Anda di halaman 1dari 8

1

Edisi : 027/Kultum/MT PDM Bantul/2024 23 Ramadhan 1445 H/2 April 2024 M

Para Ibu : Cintailah Keluarga Terkhusus


Anak-Anakmu
َ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ ْ ْ َ َ ْ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َّ ُ ْ َ ْ
‫ واﺷﻬﺪ ان ﻻ‬. ِ‫ﻹﺳﻼم‬ ِ ‫ﺎن وا‬ ِ ‫ﻹ�ﻤ‬ ِ ‫اﺬﻟي أ�ﻌﻤﻨﺎ ﺑِ ِﻨﻌﻤ ِﺔ ا‬ِ ‫ﷲ‬ ِ ِ ‫اﺤﻟﻤﺪ‬
َُ ‫ﻚ‬
ُ.‫ﻪﻟ َوا َ ْﺷ َﻬ ُﺪ ا َ َّن ُ�َ َّﻤ ًﺪا َ�ﺒْ ُﺪ ُه َو َر ُﺳ ْﻮ ُﻪﻟ‬ َ ْ َ َ ُ َ ْ َ ُ َّ َ
�‫ﺮﺷ‬
ِ ‫ِاﻪﻟ ِاﻻ اﷲ وﺣﺪه ﻻ‬
ْ‫ﺤﺎﺑﻪ َو َﻣﻦ‬ َ ‫ﻰﻠﻋ َءاﻪﻟ َوا َ ْﺻ‬ َ َ َ َّ َ ُ َ ّ َ َ َ ُ َ َّ َ ُ َ َّ َ
‫والﺼﻼة والﺴﻼم ﻰﻠﻋ ﻧ ِب ِﻴﻨﺎ �ﻤ ٍﺪ و‬
ِِ ِِ
ْ ّ ْ َ َ َُ َ
‫ﺪﻟﻳ ِﻦ‬
ِ ‫ﺗ ِﺒﻌﻪ ِاﻰﻟ ﻳﻮمِ ا‬

Hadirin Jamaah Rahimakumullah


Di tangan para ibu hebatlah nasib dan masa
depan keluarga, terutama anak-anak kita
sandarkan. Sudah sepatutnya kita memberikan
apresiasi yang tinggi, kepada ibu-ibu hebat di
Negeri ini. Mengapa? Karena menjadi seorang
ibu bukan pekerjaan yang mudah. Ibu adalah

2
sosok hebat yang mampu melakukan tugas-
tugasnya tanpa mengenal lelah. Peran seorang
ibu tidak bisa dianggap remeh, karena harus
memikul beban dan tanggung jawab yang
sungguh berat. Namun dengan semangat dan
tulus ihlas,maka berbagai macam tugas mulia
tersebut dapat dituntaskan dengan baik.
Dalam hadits yang dinukil dari kitab Tafsir
Qashashi Jilid IV karya Syofyan Hadi, Rasulullah
 memberikan kemuliaan kepada seorang ibu
َّ ْ ُ َ َ ٌ ُ َ َ َ َ َ
َ‫ﻳﺎ‬: ‫ َ� َﻘ َﺎل‬ �‫ا‬ َََُْ َ ْ َ
ِ ‫ ﻗﺎل ﺟﺎء رﺟﻞ ِإﻰﻟ رﺳﻮ ِل‬ ‫�ﻦ أ ِﻲﺑ ﻫﺮ�ﺮة‬
َ َ َ ُّ ُ َ َ َ َ َ ْ ُ ُّ َ َ ْ َ َْ َُ
‫ ﻗﺎل‬،‫ﺎس ِﺤﺑﺴ ِﻦ ﺻﺤﺎﺑ ِﻲﺘ ؟ ﻗﺎل أمﻚ‬ َّ
ِ ‫ ﻣﻦ أﺣﻖ اﻨﻟ‬،‫ﷲ‬ ِ ‫رﺳﻮل ا‬
َ َ ْ َ َّ ُ َ َ َ ُّ ُ َ َ ْ َ َّ ُ َ َ َ ُّ ُ َ َ ْ َ َّ ُ
‫ ﻗﺎل‬،‫ ﻗﺎل �ﻢ ﻣﻦ‬،‫ ﻗﺎل �ﻢ ﻣﻦ؟ ﻗﺎل أمﻚ‬،‫�ﻢ ﻣﻦ؟ ﻗﺎل أمﻚ‬
َ‫أَﺑُ ْﻮك‬

