BIRRUL WALIDAIN
1
Minggu, 21 Maret 2021
Penyusun: Biraratul M
2
Orang tua memiliki kedudukan yang tinggi setelah Allah
dan Rasullulah, maka setelah menikah, bakti utama perempuan
adalah kepada suaminya. Sebelum menikah janganlah menyia-
nyiakan waktu untuk berbakti dengan orang tua.
“Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-
siakan pintu itu, atau kalian bisa menjaganya.” (HR. Ahmad
28276, Tirmidzi 2022, Ibn Majah 3794, dan dihasankan Syuaib
al-Arnauth)
اش^ ُكرْ لِ ْي َ ِص ْينَا ااْل ِ ْن َسانَ بِ َوالِ َد ْي ۚ ِه َح َملَ ْتهُ اُ ُّمهٗ َو ْهنً^^ا ع َٰلى َو ْه ٍن َّوف
ْ ص^الُهٗ فِ ْي َع^^ا َمي ِْن اَ ِن َّ َو َو
ص ْي ُر ْ
ِ ي ال َم َ ۗ
َّ َولِ َوالِ َد ْيكَ اِل
3
dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku
kembalimu.” (Qs. Luqman : 14)
4
Seperti kisah Juraij dan doa jelek orang tuanya,
“Tidak ada bayi yang dapat berbicara dalam
buaian kecuali Isa bin Maryam dan (bayi di masa)
Juraij” lalu ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah
siapakah Juraij?” Beliau lalu bersabda, “Juraij adalah
seorang rahib yang berdiam diri pada rumah
peribadatannya (yang terletak di dataran tinggi/
gunung). Terdapat seorang penggembala yang
menggembalakan sapinya di lereng gunung tempat
peribadatannya dan seorang wanita dari suatu desa
menemui penggembala itu (untuk berbuat mesum
dengannya).
(Suatu ketika) datanglah ibu Juraij dan
memanggil anaknya (Juraij) ketika ia sedang
melaksanakan shalat, ”Wahai Juraij.” Juraij lalu
bertanya dalam hatinya, ”Apakah aku harus memenuhi
panggilan ibuku atau meneruskan shalatku?” Rupanya
dia mengutamakan shalatnya. Ibunya lalu memanggil
untuk yang kedua kalinya. Juraij kembali bertanya di
dalam hati, ”Ibuku atau shalatku?” Rupanya dia
mengutamakan shalatnya. Ibunya memanggil untuk kali
ketiga. Juraij bertanya lagi dalam hatinya, ”lbuku atau
shalatku?” Rupanya dia tetap mengutamakan shalatnya.
Ketika sudah tidak menjawab panggilan, ibunya berkata,
“Semoga Allah tidak mewafatkanmu, wahai Juraij
sampai wajahmu dipertontonkan di depan para
pelacur.” Lalu ibunya pun pergi meninggalkannya.
5
Wanita yang menemui penggembala tadi dibawa
menghadap raja dalam keadaan telah melahirkan
seorang anak. Raja itu bertanya kepada wanita tersebut,
”Hasil dari (hubungan dengan) siapa (anak ini)?”
“Dari Juraij”, jawab wanita itu. Raja lalu bertanyalagi,
“Apakah dia yang tinggal di tempat peribadatan itu?”
“Benar”, jawab wanita itu. Raja berkata, ”Hancurkan
rumah peribadatannya dan bawa dia kemari.” Orang-
orang lalu menghancurkan tempat peribadatannya
dengan kapak sampai rata dan mengikatkan tangannya
di lehernya dengan tali lalu membawanya menghadap
raja. Di tengah perjalanan Juraij dilewatkan di hadapan
para pelacur. Ketika melihatnya Juraij tersenyum dan
para pelacur tersebut melihat Juraij yang berada di
antara manusia.
Raja lalu bertanya padanya, “Siapa ini
menurutmu?” Juraij balik bertanya, “Siapa yang
engkau maksud?” Raja berkata, “Dia (wanita tadi)
berkata bahwa anaknya adalah hasil hubungan
denganmu.” Juraij bertanya, “Apakah engkau telah
berkata begitu?” “Benar”, jawab wanita itu. Juraij lalu
bertanya, ”Di mana bayi itu?” Orang-orang lalu
menjawab, “(Itu) di pangkuan (ibu)nya.” Juraij lalu
menemuinya dan bertanya pada bayi itu, ”Siapa
ayahmu?” Bayi itu menjawab, “Ayahku si penggembala
sapi.”
