Seorang Muslim tentu mengetahui hak kedua orang tua atas dirinya dan kewajiban berbakti,
menaati dan berbuat baik terhadap keduanya. Bukan hanya karena mereka berdua menjadi sebab
keberadaannya, atau karena mereka telah berbuat baik terhadapnya dan memenuhi
kebutuhannya, atau karena mereka adalah manusia paling berjasa dan utama bagi dirinya, akan
tetapi lebih dari itu karena Allah Ta’ala telah menetapkan kewajiban atas anak untuk berbakti
dan berbuat baik kepada kedua orang tuanya, bahkan perintah tersebut penyebutannya disertakan
dengan kewajiban hamba yang paling utama yaitu kewajiban beribadah hanya kepada Allah
Ta’ala dan tidak menyekutukanNya. Firman Allah Ta’ala yang artinya, “Dan Rabbmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik
pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al-Isra’: 23)
Hak kedua orang tua merupakan hak terbesar yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim,
berikut ini adalah beberapa petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam berbakti
kepada kedua orang tua baik semasa hidup keduanya atau sepeninggal mereka.
Menaati kedua orang tua hukumnya wajib atas setiap muslim, sedang mendurhakai
keduanya merupakan perbuatan yang diharamkan, kecuali jika mereka menyuruh untuk
menyekutukan Allah Ta’ala (berbuat syirik) atau bermaksiat kepadaNya. Allah Ta’ala
berfirman, artinya, “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, ….” (QS.Luqman:15)
Allah Ta’ala berfirman, artinya, “…dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu
dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan «ah» dan janganlah kamu membentak mereka
dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu
terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, ‘Wahai Rabbku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil’.” (QS. Al-Israa’: 23-24)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sungguh merugi, sungguh merugi, dan
sungguh merugi orang yang mendapatkan kedua orang tuanya yang sudah renta atau
salah seorang dari mereka kemudian hal itu tidak dapat memasukkannya ke dalam surga.”
(HR.Muslim)
Di antara bakti terhadap kedua orang tua adalah menjauhkan ucapan dan perbuatan yang
dapat menyakiti mereka, walaupun berupa isyarat atau dengan ucapan ‘ah’, tidak
mengeraskan suara melebihi suara mereka. Rendahkanlah diri dihadapan keduanya
dengan cara mendahulukan segala urusan mereka.
3. Berbicara dengan lemah lembut di hadapan mereka
4. Menyediakan makanan untuk mereka
Hal ini juga termasuk bentuk bakti kepada kedua orang tua, terutama jika hal tersebut
merupakan hasil jerih payah sendiri. Lebih-lebih jika kondisi keduanya sudah renta.
Sudah seyogyanya, mereka disediakan makanan dan minuman yang terbaik dan lebih
mendahulukan mereka berdua dari pada dirinya, anaknya dan istrinya.
5. Meminta izin kepada mereka sebelum berjihad dan pergi untuk urusan lainnya
Izin kepada orang tua diperlukan untuk jihad yang belum ditentukan (kewajibannya untuk
dirinya-pent). Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
dan bertanya, “Wahai Rasulullah apakah aku boleh ikut berjihad?” Beliau balik
bertanya, ‘Apakah kamu masih mempunyai kedua orang tua?’ Laki-laki tersebut
menjawab, ‘Masih’. Beliau bersabda, ‘Berjihadlah (dengan cara berbakti) kepada
keduanya’.” (HR. al-Bukhari dan Muslim), dan masih banyak hadits yang semakna
dengan hadits tersebut.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda kepada seorang laki-laki ketika
ia berkata, “Ayahku ingin mengambil hartaku”. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Kamu dan hartamu adalah milik ayahmu.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan
Ibnu Majah).
Oleh sebab itu, hendaknya seseorang jangan bersikap bakhil (kikir) terhadap orang yang
menyebabkan keberadaan dirinya, memeliharanya ketika kecil, serta telah berbuat baik
kepadanya.
Hendaknya seseorang membuat kedua orang tuanya ridha dengan berbuat baik kepada
orang-orang yang mereka cintai. Yaitu dengan memuliakan mereka, menyambung tali
silaturrahim dengan mereka, menunaikan janji-janji (orang tua) kepada mereka, dan lain
sebagainya.
Jika kedua orang tua bersumpah untuk suatu perkara tertentu yang di dalamnya tidak
terdapat perbuatan maksiat, maka wajib bagi seorang anak untuk memenuhi sumpah
keduanya karena hal itu termasuk hak mereka.
Terkadang perbuatan tersebut tidak dirasakan oleh seorang anak, dan dilakukan dengan
bergurau padahal hal ini merupakan perbuatan dosa besar.
Seorang lelaki pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Siapa
yang paling berhak mendapatkan perlakuan baik dariku?” beliau menjawab, “Ibumu.”
Lelaki itu bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau kembali menjawab, “Ibumu”.
Lelaki itu kembali bertanya, “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab, “Ibumu”. Lalu
siapa lagi? Tanyanya. “Ayahmu,” jawab beliau.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Hadits di atas tidak bermakna lebih menaati ibu daripada ayah. Sebab, menaati ayah lebih
didahulukan jika keduanya menyuruh pada waktu yang sama dan dalam hal yang
dibolehkan syari’at. Alasannya, ibu sendiri diwajibkan taat kepada suaminya.
Maksud ‘lebih mendahulukan berbuat baik kepada ibu’ dalam hadits tersebut adalah
bersikap lebih halus dan lembut kepada ibu daripada ayah. Sebagian Ulama salaf berkata,
“Hak ayah lebih besar dan hak ibu patut untuk dipenuhi.”
11. Mendahulukan berbakti kepada kedua orang tua daripada berbuat baik kepada
istri.
Di antara hadits yang menunjukkan hal tersebut adalah kisah tiga orang yang terjebak di
dalam gua lalu mereka tidak bisa keluar kemudian mereka bertawasul dengan amal baik
mereka, di antara amal mereka, ‘ada yang mendahulukan memberi susu untuk kedua
orang tuanya, walaupun anak dan istrinya membutuhkan’.
1. Mengurus jenazahnya dan banyak mendoakan keduanya, karena hal ini merupakan bakti
seorang anak kepada kedua orang tuanya.
