas x SEMESTER GENAP

A. Sholat dluha dan lafadz niatnya

‫ هللا اكبر‬. ‫اصلى سنة الضحى ركعتين هلل تعالى‬

Doa sholat dluha


‫‪B. Sholat tahajjut dan lafal Niatnya‬‬

‫‪Niat sholat tahajjut‬‬


‫التهجد ركعتين هلل تعالى ‪ .‬هللا اكبر‬
‫ّ‬ ‫اصل ّى سنّة‬

‫‪Doa sholat tahajjut‬‬


‫ض‬‫ت َو ْاَأل ْر ِ‬ ‫ض َو َمنْ فِ ْي ِهن َولَ َك ا ْل َح ْم ُد َأ ْنتَ َملِ ‪ُ d‬ك َّ‬
‫الس ‪d‬مٰ َوا ِ‬ ‫ت َو ْاَأل ْر ِ‬ ‫سمٰ َوا ِ‬ ‫اَللَّ ُه َّم لَ َك ا ْل َح ْم ُد َأ ْنتَ قَيِّ ُم ال َّ‬
‫ق َو َو ْع‪ d‬دُكَ‬ ‫ض َو َمنْ فِ ْي ِهنَّ َولَ َك ا ْل َح ْم‪ُ d‬د َأ ْنتَ ا ْلحَ ُّ‬ ‫ت َو ْاَأل ْر ِ‬ ‫سمٰ َوا ِ‬ ‫َو َمنْ فِ ْي ِهنَّ ‪َ  ‬ولَكَ ا ْل َح ْم ُد َأ ْنتَ نُ ْو ُر ال َّ‬
‫ص‪َّ d‬ل هللاُ‬ ‫ق َو ُم َح َّم ٌد َ‬ ‫ق َوالنَّبِيُّ ْونَ حَ ٌّ‬ ‫ق َوالنَّا ُر حَ ٌّ‬ ‫ق َوا ْل َجنَّةُ حَ ٌّ‬ ‫ق َوقَ ْولُ‪َ d‬ك ا ْلحَ ُّ‬ ‫ق َولِقَاُؤ َك ا ْلحَ ُّ‬ ‫ا ْل َح ُّ‬
‫س‪d‬لَ ْمتُ َوبِ‪َ d‬ك ٰا َم ْنتُ َو َعلَ ْي‪َ d‬ك تَ َو َّك ْلتُ َوِإلَ ْي‪dd‬كَ َأنَ ْبتُ َوبِ‪َ d‬ك‬ ‫ق اَللَّ ُه َّم لَكَ َأ ْ‬ ‫الس‪d‬ا َعةُ حَ ٌّ‬ ‫ق َو َّ‬ ‫سلَّ َم َح ٌّ‬
‫َعلَ ْي ِه َو َ‬
‫س َر ْرتُ َو َما َأ ْعلَ ْنتُ َوم‪dd‬ا َ َأ ْنتَ َأ ْعلَ ُم‬ ‫اص ْمتُ َوِإلَ ْيكَ َحا َك ْمتُ ‪  ‬فَا ْغفِ ْر لِ ْي َما قَ َّد ْمتُ َو َما َأ َّخ ْرتُ َو َما َأ ْ‬ ‫َخ َ‬
‫بِ ِه ِمن ِّى َأ ْنتَ ا ْل ُمقَ ِّد ُم َوَأ ْنتَ ا ْل ُمَؤ ِّخ ُر الَِإلَهَ ِإالَّ َأ ْنتَ َوالَ َح ْو َل َوالَ قُ َّوةَ ِإالَّ بِاهللِ‬

‫‪Sholat witir dan lafat niatnya‬‬

‫اصلى سنّة الوتر ركعة هلل تعالى‬


‫‪Doa niat witir‬‬
DOA DAN DZIKIR
KELAS X GASAL

1. Do’a Iftitah

‫ي‬ْ ‫ ِذ‬d‫ ِأنِّي َو َّج ْهتُ َو ْج ِه َي ِلل‬.ً‫ ْيال‬d‫ص‬ ِ ‫رةً َوَأ‬d َ d‫ان هللاِ بُ ْك‬َ ‫ ْب َح‬d‫س‬ُ ‫هللَا ُ اَ ْكبَ ْر َكبِ ْي ًرا َوا ْل َح ْم ُد ِهللِ َكثِ ْي ًر َو‬
ُ ُ‫الَتِ ْي َون‬d‫ص‬
‫ ِك ْي‬d‫س‬ ْ ‫لِ ًما َومَا َأنَا ِم َن ا ْل ُم‬d‫س‬
َ َّ‫ ِإن‬.‫ ِر ِك ْي َن‬d‫ش‬ ْ ‫ا ُم‬ddً‫ض َحنِيِ ْيف‬ َ ‫ت َواَْآل ْر‬ ِ ‫ َم َوا‬d‫الس‬َّ ‫فَطَ َر‬
ْ ‫ش ِر ْي َك لَهُ َوبِ َذلِ َك ُأ ِم ْرتُ َوَأنَا ِم َن ا ْل ُم‬
‫سلِ ِم ْي َن‬ َ َ‫ ال‬.‫اي َو َم َماتِ ْي ِهللِ َر ِّب ا ْل َعالَ ِم ْي َن‬ َ َ‫َو ْم ْحي‬

Allahu Akbaru kabira walhamdu lillahi kathira wasubhanallahhi bukratau waasila. Inni
Wajjahtu wajhia lillazi fataras sama wati wal ardha hanifam muslimaw wama ana minal
musyrikin. Inna solati wanusuki wamahyaya wammamati lillahi rabbil’alamin. La
syarikalahu wabiza lika umirtu wa ana minal muslimin.

Artinya:
Allah Maha Besar sebesar-besarnya. Dan puji-pujian bagi Allah sebanyak-banyaknya. Dan maha
suci Allah siang dan malam. Kuhadapkan mukaku, kepada yang menjadikan langit dan bumi,
aku cenderung lagi berserah kepada Allah dan bukanlah aku dari golongan orang-orang yang
menyekutukan Allah. Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku kuserahkan
hanya pada Allah tuhan seru sekelian alam. Sekali-kali tidaklah aku menyekutukanNya . Dan
dengan demikian aku ditugaskan, dan aku adalah dari golongan orang-orang Muslim (Islam).

2. Do’a Ruku

“Subhaana rabbiiyal ‘adhiim”.


“Artinya : Segala puji bagi Allah yang Maha Agung”. tiga kali atau lebih.
3. Do’a I’tidal

“Syami’allahu-liman hamidah”.
“Artinya : Semoga Allah mendengar orang yang memuji-Nya”.

“Rabbanaa wa lakal hamdu”


“Artinya : Ya tuhan kami bagi-Mu-lah segala puji”.

