Pendahuluan
a. Latar Belakang
Islam mengajarkan kita untuk berbakti terhadap orang tua, karena dengan perantara
orang tualah kita dapat merasakan hidup yang sekarang ini. Selain itu mengingat betapa
mulianya, betapa kerasnya dan betapa banyaknya. Jasanya untuk memelihara dan mendidik
kita dengan semua kasih sayang yang mereka miliki, bahkan marah merekapun merupakan
suatu bentuk sayang yang termat terhadap kita. sehingga dapat tumbuh besarlah kita seperti
sekarang ini. Semua karena kasih sayang yang meraka limpahkan untuk kita.
b. RUMUSAN MASALAH
2. Apa yang Menjadi Alasan Seorang Anak Harus Berbakti Kepada Orang Tua?
Birrul Walidain َدي ِْن999ِ ِّر ْال َوال999ِب merupakan kebaikan-kebaikan yang dipersembahkan oleh
seorang anak kepada kedua orang tuanya, kebaikan tersebut mencakup dzahiran wa
batinan dan hal tersebut didorong oleh nilai-nilai fitrah manusia meskipun mereka tidak
beriman. Manakala wajibatul walid (kewajipan orang tua) adalah untuk mempersiapkan
anak-anaknya agar dapat berbakti kepadanya seperti sabda Nabi SAW., “Allah merahmati
orang tua yang menolong anaknya untuk boleh berbakti kepadanya”.
Berkata Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah – mudah-mudahan Allah merahmatinya -: Berkata Abu Bakr
di dalam kitab Zaadul Musaafir “Barangsiapa yang menyebabkan kedua orang tuanya marah dan
menangis, maka dia harus mengembalikan keduanya agar dia bisa tertawa (senang) kembali“.
Para Ulama’ Islam sepakat bahwa hukum berbuat baik (berbakti) pada kedua orang
tua hukumnya adalah wajib selain terhadap perkara yang haram.
س ٰـ ۬نًا
َ ٱعبُدُو ْا ٱهَّلل َ َواَل ت ُۡش ِر ُكو ْا بِ ِهۦ ش َۡي ۬ـًٔ ۖا َوبِ ۡٱل َوٲلِد َۡي ِن إِ ۡح
ۡ َو
1
Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an Jil 6 hlm, 238
“Dan hendaklah kamu beribadat kepada Allah dan janganlah kamu sekutukan Dia dengan
sesuatu apa jua dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua ibu bapa“. (QS. An Nisa’ :
36).
س ٰـنً ۚا إِ َّما َي ۡبلُ َغنَّ ِعن َد َك ۡٱلڪِبَ َر أَ َح ُد ُه َمآ أَ ۡو ِكاَل ُه َما فَاَل تَقُــل لَّ ُه َمــآ أُ ۬فٍّ َواَل ت َۡنہَ ۡر ُه َمــا
َ ض ٰى َر ُّب َك أَاَّل ت َۡعبُد ُٓو ْا إِآَّل إِيَّاهُ َوبِ ۡٱل َوٲلِد َۡي ِن إِ ۡح
َ ََوق
َ ًَوقُل لَّ ُه َما قَ ۡو ۬ال
ڪ ِري ۬ ًما
“Dan Tuhanmu telah perintahkan, supaya engkau tidak menyembah melainkan kepadaNya
semata-mata dan hendaklah engkau berbuat baik kepada ibu bapa. Jika salah seorang dari
keduanya atau kedua-duanya sekali, sampai kepada umur tua dalam jagaan dan
peliharaanmu, makajanganlah engkau berkata kepada mereka (sebarang perkataan
kasar) sekalipun perkataan “Ha” dan janganlah engkau menengking menyergah mereka,
tetapi katakanlah kepada mereka perkataan yang mulia (yang bersopan santun).“. (QS. Al
Isra’: 23).
ٱشڪ ُۡر لِى َول َِوٲلِ َد ۡي َك إِلَ َّى ۡٱل َمصِ ي ُر
ۡ ص ٰـلُ ُه ۥ فِى َعا َم ۡي ِن أَ ِن َ ِ ص ۡي َنا ٱإۡل
َ ِنس ٰـنَ ِب َوٲلِ َد ۡي ِه َح َملَ ۡت ُه أ ُ ُّم ُه ۥ َو ۡه ًنا َعلَ ٰى َو ۡه ۬ ٍن َوف َّ َو َو
“Dan Kami wajibkan manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapanya; ibunya telah
mengandungnya dengan menanggung kelemahan demi kelemahan (dari awal mengandung
hingga akhir menyusunya) dan tempoh menceraikan susunya ialah dalam masa dua tahun;
(dengan yang demikian) bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua ibubapamu; dan
(ingatlah), kepada Akulah jua tempat kembali (untuk menerima balasan).” (QS. Luqman :
14).
