Anda di halaman 1dari 4

Alhamdulillahi rabbil ardh,wa rabbissama,kholaqo aadam,wa `allamahul asma.

Wa asjada lahu
malaaikatah,wa askanahul Jannah dararalbaqo`,wa hadzarohu minas syaiton alladzila`da tsumma
angfada fiihima sabaqo bihil qodo.Faahbathohu ila daril ibtilaa wa jangaladdunya lidzuriyyatihi darro
ngamal laa daroo jaza.Nasalahu ngaisayssungada,wal mautasyuhada,wal fauza filqodo.Wa ayyasluka
bina thoriqil auliyail ashfiya.

Dikisahkan ada seorang ahli ibadah pada masa Nabi Muhammad Rosululloh SAW yang hari-harinya
digunakan untuk berdzikir dan mengerjakan sholat tahajjud. Ia pun senang bersedekah dan
mengerjakan kebaikan-kebaikan. Orang-orang memanggil Alqomah. Ia tinggal di sebuah rumah bersama
istri yang dicintainya. Sementara ibu Alqomah yang sudah tua tinggal sendiri di desa.

SUATU ketika Alqomah jatuh sakit. Makin lama sakitnya makin para. Hingga ia pun tidak bisa berbuat
apa-apa melainkan hanya berbaring di atas tempat tidur. Istrinya yang merasa bahwa Alqomah sedang
mengalami naza’ atau sakaratulmaut mengutus seseorang untuk melaporkan keadaan ini kepada
Rasululloh SAW. Setelah mendengar cerita itu, Rasullullah mengutus tiga orang sahabat yaitu Bilal, Amar
dan Suhaib untuk menengok Alqomah. Beliau berpesan agar mereka mengajarkan kalimat talqin pada
Alqomah.

Sesampainya di rumah Alqomah, ketiganya langsung menemui Alqomah yang sedang mengalami
sakaratulmaut. Mereka lalu menuntunnya agar melafatkan kalimat Laa ilaaha illallah. Tetapi apa yang
terjadi ? Mulut Alqomah tidak terbuka sedikitpun. Berkali-kali ketiga pemudah itu mengajarkan, berkali-
kali pula mulut Alqomah seperti terkunci. Ketiganya heran. Padahal Alqomah adalah orang yang ahli
ibadah, tapi kenapa tidak bisa membaca kalimat sesederhana itu. Dengan menyimpan rasa tidak percaya
ketiganya pulang menghadap Rasullulah. Mereka langsung menceritakan kejadian itu. Rasullulah
bertanya.

‘’Apakah orang tua Alqomah masih hidup?’’

‘’Wahai Rasullullah…Alqomah mempunyai seorang ibu yang tua’’ ‘’Kalau begitu pergilah kalian
menemui Ibunda Alqomah. Jika ia masih kuat untuk berjalan, mintalah ia agar datang kemari. Tapi jika
tidak, biar aku saja yang kesana’’

Maka pergilah Bilal, Amar dan Suhaib ke rumah Ibunda Alqomah. Sesampainya disana mereka langsung
mengutarakan maksud kedatangan mereka. Tanpa berpikir panjang Ibunda Alqomah bergegas
memenuhi panggilan Rosululloh walaupun berjalan tertatih-tatih menggunakan tongkat.

Sesampainya di rumah Rosululoh, Ibunda Alqomah diberitahu mengenai keadaan anaknya. Namun ia
nampak biasa saja mendengar berita itu seolah tidak mau tahu tentang apa yang sedang dialami oleh
Alqomah. Hal ini membuat Rosululloh ingin mengetahui apa sebenarnya yang terjadi antara ibu dan
anak tersebut.

“Wahai Ibunda Alqomah….Aku ingin bertanya kepadamu dan jawablah pertanyaanku dengan jujur.
Bagaimana penyaksian Ibu terhadap putra Ibu yang bernama Alqomah….

Ibunda Alqomah diam sejenak, lalu berkata….


