Anda di halaman 1dari 8

BAB II BIRRUL WALIDAIN (Berbakti kepada Kedua Orang Tua)

Keutamaan Birrul Walidain


1. Berbakti kepada ibu-bapak termasuk perbuatan yang diutamakan Abdullah bin Masud ra. bertanya pada Rasulullah saw. Tentang Amal perbuatan apa yang paling utama. Nabi menjawab: Berbakti pada kedua ayah bunda. Kemudian Abdullah bin Masud ra. bertanya kembali, kemudian apalagi? Jawabnya: Jihad (berjuang dalam jalan Allah) (HR. Bukhari, Muslim) 2. Berbakti kepada ibu-bapak, penebus dosa besar Ibnu Umar berkata: Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi Muhammad Saw dan berkata: Saya telah melakukan suatu dosa besar, apakah mungkin dosa itu diampuni? Rasul bertanya:Apakah kedua ibu-bapakmu masih hidup? Lelaki itu dengan sedih menjawab:Keduanya telah meninggal dunia. Rasulullah bertanya lagi: Apakah kau punya saudara ibu? Ya, punya, jawab lelaki itu. Maka kembali Rasul bersabda: Baktikanlah dirimu kepadanya. (HR. At Turmudzi, Ibnu Hibban dan Al-Hakim) 3. Dipanjangkan usianya dan dilimpahkan rezekinya

Siapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dilimpahkan rejekinya, hendaklah ia berbakti kepada kedua ibu-bapaknya dan memelihara silaturahmi. (HR.
Ahmad) 4. Keridhaan Allah dalam keridhaan ibu-bapak

Siapa yang membuat kedua ibu-bapaknya senang dan ridha, maka ia telah membuat Allah senang dan ridha padanya. Dan barangsiapa membuat marah orang tuanya, maka berarti ia telah membuat murka Allah. (HR. Ibnu Najjar) 5. Doa seorang hamba mustajab karena baktinya kepada ibu-bapak

- 10 -

Bentuk-bentuk Birrul Walidain


1. Memandang orangtua dengan pandangan cinta, penuh kasih dan gembira

Seorang anak yang memandang kepada orangtuanya dengan pandangan cinta, akan dicatat Allah seperti amalan orang yang naik Haji Mabrur
(HR Ar-Rafii dan Al-Baihaqi) 2. Bersikap lemah lembut

Dan ucapkanlah kepada ibu bapakmu perkataan yang mulia dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan doakanlah: Wahai Robb-ku, kasihanilah keduanya seperti keduanya telah mendidik aku di waktu kecil. (QS. Al-Isra; 17:23-24)
Imam Al-Bukhari menjelaskan tentang firman Allah diatas. Katanya: Tunduklah kepada ibu-bapakmu seperti seorang hamba kepada majikannya yang keras dan ganas.

Janganlah kau berjalan di depannya, jangan duduk sebelum dia duduk, jangan kau panggil dengan namanya, dan jangan kau memancing amarahnya.
(HR. At-Thabarni) 3. Minta izin sebelum masuk ke kamarnya

Dan apabila anak-anakmu sudah mencapai usia baligh, maka haruslah mereka meminta izin padamu (untuk masuk), seperti halnya orang-orang sebelum mereka. (QS. An Nur 24:59)
4. Berdiri menyambut ibu-bapak

Siti Fatimah binti Rasul apabila ia datang mengunjungi Rasulullah saw beliau bangkit menyongsongnya, mencium dan mempersilahkan sang puteri duduk di tempat duduk beliau. Begitu juga jika Nabi Saw datang mengunjungi buah hatinya, Fatimah bangun menyongsong beliau, mencium dan mempersilahkan duduk di tempat duduknya. (HR. Abu Daud dan At-Turmudhi)
Ini adalah bentuk pengagungan, perendahan diri dan kepatuhan kepada keduanya atau penampilan kasih sayang kepada keduanya. 5. Mendoakan ibu-bapak (17:23-24) Betapa baiknya kalau engkau mendoakan kedua orangtua setiap selesai membaca shahadat dalam shalat.