4. Do’a Qunut
‫ا‬xx‫ار ْك لِ ْي فِ ْي َم‬x
ِ xَ‫ َوب‬,‫ْت‬ َ ‫ َولَّي‬xَ‫ولَّنِ ْي فِ ْي َم ْن ت‬x
َ xَ‫ َوت‬,‫ْت‬ َ ‫َأللَّهُ َّم ا ْه ِدنِ ْي فِ ْي َم ْن هَ َدي‬
َ ‫ َو َعافِنِ ْي فِ ْي َم ْن َعافَي‬,‫ْت‬
‫ ِذلُّ َم ْن‬xxxَ‫ َوِإنَّهُ الَ ي‬,‫ك‬xxxْ
َ ‫ى َعلَي‬xx‫ض‬ ٰ ‫ ْي َوالَ يُ ْق‬xxx‫ض‬ِ ‫ك تَ ْق‬
َ َّ‫ فَِإن‬,‫ْت‬
َ ‫ي‬xxx‫ض‬ َ َ‫ا ق‬xxx‫ َّر َم‬xx‫ َوقِنِ ْي َش‬,‫ْت‬ َ ‫َأ ْعطَي‬
َ ‫ َأ ْستَ ْغفِ ُر‬,‫ْت‬
‫ك‬ َ ‫ضي‬ َ َ‫ك ْال َح ْم ُد َعلَى َماق‬
َ َ‫ فَل‬,‫ْت‬ َ ‫ت َربَّنَا َوتَ َعالَي‬ َ ‫ار ْك‬ َ ‫والَيَ ِع ُّز َم ْن َعا َدي‬,
َ َ‫ تَب‬,‫ْت‬ َ ‫ْت‬َ ‫َوالَي‬
‫صحْ بِ ِه َو َسلَّ َم‬َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَى َسيِّ ِدنا َ ُم َح َّم ِد ِن النَّبِ ِّي ْاالُ ِّم ِّي َو َعلَى آلِ ِه َو‬
َ ‫ َو‬,‫ك‬ َ ‫َوَأتُ ْوبُ ِإلَ ْي‬
Artinya: Ya Allah, berilah aku petunjuk seperti orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk.
Berilah aku kesehatan seperti orang yang telah Engkau beri kesehatan. Pimpinlah aku bersama-
sama orang-orang yang telah Engkau pimpin. Berilah berkah pada segala apa yang telah
Engkau pimpin. Berilah berkah pda segala apa yang telah Engkau berikan kepadaku. Dan
peliharalah aku dari kejahatan yang Engkau pastikan. Karena, sesungguhnya Engkaulah yang
menentukan dan tidak ada yang menghukum (menentukan) atas Engkau. Sesungguhnya tidaklah
akan hina orang-orang yang telah Engaku beri kekuasaan. Dan tidaklah akan mulia orang yang
Engkau musuhi. Maha berkahlah Engkau dan Maha Luhurl`h Engkau. Segala puji bagi-Mu atas
yang telah engkau pastikan. Aku mohon ampun dan kembalilah (taubat) kepada Engkau. Semoga
Allah memberi rahmat, berkah dan salam atas nabi Muhammad beserta seluruh keluarganya
dan sahabatnya.

5. Dzikir dan do’a setelah sholat fardu


‫ت يَا َذا ْال َجالَ ِل َواِإل ْك َر ِام‬
َ ‫تَبَا َر ْك‬، ‫ك ال َّسالَ ُم‬ َ ‫ اللَّهُ َّم َأ ْن‬،3x َ ‫َأ ْستَ ْغفِ ُر هَّللا‬
َ ‫ َو ِم ْن‬، ‫ت ال َّسالَ ُم‬
“Aku memohon ampun kepada Allah (3x). Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dari-Mu
keselamatan, Mahasuci Engkau, wahai Rabb Pemilik keagungan dan kemuliaan.” [1]

‫ ْيٍئ‬x‫لِّ َش‬xx‫و َعلَى ُك‬x َ xُ‫ ُد َوه‬x‫هُ ْال َح ْم‬xَ‫ك َو ل‬ُ x‫هُ ْال ُم ْل‬xَ‫ ل‬، ُ‫يك لَه‬
َ ‫الَِإلَهَ ِإ الَّ هَّللا ُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر‬
َ x‫ ِّد ِم ْن‬x‫ َذا ْال َج‬x‫ َوالَ يَ ْنفَ ُع‬،‫ْت‬
‫ك‬x ِ ‫والَ ُمع‬،
َ ‫ا َمنَع‬xx‫ْط َي لِ َم‬ َ ‫انِ َع لِ َم َأ ْعطَي‬xx‫ اللَّهُ َّم الَ َم‬،ٌ‫د ْير‬xxَ‫ق‬
َ ‫ْت‬
‫ْال َج ُّد‬
“Tiada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) melainkan hanya Allah Yang Mahaesa, tidak
ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dia Mahakuasa atas
segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau beri dan tidak ada yang
memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya
(selain iman dan amal shalih). Hanya dari-Mu kekayaan dan kemuliaan.”[2]