2. Beristighfar (memohonkan ampun kepada Allah Ta’ala) untuk mereka berdua, karena
merekalah orang yang paling utama untuk didoakan agar Allah Ta’ala mengampuni dosa-
dosa mereka dan menerima amal baik mereka.
3. Menunaikan janji dan wasiat kedua orang tua yang belum terpenuhi semasa hidup
mereka, dan melanjutkan amal-amal baik yang pernah mereka kerjakan selama hidup
mereka. Sebab, pahala akan terus mengalir kepada mereka berdua apabila amal baik
tersebut dilanjutkan.
4. Memuliakan teman atau sahabat dekat kedua orang tua, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam pernah bersabda, “Sesungguhnya bakti anak yang terbaik adalah seorang anak
yang menyambung tali persahabatan dengan keluarga teman ayahnya setelah ayahnya
meninggal”. (HR. Muslim)
5. Menyambung tali silaturrahim dengan kerabat Ibu dan Ayah. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa yang ingin menyambung silaturrahim ayahnya
yang ada dikuburannya, maka sambunglah tali silaturrahim dengan saudara-saudara
ayahnya setelah ia meninggal”. (HR. Ibnu Hibban).
Dari Ibnu Abbas r.a nabi s.a.w masuk ke dalam rumah orang Arab Dusun untuk melihat di sakit.
Kata Ibnu Abbas:”Pernah Nabi s.a.w apabila dia masuk ke rumah orang yang sakit untuk
melihatnya, baginda bersabda:”Tidak mengapa! Sembuh, insya Allah.” Ucap nabi kepada orang
sakit itu. “Tidak mengapa, sembuh, insya Allah!” Jawabnya:”Tuan katakan:”Sembuh .
Sebenarnya itu demam panas yang sedang meluap dan mengancam orang yang sangat tua dan
akan membawa maut.” Nabi s.a.w bersabda:”Ya, benar katamu itu.”(Al-Bukhari)
Baginda Rasullulahah s.a.w pernah bersabda yang bermaksud: Sesiapa yang menziarahi orang
sakit atau menziarahi saudaranya kerana Allah, dia akan diseru malaikat dengan seruan:
“Alangkah bagus engkau, alangkah bagusnya perjalananmu, telah bersedia untukmu sebuah
rumah di dalam syurga!’ (Hadis diriwayatkan oleh at-Tarmizi)
“Dari Ali r.a. ia berkata : “Aku mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : Tiada seorang Muslim
itu melawat seorang Muslim yang sakit pada waktu pagi melainkan meminta ampun untuknya 70
000 malaikat hingga waktu petang dan tiada dia melawatnya pada waktu petang melainkan
meminta ampun untuknya 70 000 malaikat hinga waktu pagi dan adalah baginya kebun tempat
memetik buah-buahan di dalam syurga.”” ( Riwayat Imam At-Tarmizi )
1. Jangan duduk terlalu lama ketika menziarahi pesakit kerana perbuatan ini boleh
mengganggunya.
2. Ketika berada disisinya, hendaklah kita sentuh dan pegang tangannya kemudian letakkan
tangan di dahinya dan tanya tentang penyakit dan keadaannya sekarang.
3. Hendaklah kita doakan agar cepat sembuh dengan menyebut: Semoga Allah
menyembuhkan… (sebutkan nama dan pangkatnya).
4. Doa dan ceritakan tentang kelebihan sakit yang dialami oleh para sahabat, Rasul dan
Nabi dan juga orang beriman supaya pesakit itu tidak merasa resah gelisah terhadap
kesakitan yang dialaminya.
5. Berikanlah nasihat-nasihat yang baik serta ucapkan perkataan “Sabarlah sakit ini adalah
salah satu ujian Allah dan cubaan semata-mata di atas ketakwaan seseorang terhadap
Allah kerana sakit ini juga, seseorang memperolehi ganjaran pahala yang banyak”.
6. Jangan makan makanan yang dihadiahkan kepadanya atau makanan yang telah
disediakan untuknya. Sekiranya kita makan makanan tersebut, hilanglah pahala ibadah
ziarah itu.
7. Sunat dibacakan doa untuknya yang bermaksud:
ADAB MENUNTUT ILMU
Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap muslim. Dan dalam menuntut ilmu itu ada
beberapa ada yang harus diperhatikan, berikut di antaranya.
Imam Ahmad rahimahullahu mengatakan: “Tidaklah aku menulis satu hadits pun dari
Nabi n, kecuali telah aku amalkan, sampai ada hadits bahwasanya Nabi Shallallahu
‘alaihi wa Sallam berbekam kemudian memberikan Abu Thaybah satu dinar, maka aku
pun memberi tukang bekam satu dinar tatkala aku dibekam.” (al-Adab asy-Syar’iyyah,
jilid 2, hlm. 14)
7. Merasa sedih tatkala ada masyayikh yang sezaman tapi tidak sempat bertemu, serta
mencontoh adab dan akhlak mereka.
Dan dari al-A’masy rahimahullahu berkata, “Orang dahulu belajar kepada ahli fikih
tentang semua hal termasuk pakaian dan sandalnya. (al-Adab asy-Syar’iyyah, jilid 2,
hlm. 145)
8. Sopan santun dalam menuntut ilmu.
9. Kontinyu (konsisten) untuk hadir dan tidak malas.
10. Tidak berputus asa dan mencela diri (merendahkan diri).
11. Membaca kitab-kitab yang berkaitan dengan thalabul ilmi dan mempelajari metode yang
benar dalam menuntut ilmu, serta berusaha mengetahui kekurangan dan kesalahan yang
ada pada dirinya.