Berkata Ibnu Abbas mudah-mudahan Allah meridhoinya, “Tiga ayat dalam Al Qur’an yang
saling berkaitan dimana tidak diterima salah satu tanpa yang lainnya, kemudian Allah
menyebutkan diantaranya firman Allah SWT.: “bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua
ibubapamu“, Berkata beliau. “Maka, barangsiapa yang bersyukur kepada Allah akan tetapi
dia tidak bersyukur pada kedua ibubapanya, tidak akan diterima (rasa syukurnya) dengan
sebab itu.”2
Berkaitan dengan ini, Rasulullah SAW. bersabda: “Keridhaan Rabb (Allah) ada pada
keridhaan orang tua dan kemurkaan Rabb (Allah) ada pada kemurkaan orang tua” (HR.
Tirmidzi).3
Al Mughirah bin Syu’bah – mudah-mudahan Allah meridhainya – meriwayatkan daripada i
Nabi SAW. beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kalian mendurhakai
para Ibu, mengubur hidup-hidup anak perempuan, dan tidak mahu memberi tetapi meminta-
2
Ghadzaul Al Baab 1/382
3
Al Kabaair milik Imam Adz Dzahabi hlm 40
minta (bakhil) dan Allah membenci atas kalian (mengatakan) katanya si fulan begini si fulan
berkata begitu (tanpa diteliti terlebih dahulu), banyak bertanya (yang tidak bermanfaat), dan
membuang-buang harta“. (HR Muslim)
َّ أَ َح ُّب ْاألَ ْع َما ِل إِلَى هللاِ بَ ْع َد ال (amal yang paling dicintai disisi Allah SWT selepas Solat)
1. صالَ ِة
Sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abdir Rahman Abdillah Ibni Mas’ud ra
“Aku pernah bertanya kepada Nabi SAW amal apa yang paling di cintai disisi Allah ?”
Rasulullah bersabda “Solat tepat pada waktunya”. Kemudian aku tanya lagi “Apa lagi selain
itu ?” bersabda Rasulullah “Berbakti kepada kedua orang tua” Aku tanya lagi “ Apa lagi ?”.
Jawab Rasulullah “Jihad dijalan Allah”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Ini tidak beerti jika melakukan Solat tepat pada waktu dan jihad fisabilillah menafikan
kewajipan birrul walidain kerana Rasulullah SAW. pernah menolak permohonan salah
seorang sahabat untuk jihad fisabilillah kerana masalah hubungan dengan kedua ibu bapanya.
Lantas Rasulullah SAW. memerintahkan beliau segera pulang menyelesaikan permasalahan
tersebut dahulu.
Suatu malam di dalam mimpi, ibunya melihat Nabi Allah, al-Khalil, Ibrahim ‘alaihis salam
yang berkata kepadanya, ‘Wahai wanita, Allah telah mengembalikan penglihatan anakmu
karena begitu banyaknya kamu berdoa.”
Pada pagi harinya, ia melihat anaknya dan ternyata benar, Allah telah mengembalikan
penglihatannya.[v]
Hal di atas menunjukkan benarnya sabda Rasul kita shallallahu ‘alaihi wa sallam akan
manjurnya do’a orang tua pada anaknya.
4. Bukan beerti membalas budi kerana jasa mereka tidak mungkin terbalas
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Seorang anak tidak akan dapat membalas budi baik ayahnya, kecuali bila ia mendapatkan
ayahnya sebagai hamba, lalu dia merdekakan.” (HR. Muslim)
5. Al ummu hiya ahaqu suhbah (prioriti untuk mendapat perlakuan yang lebih dekat dari
kedua orang tua ialah ibu)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu ia berkata, “Datang seseorang kepada Rasulullah
SAW. dan berkata, ’Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali ?
Nabi SAW. menjawab, ’Ibumu! Orang tersebut kembali bertanya, ’Kemudian siapa lagi ?