‫ ْيٍئ‬x‫لِّ َش‬xx‫و َعلَى ُك‬x َ xُ‫ ُد َوه‬x‫هُ ْال َح ْم‬xَ‫ك َو ل‬ ُ x‫هُ ْال ُم ْل‬xَ‫ ل‬، ُ‫يك لَه‬ َ ‫الَِإلَهَ ِإ الَّ هَّللا ُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر‬
ُ‫ لَهُ النِّ ْع َمةُ َولَه‬،ُ‫ َوالَ نَ ْعبُ ُد ِإالَّ ِإيَّاه‬،ُ ‫ الَِإلَهَ ِإ الَّ هَّللا‬،ِ ‫ الَ َح ْو َل َوالَ قُ َّوةَ ِإ الَّ بِا هَّللا‬.ٌ‫قَد ْير‬
َ ‫ْن َولَ ْو َك ِرهُ ْال َكافِر‬xَ ‫صي َْن لَهُ ال ِّدي‬
‫ُون‬ ِ ِ‫ الَِإلَهَ ِإ الَّ هَّللا ُ ُم ْخل‬،‫ْالفَضْ ُل َولَهُ الثَّنَا ُء ْال َح َس ُن‬
“Tiada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) melainkan hanya Allah Yang Mahaesa, tidak
ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak
ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah. Tiada Ilah (yang berhak diibadahi
dengan benar) melainkan hanya Allah. Kami tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Bagi-Nya
nikmat, anugerah dan pujian yang baik. Tiada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar)
melainkan hanya Allah, dengan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya, meskipun orang-orang
kafir tidak menyukainya.”[3]
‫ك‬
َ ِ‫ َو ُحس ِْن ِعبَ َدت‬،‫ك‬ َ ‫اَللَّهُ َّم َأ ِعنِّي َعلَى ِذ ْك ِر‬
َ ‫ َو ُش ْك ِر‬،‫ك‬
“Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, serta beribadah
dengan baik kepada-Mu. “[4]
ْ ۳۳ ِ ‫ُسب َْحا َن هَّللا‬
× ۳۳ ‫ ×هَّللا ُ اَ ْكبَ ُر‬۳۳ ِ ‫×ال َح ْم ُد هَّللا‬
“Mahasuci Allah.” (33x) “Segala puji bagi Allah.” (33x) “Allah Mahabesar.” (33x)
Kemudian untuk melengkapinya menjadi seratus, membaca:
‫ك َو لَهُ ْال َح ْم ُد َوهُ َو َعلَى ُكلِّ َش ْيٍئ قَد ْي ٌر‬
ُ ‫ لَهُ ْال ُم ْل‬، ُ‫يك لَه‬
َ ‫الَِإلَهَ ِإ الَّ هَّللا ُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر‬
“Tiada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) melainkan hanya Allah Yang Mahaesa, tiada
sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala puji. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala
sesuatu.”[5]
Kemudian membaca surat al-Ikhlash, al-Falaq dan an-Naas setiap selesai shalat (fardhu).[6]
Membaca ayat Kursi setiap selesai shalat (fardhu).[7]
Tambahan setelah selesai Shalat Magrib dan Shubuh membaca:
ُ ‫ك َولَهُ ْال َح ْم ُد يُحْ يِ ْي َويُ ِمي‬
‫ْت َوهُ َو َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء‬ ُ ‫ لَهُ ْال ُم ْل‬،ُ‫ْك لَه‬
َ ‫الَ ِإلَـهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِري‬
10 .ُ‫×قَ ِد ْير‬
“Tiada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) melainkan hanya Allah Yang Mahaesa, tiada
sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan, dan bagi-Nya segala pujian. Dia-lah yang menghidupkan
(orang yang sudah mati atau memberi ruh janin yang akan dilahirkan) dan yang mematikan. Dia-
lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.”[8]
Tambahan setelah selesai Shalat Shubuh membaca:
ً‫و َع َمالً ُمتَقَبَّال‬،‫ًا‬ َ ‫ك ِع ْل ًما نِافِع‬
ً ‫و ِر ْز‬،‫ًا‬
َ ‫ق طَيِّب‬ َ ُ‫تَقَبَّالًاَللَّهُ َّم ِإنِّ ْي َأ ْسَأل‬
“Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan
amal yang diterima.”[9]
6. Do’a Talbiyah
‫ْك اللَّهُ َّم‬
َ ‫ك لَبَّي‬
َ َ‫ْك ل‬ َ ‫ك َو ْال ُم ْل‬
َ ‫ك الَ َش ِري‬ َ َ‫ ِإ َّن ْال َح ْم َد َوالنِّ ْع َمةَ ل‬،‫ْك‬
َ ‫ك لَبَّي‬
َ َ‫ْك ل‬ َ ‫لَبَّي‬
َ ‫ الَ َش ِري‬،‫ْك‬
“Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, Aku datang memenuhi panggilan-Mu, Aku
datang memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, Aku datang memenuhi panggilan-Mu,
sesungguhnya segala puji, nikmat dan segenap kekuasaan milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu”
7. Do’a Shalat Jenazah Takbir ketiga
ُ ‫اللهم ا ْغفِرْ لَه وعافِ ِه وا ْع‬
‫ف عنه‬
allahumma ighfir lahu (laha) wa afihi wa'fu 'anhu

َ ‫لَي‬x ‫ص‬
‫راهيم‬xx‫يدنا إب‬xx‫ْت علي س‬ َ ‫ا‬xx‫د كم‬xx‫يدنا محم‬xx‫أل س‬
ِ ‫يدنامحمد وعلي‬xx‫لِّ علي س‬x ‫ص‬
َ ‫أللهم‬
‫اركت‬xx‫ا ب‬xx‫د كم‬xx‫يدنا محم‬xx‫د وعلي أل س‬xx‫وبار ْك علي سيدنا محم‬
ِ ‫وعلي أل سيدنا إبراهيم‬
‫علي سيدنا إبراهيم وعلي أل سيدنا إبراهيم في العالمين إنك حميد مجيد‬
Do’a Shalat Jenazah Takbir keempat

َ ْ‫أصلِّي علي هذا الميت أربَ َع تَكبيرات فَر‬


‫ض ال ِكفايَ ِة هلل تعالي‬
assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
.

ُ‫ ْله‬x ‫ف َع ْنهُ وَأ ْك ِر ْم نُ ُز ْولَهُ َو َو ِّس ْع َم ْد َخلَهُ وا ْغ ِس‬ُ ‫اللّهُ َّم ا ْغفِرْ لَهُ وارْ َح ْمهُ َو َعافِ ِه َوا ْع‬
xُ‫ه‬x‫س وَأ ْب ِد ْل‬
xِ َ‫ َدن‬x‫وبُ اَأل ْبيَضُ ِم ِن ال‬xxَ‫الخطايا كما يُنَقَي الث‬ َ ‫ج وبَ َر ٍد ونَقِ ِه من‬ ٍ ‫بِما ٍء وثَ ْل‬
َ‫ة‬xَ‫ ِه فِ ْتن‬xِ‫ ِه َوق‬x‫راً ِمن َز ْو ِج‬xx‫ا َخ ْي‬xx‫ ِه َو َز ْو ًج‬xِ‫ار ِه وَأ ْهاًل َخيْراً من أهل‬ ِ ‫دارًا َخ ْيرًا ِم ْن َد‬
‫ا‬xxxx‫ا ِه ِدنا وغاِئبِن‬xxxx‫ا وش‬xxxx‫ا و َميِتِن‬xxxx‫ِلحيِن‬ َ ْ‫ر‬xxxxِ‫ار اللَهُ ّم ا ْغف‬xxxx‫الن‬
ِ َ ‫ َذ‬xxxx‫ر و َع‬xxxxْ
‫اب‬ ِ ‫القَب‬
‫بيرناو َذ َك ِرناوُأ ْنثانا‬
ِ ‫غيرناو َك‬ ِ ‫وص‬ َ
‫ان‬xx‫هُ علي اِإل يم‬xَ‫ا فَتَوف‬xx‫هُ ِمن‬xَ‫علي اإلسالم و َم ْن تَ َوفَ ْيت‬ َ ‫أللهم َم ْن َأحْ يَ ْيتَهُ ِمنا فََأحْ يِ ِه‬
‫ا‬xx‫ح ال ُد ْنيَا َو َس َعتِها و َمحبُوبِها وَأ ِحباِئه‬ ِ ‫ك َخ َر َج ِم ْن ر ُْو‬ َ ‫ك َواب ُْن َع ْب ُد‬َ ‫اللهم هَ َذا َع ْب ُد‬
َ ‫وأن ُمحم ًدا َع ْب ُد‬
‫ك‬ ّ ‫أنت‬ َ ّ‫ان يَ ْشهَ ُدَأ ْن الإلَهَ إال‬ َ ‫إلي ظُ ْل َم ِة القَب ِْر َو َما هُ َو الَقِيَهُ َك‬ َ ‫فيها‬
‫ ِه‬xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx‫ت َأ ْعلَ ُم ِب‬
َ ‫ك وَأ ْن‬
xَ ُ‫ول‬xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx‫َو َر ُس‬