12. Antusias untuk hadir lebih awal dan mempergunakan waktu dengan baik.
13. Berusaha melengkapi pelajaran yang terlewatkan.
14. Mencatat faedah pada halaman depan atau buku catatan.
15. Berusaha keras untuk mengulang-ulang faedah yang telah didapatkan.
16. Tatkala membeli buku hendaknya diperhatikan terlebih dahulu.
17. Tidak melemparkan kitab ke tanah.
18. Tidak memotong perkataan guru sampai beliau menyelesaikannya.
Imam al-Bukhari berkata: barangsiapa yang ditanya tentang ilmu, sedangkan dia sibuk
berbicara, maka selesaikan dulu permbicaraannya. Kemudian beliau membawakan hadits:
ِِ ِ َ ََأعَرابِي اًّ ق
َ الر ُس ْو ُل يِف َحديْث ه َو َْأع َر
ُض َعْن ه َّ ض ى َ اعةُ؟ فَ َم
َ الس
َّ َمىَت:ب ُ ُال َوالنَّيِب ُّ خَي ْط َّ
ْ َأن
اع ِة؟ َّ الساِئ ُل َع ِن
َ الس َ َضى َح ِد ْيثَهُ ق
َّ ُ َأيْ َن ََأراه:ال َ ََحىَّت ِإ َذا ق
“Ada seorang Arab Badui bertanya kapan hari kiamat tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa Sallam berkhutbah, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam melanjutkan
khutbahnya dan berpaling dari orang itu, tatkala Nabi menyelesaikan khutbahnya,
kemudian bertanya: “Dimana orang yang tadi bertanya tentang hari kiamat.” (al-Fath,
jilid 1, hlm. 171)
19. Sopan tatkala mengajukan pertanyaan kepada guru, tidak menanyakan sesuatu yang
dibuat-buat atau berlebihan atau menanyakan sesuatu yang sudah tahu jawabannya
dengan tujuan supaya gurunya tidak mampu menjawab dan menunjukkan bahwa dia tahu
jawabannya, atau menanyakan sesuatu yang belum terjadi, dimana salafush shalih
mencela hal seperti ini apabila pertanyaan itu dibuat-buat. (Tahdzib at-Tahdzib, jilid 8,
hlm. 274, as-Siyar, jilid 1, hlm. 398)
20. Membaca biografi para ulama.
21. Membaca topik dan tema yang berbeda sebelum tiba waktunya. Seperti Ramadhan dan
hukum-hukum yang berkaitan dengan puasa, sepuluh awal dzulhijah dan kurban.
22. Antusias untuk membeli kitab-kitab yang khusus membahas permasalahan-permasalahan
fikih. Seperti kitab yang berkaitan dengan sunnah-sunnah Rawatib atau qiyamullail, dll.
23. Memprioritaskan hal-hal yang utama dalam menuntut ilmu.
24. Memulai dengan yang lebih penting.
25. Sopan ketika bertanya kepada guru
Ketahuilah hamba-hamba Allah, sadar atau tidak sadar, kita semua saat ini sama-sama sedang
menuju garis akhir kehidupan kita di dunia, meskipun jaraknya berbeda-beda setiap orang. Ada
yang cepat, ada yang lama. Tetapi, perlahan tapi pasti, setiap orang menuju garis akhir
kehidupannya di dunia, itulah kematian. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
Dan di antara cara untuk mengingat kematian adalah dengan berziarah kubur. Banyak sekali
manfaat yang dapat dipetik dari amalan berziarah ke kubur. Inilah yang akan menjadi topik
pembahasan kali ini. mengingat masih banyaknya kaum muslimin yang salah dalam menyikapi
ziarah ini sehingga bukannya manfaat yang mereka raih, akan tetapi ziarah mereka justru
mengundang murka Allah ‘Azza wa Jalla. Semoga Allah Ta’ala memberikan kita semua
petunjuk.
Ziarah kubur adalah sebuah amalan yang disyari’atkan. Dari Buraidah Ibnul Hushaib
radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Ziarah kubur adalah amalan yang sangat bermanfaat baik bagi yang berziarah maupun yang
diziarahi. Bagi orang yang berziarah, maka ziarah kubur dapat mengingatkan kepada kematian,
melembutkan hati, membuat air mata menetes, mengambil pelajaran, dan membuat zuhud
terhadap dunia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َواَل َت ُقولُوا ُه ْج ًرا،َ َوتُ َذ ِّك ُر اآْل ِخ َرة، َوتُ ْد ِم ُع ال َْع ْي َن،ْب
َ فَِإ نَّهُ يُ ِر ُّق الْ َقل،وها
ِ
ُ َف ُز,ت َن َه ْيتُ ُك ْم َع ْن ِزيَ َارة الْ ُقبُو ِر
َ ور ُ ُك ْن
“Dahulu aku melarang kalian untuk berziarah kubur, sekarang berziarahlah karena ziarah dapat
melembutkan hati, membuat air mata menetes, dan mengingatkan akhirat. Dan janganlah kalian
mengucapkan al hujr”
Dalam hadits tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan hikmah dibalik
ziarah kubur. Ketika seseorang melihat kubur tepat di depan matanya, di tengah suasana yang
sepi, ia akan merenung dan menyadari bahwa suatu saat ia akan bernasib sama dengan penghuni
kubur yang ada di hadapannya. Terbujur kaku tak berdaya. Ia menyadari bahwa ia tidaklah hidup
selamanya. Ia menyadari batas waktu untuk mempersiapkan bekal menuju perjalanan yang
sangat panjang yang tiada akhirnya adalah hanya sampai ajalnya tiba saja. Maka ia akan
mengetahui hakikat kehidupan di dunia ini dengan sesungguhnya dan ia akan ingat akhirat,
bagaimana nasibnya nanti di sana? Apakah surga? Atau malah neraka? Nas-alullahas salaamah
wal ‘aafiyah.
Selain itu, ziarah kubur juga bermanfaat bagi mayit yang diziarahi karena orang yang berziarah
diperintahkan untuk mengucapkan salam kepada mayit, mendo’akannya, dan memohonkan
ampun untuknya. Tetapi, ini khusus untuk orang yang meninggal di atas Islam.
