Orang Tua
Seorang Muslim tentu mengetahui hak kedua orang tua atas
dirinya dan kewajiban berbakti, menaati dan berbuat baik
terhadap keduanya. Bukan hanya karena mereka berdua
menjadi sebab keberadaannya, atau karena mereka telah
berbuat baik terhadapnya dan memenuhi kebutuhannya, atau
karena mereka adalah manusia paling berjasa dan utama bagi
dirinya, akan tetapi lebih dari itu karena Allah Ta’ala telah
menetapkan kewajiban atas anak untuk berbakti dan berbuat
baik kepada kedua orang tuanya
Firman Allah Ta’ala yang artinya, “Dan Rabbmu
telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-
baiknya.” (QS. Al-Isra’: 23)
• Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib adalah
seorang yang terkenal sangat berbakti kepada
ibunya, sampai-sampai ada orang yang berkata
kepadanya, “Engkau adalah orang yang paling
berbakti kepada ibumu, akan tetapi kami tidak
pernah melihatmu makan bersama ibumu.”
Beliau menjawab, “Aku takut kalau-kalau
tanganku mengambil makanan yang sudah dilirik
oleh ibuku. Sehingga aku berarti
mendurhakainya.” (Diambil dari kitab Uyunul
Akhyar karya Ibnu Qutaibah)
Abu Hurairah menempati sebuah rumah, sedangkan ibunya
menempati rumah yang lain. Apabila Abu Hurairah ingin keluar rumah,
maka beliau berdiri terlebih dahulu di depan pintu rumah ibunya
seraya mengatakan, “Keselamatan untukmu, wahai ibuku, dan rahmat
Allah serta barakahnya.” Ibunya menjawab, “Dan untukmu
keselamatan wahai anakku, dan rahmat Allah serta barakahnya.” Abu
Hurairah kemudian berkata, “Semoga Allah menyayangimu karena
engkau telah mendidikku semasa aku kecil.” Ibunya pun menjawab,
“Dan semoga Allah merahmatimu karena engkau telah berbakti
kepadaku saat aku berusia lanjut.” Demikian pula yang dilakukan oleh
Abu Hurairah ketika hendak memasuki rumah.”
Kisah Uwais al-Qorni
Hal ini juga termasuk bentuk bakti kepada kedua orang tua,
terutama jika hal tersebut merupakan hasil jerih payah sendiri.
Lebih-lebih jika kondisi keduanya sudah renta. Sudah
seyogyanya, mereka disediakan makanan dan minuman yang
terbaik dan lebih mendahulukan mereka berdua dari pada
dirinya, anaknya dan istrinya.
5. Meminta izin kepada mereka sebelum berjihad dan
pergi untuk urusan lainnya
Izin kepada orang tua diperlukan untuk
jihad yang belum ditentukan
(kewajibannya untuk dirinya-pent).
Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya,
“Wahai Rasulullah apakah aku boleh ikut
berjihad?” Beliau balik bertanya, ‘Apakah
kamu masih mempunyai kedua orang tua?’
Laki-laki tersebut menjawab, ‘Masih’.
Beliau bersabda, ‘Berjihadlah (dengan cara
berbakti) kepada keduanya’.” (HR. al-
Bukhari dan Muslim), dan masih banyak
hadits yang semakna dengan hadits
tersebut.
6. Memberikan harta kepada orang tua sebesar yang
mereka inginkan.
1. Mendoakannya
4. Membayarkan hutang-hutangnya