Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan

Makalah ini yang berjudul “ AKHLAK ANAK TERHADAP ORANG TUA”

Sebagai seorang muslim yang baik kita tentu tahu bahwa akhlak terhadap

orang tua merupakan sesuatu hal yang sangat penting. Karena, orang tua adalah

orang yang mengenalkan kita pada dunia dari kecil hingga dewasa. Dan setiap

orang tua pun pasti mempunyai harapan terhadap anaknya agar kelak menjadi

anak yang sukses, berbakti kepada orang tua, serta menjadi lebih baik dan

sholeh/sholehah.

Maka dari itu, jika kita memang seorang muslim yang baik hendaknya kita

selalu berbakti kepada orang tua, melakukan apa yang telah diperintahkan oleh

orang tua, dan pantang untuk membangkang kepada orang tua.

Namun di zaman dewasa ini banyak dari kita seperti lupa terhadap

kewajiban kita terhadap orang tua sebagai muslim yang baik, yaitu adalah kita

harus memiliki akhlak yang sempurna terhadap orang tua kita. Makalah ini

mengandung poin-poin penting bagaimana menjadi seorang anak yang berbakti

terhadap orang tuanya. Maka selain sebagai upaya untuk mengerjakan tugas

akhlak, saya berharap bahwa tugas makalah ini juga dapat dijadikan sebagai

pengingat bagi setiap orang muslim yang membacanya  akan pentingnya akhlak

terhadap orang tua.

Gowa, 10 November 2017


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai seorang muslim yang baik kita tentu tahu bahwa akhlak terhadap

orang tua merupakan sesuatu hal yang sangat penting. Karena, orang tua adalah

orang yang mengenalkan kita pada dunia dari kecil hingga dewasa.Dan setiap

orang tua pun pasti mempunyai harapan terhadap anaknya agar kelak menjadi

anak yang sukses, berbakti kepada orang tua, serta menjadi lebih baik dan sholeh.

Maka dari itu, jika kita memang seorang muslim yang baik hendaknya kita

selalu berbakti kepada orang tua, melakukan apa yang telah diperintahkan oleh

orang tua, dan pantang untuk membangkang kepada orang tua.

Namun di zaman dewasa ini banyak dari kita seperti lupa terhadap

kewajiban kita terhadap orang tua sebagai muslim yang baik, yaitu adalah kita

harus memiliki akhlak yang sempurna terhadap orang tua kita. Makalah ini

mengandung poin-poin penting bagaimana menjadi seorang anak yang berbakti

terhadap orang tuanya. Maka selain sebagai upaya untuk mengerjakan tugas

akhlak, saya berharap bahwa tugas makalah ini juga dapat dijadikan sebagai

pengingat bagi setiap orang muslim yang membacanya  akan pentingnya akhlak

terhadap orang tua.


B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Akhlak kepada Orang Tua ?
2. Bagaimana Kewajiban dan Keutamaan berbakti kepada Orang Tua ?
3. Bagaimana Contoh dan Cara berbakti kepada Orang Tua
4. Apa Sebab-sebab Durhaka kepada orang Tua ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak kepada Orang Tua

Akhlak berasal dari bahasa arab yaitu Al-khulq, Al-khuluq yang

mempunyai arti watak, tabiat. Secara Istilah Akhlak menurut Ibnu

MaskawiAkhlak adalah sesuatu keadaan bagi jiwa yang mendorong ia melakukan

tindakan-tindakan dari keadaan itu tanpa melalui pikiran dan pertimbangan.

Sedangkan yang dimaksud kedua orang tua adalah Bapak Ibu baik itu dari

keturunan (Nasab) atau susuan, baik keduanya orang muslim ataupun kafir,

termasuk juga kedua orang tua adalah nenek dan kakek dari kedua belah pihak.

Menurut Ad-Durjani Birul Walidain adalah mengormati dan berbakti

kepada kedua orang tua. Menurut Imam As-Syafii Birul Walidain adalah berbakti

kepada orang tua baik yang masih hidup ataupun yang telah meninggal dunia.

Menurut Muhammad Abduh Birul Walidain adalah taat melaksanakan apa-apa

yang diperintahkan oleh kedua orang tua dalam kebaikan. Menurut Ibnu Qoyim

Birul Walidain adalah Berbakti kepada kedua orang tua semata-mata karena Allah

SWT.