“Alqomah adalah seorang anak laki-laki yang ahli sholat, ahli puasa dan ahli shodaqoh…Akan tetapi….”
Ibu Alqomah tidak meneruskan kalimatnya. Matanya berkaca-kaca seolah memendam suatu beban
perasaan yang sangat berat.
“Akan tetapi apa…Ibu…?” tanya Rosululloh.
“Aku sangat marah kepadanya…”
Ibu Alqomah tidak dapat membendung air matanya. Ia menangis terisak-isak dihadapan Rosululloh.
“Apa masalahnya….Ibu….?”
“Semenjak Alqomah menikah dengan perempuan yang dicintainya… ia mulai melupakan aku….
meremehkan aku…. ia lebih mementingkan kepentingan istrinya daripada aku. Ia lebih mendengar kata-
kata istrinya daripada nasehatku. Padahal akukan ibunya… aku sangat sakit hati, karena Alqomah tidak
pernah sedikitpun menyadari kesalahannya lalu minta maaf kepadaku… yaaahh…. sampai sekarang aku
tidak ridho kepadanya…”
Rosululloh telah menemukan jawaban atas keadaan yang dialami Alqomah. Kemarahan ibunyalah yang
menyebabkan Alqomah mengalami beratnyasakaratulmaut, karena lisannya tidak mampu melafadzkan
kalimat “Laa ilaaha illalloh…”
“Wahai Bilal…” panggil Rosululloh.
“Cari dan kumpulkan kayu bakar yang banyak”
Ibunda Alqomah merasakan sesuatu yang janggal dari ucapan Rosululloh.
“Untuk apakah kayu bakar itu, wahai Rosululloh…apa yang akan kau perbuat terhadap Alqomah?”
“Membakarnya” jawab Rosululloh singkat.
“Apa?! Wahai Rosululloh…betapapun marahnya aku kepada Alqomah, mana mungkin aku sampai hati
kalau ia dibakar api…mohon jangan lakukan itu…”
“Tahukah Ibu…Adzab Alloh lebih mengerikan dan lebih kekal. Kalau memang Ibu ingin Alloh
mengampuni dosa Alqomah, maka Ibu harus mau memaafkan semua kesalahan Alqomah terhadap Ibu
lalu Ibu meridhoinya…Sebab semua ibadah yang telah dikerjakan Alqomah, seperti, sholat, berpuasa dan
bersedekah, semua itu tidak ada artinya bagi Alqomah selama Ibu masih memendam amarah
terhadapnya..”
Walau bagaimanapun, orang tua tetaplah orang tua yang tidak mungkin tega melihat anaknya
menderita. Ibunda Alqomah pun tidak rela kalau anaknya mendapat adzab dari Alloh.
“Baiklah wahai Rosululloh, aku bersaksi kepada Alloh dan para malaikatNya. Aku juga bersaksi
dihadapan orang-orang iman yang hadir disini bahwa sekarang juga aku memaafkan semua kesalahan
yang pernah dilakukan oleh Alqomah terhadapku…dan aku meridhoinya…”
Kemudian rasulullah berkata kepada bilal “Pergilah ke rumah Alqomah. Lihatlah, apakah ia sudah bisa
mengucapkan kalimat Laa ilaaha illalloh….aku kuwatir jangan-jangan pernyataan Ibunda Alqomah tadi
tidak berasal dari dalam hatinya melainkan hanyalah sungkan kepadaku”
Berangkatlah Bilal menuju rumah Alqomah. Begitu sampai didepan rumah ia menjumpai telah banyak
orang-orang berdatangan. Tiba-tiba Bilal mendengar suara Alqomah dengan Faseh dan jelas
melafadzkan kalimat Laa ilaaha illalloh…
Sampai didalam rumah Bilal menjumpai Alqomah telah menghembuskan nafasnya yang terakhir. Lalu
Bilal berkata….
“Wahai orang-orang yang hadir disini. Ketahuilah bahwa amarah ibunya telah menghalang-halangi
Alqomah untuk membaca kalimat talkin. Dan sekarang berkat ridho ibunya ia bisa mengucapkan kalimat
itu…”

Birul walidain.Sebuah kalimat yang bisa dipastikan semua umat muslim mengetahui artinya.Tidak kurang
Allah menyebutkan perintah untuk berbakti kepada kedua orangtua dalam alquran.Berkali-kali Allah
perintahkan kita kepada kita untuk berbuat baik kepada kedua orang tua.
Dalam Surat Al Ahqof ayat 15 Allah berfirman:

‫ض َع ْت هُ ُك ْر ًه ا‬ ُّ ُ‫ِد يْ هِ ِإ ْح َس انًا ۖ مَحَ لَ ْت ه‬


َ ‫ُأم هُ ُك ْر ًه ا َو َو‬ َ ‫ص ْي نَ ا ا ِإْل نْ َس‬
َ ‫ان ب َِو ال‬ َّ ‫ۖ َو َو‬
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya
mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).”

Kemudian dalam surat Al Isra ayat 23 allah berfirman:

‫ِد يْ نِ ِإ ْح َس انًا ۚ ِإ َّم ا َي ْب لُ غَ َّن ع ِْن َد َك الْ ك َِب َر‬


َ ‫ك َأاَّل َت ْع بُ ُد وا ِإ اَّل ِإ يَّ اهُ َو بِالْ َو ال‬
َ ُّ‫ض ٰى َر ب‬
َ َ‫َو ق‬
‫ُأف َو اَل َت ْن َه ْر مُهَ ا َو قُ ْل هَلُ َم ا َق ْو اًل َك رِميً ا‬ ٍّ ‫َأح ُد مُهَ ا َْأو كِ اَل مُهَ ا فَ اَل َت ُق ْل هَلُ َم ا‬ َ
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau
kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang mulia.”