1. Masjid bukanlah rumah atau bangunan biasa, tetapi Rumah Allah
2. Setiap Muslim wajib menghormati dan memuliakan masjid
3. Muslim yang memuliakan masjid mulia kedudukannya di sisi Allah
4. Setiap Muslim seyogyanya memelihara adab-adab masjid
5. Masuk masjid dengan kaki kanan dan keluar dengan kaki kiri
6. Sebelum duduk, kerjakan salat sunat dua rakaat.
Sabda Nabi SAW:
ِ ِ
َ ِإذَا َد َخ َل
َ َأح ُد ُك ُم ال َْم ْسج َد َفلَْي ْر َك ْع َر ْك َعَت ْي ِن َق ْب َل َأ ْن يَ ْجل
س
“Apabila salah seorang daripada kamu masuk ke masjid, maka hendaklah dia melakukan rukuk
(shalat) sebanyak dua rakaat sebelum dia duduk” (H.R. Bukhari-Muslim)
Zakat adalah merupakan nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapai
syarat tertentu yang di wajibkan oleh Allah untuk dikeluarkan dan di berikan kepada yang
berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula. Terdapat pada surah At-taubah 60
1. Fakir; orang yang tidak mempunyai harta dan kemampuan sama sekali untuk ber usaha /
mempunyai harta dan kemampuan sangat terbatas
2. Miskin; orang yang memiliki pekerjaan tetapi penghasilannya tidak mencukupi, sehingga
dia membutuhkan pertolongan kepada orang lain
3. Amil; orang yang di tunjuk untuk mengurusi zakat, sedang ia tidak mempunyai gaji
kecuali dari upah zakat
4. Mu’allaf; orang yang baru masuk Islamdan imannya msh lemah
5. Arriqob; budak yang telah memerdekan dirinya
6. Al ghorim; orang yang banyak hutang baik untuk dirinya maupun untuk menjamin orang
lain
7. Fi sabilillah; berjuang untuk kepentingan agama
8. Ibnu sabil; musafir yang kehabisan bekal dalam perjalanannya
1. Orang kaya
2. Anak kecil yang di anggap kaya oleh orang tuanya kaya
3. Orang kuat yang mampu bekerja
4. Orang kafir, murtad, orang yang memerangi agama Islam
5. Istri
6. Kedua orang tua, anak, dan kerabat dekat ( kecuali ada alasan tertentu )
7. Keluarga nabi Muhammad SAW
Haji adalah menyengaja untuk mengunjungi ka’bah dan sekitar nya untuk beribadah kepada
Allah SWT pada waktu tertentu, dengan cara tertentu, dan secara tertib. Dasar wajib haji
terdapat dalam surat al imron ayat 97 dan al baqoroh ayat 196
1. Niat haji dan umroh
4. Wajib haji
Wajib haji bagian dari ibadah haji yang harus di kerjakan untuk keabsahan haji,
tetapi boleh di ganti dengan dam ketika di tinggalkan, di antanya adalah
a. Ihrom dari miqot ( berniat mengerjakan ibadah haji dan umroh dari batas waktu dan
tempat yang telah di tentukan).
b. Mabit /menginap di muzdalifah
c. Melempar jumroh aqobah pada hari raya haji hukumnya wajib, tetapi bila tidak
mampu boleh di wakilkan.
d. Melempar 3 jumroh, yaitu jumroh ula, jumroh wustho, jumroh aqobah tanggal 11, 12,
13 Zulhijjah. Tiap jumroh di lempar dengan 7 kecil dan di kerjakan setelah tergelincir
matahari sampai sebelum terbenamnya matahari.
e. Mabit di Mina, pada malam ke 8 Zulhijjah yang di sebut dengan hari Tarwiyah
( sebelum wukuf di Arafah )
f. Tidak melakukan larangan haji selama berhaji
g. Tawaf wada’ / perpisahan ( akan meninggal kan Mekah )
Penyelenggaraan jenazah
Para ulama berpendapat,” Apabila telah membimbing orang yang akan meninggal
dengan satu bacaan talqin, maka jangan diulangi lagi. Kecuali apabila ia berbicara
dengan bacaan-bacaan atau materi pembicaraan lain. Setelah itu barulah diulang
kembali, agar bacaan La Ilaha Illallha menjadi ucapan terakhir ketika menghadapi
kematian. Para ulama mengarahkan pada pentingnya menjenguk orang sakaratul
maut, untuk mengingatkan, mengasihi, menutup kedua matanya dan memberikan
hak-haknya." (Syarhu An-nawawi Ala Shahih Muslim : 6/458)
Seorang muslim meninggal maka ada kewajiban muslim yang lain yang masih hidup 4 perkara
yang harus diselenggarakan;
1. Memandikan jenazah;
Hukum memandikan jenazah menurut ulama jumhur adalah fardhu kifayah, kecuali orang
yang mati syahid yang gugur melawan orang – orang kafir.
Sesuai hadist nabi;
ّ س
رواه البخارى و مسلم/ م قال في الذى سقط عن راحلته فمات اغسلوه بما ٍء و سدر.ان النبي ص ٍ عن ابن عبّا
2. Mengkafani jenazah
a. Kain kafan yang di gunakan hendaknya bagus, bersih menutup aurot
رواه ابن ماجه والترميذى/ ا َذا ولِ َي احدكم اخاَه فليحسن كفنه
b. Kain kafan hendaknya berwarna putih
رواه احمد وابو داود/ البسوا من ثيابكم البياض فإنّها من خير ثيابكم وكفّينوا فيها موتاكم
c. Jumlah kain kafan bagi laki- laki sebanyak 3 lapis dan bagi perempuan sebanyak 5 lapis
رواه النسائ/ ٌبيض سحولي ٍة ليس فيها قميص وال عمامةٍ ٍ م كفّنَ في ثالثة اثوا.ان رسول هللا ص
ب َّ
d. Sebelum di gunakan untuk membungkus kain kafan hendaknya di beri wewangian
رواه احمد/ ً ا َذا اجمرت ُم الميِّتَ فأجمروهُ ثالثا
e. Tidak berlebihan dalam mengkafani jenazah
رواه ابو داود/ ً الكفن فأنّهُ يسلبهُ سلبا ً سريعا
ِ التغالوا في
e. Salam
4. Menguburkan jenazah
Setelah di sholatkan sebaiknya jenazah segera dikuburkan , sebaiknya di pikul oleh
empat orang jamaah. Liang kubur di persiapkan dengan kedalaman minimal 2 meter,
agar tubuh yang membusuk tidak tercium. Jenazah di masukkan ke dalam liang lahat
dengan cara dimiringkan kearah kiblat, tali pengikat jenazah di bagian kepala dan
kaki di buka supaya dapat menyentuh tanah langsung
Agar posisi tidak berubah sebaiknya diberi ganjalan bulatan tanah atau bantal kecil
dan lubang tanah di tutup dengan kayu atau bambu sehingga waktu penimbunan
jenazah tidak terkena tanah.