Nabi SAW. menjawab, ’Ibumu! Ia bertanya lagi, ’Kemudian siapa lagi?’ Nabi SAW.
menjawab, ’Ibumu!, Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi, ’Nabi SAW.
menjawab, Bapakmu ” (HR. Bukhari dan Muslim)
6. Taat kepada orang tua adalah salah satu penyebab masuk Syurga.
7. Durhaka kepada orang tua, termasuk dosa besar yang terbesar.
4
Riwayat Tirmidzi dalam Jami’nya (1/ 346), Hadits ini Shohih, lihat Silsilah Al Hadits Ash Shahiihah No. 516
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam.”Beliau bersabda, “Berbuat syirik kepada Allah, dan
durhaka terhadap orang tua.” Kemudian, sambil bersandar, beliau bersabda lagi, “..ucapan
dusta, persaksian palsu..” Beliau terus meneruskan mengulang sabdanya itu, sampai kami
(para Sahabat) berharap beliau segera terdiam.(HR Bukhari dan Muslim.
1. Mentaati Mereka Selama Tidak Mendurhakai Allah , Sa’ad bin Abi Waqas – semoga
Allah merahmatinya – menerapkan bagaiman konteks Birrul Walidain mempertahankan
keimanan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Saat ibunya mengetahui bahwa Sa’ad memeluk
agama Islam, ibunya mempengaruhi dia agar keluar dari Islam sedangkan Sa’ad terkenal
sebagai anak muda yang sangat berbakti kepada orang tuanya. Ibunya sampai mengancam
kalau Sa’ad tidak keluar dari Islam maka ia tidak akan makan dan minum sampai mati.
Dengan kata-kata yang lembut Sa’ad merayu ibunya “ Jangan kau lakukan hal itu wahai
Ibunda, tetapi saya tidak akan meninggalkan agama ini walau apapun gantinya atau
risikonya”. Sehubungan dengan peristiwa itu, Allah menurunkan ayat:
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak
ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya…” (QS.
Luqman: 15)
Tidak bosan-bosannya Sa’ad menjenguk ibunya dan tetap berbuat baik kepadanya serta
menegaskan hal yang sama dengan lemah lembut sampai suatu ketika ibunya menyerah dan
menghentikan mogok makannya.
Perintah berbuat baik ini lebih ditegaskan jika usia kedua orang tua semakin tua dan lanjut
hingga keadaan mereka melemah dan sangat memerlukan bantuan dan perhatian daripada
anaknya. Abu Bakar As Siddiq ra. adalah sahabat Rasulullah SAW yang patut ditauladani
dalam berbaktinya terhadap orang tua. Disaat orang tuanya telah memasuki usia yang
sangat udzur, beliau masih melayan bapanya dengan lemah lembut dan tidak pernah putus asa
untuk mengajak ayahnya beriman kepada Allah. Penantian beliau yang cukup lama berakhir
apabila ayahnya menerima tawaran untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Allah berfirman dalam QS.14 : 40 – 41 ayat yang do’a agar anak, cucu dan seluruh
anggota keluarganya menjadi orang-orang yang muqiimas Solat (mendirikan Solat) dan
diampuni dosa-dosanya. Ayat ini merupakan suatu kemuliaan yang diberikan Allah SWT
kepada kelurga Abu Bakar As Siddiq ra.
5
sy-Syifa` Ba’da Al-Maradhkarya Ibrahim bin ‘Abdullah al-Hazimy sebagai yang dinukilnya dari kitab Hadyu
as-Saary Fi Muqaddimah Shahih al-Buukhary karya al-Hafizh Ibn Hajar al-‘Asqalany
2. Beristighfar Untuk Mereka Berdua
Allah Subhanahu wa Ta’ala menceritakan kisah Ibrahim Alaihissalam dalam Al-Qur’an:
“Ya, Rabb kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku…” (QS. Ibrahim: 41)
3. Memuliakan Rakan-Rakan Kedua Orang Tua
Ibnu Umar berkata aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Sesungguhnya bakti anak yang terbaik ialah seorang anak yang menyambung
tali persahabatan dengan keluarga teman ayahnya setelah ayahnya tersebut meninggal.”