‫ك وأنت ِ َغنٌِ ٌي َع ْن‬ َ ِ‫ت َخ ْي ٌر َم ْن ُزو ٌل بِ ِه وََأصْ بَ َح فَقِ ْيرًا إلي َرحْ مت‬ َ ‫ك َوَأ ْن‬
َ ِ‫أللَهُ َم نَ َّز َل ب‬
ُ‫ه‬xxxxxxxxxxَ‫فَعا ًء ل‬xxxxxxxxxx‫ك ُش‬xxxxxxxxxxْ
َ ‫اغبِين إلَي‬ ِ ‫اك َر‬xxxxxxxxxx‫ن‬
َ ‫ ْد ِجْئ‬xxxxxxxxxxَ‫ ِه وق‬xxxxxxxxxxِ‫َع َذاب‬

‫هُ ولَقِّ ِه‬x ‫او ْز َع ْن‬x


َ x‫يًئا فَتَج‬x ‫ان ُم ِس‬x
َ x‫انِ ِه وِإ ْن ك‬x ‫في ِإحْ َس‬
ِ ُ‫ز ْده‬x ِ xَ‫نًا ف‬x ‫ُس‬
ِ ‫ان مح‬x َ x‫ألَلهُ َم ِإ ْن َك‬
‫احمين‬ ِ ‫الر‬َ ‫ك يا َأرْ َح َم‬ َ َ‫ك تَ ْب َعثُه‬
َ ِ‫إلي َجنَت‬ xَ ِ‫ك اََأل ْم َن ِم ْن َعذاب‬
َ ِ‫بِ َرحْ َمت‬
8. Do’a Ziarah/ melewati makam

‫و َن‬xْ xُ‫ا َءهللاُ بِ ُك ْم الَ ِحق‬x ‫ َوِإنَّا ِإ ْن َش‬،‫لِ ِمي َْن‬x ‫ ْؤ ِمنِي َْن َو ْال ُم ْس‬x‫ار ِم َن ْال ُم‬ َ x‫الَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َأ ْه‬x ‫الس‬
ِ َ‫ ِّدي‬x ‫ل ال‬x َّ َ
.َ‫َويَرْ َح ُم هللاُ ْال ُم ْستَ ْق ِد ِمي َْن ِمنَّا َو ْال ُم ْستَْأ ِخ ِري َْن َأ ْسَأ ُل هللاَ لَنَا َولَ ُك ُم ْال َعافِيَة‬
Assalamu’alaikum ahladdiyaari minal mu’miniina wal muslimiina, wa inna insyaa Alloohu
bikum laahiquuna wa yarhamulloohul mustaqdimiina minnaa wal musta’khiriina as
alullooha lanaa walakumul ‘aafiyata.

“Semoga kesejahteraan untukmu, wahai penghuni kubur dari kaum mukminin dan muslimin.
Sesungguhnya kami Insya Alloh akan menyusul, ( semoga Allah Ta’ala memberikan rahmat
kepada orang-orang yang (telah meninggal) terlebih dahulu diantara kami dan orang-orang yang
akan datang)

9. Do’a setelah Adzan

ُ‫ه‬x‫ َوا ْب َع ْث‬،َ‫ ْيلَة‬x ‫ض‬


ِ َ‫ ْيلَةَ َو ْالف‬x ‫ ْال َو ِس‬ ‫ت ُم َح َّمدًا‬
ِ ‫ آ‬،‫ ِة‬x‫الَ ِة ْالقَاِئ َم‬x ‫الص‬
َّ ‫ َو‬،‫ َّد ْع َو ِة التَّا َّم ِة‬x ‫اَللَّهُ َّم َربَّ هَ ِذ ِه ال‬
‫ف ْال ِم ْي َعا َد‬ َ َّ‫ ِإن‬ ،ُ‫َمقَا ًما َمحْ ُم ْودًا الَّ ِذيْ َو َع ْدتَه‬
ُ ِ‫ك الَ تُ ْخل‬
Alloohumma robba haadzihidda’ watittammah. Washolaatil qooimah. Aati muhammada
nilwasiilah. Wal fadhiilata wab’atshu maqoomam mahmuudanilladzii wa’adtah(innaka laa
tukhlifu al-mi’aad)

artinya:”Ya Allah, Rabb Pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini dan shalat (wajib) yang
didirikan, Berilah Al-Wasilah (derajat di Surga, yang tidak akan diberikan selain kepada Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam) dan fadhilah kepada Muhammad. Dan bangkitkan beliau sehingga
bisa menempati maqam terpuji yang telah Engkau janjikan. [Sesungguhnya Engkau tidak
menyalahi janji].”

10. Doa terhadap orang sakit

َ ‫افي الَ ِشفَا َء ِإالَّ ِشفَاُؤ‬


‫ا ِد ُر‬xx‫ك ِشفَا ًء الَ يُ َغ‬ َ ‫ف فََأ ْن‬
ِ ‫ت ال َّش‬ َ ‫ب ْالبَْأ‬
ِ ‫س ا ْش‬ ِ ‫اس اَ ْذ ِه‬
ِ َّ‫اللّهُ َّم َربَّ الن‬
ً ‫َسقَما‬
 Allahumma robbannas adzhibilba' sa isyfi antasysyafi la syifauka syifa' an la yughodiru
saqoma .
 Artinya ;
“Ya Allah Wahai Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakitnya, sembukanlah ia. (hanya)
Engkaulah yang dapat menyembuhkannya, tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan
dariMu, kesembuhan yang tidak kambuh lagi.” ( HR. Bukhori Muslim)

DOA DAN DZIKIR


KELAS X GENAP

1. Do’a Sujud
‫ان َرب َِّي اَْأل ْعلَى َوبِ َح ْمده‬
َ ‫ُسب َْح‬
. “Maha Suci Tuhanku, Yang Maha Tinggi (dari segala kekurangan dan hal yang tidak layak).
Dibaca tiga kali”
2. Do’a duduk diantara 2 sujud