Hendaklah kamu bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orangtuamu, hanya kepada-Kulah semuanya akan kembali. (QS. Luqman 31:14)
- 11 -

Sungguh seorang hamba ditinggal pergi oleh salah seorang atau oleh kedua ibu-bapaknya, sedang dia dalam keadaan durhaka. Namun sang anak senantiasa berdoa dan memo-honkan ampun bagi keduanya, sehingga Allah menetapkannya sebagai anak yang berbakti kepada orangtuanya. (HR. Al-Baihaqi)
6. Berziarah ke kubur ibu-bapak

Barangsiapa yang berziarah ke kubur orangtuanya atau salah seorang dari keduanya pada tiap hari Jumat, maka dosanya akan diampuni Allah dan ia dinyatakan sebagai seorang anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya. (HR. At-Thabrani)
7. Membina hubungan baik dengan kawan ibu-bapak Rasulullah Saw. bersabda, Siapa yang ingin berhubungan dengan ayahnya yang

telah wafat, hendaklah dia menghubu-ngi kenalan dan saudara-saudara ayahnya, sesudah ayahnya meninggal. (HR. Abdur Razzaq)

Rasulullah bersabda: Sesungguhnya bakti anak yang paling utama adalah

hubungan baik si anak dengan keluarga kawan baik ayahnya. (HR. Muslim)

8. Melunasi hutang keduanya sesudah keduanya meninggal dunia 9. Menepati nazarnya

Seorang dari Bani Salamah bertanya Ya Rasulullah, apakah sesudah ibu bapakku meninggal dunia, masih ada sisa bakti yang dapat aku persembahkan kepada keduanya ? Rasulullah Saw. mengangguk dan bersabda: Ya dengan jalan mengirimkan doa untuk keduanya, memohonkan ampun, menepati janji dan nadzar yang pernah diikrarkan ibu-bapakmu, memelihara hubungan silaturahmi dan memuliakan sahabat keduanya. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)
10.Tidak menyebabkan orang memaki-maki kepada keduanya

Bahwasanya Nabi saw. bersabda: Daripada dosa-dosa besar ialah seseorang yang memaki kedua ayah-bundanya. Sahabat bertanya: Ya Rasulullah adakah seorang yang memaki ayah-bundanya? Jawab Nabi: Ya. Dia memaki ayah orang lain, maka dibalas memaki pada ayahnya atau dia memaki ibu orang lain, lalu dibalas memaki pada ibunya (HR. Bukhari, Muslim)

- 12 -

Uququl Walidain (Durhaka Kepada Kedua Orang Tua)


1. Durhaka kepada ibu-bapak termasuk dosa besar

Salah satu dosa kabir yang terbesar disisi Allah pada hari Kiamat ialah : menyekutukan Allah, membunuh seorang Mukmin secara tidak menurut syariat, melarikan diri dari medan jihad fi sabilillah pada waktu penyerbuan, mendur-hakai keduaorangtua, menuduh wanita suci melakukan perbuatan keji, belajar ilmu sihir, makan uang riba dan makan harta anak-anak yatim.
(HR. Ibnu Hibban) 2. Bentuk-bentuk uququl Walidain o Tidak patuh o Mengabaikan o Menyakiti o Mengucapkan kata-kata yang tidak menyenangkan o Meremehkan o Memandang dengan pandangan hina o Membuat sedih

Tangis kedua orangtua karena anaknya termasuk kedurhakaan. (HR. AlBukhari) o Membelalakkan mata kepada keduanya

Seorang anak yang membelalakkan matanya kepada kedua orangtua termasuk anak yang tidak berbakti. (HR. Al Baihaqi dan Ibnu
Mardawih) o Menghindari dari keduanya

Ada segolongan hamba yang tidak diajak bicara oleh Allah di hari Kiamat, tidak dilihat, tidak dibersihkan dan tidak pula disucikan. Para sahabat bertanya, Siapakah mereka, ya Rasulullah? Dijawab oleh Nabi, Yaitu orang yang menjauh-kan diri dari ibu-bapaknya dan orang yang mendapat limpahan kebajikan dari suatu kaum lalu ia memungkiri kebajikan mereka malah ia menjauhkan diri dari mereka. (HR. Ahmad)
o Tidak senang kepada ibu-bapak

