Ketahuilah, bahwa kewajiban paling besar yang harus ditunaikan oleh seorang hamba
setelah kewajibannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya adalah kewajiban
dalam memenuhi hak orangtua. Hal ini sebagaimana dalam firman-Nya,
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orangtuanya, ibunya
telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah-payah
(pula).” (Al-Ahqaf: 15)
ِ ُث َّم ِبرُّ ْال َوالِدَ ي: ُث َّم َأيٌّ ؟ َقا َل: َقا َل.صالَةُ َعلَى َو ْق ِت َها
: َقا َل.ْن ِ َأيُّ ْال َع َم ِل َأ َحبُّ ِإلَى:صلَّى هللاُ َعلّ ْي ِه َو َسلَّ َم
َّ ال:هللا؟ َقا َل ُ َسَأ ْل
َ َّت ال َّن ِبي
هللا
ِ يل ِ ْال ِج َها ُد فِي َس ِب:ُث َّم َأيٌّ ؟ َقا َل
Aku bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Amalan apakah yang paling
dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
“Shalat pada waktunya.” Aku berkata, “Kemudian apa?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab, “Berbakti kepada orang tua.” Aku berkata, “Kemudian apa?” Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam menjawab, “Kemudian jihad di jalan Allah.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim)
Dari ayat-ayat dan hadits di atas serta yang lainnya, seseorang akan memahami dengan jelas
betapa tinggi dan mulianya amalan berbakti kepada orangtua.
Hadirin rahimakumullah,
Kewajiban berbuat baik kepada orangtua semasa hidup mereka tidaklah melihat kepada
siapa dan bagaimana keadaan orangtua. Bahkan, Allah Subhanahu wa Ta’ala
memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk berbuat baik kepada orangtuanya
meskipun seandainya kedua orang tuanya dalam keadaan kafir sekalipun. Sebagaimana
dalam berfirman-Nya,
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak
ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, namun
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (Luqman: 15)
Di dalam ayat tersebut kita memahami bahwa berbuat baik kepada orangtua tidaklah gugur,
karena keduanya dalam keadaan kafir, namun perintah keduanya yang berupa
kemungkaran tetap tidak boleh ditaati.
Berbuat baik kepada orangtua sangat banyak caranya dan sangat luas cakupannya. Bisa
dilakukan dengan ucapan, perbuatan, maupun dengan harta.
Berbuat baik dengan ucapan, maka bisa dilakukan dengan menjaga tutur kata yang baik dan
tidak menyakitkan serta dengan berlemah-lembut ketika berbicara kepadanya. Sedangkan
berbuat baik dengan perbuatan, bisa dilakukan dengan membantu menyiapkan keperluan-
keperluannya untuk meringankan bebannya serta memenuhi perintah-perintah-Nya, selama
bukan dalam bentuk berbuat maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sedangkan
berbuat baik dengan harta, bisa dilakukan dengan menginfakkan sebagian dari hartanya
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kedua orang tua kita.
Hadirin rahimakumullah,
Berbuat baik kepada orangtua juga tidaklah terbatas pada saat keduanya masih hidup.
Bahkan, di saat keduanya sudah meninggal dunia pun, berbuat baik kepadanya masih bisa
dilakukan. Asy-Syaikh Abdul ‘Aziz ibnu Abdullah ibnu Baz rahimahullah, salah seorang ulama
terkemuka di Saudi Arabia mengatakan, “Disyariatkan berdoa kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala untuk orang tua yang telah meninggal dunia. Hal ini karena Nabi bersabda (yang
artinya), ‘Apabila seorang manusia meninggal dunia, terputuslah amalannya kecuali dari tiga
perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang berdoa untuknya.’
Lihatlah, betapa luasnya kesempatan untuk berbakti kepada orangtua. Apakah kita akan
menyia-nyiakan kesempatan untuk menjalankan kewajiban yang mulia ini. Sudahkah kita
mengikuti jalan salafush shalih dalam amalan ini?
Hadirin rahimakumullah,
Amalan yang mulia ini menjadikan seseorang memperoleh jalan keluar dari kesulitan-
kesulitannya yang dihadapinya. Begitu pula di antara balasan bagi seseorang yang berbuat
baik kepada orangtuanya adalah akan dimudahkannya dirinya dalam mencari rezeki dan
dipanjangkan umurnya. Sebagaimana tersebut dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam,
“Barang siapa senang untuk diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka
sambunglah rahimnya.” (H.R. Muslim)
Berbakti kepada orang tua masuk ke dalam keumuman hadits ini karena termasuk
penunaian silaturahim, dan bahkan silaturahim yang paling tinggi adalah menghubungi
orang tua. Akhirnya, mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu memberikan taufik-
Nya kepada kita semua untuk bisa berbakti kepada orangtua.
Duduk sebentar (tuma’ninah) untuk memberi kesempatan jamaah jum’at untuk beristighfar
dan membaca shalawat pelan-pelan
ALHAMDULILLAH,
AMMA BA’DU
Pada Khutbah yang kedua ini saya sebagai khotib berwasiat agar kita senantiasa berbuat
baik kepada kedua orang tua kita, terlebih lagi kepada kedua orang tua yang masih hidup.
Karena banyak saudara-saudara kita yang sudah ditinggalkan oleh orang tua sejak kecil.
Sebagai murid, harus bisa berbuat baik keada kedua orang tua di sekolah yakni bapak dan
ibu guru. Karena bapak ibu guru ingin kalian semua menjadi orang yang sukses baik di dunia
maupun di akhirat, apabila ada bapak dan ibu guru memarahi itu semua pasti demi kebaikan
kalian kelak agar menjadi pribadi yang lebih baik dan berguna.
Membaca do’a
ALLAHUMMAGH FIR LIL MU’MINIINA WAL MU’MINAAT WAL MUSLIMIINA WAL MUSLIMAAT
AN-NUBUWWAH
‘ADZAABAN NAAR
‘IBAADALLAH
WA LADZIKRULLAAHU AKBARU
WA AQIIMISH SHALAH