ِ ‫َربِّ ا ْغفِرْ ِلي َوارْ ح َمني َواجْ ب ُرنِي َوارْ فَعْني َوارْ ُز ْق‬
ُ ‫ني واهدني َو َعافِني َوا ْع‬
‫ف ِعني‬
“Ya Allah, ampunilah dosaku, berilah rahmat kepadaku, tunjukkanlah aku (ke jalan yang benar),
cukupkanlah aku, selamatkan aku (tubuh sehat dan keluarga terhindar dari musibah), berilah aku
rezeki (yang halal) dan angkatlah derajatku.”
3. Do’a Tahiyyat Ula
ُ‫ه‬xُ‫ ةُ هَّللا ِ َوبَ َر َكات‬x‫ك َأيُّهَا النَّبِ ُّي َو َرحْ َم‬
َ ‫ات ِهَّلِل ِ ال َّسالَ ُم َعلَ ْي‬ُ َ‫ات َالطَّيِّب‬
ُ ‫صلَ َو‬ xُ
َّ ‫اركات ال‬ ُ ‫التَّ ِحي‬
َ‫َّات أل ُمب‬
‫مح َّمدًا َرسُو ُُل‬َ ‫َّالحين ِ َأ ْشهَ ُد َأ ْن ال ِإلَهَ ِإاَّل هَّللا ُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن‬ َ ‫السَّال ُم َعلَ ْينَا َو َعلَى ِعبَا ِد هَّللا ِ الص‬
‫آل سيدنا ُم َح َّم ٍد‬ ِ ‫صلِّ َعلَى سيدنا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ َ ‫هللا اللَّهُ َّم‬
4. Do’a Tahiyyat Akhiriyah
ُ‫ه‬xُ‫ ةُ هَّللا ِ َوبَ َر َكات‬x‫ك َأيُّهَا النَّبِ ُّي َو َرحْ َم‬ ُ َ‫ات َالطَّيِّب‬
َ ‫ات هَّلِل ِ السَّال ُم َعلَ ْي‬ ُ ‫صلَ َو‬َّ ‫ ال‬x‫َّات ألمباركات‬ ُ ‫التَّ ِحي‬
‫و ُُل‬x ‫ين ِ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هَّللا ُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َر ُس‬َ ‫السَّال ُم َعلَ ْينَا َو َعلَى ِعبَا ِد هَّللا ِ الصَّالِ ِح‬
‫ َرا ِهيم‬x‫يدنا إ ْب‬x‫ْت َعلَى س‬ َ ‫لَّي‬x‫ص‬َ ‫آل سيدنا ُم َح َّم ٍد َك َما‬ ِ ‫صلِّ َعلَى سيدنا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ َ ‫هللا اللَّهُ َّم‬
‫ت‬ َ ‫ار ْك‬x
َ xَ‫ا ب‬xx‫يدنا ُم َح َّم ٍد َك َم‬xx‫آل س‬ ِ ‫يدنا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬xx‫ار ْك َعلَى س‬ ِ َ‫آل َسيدنا ِإب َْرا ِهي َم و ب‬ ِ ‫و َعلَي‬
‫ك َح ِمي ٌد َم ِجي ٌد‬َ َّ‫آل سيدناِإب َْرا ِهي َم في العالمين ِإن‬ ِ ‫َعلَى سيدنا إبراهيم و علي‬
‫ َدجّال‬x ‫يح ال‬ ِ x ‫النار ِو ْمن َع َذاِب الِف ْتنَ ِة ال َم ِس‬ ِ ِ ‫بر َو ِم ْن َع َذا‬
‫ب‬ ِ َ‫ب الق‬ ِ ‫ك ِمن َع َذا‬ َ ِ‫الَلهُ ّم إنّي أعو ُذب‬
َ ‫ِّت قَ ْلبي َع‬
‫لي ِد ْينِك‬ ْ ‫ب القُلُوب ثَب‬ َ ّ‫يَا ُمقَل‬
5. Do’a Sujud Tilawah dan Sujud Sahwi

Satu : Hadits ‘Aisyah -radhiyallahu ‘anha- :

ِ x‫آن بِ ْاللَ ْي‬


‫ َج َد َوجْ ِه ْي‬x‫ل َس‬x ِ ْ‫ر‬xxُ‫ج ُْو ِد ْالق‬x‫و ُل فِ ْي ُس‬xْ xُ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َوآلِ ِه َو َسلَّ َم يَق‬ َ ِ‫ان َرس ُْو ُل هللا‬ َ ‫َك‬
‫َص ُرهُ بِ َح ْولِ ِه َوقُ َّوتِ ِه‬ َ َ‫ق َس ْم ُعهُ َوب‬َّ ‫لِلَّ ِذيْ َخلَقَهُ َو َش‬
“Adalah Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam beliau membaca dari sujud Al-Qur’an (sujud tilawah-
pent.) pada malam hari : “Telah sujud wajahku kepada Yang Menciptakanku, maka beratlah
pendengaran dan penglihatan karena kemampuan dan kekuatan-Nya”. Dan dalam riwayat
Hakim ada tambahan : “Maka Maha Berkah Allah sebaik-baik pencipta”. Dan dalam riwayat
Ibnu Khuzaimah : “Beliau mengucapkannya tiga kali“.

Kedua : Hadits Ibnu ‘Abbas -radhiyallahu ‘anhuma-


‫و ُل اللَّهُ َّم ا ْكتُبْ لِ ْي‬xْ xُ‫و يَق‬x َ xُ‫ ِم ْعتُهُ َوه‬x ‫ َج َد فَ َس‬x ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َوآلِ ِه َو َسلَّ َم َس َج َدةً ثُ َّم َس‬ َ ‫قَ َرَأ النَّبِ ُّي‬
‫ا‬xxَ‫ك َذ َخرًا َوتَقَب َّْلهَا ِمنِّ ْي َك َما تَقَب َّْلتَه‬ َ ‫ض ْع َعنِّ ْي بِهَا ِو ْزرًا َواجْ َع ْلهَا لِ ْي ِع ْن َد‬ َ ‫ك َأ َجرًا َو‬ َ ‫بِهَا ِع ْن َد‬
َ ‫ِم ْن َع ْب ِد‬
‫ك َدا ُو َد‬
“Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam membaca satu ayat dari ayat-ayat sajadah lalu beliau sujud
kemudian beliau membaca doa : “Wahai Allah tulislah untukku dengannya disisiMu sebagai
pahala dan letakkanlah dariku dengannya dosa dan jadikanlah untukku disisiMu sebagai modal
dan terimalah dariku sebagaimana Engkau menerima dari hambaMu (Nabi) Daud“.

Sebagian ulama menganjurkan do’a ini ketika sujud sahwi,

‫ان َم ْن اَل يَنَا ُم َواَل يَ ْسهُو‬


َ ‫ُسب َْح‬
“Subhana man laa yanaamu wa laa yas-huw” (Maha Suci Dzat yang tidak mungkin tidur
dan lupa)

6. Do’a keluar dan masuk masjid


Do’a Masuk Masjid
،ِ‫ ِم هللا‬x‫ بِ ْس‬،‫َّجي ِْم‬ َّ ‫ ِم َن‬،‫ ِدي ِْم‬xَ‫ ْلطَانِ ِه ْالق‬x‫ َو ُس‬،‫ري ِْم‬x
ِ َ‫ ْيط‬x‫الش‬
ِ ‫ر‬x‫ان ال‬ ِ ‫ َوبِ َوجْ ِه ِه ْال َك‬،‫َأ ُع ْو ُذ بِاهللِ ْال َع ِظي ِْم‬
.‫ك‬ َ ‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى َرس ُْو ِل هللاِ اَللَّهُ َّم ا ْفتَحْ لِ ْي َأب َْو‬
َ ِ‫اب َرحْ َمت‬ َّ ‫َوال‬
Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, dengan wajahNya Yang Mulia dan “
kekuasaanNya yang abadi, dari setan yang terkutuk. [32] Dengan nama Allah dan semoga
shalawat [33] dan salam tercurahkan kepada Rasulullah [34] Ya Allah, bukalah pintu-pintu
rahmatMu untukku.” [35]