Jadi bisa disimpulkan bahwa Akhlak kepada Orang Tua adalah Menghormati

dan menyayangi mereka berdua dengan sopan santun dan berbakti kepada

keduanya dalam keadaan hidup dan dalam keadaan sudah meninggal dunia.

B. Kewajiban dan Keutamaan Berbakti kepada Orang Tua

Berbakti (Al Birr) adalah kata yang mencakup kebaikan dunia dan akhirat,

berbakti kepada kedua orang tua adalah dengan berbaik kepada keduanya,

memenuhi hak-hak keduanya, dan mentaati keduanya.

Allah SWT Berfirman dalam Surat Al-Isra ayat 23 :


  

Artinya: “ Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua “

Hal ini menunjukan bahwa akhlak menghormati orang tua adalah suatu hal

yang sangat penting yang dianjurkan oleh Rosulullah kepada Umatnya.Adapun

akhlak anak terhadap orang tua adalah sebagai berikut : Sayangilah, cintailah,

hormatilah, patuhlah kepadanya rendahkan dirimu, sopanlah kepadanya.

Ketahuilah bahwa kita hidup bersama orang tua merupakan nikmat yang luar

biasa, kalau orang tua kita meninggal alangkah sedihnya hati kita karena tidak ada

yang dipandang lagi.

Allah SWT telah memerintahkan supaya Kita jangan menyembah selain

Dia dan hendaklah Kita berbuat baik pada Ibu Bapakmu dengan sebaik-baiknya.

Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut

dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada

keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah

kepada mereka perkataan yang mulia.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Isra ayat 23:

          

Artinya: Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya

Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada

mereka Perkataan yang mulia.

Kita juga diperintahkan oleh Allah SWT untuk merendahkanlah diri

terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:

        


   
"Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah

mendidik aku waktu kecil".(QS Al-Isra : 24)

Rosulullah SAW Bersabda :

‫ت َي ا‬ ُ ‫صلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َس لَّ َم قُ ْل‬َ ِ ‫ت َرسُو َل هَّللا‬ ُ ‫َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ َمسْ عُو ٍد َرضِ َي هَّللا ُ َع ْن ُه َسَأ ْل‬
ُّ‫ت ُث َّم َأيٌّ َق ا َل ُث َّم ِب ر‬ ُ ‫الص اَل ةُ َع َلى مِي َقا ِت َه ا قُ ْل‬َّ ‫ض ُل َق ا َل‬ َ ‫َر ُس و َل هَّللا ِ َأيُّ ْال َع َم ِل َأ ْف‬
ِ ‫يل هَّللا‬ ِ ‫ت ُث َّم َأيٌّ َقا َل ْال ِج َها ُد فِي َس ِب‬ ُ ‫ْن قُ ْل‬ ِ ‫ْال َوالِدَ ي‬
“Dari Abdullah Bin Mas’ud berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah:

“Amalan apakah yang dicintai oleh Allah” Beliau menjawab: “Sholat pada

waktunya. Aku bertanya lagi: “Kemudian apa” Beliau menjawab: “Berbakti

kepada kedua orang tua”. Aku bertanya lagi: “Kemudian apa” Beliau menjawab:

“Jihad dijalan Allah”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Dari Hadits tersebut bisa disimpulkan bahwa berbakti kepada kedua orang

tua itu merupakan amal perbuatan yang paling dicintai oleh Allah SAW.
C. Contoh dan Cara Berbakti kepada Orang Tua
1. Contoh Berbakti kepada Orang Tua

Rosulullah SAW Bersabda :