Tiga jenis manusia yang dikutuk Allah Swt adalah, laku-laku yang tidak senang kepada kedua ibu-bapaknya, laki-laki yang berusaha memecah belah kehidupan suami istri kemudian wanita itu ia kawini dan laki-laki yang suka membumbui kata-kata antara kaum Mukminin agar mereka saling benci membenci. (HR. Ad Dailami)

- 13 -

o Memukul

Tujuh golongan orang yang tidak akan dilihat oleh Allah Swt di hari kiamat, tidak dibersihkan dan tidak dicampur dengan penghuni alam lainnya, mereka dimasukkan ke dalam api yang pertama, kecuali mereka bertaubat, maka Allah berke-nan mengampuni mereka, orang yang kawin dengan tangan-nya (onani) yang berbuat dan yang diperbuat, pecandu minuman keras, orang yang memukul ibu-bapaknya hingga keduanya minta tolong dan orang yang berzina dengan istri tetangganya (HR. AlBaihaqi) o Mendurhakai sahabat ibu-bapaknya

Peliharalah kekasih ayahmu, jangan kau putuskan, jangan sampai Allah memadamkan cahayamu. (HR. Al-Bukhari)
3. Amal perbuatan anak durhaka tidak akan diterima

Tiga kelompok orang yang tidak diterima amal perbuatan-nya, ialah: orang yang menyekutukan Allah, anak yang mendurhakai kedua orangtua dan mujahid yang melarikan diri dari medan perang. (HR. At-Thabarani)
4. Haram durhaka kepada kedua orangtua meskipun zalim kepadanya

Seorang Muslim yang mempunyai kedua orangtua yang Muslim, kemudian ia senantiasa berlaku ihsan terhadap keduanya, maka Allah berkenan membukakan dua pintu sorga untuknya. Kalau ia memiliki seorang saja, maka ia akan mendapatkan satu pintu saja, kalau ia menggusarkan kedua orangtuanya, maka Allah tidak akan ridho padanya. Ada seseorang yang bertanya, Meskipun keduanya menzaliminya?. Nabi menjawab, Ya, meskipun keduanya menzaliminya. (HR. Al-Bukhari)

- 14 -

Ahklak Kepada Orang Tua


Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah :Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil. (QS. Al Isra :23-24).
Dari ayat diatas terlihat jelas bagaimana penting dan besarnya arti diri orang tua di sisi Allah Subhanahu Wa Ta ala. Jika beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta ala wajib maka berbakti kepada kedua orang tua juga wajib. Sebaliknya, kalau ingkar kepada-Nya adalah dosa besar, begitu pula durhaka kepada orang tua. Dan berbuat baik kepada orang tua bukan hanya semasa hidupnya akan tetapi sampai matipun si anak tetap wajib berbakti kepada mereka. Sekiranya suatu saat usia mereka sudah diambang senja, janganlah kita menghardik, mencaci, memukul, serta perbuatan-perbuatan keji lainnya, mengucapkan kata ah saja terlarang sebagaiman dalam ayat diatas apalagi perbuatan-perbuatan yang lebih daripada itu. Dan yang patut dilakukan adalah berbicara kepada mereka dengan lemah lembut, sikap rendah diri, suara tidak melebihi suara mereka, dam itu semua adalah ahlak utama seorang anak.

Bahwa seorang laki-laki yang berasal dari Yaman hijrah ke Rasulullas Salallahu Alaihi Wa Salam. Ia berkata : Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku sekarang sudah hijrah! Beliau bertanya Sudahkah mereka memberimu izin ? jawabnya : Belum sabda Beliau, Pulanglah dan minta ijinlah kamu kepada mereka. Kalau sekiranya mereka memberimu izin, silahkan berjuang. Tetapi kalau tidak, berbuat baiklah kamu kepada mereka. (HR Abu Dawud).
Disini agama Islam meletakkan keagungan orang tua dihadapan anakanaknya dalam rangka berbakti dan berjuang di jalan Allah. Bukan semata-mata jihad kemudian orang tua ditinggalkan begitu saja tanpa dimintai izin sama sekali. Bahakan berangkat ke medan peperangan dinomorduakan jika memang belum memenuhi kebaktiannya kepada orang tua.