sKUA Fiqih
Kelas x SEMESTER GENAP
1. Do’a Iftitah
يْ ِذd ِأنِّي َو َّج ْهتُ َو ْج ِه َي ِلل.ً ْيالdص ِ رةً َوَأd َ dان هللاِ بُ ْكَ ْب َحdسُ هللَا ُ اَ ْكبَ ْر َكبِ ْي ًرا َوا ْل َح ْم ُد ِهللِ َكثِ ْي ًر َو
ُ ُالَتِ ْي َونdص
ِك ْيdس ْ لِ ًما َومَا َأنَا ِم َن ا ْل ُمdس
َ َّ ِإن. ِر ِك ْي َنdش ْ ا ُمddًض َحنِيِ ْيف َ ت َواَْآل ْر ِ َم َواdالسَّ فَطَ َر
ْ ش ِر ْي َك لَهُ َوبِ َذلِ َك ُأ ِم ْرتُ َوَأنَا ِم َن ا ْل ُم
سلِ ِم ْي َن َ َ ال.اي َو َم َماتِ ْي ِهللِ َر ِّب ا ْل َعالَ ِم ْي َن َ ََو ْم ْحي
Allahu Akbaru kabira walhamdu lillahi kathira wasubhanallahhi bukratau waasila. Inni
Wajjahtu wajhia lillazi fataras sama wati wal ardha hanifam muslimaw wama ana minal
musyrikin. Inna solati wanusuki wamahyaya wammamati lillahi rabbil’alamin. La
syarikalahu wabiza lika umirtu wa ana minal muslimin.
Artinya:
Allah Maha Besar sebesar-besarnya. Dan puji-pujian bagi Allah sebanyak-banyaknya. Dan maha
suci Allah siang dan malam. Kuhadapkan mukaku, kepada yang menjadikan langit dan bumi,
aku cenderung lagi berserah kepada Allah dan bukanlah aku dari golongan orang-orang yang
menyekutukan Allah. Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku kuserahkan
hanya pada Allah tuhan seru sekelian alam. Sekali-kali tidaklah aku menyekutukanNya . Dan
dengan demikian aku ditugaskan, dan aku adalah dari golongan orang-orang Muslim (Islam).
2. Do’a Ruku
“Syami’allahu-liman hamidah”.
“Artinya : Semoga Allah mendengar orang yang memuji-Nya”.
4. Do’a Qunut
اxxار ْك لِ ْي فِ ْي َمx
ِ xَ َوب,ْت َ َولَّيxَولَّنِ ْي فِ ْي َم ْن تx
َ xَ َوت,ْت َ َأللَّهُ َّم ا ْه ِدنِ ْي فِ ْي َم ْن هَ َدي
َ َو َعافِنِ ْي فِ ْي َم ْن َعافَي,ْت
ِذلُّ َم ْنxxxَ َوِإنَّهُ الَ ي,كxxxْ
َ ى َعلَيxxض ٰ ْي َوالَ يُ ْقxxxضِ ك تَ ْق
َ َّ فَِإن,ْت
َ يxxxض َ َا قxxx َّر َمxx َوقِنِ ْي َش,ْت َ َأ ْعطَي
َ َأ ْستَ ْغفِ ُر,ْت
ك َ ضي َ َك ْال َح ْم ُد َعلَى َماق
َ َ فَل,ْت َ ت َربَّنَا َوتَ َعالَي َ ار ْك َ والَيَ ِع ُّز َم ْن َعا َدي,
َ َ تَب,ْت َ ْتَ َوالَي
صحْ بِ ِه َو َسلَّ َمَ صلَّى هَّللا ُ َعلَى َسيِّ ِدنا َ ُم َح َّم ِد ِن النَّبِ ِّي ْاالُ ِّم ِّي َو َعلَى آلِ ِه َو
َ َو,ك َ َوَأتُ ْوبُ ِإلَ ْي
Artinya: Ya Allah, berilah aku petunjuk seperti orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk.
Berilah aku kesehatan seperti orang yang telah Engkau beri kesehatan. Pimpinlah aku bersama-
sama orang-orang yang telah Engkau pimpin. Berilah berkah pada segala apa yang telah
Engkau pimpin. Berilah berkah pda segala apa yang telah Engkau berikan kepadaku. Dan
peliharalah aku dari kejahatan yang Engkau pastikan. Karena, sesungguhnya Engkaulah yang
menentukan dan tidak ada yang menghukum (menentukan) atas Engkau. Sesungguhnya tidaklah
akan hina orang-orang yang telah Engaku beri kekuasaan. Dan tidaklah akan mulia orang yang
Engkau musuhi. Maha berkahlah Engkau dan Maha Luhurl`h Engkau. Segala puji bagi-Mu atas
yang telah engkau pastikan. Aku mohon ampun dan kembalilah (taubat) kepada Engkau. Semoga
Allah memberi rahmat, berkah dan salam atas nabi Muhammad beserta seluruh keluarganya
dan sahabatnya.