Do’a keluar masjid


‫ص ْمنِ ْي‬ِ ‫ اَللَّهُ َّم ا ْع‬،‫ك‬ َ ُ‫ اَللَّهُ َّم ِإنِّ ْي َأ ْسَأل‬،ِ‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى َرس ُْو ِل هللا‬
َ ِ‫ك ِم ْن فَضْ ل‬ َّ ‫بِس ِْم هللاِ َوال‬
.‫َّجي ِْم‬
ِ ‫ر‬xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx‫ان ال‬ ِ َ‫ ْيط‬xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx‫ِم َن ال َّش‬
Dengan nama Allah, semoga sha-lawat dan salam terlimpahkan kepada Rasulullah. Ya Allah, “
sesungguhnya aku minta kepadaMu dari karuniaMu. Ya Allah, peliharalah aku dari godaan
setan yang terkutuk”. [36]

7. Do’a Kafaratul Majelis

‫ من‬x،‫ا‬xx‫يّئات أعمالن‬x‫نا ومن س‬xx‫رور أنفس‬xx‫وذ باهلل من ش‬xx‫ ونع‬،‫الحمد هلل نستعينه ونستغفره‬
‫ده ال‬xx‫ه إال هللا وح‬xx‫هد أن ال إل‬xx‫ وأش‬،‫ه‬xx‫ادي ل‬xx‫لل فال ه‬xx‫ ومن يض‬،‫ه‬xx‫ ّل ل‬x‫ده هللا فال مض‬xx‫يه‬
‫أن محمدا عبده ورسوله‬ ّ ‫ وأشهد‬،‫شريك له‬
“Alhamdulillaahi nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu wa na’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa
wa min sayyiaati  a’maalinaa may yahdihillaahu falaa mudhillalahu wa may yudh-lil falaa haa
diyalah, Wa asyhadu allaa ilaaha illaloohu wahdahu laa syariikalah, wa asyhadu anna
muhammadan ‘abduhu wa rosuuluhu”

artinya: “Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala Yang kita memuji-
Nya, kita memohon pertolongan dan pengampunan dari-Nya, yang kita memohon dari kejelekan
jiwa-jiwa kami dan keburukan amal-amal kami. Saya bersaksi bahwasanya tiada Ilah yang Haq
untuk disembah melainkan Ia Subhanahu wa Ta’ala dan tiada sekutu bagi-Nya serta Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa Salam adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala”

Do`a Penutup Majelis yaitu Do`a Kafaratul Majelis


َ x‫ُك َوَأتُ ْوبُ ِإلَ ْي‬
‫حيح‬xx‫ديث ص‬xx‫ك (ح‬x َ ‫ت َأ ْستَ ْغفِر‬
َ ‫ك َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلهَ ِإالَّ َأ ْن‬
َ ‫ك اللَّهُ َّم َوبِ َح ْم ِد‬
َ َ‫ُسب َْحان‬
)‫رواه ترمذي‬
“Subhanakallahumma wabihamdika asyhadualla ilahailla anta astagfiruka wa’atubu ilaik”

Artinya : “Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada
Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.” (HR.
Tirmidzi, Shahih).

8. Do’a Selesai Wudhu


‫ اَللَّهُ َّم‬. ُ‫ ْولُه‬x ‫ ُدهُ َو َر ُس‬x‫هَ ُد اَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب‬x‫ َواَ ْش‬, ‫ه‬xxَ‫ْك ل‬َ ‫ ِري‬x‫ َده الَ َش‬xْ‫هَ ِإالَّ هللاُ َوح‬x‫هَ ُد اَ ْن الَ اِل‬x‫اَ ْش‬
‫ك الصَّالِ ِحي َْن‬ َ ‫اجْ َع ْلنِ ْي ِم َن التَّ َّوابِي َْن َواجْ َع ْلنِ ْي ِم َن ْال ُمتَطَه ِِّري َْن َواجْ َع ْلنِ ْي ِم ْن ِعبَا ِد‬
Arti Doa Setelah Wudhu

“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan tidak ada yang menyekutukanNya. Aku
bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku
orang yang ahli bertobat, jadikanlah aku orang yang suci, dan jadikanlah aku dari golongan
orang-orang yang saleh.”

‫ اَللّهُ َّم اجْ َع ْلنِ ْي‬.ُ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن ُم َح َّمدًا َعب ُدهُ َو َرس ُْولُه‬،ُ‫ك لَه‬ َ ‫َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬
َّ‫هَ ِإال‬xx‫هَ ُد َأ ْن الَ ِإل‬xx‫ َأ ْش‬،‫ك‬ َ َ‫ب َْحان‬xx‫ ُس‬.‫ َواجْ َع ْلنِ ْي ِم َن ْال ُمتَطَه ِِّري َْن‬،‫ِم َن التَّ َّوابِي َْن‬
َ ‫ ِد‬xx‫ك اَللّهُ َّم َوبِ َح ْم‬
.‫ْك‬ َ ‫ُك َوأتُ ْوبُ ِإلَي‬ َ ‫ َأ ْستَ ْغفِر‬،‫ت‬ َ ‫َأ ْن‬
"Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah Yang Maha Esa dan tiada
sekutu bagiNya. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya. Ya Allah
jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang
yang menyucikan diri. Mahasuci Engkau ya Allah, aku memujiMu. Aku bersaksi bahwa tiada
tuhan yang berhak disembah selain Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepadaMu."

9. Do’a Masuk dan keluar kamar kecil

Doa Masuk

ِ ُ‫اللَّ ُه َّم إنِّي َأعُو ُذ بِك ِمنْ ا ْل ُخب‬


ِ ‫ث َوا ْل َخبَاِئ‬
‫ث‬
Allaahumma Innii A'udzu Bika Minal Khubutsi wal Khabaaitsi

Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari syetan laki-laki dan syetan
perempuan.

Atau:

ِ ‫ث َوا ْل َخبَاِئ‬
‫ث‬ ُ ‫س ِم هَّللا ِ اللَّ ُه َّم إنِّي َأع‬
ِ ُ‫ُوذ بِك ِمنْ ا ْل ُخب‬ ْ ِ‫ب‬
Bismillaahi Allaahumma Innii A'udzu Bika Minal Khubutsi wal Khabaaitsi

Artinya: Dengan menyebut nama Allah. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari
syetan laki-laki dan syetan perempuan.

Doa Keluar

‫ب َعنِّى ْاالَ ٰذى َو َعافَانِ ْي َواَ ْبقَى َمايَ ْنفَ ُعنِ ْى‬
َ َ‫ك اَ ْل َح ْم ُد هللِ الَّ ِذ ْىا َ ْذه‬
َ َ‫ُغ ْف َران‬
ghufranaka alhamdulillahi ladzi adzhaba ‘anniil adzaa wa ‘aafaanii wa abqaa maa yan fa’unii.

Artinya :

Dengan mengharap ampunan-Mu, segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kotoran dari
badanku, yang telah menyelamatkan aku dan yang telah mensisakan yang bermanfaat bagiku.