(HR. Muslim)
4. Menyambung Tali Silaturahim Dengan Kerabat Ibu dan Ayah
“Barang siapa ingin menyambung silaturahim ayahnya yang ada di kuburannya, maka
sambunglah tali silaturahim dengan saudara-saudara ayahnya setelah ia
meninggal.” (HR. Ibnu Hibban)
Rasulullah SAW. yang telah ditinggal ayahnya Abdullah kerana meninggal dunia saat
Rasulullah SAW. masih dalam kandungan ibunya Aminah. Dalam pendidikan birrul walidain
ibunya mengajak Rasulullah ketika berusia enam (6) tahun untuk berziarah kemakam
ayahnya dengan perjalanan yang cukup jauh.Dalam perjalanan pulang ibunda beliau jatuh
sakit tepatnya didaerah Abwa hingga akhirnya meninggal dunia.Setelah itu Rasulullah diasuh
oleh pamannya Abdul Thalib, beliau menunjukan sikap yang mulia kepada pamannya
walaupun aqidah pamannya berbeda dengan Rasulullah. Dan Rasulullah SAW. berbakti pula
kepada pengasuhnya yang bernama Sofiah binti Abdil Mutthalib.
Bab III
Penutup
a. Kesimpulan
b. Allah SWT telah mengharamkan bagi seorang anak durhaka kepada kedua orang
tuanya (uququl walidain). Asy-Syaikh Abu ‘Amr bin Ash-Shalah rahimahullah
bertutur dalam kitab Al-Fataawaa, bahwa ‘uququl walidain adalah setiap perbuatan
yang bisa menyebabkan orang tua terluka atau yang semisalnya. Termasuk dosa
besar perbuatan yang mengarah pada kedurhakaan, seperti memaki atau menghina
orang tua orang lain. Dan Allah akan mempercepat azab bagi orang-orang yang
durhaka kepada kedua orang tuanya sebelum datangnya ajal.
c. Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan sebagai berikut:
1. Durhaka kepada kedua orang tu adalah mengabaaikan hak-hak mereka,
membangkang terhadap mereka dan melakukan hal-hal yang tidak mereka suka,
menyakiti mereka, meski hanya dengan sepataah kata atau pandangan menyakitkan.
2. Durhaka kepada orang tua adalah suatu hal yangdi haramkan dan termasuk dosa
besar setelah syirik.
3. Penyebab dari timbulnya sikap tersebut, diantaranya adalah :
a) Tidak mengetahui keagungan orang tua.
b) Adanya sikap orang tua yang lebih mengutamakan atau mementingkan sebagian
c) Kelalaian dari orang tua dalam menafkahi anak-anaknya semasa kecil
d) Berteman dengan orang-orang yang buruk budi pekertinya yang mendorong
sahabatnya yang mendorong menentang orang tuanya
4. Hukuman bagi orang-orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya :
a) Pelakunya menjadi sosok yang dilaknat oleh Allah
b) Rizkinya akan di persempit
c) Ajalnya tidak akan ditangguhkan
d) Pelakunya berpulang meninggal dunia dalam keadaan yang buruk
e) Amalnya tidak akan diterima meskipun amal itu baik
f) Anak cucunya akan durhaka kepadanya.
DAFATAR PUSTAKA
Riwayat Tirmidzi dalam Jami’nya (1/ 346), Hadits ini Shohih, lihat Silsilah Al Hadits Ash Shahiihah
No. 516
sy-Syifa` Ba’da Al-Maradhkarya Ibrahim bin ‘Abdullah al-Hazimy sebagai yang dinukilnya dari
kitab Hadyu as-Saary Fi Muqaddimah Shahih al-Buukhary karya al-Hafizh Ibn Hajar al-‘Asqalany
Sulaiman al-harbi, Ghalib, 2011,Sungguh Merugi Siapa Yang Mendapati Orangtuanya Masih Hidup
Tetapi Tidak Meraih Surga,Jakarta: Darul Haq. al-Hazimy, Ibrahim, 2010, Keutamaan Birul
Walidain, Jakarta: Qisthi Press. Jabir al-Jaza’iri, Abu Bakar, 2011, Minhajul Muslim, Jakarta: Darul
Haq. Abu Izzuddin, Solikhin dan Astuti, Dewi, 2010,The Great Power of Mother, Yogyakarta: Pro-U
Media. Al-Qur’an Digital
Sumber: https://makalahnih.blogspot.co.id/2014/07/berbakti-kepada-kedua-orang-tua.html
Silahkan mengcopy paste dan menyebarkan artikel ini selama masih menjaga amanah ilmiah dengan
menyertakan sumbernya