ْيٍئxلِّ َشxxو َعلَى ُكx َ xُ ُد َوهxهُ ْال َح ْمxَك َو لُ xهُ ْال ُم ْلxَ ل، ُيك لَه
َ الَِإلَهَ ِإ الَّ هَّللا ُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر
َ x ِّد ِم ْنx َذا ْال َجx َوالَ يَ ْنفَ ُع،ْت
كx ِ والَ ُمع،
َ ا َمنَعxxْط َي لِ َم َ انِ َع لِ َم َأ ْعطَيxx اللَّهُ َّم الَ َم،ٌد ْيرxxَق
َ ْت
ْال َج ُّد
“Tiada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) melainkan hanya Allah Yang Mahaesa, tidak
ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dia Mahakuasa atas
segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau beri dan tidak ada yang
memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya
(selain iman dan amal shalih). Hanya dari-Mu kekayaan dan kemuliaan.”[2]
ْيٍئxلِّ َشxxو َعلَى ُكx َ xُ ُد َوهxهُ ْال َح ْمxَك َو ل ُ xهُ ْال ُم ْلxَ ل، ُيك لَه َ الَِإلَهَ ِإ الَّ هَّللا ُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر
ُ لَهُ النِّ ْع َمةُ َولَه،ُ َوالَ نَ ْعبُ ُد ِإالَّ ِإيَّاه،ُ الَِإلَهَ ِإ الَّ هَّللا،ِ الَ َح ْو َل َوالَ قُ َّوةَ ِإ الَّ بِا هَّللا.ٌقَد ْير
َ ْن َولَ ْو َك ِرهُ ْال َكافِرxَ صي َْن لَهُ ال ِّدي
ُون ِ ِ الَِإلَهَ ِإ الَّ هَّللا ُ ُم ْخل،ْالفَضْ ُل َولَهُ الثَّنَا ُء ْال َح َس ُن
“Tiada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) melainkan hanya Allah Yang Mahaesa, tidak
ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak
ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah. Tiada Ilah (yang berhak diibadahi
dengan benar) melainkan hanya Allah. Kami tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Bagi-Nya
nikmat, anugerah dan pujian yang baik. Tiada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar)
melainkan hanya Allah, dengan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya, meskipun orang-orang
kafir tidak menyukainya.”[3]
ك
َ ِ َو ُحس ِْن ِعبَ َدت،ك َ اَللَّهُ َّم َأ ِعنِّي َعلَى ِذ ْك ِر
َ َو ُش ْك ِر،ك
“Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, serta beribadah
dengan baik kepada-Mu. “[4]
ْ ۳۳ ِ ُسب َْحا َن هَّللا
× ۳۳ ×هَّللا ُ اَ ْكبَ ُر۳۳ ِ ×ال َح ْم ُد هَّللا
“Mahasuci Allah.” (33x) “Segala puji bagi Allah.” (33x) “Allah Mahabesar.” (33x)
Kemudian untuk melengkapinya menjadi seratus, membaca:
ك َو لَهُ ْال َح ْم ُد َوهُ َو َعلَى ُكلِّ َش ْيٍئ قَد ْي ٌر
ُ لَهُ ْال ُم ْل، ُيك لَه
َ الَِإلَهَ ِإ الَّ هَّللا ُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر
“Tiada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) melainkan hanya Allah Yang Mahaesa, tiada
sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala puji. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala
sesuatu.”[5]
Kemudian membaca surat al-Ikhlash, al-Falaq dan an-Naas setiap selesai shalat (fardhu).[6]
Membaca ayat Kursi setiap selesai shalat (fardhu).[7]
Tambahan setelah selesai Shalat Magrib dan Shubuh membaca:
ُ ك َولَهُ ْال َح ْم ُد يُحْ يِ ْي َويُ ِمي
ْت َوهُ َو َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء ُ لَهُ ْال ُم ْل،ُْك لَه
َ الَ ِإلَـهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِري
10 .ُ×قَ ِد ْير
“Tiada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) melainkan hanya Allah Yang Mahaesa, tiada
sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan, dan bagi-Nya segala pujian. Dia-lah yang menghidupkan
(orang yang sudah mati atau memberi ruh janin yang akan dilahirkan) dan yang mematikan. Dia-
lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.”[8]
Tambahan setelah selesai Shalat Shubuh membaca:
ًو َع َمالً ُمتَقَبَّال،ًا َ ك ِع ْل ًما نِافِع
ً و ِر ْز،ًا
َ ق طَيِّب َ ُتَقَبَّالًاَللَّهُ َّم ِإنِّ ْي َأ ْسَأل
“Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan
amal yang diterima.”[9]
6. Do’a Talbiyah
ْك اللَّهُ َّم
َ ك لَبَّي
َ َْك ل َ ك َو ْال ُم ْل
َ ك الَ َش ِري َ َ ِإ َّن ْال َح ْم َد َوالنِّ ْع َمةَ ل،ْك
َ ك لَبَّي
َ َْك ل َ لَبَّي
َ الَ َش ِري،ْك
“Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, Aku datang memenuhi panggilan-Mu, Aku
datang memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, Aku datang memenuhi panggilan-Mu,
sesungguhnya segala puji, nikmat dan segenap kekuasaan milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu”
7. Do’a Shalat Jenazah Takbir ketiga
ُ اللهم ا ْغفِرْ لَه وعافِ ِه وا ْع
ف عنه
allahumma ighfir lahu (laha) wa afihi wa'fu 'anhu
َ لَيx ص
راهيمxxيدنا إبxxْت علي س َ اxxد كمxxيدنا محمxxأل س
ِ يدنامحمد وعليxxلِّ علي سx ص
َ أللهم
اركتxxا بxxد كمxxيدنا محمxxد وعلي أل سxxوبار ْك علي سيدنا محم
ِ وعلي أل سيدنا إبراهيم
علي سيدنا إبراهيم وعلي أل سيدنا إبراهيم في العالمين إنك حميد مجيد
Do’a Shalat Jenazah Takbir keempat
ُ ْلهx ف َع ْنهُ وَأ ْك ِر ْم نُ ُز ْولَهُ َو َو ِّس ْع َم ْد َخلَهُ وا ْغ ِسُ اللّهُ َّم ا ْغفِرْ لَهُ وارْ َح ْمهُ َو َعافِ ِه َوا ْع
xُهxس وَأ ْب ِد ْل
xِ َ َدنxوبُ اَأل ْبيَضُ ِم ِن الxxَالخطايا كما يُنَقَي الث َ ج وبَ َر ٍد ونَقِ ِه من ٍ بِما ٍء وثَ ْل