Doa ini didasarkan pada hadits Aisyah radliyallah 'anha,

‫سلَّ َم ِإ َذا َخ َر َج ِم َن ا ْل َخاَل ِء قَا َل ُغ ْف َرانَ َك‬


َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ‫ان النَّبِ ُّي‬
َ ‫َك‬
"Adalah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, apabila sudah keluar dari kamar kecil beliau
membaca: Ghufraanaka." (HR. Ahmad, al-Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan dishahihkan
oleh al-Albani dalam al-Irwa, no. 52)

10. Do’a setelah shalat dhuha

Artinya:
“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah
keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan
adalah penjagaan-Mu. Wahai Tuhanku, apabila rizkiku berada di atas langit, maka turunkanlah;
apabila berada di bumi maka keluarkanlah; apabila sukar maka mudahkanlah, apabila haram
maka sucikanlah, apabila jauh maka dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu
(wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu
yang shaleh…“
11. Do’a setelah shalat tahajud

‫ت قَيِّ ُم‬ َ ‫ ُد َأ ْن‬xxx‫ك ْال َح ْم‬xxx


َ َ‫ َول‬،‫ض َو َم ْن فِ ْي ِه َّن‬ ِ ْ‫ت َواَْألر‬ ِ ‫اوا‬ َّ ‫و ُر‬xxx
َ ‫ َم‬xxx‫الس‬ ْ ُ‫ت ن‬ َ ‫ ُد َأ ْن‬xxx‫ك ْال َح ْم‬xxx َ َ‫اَللّهُ َّم ل‬
،‫ض َو َم ْن فِ ْي ِه َّن‬ ِ ْ‫ت َواَْألر‬ ِ ‫اوا‬ َ ‫ َم‬xx‫الس‬َّ ُّ‫ت َرب‬ َ ‫ك ْال َح ْم ُد َأ ْن‬ َ َ‫ َول‬،‫ض َو َم ْن فِ ْي ِه َّن‬ ِ ْ‫ت َواَْألر‬ ِ ‫اوا‬َ ‫ال َّس َم‬
‫ت‬ِ ‫ َما َوا‬x‫الس‬ َّ ‫ك‬ ُ xِ‫ت َمل‬ َ ‫ ُد َأ ْن‬x‫ك ْال َح ْم‬x َ xَ‫ َول‬،‫ض َو َم ْن فِ ْي ِه َّن‬ ِ ْ‫ت َواَْألر‬ ِ ‫اوا‬ َ ‫ َم‬x‫الس‬ َّ ‫ك‬ ُ ‫ك ُم ْل‬ َ َ‫ك ْال َح ْم ُد ل‬ َ َ‫َول‬
،‫ق‬ ُّ x‫ك ْال َح‬ َ ‫اُؤ‬xxَ‫ َولِق‬،‫ق‬ ُّ x‫ك ْال َح‬ َ x ُ‫ َوقَ ْول‬،‫ق‬ ُّ x‫ك ْال َح‬ َ ‫ ُد‬x‫ َو َو ْع‬،‫ق‬ ُّ x‫ت ْال َح‬ َ ‫ َأ ْن‬،‫ ُد‬x‫ك ْال َح ْم‬x َ xَ‫ َول‬،‫ض‬ ِ ْ‫َواَْألر‬
،‫ت‬ ُ ‫لَ ْم‬xx‫ك َأ ْس‬ َ َ‫ اَللّهُ َّم ل‬،‫ق‬ ٌّ ‫ َوالسَّا َعةُ َح‬،‫ق‬ ٌّ ‫ َو ُم َح َّم ٌد َح‬،‫ق‬ ٌّ ‫ َوالنَّبِي ُّْو َن َح‬،‫ق‬ ٌّ ‫ َوالنَّا ُر َح‬،‫ق‬ ٌّ ‫َو ْال َجنَّةُ َح‬
‫ا‬xx‫ا ْغفِرْ لِ ْي َم‬xxَ‫ ف‬.‫ت‬ ُ ‫ْك َحا َك ْم‬ َ ‫ َوِإلَي‬x،‫ت‬ ُ ‫اص ْم‬ َ ‫ك َخ‬ َ ِ‫ َوب‬،‫ْت‬ ُ ‫ْك َأنَب‬ َ ‫ َوِإلَي‬،‫ت‬ ُ ‫ك آ َم ْن‬ َ ِ‫ َوب‬،‫ت‬ ُ ‫ك تَ َو َّك ْل‬
َ ‫َو َعلَ ْي‬
،‫ت‬ َ ‫ الَ ِإ ٰلهَ ِإالَّ َأ ْن‬،ُ‫ت ْال ُمَؤ ِّخر‬ َ ‫ت ْال ُمقَ ِّد ُم َوَأ ْن‬َ ‫ َأ ْن‬،‫ت‬ ُ ‫ت َو َما َأ ْعلَ ْن‬ ُ ْ‫ َو َما َأس َْرر‬،‫ت‬ ُ ْ‫ت َو َما َأ َّخر‬ ُ ‫قَ َّد ْم‬
‫ت‬ َ ‫ت ِإ ٰل ِه ْي الَ ِإ ٰلهَ ِإالَّ َأ ْن‬ َ ‫َأ ْن‬
Terjemahan Doa Setelah Sholat Tahajud
“Ya, Allah! Bagi-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala
puji, Engkau yang mengurusi langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji, Engkau
Tuhan yang menguasai langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji dan bagi-Mu
kerajaan langit dan bumi serta seisi-nya. Bagi-Mu segala puji, Engkau benar, janji-Mu benar,
firman-Mu benar, bertemu dengan-Mu benar, Surga adalah benar (ada), Neraka adalah benar
(ada), (terutusnya) para nabi adalah benar, (terutusnya) Muhammad adalah benar (dari-Mu),
peristiwa hari kiamat adalah benar. Ya Allah, kepada-Mu aku pasrah, kepada-Mu aku
bertawakal, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku kembali (bertaubat), dengan pertolongan-
Mu aku berdebat (kepada orang-orang kafir), kepada-Mu (dan dengan ajaran-Mu) aku
menjatuhkan hukum. Oleh karena itu, ampunilah dosaku yang telah lalu dan yang akan datang.
Engkaulah yang mendahulukan dan mengakhirkan, tiada Tuhan yang hak disembah kecuali
Engkau, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang hak disembah kecuali Engkau”.