Dalam hadist Riwayat bukhari dan muslim rasulullah juga bersabda yang sudah berulang kali
disampaikan oleh para penceramah

‫ َقا َل‬/ ‫ص َحا َبتِي‬َ ‫اس ِبحُسْ ِن‬ ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َف َقا َل َيا َرسُو َل هَّللا ِ َمنْ َأ َح ُّق ال َّن‬ ِ ‫َعنْ َأ ِبي ه َُري َْر َة َرضِ َي هَّللا ُ َع ْن ُه َقا َل َجا َء َر ُج ٌل ِإلَى َرس‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬
‫َأ‬ ُ َ ُ َ
َ ‫ قا َل ث َّم بُو‬/ ْ‫ قا َل ث َّم َمن‬/‫ك‬
‫ك‬ ‫ُأ‬ ُ َ ُ
َ ‫قا َل ث َّم ُّم‬/ ْ‫ قا َل ث َّم َمن‬/‫ك‬ َ ‫ُأ‬ ُ َ ُ
َ ‫ قا َل ث َّم ُّم‬/ ْ‫ قا َل ث َّم َمن‬/‫ك‬ َ َ ‫ُّم‬‫ُأ‬

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata; “Seorang laki-laki datang kepa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam sambil berkata; “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti
kepadanya?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab:
“Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi;
“Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Kemudian ayahmu.” (HR. Bukhari dan Muslim).Meskipun di
hadist tersebut lebih ditekankan untuk berbakti kepada ibu,tetapi bukan berarti kita semena-mena
terhadap seorang ayah,karena tanpa beliau kita tidak aka nada di dunia ini.

Dari kisah yang dibacakan diawal khutbah,kita dapat mengambil beberapa hikmah diantaranya
1. Ridho orang tua adalah rido Allah,sesorang yang hidupnya dihabiskan dengan beribadah diakhir
hayatnya tidak bisa mengucapkan kalimat tauhid hanya karena ibunya masih menyimpan
amarah
2. Seorang ibu,meskipun disakiti seperti apapun oleh anaknya akan tetap saying kepada
anaknya,tidak pernah berharap suatu hal buruk menimpa anaknya karena anaknya telah
menyakiti hatinya
3. Jangan sampai nikmat yang kita peroleh baik itu harta,kedudukan,ataupun pasangan dapat
membuat kita menjadi durhaka kepada orang tua

Teman-teman,jamaah rahimakumullah…

Setelah perjuangan yang Panjang,berbulan-bulan jauh dari orang tua,tinggal menghitung hari,kita akan
membayar semua,melepas semua kerinduan dengan orangtua dan sanak family.Kaitanya dengan materi
khutbah kali ini,mari kita instropeksi diri sebelum kita Kembali ke rumah masing-masing.Adakah hal yang
biasa menjadi kebiasaan kita dan itu membuat orang tua sakit hati?Adakah ucapan kita yang cukup
membuat hati orang tua terluka? Mungkin saat melakukan tidak merasa bersalah,tetapi terkadang
Ketika direnungi penyesalan tersebut datang dengan sendirinya. Jangan sampai pulangnya kita ke rumah
justru menjadi musibah bagi orang tua.

‫إنه هو الغفور الرحيم‬،‫أقول قولي هذا واستغفر هللا لي و لكم‬

‫و لوالدنا و للمؤمنين يوم يقوم الحساب‬،‫اللهم اغفرلنا ذنوبنا‬


‫اللهم اصلح لنا دينانا اللذي هو عصمة امرنا و اصلح لنا دنيانا اللتي فيها معاشنا و اصلح لنا اخرتي اللتي فيها معادنا واجعل الحياة زيادة‬
‫لنا في كل خير و اجعل الموت راحة لنا من كل شر‬
‫و‬،‫ومن اليقبن ما تهون به علينا مصآئب الدنيا‬،‫ومن طاعتك ما تبلغنا بها جنتك‬،‫اللم اقسم لنا من خشيتك ما تحول به ببننا و بين معصيتك‬
‫و اجعله الوارث منا واجعل ثأرنا على من ظلمنا وانصرنا على من عادانا وال تحعل مصيبتنا‬،‫متعنا باسماعنا وابصارنا و قواتنا ما احيتنا‬
‫في ديننا والتجل الدنيا اكبر همنا وال مبلغ علمنا وال تسلط علينا من اليرحمنا‬

‫ربنا التزغ قلوبنا‬....

‫ربنا اتنا ف الدنيا‬....

Anda mungkin juga menyukai