َ ‫ت َع َليَّ ُأمِّي َوه‬


‫ِي ُم ْش ِر َك ٌة فِي‬ ْ ‫ت َق ِد َم‬ ْ ‫ت َأ ِبي َب ْك ٍر َرضِ َي هَّللا ُ َع ْن ُه َما َقا َل‬
ِ ‫َعنْ َأسْ َما َء ِب ْن‬
ْ ‫اس َت ْف َت‬
‫ت‬ َ ِ ‫ْش ِإ ْذ َعا َه ُدوا َرسُو َل هَّللا‬
ْ ‫صلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم َو ُم َّدت ِِه ْم َم َع َأ ِبي َه ا َف‬ ٍ ‫َع ْه ِد قُ َري‬
ْ ‫ت َي ا َر ُس و َل هَّللا ِ ِإنَّ ُأمِّي َق ِد َم‬
َ ‫ت َع َليَّ َوه‬
‫ِي‬ ْ ‫ص لَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َس لَّ َم َف َق ا َل‬
َ ِ ‫َرسُو َل هَّللا‬
‫َراغِ َب ٌة َأ َفَأصِ لُ َها َقا َل َن َع ْم صِ لِي َها‬

“ Dari Asma binti Abu Bakar ia berkata:“Ibuku mendatangiku, sedangkan ia


seorang wanita musyrik di zaman Rasulullah . Maka aku meminta fatwa kepada
Rasulullah dengan mengatakan: “Ibuku mendatangiku dan dia menginginkan aku
(berbuat baik kepadanya), apakah aku (boleh) menyambung (persaudaraan
dengan) ibuku” beliau bersabda: “ya, sambunglah ibumu”. (HR. Al-Bukhari dan
Muslim).

Dari kutipan hadits di atas tentu kita dapat menyimpulkan bahwa Ibu
adalah seseorang yang sangat penting dalam kehidupan setiap orang dan tak ada
seorangpun yang memungkiri akan begitu besarnya jasa – jasa Ibu dalam hidup
manusia.

Berbakti kepada Orang Tua Menurut Pendekatan Rasional

Karena semenjak awal bulan kehamilan dan menjelang kelahiranya kita


dijaga keselamatan kita dengan taruha nyawa.Belaian kasih sayangnya
memanjakan kita dan do’a nya selalu menyertai kita.Dan karena itulah Allah
mewasiatkan kepada seluruh manusia agar berbuat baik kepada Ibu Kita.

Dan Ibu Kita merawat jasmani dan rohani kita sejak kecil secara langsung,
maka bapak pun juga merawat kita, mencari nafkah untuk kita, membesarkan kita,
mendidik kita dan menyekolahkan kita, disamping usaha ibu. Kalau mulai
mengandung sampai masa muhariq (masa dapat membedakan mana yang baik dan
buruk), seorang ibu sangat berperan, maka setelah mulai memasuki masa belajar,
ayah lebih tampak kewajibannya, mendidik kita dan mempertumbuhkannkia
menjadi dewasa, namun apabila dibandingkan antara berat tugas ibu dengan ayah,
mulai mengandung sampai dewasa dan sebagaimana perasaan ibu dan ayah
terhadap putranya, maka secara perbandingan, tidaklah keliru apabila dikatakan
lebih berat tugas ibu dari pada tugas ayah.

Coba bandingkan, banyak sekali yang tidak bisa dilakukan oleh seorang
ayah terhadap anaknya, yang hanya seorang ibu saja yang dapat mengatasinya
tetapi sebaliknya banyak tugas ayah yang bisa dikerjakan oleh seorang
ibu.Barangkali karena demikian inilah maka penghargaan kepada ibunya.
Walaupun bukan berarti ayahnya tidak dimuliakan, melainkan hendaknya
mendahulukan ibu daripada mendahulukan ayahnya dalam cara memuliakan
orang tua.
Allah SWT Berfirman dalam Surat Al-Luqman : 14

       


        


Artinya:“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua


orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah dan
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku
dan kepada kedua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu”
(QS.Luqman:14)

2. Cara Berbuat Baik Kepada Kedua Orang Tua

a. Cara Berbuat baik kepada Orang Tua yang masih Hidup


Kita sebagai Muslim yang baik tentunya memiliki kewajiban untuk berbakti
kepada orang tua kita, baik ibu maupun ayah.Agama Islam mengajarkan dan
mewajibkan kita sebagai anak untuk berbakti dan taat kepada ibu-bapak. Taat dan
berbakti kepada kedua orang tua adalah sikap dan perbuatan yang terpuji, ada
banyak cara untuk berbakti dan bersikap sopan santun kepada orang tua, 
diantaranya adalah:

a.     Mentaatinya dalam hal yang ma'ruf


b.    Mengikuti kemauan keduanya selama tidak bermaksiat kepada Allah
c.     Berinfak kepada keduanya jika keduanya membutuhkannya
d.    Tidak menghina keduanya
e.     Meminta kerelaan orang tua ketika akan berbuat sesuatu
f.     Berkata Halus Dan Mulia Kepada Ibu dan Ayah
Tetapi bagaimana jikalau kita ingin berbuat baik kepada ibu dan ayah serta
patuh terhadapnya, terkadang perintah yang di berikan oleh orang tua tidak sesuai
dengan ketentuan Syari’at Islam?Adapun cara menghadapi perintah kedua orang
tua yang bertentangan dengan ajaran Islam yaitu sebagai berikut:
a. Jika suatu saat Kita disuruh berbohong oleh ibu atau ayah, sebaiknya
katakan kepada keduanya bahwasanya Allah melihat Kita.
b. Jangan sekali-kali membantah perintah orang tua dengan nada kesal dan
ngotot, sebab tidak akan mambuahkan hasil. Akan tetapi hadapi dengan
tenang dan penuh keyakinan dan percaya diri.

c.   Ayah dan ibu itu manusia biasa yang tak luput dari kesalaha dan
kekurangan. Jangan posisikan kedua orang tua seperti Nabi yang tak
pernah berbuat salah. Maafkan mereka, bila kita anggap cara dan perintah
orang tua bertentangan dengan hati nurani atau nilai-nilai yang kamu
yakini kebenarannya.

b. Cara Berbakti Kepada Orang tua yang Telah Meninggal

Berbakti kepada orangtua tidak hanya kita lakukan ketika orang tua masih
hidup, berbakti kepada orang tua juga dapat kita lakukan meski orang tua telah
meninggal.

Rosulullah SAW bersabda yang artinya:

” Seseorang bertanya kepada Rasulullah: wahai Rasulullah, apakah ada sisa


kebajikan setelah keduanya meninggal dunia yang aku untuk berbuat sesuatu
kebaikan kepada kedua orang tuaku. ?Rasulullah bersabda: ”ya, mendoakan dan
memintakan ampun untuk keduanya, melaksanakan janji keduanya, memuliakan
teman-teman kedua orang tua, dan bersilaturrahim yang engkau tiada
mendapatkan kasih sayang kecuali karena kedua orang tua.”

Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk berbakti kepada orang tua yang
telah meninggal adalah sebagai berikut:

a. Merawat Jenazahnya dengan memandikan, menshalatkan dan menguburkanya.

b. Melaksanakan wasiat dan menyelesaikan hak Adam yang ditinggalkannya.

c. Menyambung tali silaturahmi kepada kerabat dan teman –teman dekatnya atau
Memuliakan teman-teman kedua orang tua.

d. Melanjutkan cita-cita luhur yang dirintisnya atau menepati janji kedua ibu
bapak.
e. Mendoakan ayah ibu yang telah tiada itu dan meminta ampun kepada Allah dari
segala dosa orang tua kita.