12. Do’a setelah Shalat Witir

Do’a Kamilin

ِ ‫ َولِل َّزكا َ ِة‬،‫صاَل ِة َحافِ ِظ ْي َن‬


،‫فَاعلِ ْي َن‬ َّ ‫ َولِل‬،‫ض ُمَؤ ِّد ْي َن‬ ِ ‫ َولِ ْلفَ َرآِئ‬، ْ‫اج َع ْلنا َ بِاِإْل ْي َما ِن َكا ِملِ ْين‬
ْ ‫اَللَّ ُه َّم‬
‫ َوفِى‬،‫ ْي َن‬d‫ض‬ ِ ‫ ِو ُم ْع ِر‬d‫ َو َع ِن اللَّ ْغ‬،‫س ِك ْي َن‬ ِّ ‫ َوبِا ْل ُه َدى ُمتَ َم‬،‫اج ْي َن‬ ِ ‫ َولِ َع ْف ِو َك َر‬،‫اع ْندَكَ طَالِبِ ْي َن‬ ِ ‫َولَ َم‬
‫ َو َعلَى‬،‫ا ِك ِر ْي َن‬d‫ش‬ َ ‫ َولِلنَّ ْعمَآ ِء‬،‫ ْي َن‬d‫اض‬ ِ ‫آ ِء َر‬d‫ض‬ َ َ‫ َوبِا ْلق‬،‫اغبِ ْي َن‬ ِ ‫ َوفِى اَأْل ِخ َر ِة َر‬،‫ال ُّد ْنيَا َزا ِه ِد ْي َن‬
،‫آِئ ِر ْي َن‬d ‫س‬َ ‫سلَّ َم يَ ْو َم ا ْلقِيَا َم ِة‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫سيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ َ ‫ َوت َْحتَ لِ َوآ ِء‬،‫صابِ ِر ْي َن‬ َ ‫ا ْلبَآَل ِء‬
‫ ِر ْي ِر ا ْل َك َرامَ ِة‬d‫س‬ َ ‫ َو َعلَى‬،‫ َو ِم َن النَّا ِر نَا ِج ْي َن‬،‫اخلِ ْي َن‬ ِ ‫ َواِلَى ا ْل َجنَّ ِة َد‬،‫ض َوا ِر ِد ْي َن‬ ِ ‫َواِلَى ا ْل َح ْو‬
ْ‫ َو ِمن‬،‫ ْي َن‬d‫س‬ ِ ِّ‫بَاج ُمتَلَب‬
ٍ ‫ق َو ِد ْي‬ ٍ ‫تَ ْب َر‬d‫س‬ ْ ِ‫س َوا‬ ٍ ‫س ْن ُد‬ ُ ْ‫ َو ِمن‬،‫ َو ِمنْ ُح ْو ٍر ِع ْي ٍن ُمتَ َز ِّو ِج ْي َن‬،‫اع ِد ْي َن‬ ِ َ‫ق‬
ْ‫س َمن‬ٍ ‫ق َوكَ ْأ‬ َ ‫ب َواَبَا ِر ْي‬ ٍ ‫َأ ْك َوا‬dِ‫ ب‬،‫ا ِربِ ْي َن‬d‫ش‬ َ ‫فَّى‬d‫ص‬ َ ‫ ٍل ُم‬d‫س‬ َ ‫ َو ِمنْ لَبَ ٍن َو َع‬،‫طَ َع ِام ا ْل َجنَّ ِة َآ ِكلِ ْي َن‬
d،‫الِ ِح ْي َن‬ddd‫الص‬
َّ ‫ َه َدآ ِء َو‬ddd‫الش‬ ُّ ‫ ِّد ْيقِ ْي َن َو‬ddd‫الص‬ ِّ ‫ مَ َع الَّ ِذ ْي َن اَ ْن َع ْمتَ َعلَ ْي ِه ْم ِم َن النَّبِيِّ ْي َن َو‬،‫َم ِع ْي ٍن‬
‫اج َع ْلنَا فِى هَ َذا‬ ْ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.‫ا‬dd‫ ُل ِم َن هللاِ َو َكفَى بِاهللِ َعلِ ْي ًم‬dd‫ض‬ ْ َ‫كَ ا ْلف‬ddِ‫ َذل‬،‫ا‬ddً‫ َن ُأ ْولَِئكَ َرفِ ْيق‬d ‫س‬ ُ ‫َو َح‬
‫قِيَآ ِء‬ddd‫ش‬ ْ ‫ َوالَ ت َْج َع ْلنَا ِم َن ْاَأل‬d،‫ولِ ْي َن‬ddd ْ ُ‫ َع َدآ ِء ا ْل َم ْقب‬ddd‫الس‬
ُّ ‫ ِر ْيفَ ِة ا ْل ُمبَا َركَ ِة ِم َن‬ddd‫الش‬ َّ ‫ ْه ِر‬ddd‫الش‬ َّ
‫كَ يَآاَ ْر َح َم‬ddِ‫ بِ َر ْح َمت‬،‫ ْحبِ ِه اَ ْج َم ِع ْي َن‬d‫ص‬ َ ‫ ِه َو‬dِ‫يِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َوَأل‬d‫س‬ َ ‫لَّى هللاُ َعلَى‬d‫ص‬ َ ‫ َو‬.‫مَرد ُْو ِد ْي َن‬ ْ ‫ا ْل‬
‫اح ِم ْي َن‬ِ ‫ال َّر‬
Arti Do’a Kamilin

Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Ya Allah, jadikanlah kami
orang-orang yang sempurna imannya, yang melaksanakan kewajiban- kewajiban terhadap-Mu,
yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang
mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan,
yang zuhud di dunia, yang menyenangi akherat , yang ridha dengan ketentuan, yang ber¬syukur
atas nikmat yang diberikan, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji
junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, sampai kepada telaga (yakni telaga Nabi
Muhammad) yang masuk ke dalam surga, yang duduk di atas dipan kemuliaan, yang menikah
de¬ngan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang
minum susu dan madu yang murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang
yang Engkau beri nikmat dari para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka
itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah
Maha Mengetahui.

Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini tergolong orang-orang
yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-
orang yang celaka dan ditolak amalnya, Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas penghulu
kita Muhammad, keluarga beliau dan shahabat beliau semuanya, berkat rahmat-Mu, oh Tuhan,
Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.
MATERI HAFALAN AL QUR’AN
KELAS X SEMESTER GASAL
Mampu menghafal dengan benar dan fasih :
1. QS. Fatihah 9. QS. Al Maun
2. QS. An Nas 10. QS. Al Quraisy
3. QS. Al Falaq 11. QS. Al Fiel
4. QS. Al Ikhlas 12. QS. Al Huzamah
5. QS. Al Lahab 13. QS. Al Ashr
6. QS. An Nashr 14. QS. At Takatsur
7. QS. Al Kafirun 15. QS. Al Qari’ah
8. QS. Al Kautsar

KELAS X SEMESTER GASAL


Mampu menghafal dengan benar dan fasih :
1. QS. Al “Adiyat
2. QS. Az Zalzalah
3. QS. Al Bayyinah
4. QS. Al Qadr
5. QS. Al Alaq
6. QS. At Tien
7. QS. Al Insyirah
8. QS. Adl Dluha

KELAS XI SEMESTER GASAL


Mampu menghafal dengan benar dan fasih :
1. QS. Al Lail
2. QS. Asy Syamsu
3. QS. Al A’la
4. QS. Ath Thariq
5. QS. Al Buruj

KELAS XI SEMESTER GENAP


Mampu menghafal dengan benar dan fasih :
1. QS. Al Fajr
2. QS. Al Ghasyiyah
3. QS. Al Insyiqaq
4. QS. Al Mthaffifin

KELAS XII SEMESTER GASAL


Mampu menghafal dengan benar dan fasih :
1. QS. Al Infithar
2. QS. At Takwier
3. QS. An Nazi’at
4. QS. Abasa
5. QS. An naba’

Anda mungkin juga menyukai