1. Birrul Walidain
a) Pengertian Birrul Walidain
Al Birr yaitu kebaikan, berdasarkan sabda Rasulullah SAW :
ِ ا ْل َوالِدَ ْي
“Al Birr adalah baiknya akhlaq“ (HR. Muslim). Birrul Walidain (ن
2
menempati posisi yang sangat mulia, dan sebaliknya durhaka
kepada keduanya menempati posisi yang sangat hina. Karena
mengingat jasa ibu bapak yang sangat besar sekali dalam proses
reproduksi dan regenerasi umat manusia.
Secara khusus Allah juga mengingatkan betapa besar jasa dan
perjuangan seorang ibu dalam mengandung, menyusui, merawat
dan mendidik anaknya. Kemudian bapak, sekalipun tidak ikut
mengandung tapi dia berperan besar dalam mencari nafkah,
membimbing, melindungi, membesarkan dan mendidik anaknya,
sehingga mampu berdiri bahkan sampai waktu yang sangat tidak
terbatas.
Berdasarkan semuanya itu, tentu sangat wajar dan logis saja, kalau
si anak dituntut untuk berbuat kebaikan kepada orang tuanya dan
dilarang untuk mendurhakainya.3
“Tiga doa yang tidak tertolak yaitu doa orang tua, doa orang yang
berpuasa dan doa seorang musafir.” (HR. Al Baihaqi)5
3) ب نُ ُز ْو ِل ال َّر ْح َم ِة
ُ َ سب
َ (sebab turunnya rahmat)
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Barangsiapa
yang ingin rizkinya diperluas, dan agar usianya diperpanjang
(dipenuhi berkah), hendaknya ia menjaga tali silaturahim.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
5
mendapatkan ayahnya sebagai hamba, lalu dia merdekakan.”
(HR. Muslim)
7
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepada
seorang laki-laki ketika ia berkata: “Ayahku ingin mengambil
hartaku.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kamu dan
hartamu milik ayahmu.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu
Majah). Oleh sebab itu, hendaknya seseorang jangan bersikap
bakhil (kikir) terhadap orang yang menyebabkan keberadaan
dirinya, memeliharanya ketika kecil dan lemah, serta telah berbuat
baik kepadanya.
10) Meminta Izin Kepada Mereka Sebelum Berjihad dan Pergi Untuk
Urusan Lainnya Izin kepada orang tua diperlukan untuk jihad yang
belum ditentukan. Seorang laki-laki datang menghadap Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya: “Ya, Raslullah, apakah
aku boleh ikut berjihad?” Beliau balik bertanya: “Apakah kamu
masih mempunyai kedua orang tua?” Laki-laki itu menjawab:
“Masih.” Beliau bersabda: “Berjihadlah (dengan cara berbakti)
kepada keduanya.” (HR. Bukhari no. 3004, 5972, dan Muslim no.
2549, dari Ibnu ‘Amr radhiyallahu ‘anhu)
11) Tidak Mencela Orang Tua atau Tidak Menyebabkan Mereka
Dicela Orang Lain
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Termasuk dosa besar adalah seseorang mencela orang tuanya.”
Para Sahabat bertanya: “Ya, Rasulullah, apa ada orang yang
mencela orang tuanya?” Beliau menjawab: “Ada. Ia mencela ayah
orang lain kemudian orang itu membalas mencela orang tuanya.
Ia mencela ibu orang lain lalu orang itu membalas mencela
ibunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).8
9
keutamaan dan kebaikan, semacam indikasi kedunguan hati dan
bentuk kebodohan perilaku serta gejala kekerdilan jiwa. Hal ini
mengingat betapa istimewanya kedudukan kedua orang tua dalam
ajaran Islam dan juga mengingat betapa besarnya jasa kedua
orang tua terhadap anaknya, jasa itu tidak bisa diganti dengan
apapun.
Adapun bentuk pendurhakaan terhadap orang tua bermacam-
macam dan bertingkat-tingkat, mulai dari mendurhaka di dalam
hati, mengomel, mengatakan “ah” ( uffin, berkata kasar,
menghardik, tidak menghiraukan panggilannya, tidak pamit, tidak
patuh dan bermacam-macam tindakan lain yang mengecewakan
atau bahkan menyakitkan hati orang tua.) di dalam QS. A-Israa: 23
di ungkapkan oleh Allah dua contoh pendurhakaan kepada orang
tua yaitu, mengucapkan kata “uffin” dan menghardik (lebih-lebih
lagi bila kedua orang tua sudah berusia lanjut).10
10
Dan juga riwayat lain dari sahabat Abdullah bin Al ‘Ash
Radiallahu anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau
bersabda: “Dosa-dosa besar (diantaranya adalah): berbuat
syirik kepada Allah, durhaka kepada orangtua, membunuh jiwa
dan sumpah palsu.” [Al Bukhari 6675].
A. KESIMPULAN
Birrul Walidain (ِب ِّر )ا ْل َوالِدَ ْي ِنmerupakan kebaikan-kebaikan yang
dipersembahkan oleh seorang anak kepada kedua orang tuanya,
kebaikan tersebut mencakup dzahiran wa batinan dan hal tersebut
11
didorong oleh nilai-nilai fitrah manusia meskipun mereka tidak
beriman.
Perintah Birrul Walidain salah satunya terdapat pada QS. Luqman
ayat 14 yang berbunyi: “Dan Kami perintahkan kepada manusia
(berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah,
dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada dua orang ibu bapakmu, dan hanya kepada-Ku lah
kembalimu.”
Allah dan Rasul-Nya menempatkan kedudukan Birrul Walidain
pada posisi yang sangat istimewa, sehingga berbuat baik pada
keduanya juga menempati posisi yang sangat mulia.
Ada banyak keutamaan dari Birrul Walidain, diantaranya adalah
merupakan amal yang paling dicintai disisi Allah SWT setelah solat.
Al- ‘uquuq (durhaka) adalah lawan kata dari al- birr (berbuat baik).
‘Uquuqul walidain merupakan satu dosa besar diantara daftar dosa
– dosa besar yang lain. Uququl Walidain dapat mengakibatkan
turunnya adzab bagi pelakunya di dunia, dan merupakan sebab
tertolaknya amalan dan salah satu sebab masuk neraka.
Larangan berbuat ‘Uquuqul walidain salah satunya berbunyi:
Sahabat Abdullah bin Al ‘Ash Radiallahu anhu dari Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam, Beliau bersabda: “Dosa-dosa besar (diantaranya
adalah): berbuat syirik kepada Allah, durhaka kepada orangtua,
membunuh jiwa dan sumpah palsu.” [Al Bukhari 6675].