3. Pahala bagi orang yang berbakti kepada OrangTua


Allah telah menjanjikan orang-orang yang berbakti kepada kedua orang
tuanya dengan kebaikan yang banyak di dunia dan akhirat dan dia akan
mendapatkan pahala yang besar di akhirat, dan diantaranya adalah sebagai
berikut:
1.   Pahala di Dunia
a.              Dipanjangkan umurnya
b.              Diperbanyak rizkinya
c.              Dikabulkan doanya
d.             Anak dan cucunya akan berbakti kepadanya
e.              Dicintai keluarganya dan tetangganya
f.               Dijauhkan dari mati dalam keburukan
g.              Dipuji oleh manusia dan mereka akan berterima kasih padanya
h.              Allah akan meridhainya
2.           Pahala di Akhirat
a.               Berbakti adalah salah satu penyebab utama masuk surga
b.              Dimasukan surga dengan orang-orang yang pertama kali dimasukkan
surga
c.               Penebus dosa
E. Sebab-sebab Durhaka Kepada OrangTua
Durhaka adalah setiap perbuatan dan perkataan seorang anak yang dapat
menyakiti kedua orang tuanya.Durhaka adalah perbuatan yang dilarang (haram)
dan termasuk dosa besar.
Tidak seorangpun yang berani berbuat durhaka kepada kedua orang tuanya
kecuali orang yang sakit dan bodoh, berikut beberapa penyebab kedurhakaan :
1.    Kebodohan akan keutamaan kedua orang tua, dan kebodohan terhadap akibat
yang akan ditanggungnya bila seseorang melakukan perbuatan durhaka kepada
keduanya didunia dan akhirat, oleh karena itu Ibnu Abbas RA berkata : Setiap
orang yang melakukan kemaksiatan kepada Allah dialah orang yang bodoh, dan
oleh karena itu dikatakan : “Barang siapa yang bodoh akan sesuatu maka dia
akan melanggarnya”.
2.    Mengutamakan dan mendahulukan sebagian anaknya terhadap anak-anaknya,
oleh karena itu syariat melarang perbuatan ini, dan mengingatkan akibat yang
akan ditimbulkan, ketika datang Basyir bin Saad kepada Nabi Saw untuk
memberikan hadiah pada anaknya Nu'man, Beliau berkata padanya : Apakah
setiap anakmu menerima pemberian ini ? dia menjawab : tidak, Beliau berkata :
Jangan jadikan aku sebagai saksi kedzaliman, jadikan selain aku sebagai saksi,
tidakkah kamu suka mereka berbakti padamu secara sepadan.
3.    Tidak memperhatikan nafkah dimasa kanak-kanak mereka dan tidak
memperdulikannya.
4.    Tidak memperhatikan hak-hak isteri dan cenderung memperhatikan sebagian
isterinya tanpa memperhatikan isteri lainnya.
5.    Teman yang tidak baik
Rosulullah SAW Bersabda :
‫ من شاء‬،‫ "أعينوا أوالدكم على البر‬:‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫عن أبي هريرة رضي هللا عنه قال‬
‫استخرج العقوق‬
‫من ولده‬
“Dari Abu Hurairah RA berkata : Rasulullah Saw bersabda : berilah pertolongan
kepada anakmu untuk berbakti, bila seseorang mampu maka keluarkan sifat
durhaka dari anaknya”.( HR,Bukhari Muslim )
1. Contoh Orang yang Durhaka Kepada OrangTua

Konon dikisahkan bahwa pada zaman Rasulullah ada seorang pemuda yang
bernama Alqamah.Dia seorang pemuda yang giat beribadah, rajin shalat, banyak
puasa dan suka bersedekah. Suatu ketika dia sakit keras, maka istrinya mengirim
utusan kepada Rasulullah untuk memberitahukan kepada beliau akan keadaan
Alqamah. Maka, Rasulullahpun mengutus Ammar bin Yasir, Shuhaib ar-Rumi dan
Bilal bin Rabah untuk melihat keadaannnya. Beliau bersabda, “Pergilah ke rumah
Alqamah dan talqin-lah untuk mengucapkan La Ilaha Illallah ”Akhirnya mereka
berangkat kerumahnya, ternyata saat itu Alqamah sudah dalam keadaan naza’,
maka segeralah mereka men-talqin-nya, namun ternyata lisan Alqamah tidak bisa
mengucapkan La Ilaha Illallah. Langsung saja mereka laporkan kejadian ini pada
Rasulullah.

Setelah itu Rosulullah Memanggil Ibunya Lalu Rasulullah bersabda kepadanya,


“Wahai ibu Alqamah, jawablah pertanyaanku dengan jujur, sebab jika engkau
berbohong, maka akan datang wahyu dari Allah yang akan memberitahukan
kepadaku, bagaimana sebenarnya keadaan putramu Alqamah?”

Sang ibu menjawab, “Wahai Rasulullah, dia rajin mengerjakan shalat, banyak
puasa dan senang bersedekah.”

Rasulullah bertanya lagi, “Kenapa Dia seperti itu?”

Dia menjawab, “Wahai Rasulullah, dia lebih mengutamakan istrinya


dibandingkan saya dan diapun durhaka kepadaku.”

Maka, Rasulullah bersabda, “Sesungguhny,a kemarahan sang ibu telah


menghalangi lisan Alqamah, sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat.”

Kemudian beliau bersabda, “Wahai Bilal, pergilah dan kumpulkan kayu bakar
yang banyak.”