Rugilah, rugi sekali, rugi sekali, seseorang yang mendapati salah seorang dari kedua orang tuanya atau kedua-duanya sewaktu mereka sudah diambang senja, dan tidak memasukkan ia kedalam surga (HR Muslim).
- 15 -

Sungguh sayang bahwa orang tua masih ada, apalagi sudah tua yang seharusnya dapat memasukkan dia kedalam surga, tetapi ternyata tidak dapat memasukkan dia ke dalam surga dikarenakan durhaka kepada mereka dan tidak berbakti kepada mereka. Betapa banyak manusia-manusia yang sampai begitu tega tidak menghormati orang tuanya bahkan memperlakukan mereka dengan perlakuan yang kasar dan menganggap mereka bagaikan pembantu rumah tangga yang siap melayani tuannya. Sungguh ironis sekali orang tua yang telah mendidik dan mengasuh anaknya dengan sekuat tenaga, ternyata sesudah besar begitu saja balas budinya. Memperlakukan orang tua dengan baik termasuk amalan besar dan yang paling dicintai oleh Allah. Dari Abdullah bin Masud :

Aku pernah bertanya kepada nabi Salallahu Alaihi Wa Salam: Amal yang manakah yang paling dicintai oleh Allah ? Jawab beliau :Shalat pada waktunya. Aku bertanya lagi:Kemudian amal apa ? Jawab beliau :Berbuat baik pada orang tua. Aku bertanya kagi:Sesudah itu amal apa? Jawab beliau :Jihad di jalan Alla (HR Bukhari Muslim).
Dalam hal berbuat kebaikan kepada orang tua, memang sepantasnya ibu lebih banyak dicurahkan. Ini mengingat kerja payahnya semenjak ia mengandung sampai melahirkan ditambah lagi memenuhi semua keperluannya tidak pernah merasa bosan dan lelah. Dari Abu Hurairah :

Telah datang seorang laki-laki menghadap Rasulullah Salallahu Alaihi Wa Salam lalu bertanya :Wahai Rasulullah siapakah yang paling berhak aku pergauli dengan cara bagus ? Jawab beliau :Ibumu!. Kemudian ia bertanya lagi Sesudah itu siapa? Jawab beliau :Ibumu!. ia bertanya lagi:Sesudah itu siapa ? Jawab beliau :Ibumu!. Ia bertanya lagi :Sesudah itu siapa? Jawab beliau :Bapakmu! (HR Bukhari Muslim)
Dan termasuk dosa besar bila seorang anak berbuat durhaka kepada orang tuanya. Rasulullah Salallahu Alaihi Wa Salam bersabda :

Termasuk dosa besar ialah seorang yang mencaci maki orang tuanya. Seseorang lalu bertanya:Mungkinkah ada seseorang mencaci maki orang tuanya? Jawab beliau :Ada! Dia mencaci maki bapak seseorang lalu orang itu membalas memaki bapaknya. Dia mencaci maki ibu seseorang lalu orang itu membalas memaki ibunya (HR Bukhari Muslim).
Namun bagaiman bila orang tua kita bermaksiat dan musyrik kepada Allah, apakah kita tetap harus berbuat baik terhadap mereka? Islam memang menganjurkan untuk berbuat baik kepada orang tua secara umum, tetapi perlu - 16 -

diingat jika orang tua memaksakan kehendaknya untuk bermaksiat kepada Allah, maka hendaknya ditolak dengan lemah lembut dan penuh kesopanan.

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kamu kembali, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS
Luqman : 15).

Mendengar dan mentaati itu wajib bagi seorang muslim, menyangkut apa yang ia cintai maupun apa yang ia benci, selagi tidak disuruh untuk urusan maksiat. Kalau diperintah untuk maksiat maka tidak boleh mendengar dan tidak ada ketaatan (HR Bukhari Muslim).

- 17 -

Anda mungkin juga menyukai