َةxَ ِه فِ ْتنxِ ِه َوقxراً ِمن َز ْو ِجxxا َخ ْيxx ِه َو َز ْو ًجxِار ِه وَأ ْهاًل َخيْراً من أهل ِ دارًا َخ ْيرًا ِم ْن َد
اxxxxا ِه ِدنا وغاِئبِنxxxxا وشxxxxا و َميِتِنxxxxِلحيِن َ ْرxxxxِار اللَهُ ّم ا ْغفxxxxالن
ِ َ َذxxxxر و َعxxxxْ
اب ِ القَب
بيرناو َذ َك ِرناوُأ ْنثانا
ِ غيرناو َك ِ وص َ
انxxهُ علي اِإل يمxَا فَتَوفxxهُ ِمنxَعلي اإلسالم و َم ْن تَ َوفَ ْيت َ أللهم َم ْن َأحْ يَ ْيتَهُ ِمنا فََأحْ يِ ِه
اxxح ال ُد ْنيَا َو َس َعتِها و َمحبُوبِها وَأ ِحباِئه ِ ك َخ َر َج ِم ْن ر ُْو َ ك َواب ُْن َع ْب ُدَ اللهم هَ َذا َع ْب ُد
َ وأن ُمحم ًدا َع ْب ُد
ك ّ أنت َ ّان يَ ْشهَ ُدَأ ْن الإلَهَ إال َ إلي ظُ ْل َم ِة القَب ِْر َو َما هُ َو الَقِيَهُ َك َ فيها
ِهxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxت َأ ْعلَ ُم ِب
َ ك وَأ ْن
xَ ُولxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxَو َر ُس
ك وأنت ِ َغنٌِ ٌي َع ْن َ ِت َخ ْي ٌر َم ْن ُزو ٌل بِ ِه وََأصْ بَ َح فَقِ ْيرًا إلي َرحْ مت َ ك َوَأ ْن
َ ِأللَهُ َم نَ َّز َل ب
ُهxxxxxxxxxxَفَعا ًء لxxxxxxxxxxك ُشxxxxxxxxxxْ
َ اغبِين إلَي ِ اك َرxxxxxxxxxxن
َ ْد ِجْئxxxxxxxxxxَ ِه وقxxxxxxxxxxَِع َذاب
و َنxْ xُا َءهللاُ بِ ُك ْم الَ ِحقx َوِإنَّا ِإ ْن َش،لِ ِمي َْنx ْؤ ِمنِي َْن َو ْال ُم ْسxار ِم َن ْال ُم َ xالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َأ ْهx الس
ِ َ ِّديx ل الx َّ َ
.ََويَرْ َح ُم هللاُ ْال ُم ْستَ ْق ِد ِمي َْن ِمنَّا َو ْال ُم ْستَْأ ِخ ِري َْن َأ ْسَأ ُل هللاَ لَنَا َولَ ُك ُم ْال َعافِيَة
Assalamu’alaikum ahladdiyaari minal mu’miniina wal muslimiina, wa inna insyaa Alloohu
bikum laahiquuna wa yarhamulloohul mustaqdimiina minnaa wal musta’khiriina as
alullooha lanaa walakumul ‘aafiyata.
“Semoga kesejahteraan untukmu, wahai penghuni kubur dari kaum mukminin dan muslimin.
Sesungguhnya kami Insya Alloh akan menyusul, ( semoga Allah Ta’ala memberikan rahmat
kepada orang-orang yang (telah meninggal) terlebih dahulu diantara kami dan orang-orang yang
akan datang)
artinya:”Ya Allah, Rabb Pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini dan shalat (wajib) yang
didirikan, Berilah Al-Wasilah (derajat di Surga, yang tidak akan diberikan selain kepada Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam) dan fadhilah kepada Muhammad. Dan bangkitkan beliau sehingga
bisa menempati maqam terpuji yang telah Engkau janjikan. [Sesungguhnya Engkau tidak
menyalahi janji].”
1. Do’a Sujud
ان َرب َِّي اَْأل ْعلَى َوبِ َح ْمده
َ ُسب َْح
. “Maha Suci Tuhanku, Yang Maha Tinggi (dari segala kekurangan dan hal yang tidak layak).
Dibaca tiga kali”
2. Do’a duduk diantara 2 sujud
ِ َربِّ ا ْغفِرْ ِلي َوارْ ح َمني َواجْ ب ُرنِي َوارْ فَعْني َوارْ ُز ْق
ُ ني واهدني َو َعافِني َوا ْع
ف ِعني
“Ya Allah, ampunilah dosaku, berilah rahmat kepadaku, tunjukkanlah aku (ke jalan yang benar),
cukupkanlah aku, selamatkan aku (tubuh sehat dan keluarga terhindar dari musibah), berilah aku
rezeki (yang halal) dan angkatlah derajatku.”
3. Do’a Tahiyyat Ula
ُهxُ ةُ هَّللا ِ َوبَ َر َكاتxك َأيُّهَا النَّبِ ُّي َو َرحْ َم
َ ات ِهَّلِل ِ ال َّسالَ ُم َعلَ ْيُ َات َالطَّيِّب
ُ صلَ َو xُ
َّ اركات ال ُ التَّ ِحي
ََّات أل ُمب
مح َّمدًا َرسُو ُُلَ َّالحين ِ َأ ْشهَ ُد َأ ْن ال ِإلَهَ ِإاَّل هَّللا ُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن َ السَّال ُم َعلَ ْينَا َو َعلَى ِعبَا ِد هَّللا ِ الص
آل سيدنا ُم َح َّم ٍد ِ صلِّ َعلَى سيدنا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى َ هللا اللَّهُ َّم
4. Do’a Tahiyyat Akhiriyah
ُهxُ ةُ هَّللا ِ َوبَ َر َكاتxك َأيُّهَا النَّبِ ُّي َو َرحْ َم ُ َات َالطَّيِّب
َ ات هَّلِل ِ السَّال ُم َعلَ ْي ُ صلَ َوَّ الxَّات ألمباركات ُ التَّ ِحي
و ُُلx ين ِ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هَّللا ُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َر ُسَ السَّال ُم َعلَ ْينَا َو َعلَى ِعبَا ِد هَّللا ِ الصَّالِ ِح
َرا ِهيمxيدنا إ ْبxْت َعلَى س َ لَّيxصَ آل سيدنا ُم َح َّم ٍد َك َما ِ صلِّ َعلَى سيدنا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى َ هللا اللَّهُ َّم
ت َ ار ْكx
َ xَا بxxيدنا ُم َح َّم ٍد َك َمxxآل س ِ يدنا ُم َح َّم ٍد َو َعلَىxxار ْك َعلَى س ِ َآل َسيدنا ِإب َْرا ِهي َم و ب ِ و َعلَي
ك َح ِمي ٌد َم ِجي ٌدَ َّآل سيدناِإب َْرا ِهي َم في العالمين ِإن ِ َعلَى سيدنا إبراهيم و علي
َدجّالx يح ال ِ x النار ِو ْمن َع َذاِب الِف ْتنَ ِة ال َم ِس ِ ِ بر َو ِم ْن َع َذا
ب ِ َب الق ِ ك ِمن َع َذا َ ِالَلهُ ّم إنّي أعو ُذب
َ ِّت قَ ْلبي َع
لي ِد ْينِك ْ ب القُلُوب ثَب َ ّيَا ُمقَل
5. Do’a Sujud Tilawah dan Sujud Sahwi
منx،اxxيّئات أعمالنxنا ومن سxxرور أنفسxxوذ باهلل من شxx ونع،الحمد هلل نستعينه ونستغفره
ده الxxه إال هللا وحxxهد أن ال إلxx وأش،هxxادي لxxلل فال هxx ومن يض،هxx ّل لxده هللا فال مضxxيه
أن محمدا عبده ورسوله ّ وأشهد،شريك له
“Alhamdulillaahi nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu wa na’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa
wa min sayyiaati a’maalinaa may yahdihillaahu falaa mudhillalahu wa may yudh-lil falaa haa
diyalah, Wa asyhadu allaa ilaaha illaloohu wahdahu laa syariikalah, wa asyhadu anna