Si ibu berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang akan engkau perbuat?”

Beliau menjawab, “Saya akan membakarnya dihadapanmu.”

Dia menjawab, “Wahai Rasulullah , saya tidak tahan kalau engkau membakar
anakku dihadapanku.”

Kemudian Sang Ibu pun langsung memaafkan Al-Qamah.Kemudian setelah itu


Alqamah bisa menngucapkan kalimat La Ilaha Illallahdan meninggal saat itu
juga.

Lalu, di dekat kuburan itu beliau bersabda yang artinya:

“Wahai sekalian kaum Muslimin, ridha Allah tergantung pada ridha orang tua
dan kemarahan Allah tergantung pada kemarahan orang tua”.( HR.Bukhari
Muslim )
Adapun contoh orang yang durhaka kepada orang tua dalam
kehidupan nyata adalah sebagai berikut:

Ada seorang anak lelaki tunggal, hanya saja mulutnya suka bicara kotor dan kasar.
Dia selalu melemparkan celaan dan mengumpat orang tuanya tanpa
memperhatikan perasaan mereka, sering durhaka, dan meremehkan ajaran agama
Islam.
Bahkan, tidak pernah taat atau memuliakan keduanya. Selalu saja menyakiti hati
dengan kata-kata yang pedas. Kedurhakaannya semakin meningkat setelah
ayahnya meninggal dunia. Ia berhati kasar terhadap sang ibu.

Seringkali Ibunya Menasehatinya ,namun ia malah mencela Ibunya, padahal ia


telah berumur 24 tahun. Usia yang tidak seorang pun bisa mengendalikan
keinginannya sebab ia dapat melawan siapa saja.
Suatu hari saat setan telah berhasil menguasai nafsunya, ia mengambil sandal dan
melemparkannya ke arah ibunya tanpa perasaan dosa atau bersalah. Sandal itu
tepat mengenai punggung si ibu. Kemudian, si ibu menangis dan menyesali
nasibnya. Saking sakitnya, si ibu menyumpahi anaknya, walaupun dengan
bercucuran air mata.
Pada tengah malam anak yang durhaka itu baru pulang ke rumah setelah bermain-
main dengan kawan-kawannya yang jahat, lalu masuk kamar dan tidur pulas.
Keesokan harinya, ketika ia bangun tidur, tiba-tiba ia tidak dapat menggerakkan
tangan kanannya…. Tangan yang digunakan untuk melempar ibunya dengan
sandal. Ya benar, sama sekali tangannya tidak dapat digerakkan!! Tangan
kanannya lumpuh. Kemudian, ia menutup pintu kamar tidurnya dengan keras dan
menangisi nasib dirinya atas perbuatan dosanya terhadap sang ibu. Mengetahui
musibah yang menimpa anak tunggalnya, si ibu merasa kasihan karena tidak bisa
berbuat apa-apa, lalu beliau mendoakan agar Allah memberi kesembuhan kepada
anak tunggalnya.
2. Balasan Orang yang Durhaka Kepada OrangTua

1.         Balasan Di Dunia


a.          Disempitan rizkinya
b.         Tidak dipanjangkan umurnya
c.          Amalanya tidak diangkat pada hari kamis
d.         Pintu-pintu langit tidak dibuka untuk amalannya
e.          Allah akan memurkainya
f.          Keluarga dan tetangganya akan memurkainya
g.         Ditakutkan akan meninggal dalam keburukan
h.         Para malaikat dan orang-orang mukmin akan melaknatnya
i.           Doanya tidak dikabulkan
j.           Balasannya akan diberikan didunia dan diakhirat akan mendapatkan balasan
juga
k.         Anak-anak dan cucunya akan mendurhakainya
2.              Balasan Di Akhirat
a.    Haram masuk surga

”Tidak akan masuk surga, pendurhaka terhadap kedua orang tua”. (H.R. Nasa’i
danAhmad)
b.    Dimurkai Allah SWT

“keridhaan Allah tergantung keridhaan orang tua, dan murka Allah pun
tergantung pada murka kedua orang tua”.(H.R. Al-Hakim)
c.     Allah tidakmenerima Shalatnya