Kontan sang raja berkata, “Apakah perlu kami
bangun kembali rumah ibadahmu dengan bahan dari
6
emas?” Juraij menjawab, “Tidak perlu”. “Ataukah dari
perak?” lanjut sang raja. “Jangan”, jawab Juraij.
“Lalu dari apa kami akan bangun rumah ibadahmu?”,
tanya sang raja. Juraij menjawab, “Bangunlah seperti
sedia kala.” Raja lalu bertanya, “Mengapa engkau
tersenyum?” Juraij menjawab, “(Saya tertawa) karena
suatu perkara yang telah aku ketahui, yaitu terkabulnya
do’a ibuku terhadap diriku.” Kemudian Juraij pun
memberitahukan hal itu kepada mereka.”
(Disebutkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod)
7
َ :ُي َربِّ ! َأيُّ َش ْي ٍء هَ ِذ ِه؟ فَيُقَال
َ“ولَ ُدك ِّ َأ:ُ فَيَقُوْ ل.ُت بَ ْع َد َموْ تِ ِه د ََر َجتُه
ِ ِّتُرْ فَ ُع لِ ْل َمي
َا ْستَ ْغفَ َر لَك
“Derajat seseorang bisa terangkat setelah ia meninggal.
Ia pun bertanya, “Wahai Rabb, bagaimana hal ini bisa
terjadi?” Maka dijawab,”Anakmu telah memohon
ampun untuk dirimu.”(Adabul Mufrod, no. 36. Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan secara sanad)
Doakan mereka setiap saat dan setelah sholat,
beristigfar dan memohon ampun atas dosa kedua orang
tua.
Kita bisa bertawasul dengan bakti kepada orang
tua. Sebagaimana Hadist tentang 3 orang yang terjebak
di gua.
8
Maka salah seorang dari mereka berdoa, ‘Ya
Allah, dahulu aku memiliki orang tua yang sudah sangat
tua, seorang istri, dan anak-anak yang aku rawat. Ketika
sore hari, aku memerah susu. Aku lalu pertama-tama
memberikan minum (dengan susu itu) kepada orang
tuaku, baru kemudian anak-anakku.
9
Keberkahan dalam rumah tangga juga sangat
dipengaruhi oleh ridho orang tua.
1. Dikabulkannya doa
2. Sebab dihapuskannya dosa besar.
“Seorang laki-laki mendatangi Nabi shallallahu
‘alaih wa sallam lalu berkata, “Wahai Rasulullah, aku
telahmelakukan dosa besar. Apakah ada taubat
untukku?” Nabi bertanya, “Apakah engkau memiliki
seorang ibu?” Laki-laki itu menjawab, “Tidak.” Nabi
bertanya lagi, “Apakah engkau memiliki seorang bibi?”
Ia menjawab, “Ya. “ Nabi bersabda, “Berbaktilah
kepadanya.” (HR. Ibnu Hibban)
Selama Allah masih memberikan kita hidup,
maka lakukanlah amalan prioritas yaitu berbakti kepada
orang tua.
3. Berbakti kepada orang tua merupakan penyebab
keberkahan dan bertambahnya rezeki.
Rasulullah Sallahu alaihi wassalam bersabda ,
Syaikh Syu’aib al-Arnauth;
« َم ْن:صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َ ِ قَا َل َرسُو ُل هَّللا:قَا َل، ك ٍ َِس ْب ِن َمال ِ ع َْن َأن
ْص^ل ِ َ َو ْلي، فَ ْليَبَ^ َّر َوالِ َد ْي^ ِه، َوَأ ْن يُ^ َزا َد لَ^هُ فِي ِر ْزقِ^ ِه،^ر ِه
ِ ^َأ َحبَّ َأ ْن يُ َم َّد لَهُ فِي ُع ْم
ُر ِح َمه.
َ
10
hendaknya ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan
menyambung silaturrahim (kekerabatan).” (HR.
Ahmad).
11
Kehadiran orang tua sangatlah memberi ketenangan,
cinta, serta kasih sayang tersendiri yang bersemi di hati
segenap insan yang berakal. Mereka biarkan kesedihan dan
keletihan demi senyuman buah hatinya. Mereka curahkan
segenap pengorbanan di dunia dan akhirat. Mereka adalah
sekotak permata paling berharga , sekeping emas termahal
yang dapat mengantarkan kita ke surga-Nya.
12