muhammadan ‘abduhu wa rosuuluhu”
artinya: “Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala Yang kita memuji-
Nya, kita memohon pertolongan dan pengampunan dari-Nya, yang kita memohon dari kejelekan
jiwa-jiwa kami dan keburukan amal-amal kami. Saya bersaksi bahwasanya tiada Ilah yang Haq
untuk disembah melainkan Ia Subhanahu wa Ta’ala dan tiada sekutu bagi-Nya serta Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa Salam adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala”
Artinya : “Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada tiada
Tuhan melainkan Engkau, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.” (HR.
Tirmidzi, Shahih).
“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan tidak ada yang menyekutukanNya. Aku
bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku
orang yang ahli bertobat, jadikanlah aku orang yang suci, dan jadikanlah aku dari golongan
orang-orang yang saleh.”
اَللّهُ َّم اجْ َع ْلنِ ْي.ُ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن ُم َح َّمدًا َعب ُدهُ َو َرس ُْولُه،ُك لَه َ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي
َّهَ ِإالxxهَ ُد َأ ْن الَ ِإلxx َأ ْش،ك َ َب َْحانxx ُس. َواجْ َع ْلنِ ْي ِم َن ْال ُمتَطَه ِِّري َْن،ِم َن التَّ َّوابِي َْن
َ ِدxxك اَللّهُ َّم َوبِ َح ْم
.ْك َ ُك َوأتُ ْوبُ ِإلَي َ َأ ْستَ ْغفِر،ت َ َأ ْن
"Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah Yang Maha Esa dan tiada
sekutu bagiNya. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya. Ya Allah
jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang
yang menyucikan diri. Mahasuci Engkau ya Allah, aku memujiMu. Aku bersaksi bahwa tiada
tuhan yang berhak disembah selain Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepadaMu."
Doa Masuk
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari syetan laki-laki dan syetan
perempuan.
Atau:
ِ ث َوا ْل َخبَاِئ
ث ُ س ِم هَّللا ِ اللَّ ُه َّم إنِّي َأع
ِ ُُوذ بِك ِمنْ ا ْل ُخب ْ ِب
Bismillaahi Allaahumma Innii A'udzu Bika Minal Khubutsi wal Khabaaitsi
Artinya: Dengan menyebut nama Allah. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari
syetan laki-laki dan syetan perempuan.
Doa Keluar
ب َعنِّى ْاالَ ٰذى َو َعافَانِ ْي َواَ ْبقَى َمايَ ْنفَ ُعنِ ْى
َ َك اَ ْل َح ْم ُد هللِ الَّ ِذ ْىا َ ْذه
َ َُغ ْف َران
ghufranaka alhamdulillahi ladzi adzhaba ‘anniil adzaa wa ‘aafaanii wa abqaa maa yan fa’unii.
Artinya :
Dengan mengharap ampunan-Mu, segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kotoran dari
badanku, yang telah menyelamatkan aku dan yang telah mensisakan yang bermanfaat bagiku.
Artinya:
“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah
keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan
adalah penjagaan-Mu. Wahai Tuhanku, apabila rizkiku berada di atas langit, maka turunkanlah;
apabila berada di bumi maka keluarkanlah; apabila sukar maka mudahkanlah, apabila haram
maka sucikanlah, apabila jauh maka dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu
(wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu
yang shaleh…“
11. Do’a setelah shalat tahajud
Do’a Kamilin
Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Ya Allah, jadikanlah kami
orang-orang yang sempurna imannya, yang melaksanakan kewajiban- kewajiban terhadap-Mu,
yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang
mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan,
yang zuhud di dunia, yang menyenangi akherat , yang ridha dengan ketentuan, yang ber¬syukur
atas nikmat yang diberikan, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji
junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, sampai kepada telaga (yakni telaga Nabi
Muhammad) yang masuk ke dalam surga, yang duduk di atas dipan kemuliaan, yang menikah
de¬ngan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang
minum susu dan madu yang murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang
yang Engkau beri nikmat dari para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka
itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah
Maha Mengetahui.
Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini tergolong orang-orang
yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-
orang yang celaka dan ditolak amalnya, Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas penghulu
kita Muhammad, keluarga beliau dan shahabat beliau semuanya, berkat rahmat-Mu, oh Tuhan,
Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.
MATERI HAFALAN AL QUR’AN
KELAS X SEMESTER GASAL
Mampu menghafal dengan benar dan fasih :
1. QS. Fatihah 9. QS. Al Maun
2. QS. An Nas 10. QS. Al Quraisy
3. QS. Al Falaq 11. QS. Al Fiel
4. QS. Al Ikhlas 12. QS. Al Huzamah
5. QS. Al Lahab 13. QS. Al Ashr
6. QS. An Nashr 14. QS. At Takatsur
7. QS. Al Kafirun 15. QS. Al Qari’ah
8. QS. Al Kautsar