“Allah tidak akan menerima shalat orang yang durhaka kepada orang tuanya “.
(H.R.  Abu Daud)
d.    Anak-anak yang mendurhakai orangtuanya akan di kutuk oleh Allah
e.     Disegerakan siksanya di dunia

“Ada 2 dosa yang disegerakan hukumannya di dunia ini, yaitu zina dan durhaka
kepada kedua orangtua”.
3. Strategi mengatasi Orang yang durhaka kepada orang tua

Setelah menganalisis masalah tentang sebab-sebab seseorang durhaka dan


membantah kepada orang tuanya,makabisa digunakan strategi-strategi untuk
mengatasi persoalan tersebut,diantaranya adalah sebagai berikut:
1.                   Lakukanlah Pendekatan Kasih Sayang terhadap anak
2.                   Kita harus memahami watak kepribadian anak
3.                   Sediakan waktu,perhatian dan kepedulian kepada anak
4.                   Cara menyampaikan maksud yang Komunikatif
5.                   Perhatikan dan arahkan kualitas pergaulan anak

4. Analisis dan Metode yang digunakan dalam Pembelajaran Akhlak


kepada Orang Tua

Setelah meninjau beberapa permasalahan-permasalahan yang terdapat


dalam Akhlak kepada Orang Tua,maka Akhlak kepada Orang Tua itu Sangatlah
penting dalam kehidupan ini karena Berakhlak kepada Orang tua memiliki tujuan
yang tepat yang harus diterapkan dalam pembelajaran kepada peserta
didik.Adapun tujuan berakhlak kepada Orang Tua yaitu untuk menjadikan
Kehidupan yang Sakinah,nyaman dan damai dalam Berkeluarga.
Adapun Metode-metode yang tepat yang digunakan dalam pembelajaran
Akhlak kepada Orang tua yang akan disampaikan kepada ara peserta didik adalah
sebagai berikut:
1.    Metode Kisah
2.    Metode Amtsal
3.    Metode Targib dan Tarhib
4.    Metode Audio Visual
5.    Metode Mauidzah
6.    Metode Ibrah
BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Akhlak terhadap orang tua merupakan akhlak yang sangat penting, hingga
dosa dari berbuat durhaka kepada orang tua berada di tingkat kedua setelah dosa
menyekutukan Allah.

Ibu merupakan orang tua yang wajib kita hormati, atas apa yang telah
beliau berikan kepada kita dari mengandung kita selama sekitar 9 bulan 10 hari
hingga sekarang. Penerapan dalam akhlak menghormati orang tua sangat
diperlukan karena itu merupakan kewajiban kita sebagai seorang muslim, cara
menghormati orang tua ang masih hidup dapat dimulai dari hal-hal yang kecil,
contohnya: Berbakti dengan melaksanakan nasehat dan perintah yang baik dari
keduanya, selalu melaksanakan perintah orangtua dan masih banyak yang lainnya.

Dan untuk berbakti kepada orangtua yang sudah meninggal ada beberapa
cara yang dapat dilakukan contohnya: Merawat Jenazahnya, menyambung
silaturahmi dengan kerabatnya, dan juga masih banyak yang lainnya.

Diantara sebab-sebab seseorang durhaka kepada orang tua diantaranya


adalah bodoh dan tidak mengetahui keutamaan orang tua serta adanya sifat pilih
kasih terhadap yang lainya.

Sementara akibat-akibat bagi orang yang mendurhakai orang tua sebagai


contoh: Allah akan mengutuk dan Allah akan menyegerakan azab serta Allah akan
murka kepadanya. Untuk mngatasi anak yang sering membantah kepada orang
tuanya bisa dilakukan dengan berbagai cara,diantaranya meningkatkan kasih
sayang dan perhatian terhadap anak serta arahkanlaah anak kepada pergaulan
yang baik dan benar.

B.       Saran
Diharapkan kepada semua generasi Muda agar menghormati dan menyayangi
Orang Tua Kita kapanpun dan dimanapun Kita berada,berbaktilah kepada kedua
orang tua kita dan janganlah kita durhaka kepada keduanya.

DAFTAR PUSTAKA
1. http://makalahmhs.blogspot.co.id/2012/12/akhlak-seorang-anak-
kepada-orang-tua.html

Anda mungkin juga menyukai