Dari Abu Hurairah ,, "Seseorang datang


kepada Rasulullah  dan berkata, 'Wahai
Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti
pertama kali?' Nabi  menjawab, 'Ibumu!' Dan
orang tersebut kembali bertanya, 'Kemudian
siapa lagi?' Nabi  menjawab, 'Ibumu!' Orang
tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa
3
lagi?' Beliau menjawab, 'Ibumu.' Orang tersebut
bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi 
menjawab, 'Kemudian ayahmu.” (HR. Bukhari
dan Muslim)
Hadirin jamaah yang dimuliakan Allah
Pada hadits tersebut dikatakan, kedudukan
ibu tiga kali lebih utama daripada ayah, sebab
ibu telah melakukan tiga hal kepada anaknya,
yang tidak bisa dilakukan ayah. Ketiga hal
tersebut adalah mengandung, melahirkan dan
menyusui.
Tugas ibu sungguh sangat berat akan tetapi
sangat mulia. Bahkan tidak hanya sebatas
mengandung, melahirkan dan menyusui saja,
akan tetapi bagaimana ibu juga harus
mempersiapkan anak-anaknya, menjadi anak-
anak yang berkualitas, yang tidak hanya
memenuhi kebutuhan jasmani saja yang
tercukupi, tetapi kebutuhan rohani juga harus
diprioritaskan.
Ibu-ibu hebat sangat mencintai anak-
anaknya. Mereka sangat Ikhlas dan tulus dalam

4
mengemban amanah ini. Untuk itulah maka
bagaimana sosok ibu, mampu menorehkan tinta,
dan membentuk karakter dalam kehidupan
anak-anaknya. Rasulullah  mengingatkan
kepada kita, seperti yang diriwayatkan oleh
sahabat Abu Hurairah , :
َ ّ َ ُ ُ َ َ َ َ َ ْ ْ َ َ ُ َ ُ ُ ْ َ ُّ ُ ُْ َُ َ َ
‫ ﻞﻛ مﻮلﻮ ٍد ﻳﻮﺪﻟ ﻰﻠﻋ اﻟ ِﻔﻄﺮ ِة ﻓﺄﺑﻮاه �ﻬ ِﻮداﻧِ ِﻪ‬ : ‫ﷲ‬
ِ ‫ﻗﺎل رﺳﻮل ا‬
“Rasulullah  bersabda: Setiap anak itu
dilahirkan dalam keadaan �itrah. Kedua orang-
tuanyalah yang membuatnya menjadi orang
Yahudi, orang Nasrani, atau majusi.
Hadirin jamaah yang dimuliakan Allah
Dari hadits di atas, maka beberapa hal di
bawah ini dilakukan sosok ibu sebagai wujud
dari cinta ibu kepada anak-anaknya, adalah :
Pertama, Mendidik Anak Ketika Masih dalam
Kandungan
Dalam usia kandungan 120 hari, maka
pendidikan untuk anak dimulai. Bagaimana cara
mendidik anak di kandungan? Ketaatan kepada
Allah , Ikhlas, banyak membaca Al Qur’an.

5
Seorang ibu yang sedang hamil juga dianjurkan
untuk menghindarkan dari perbuatan dosa dan
akhlak yang buruk. Itulah Pendidikan anak
ketika dalam kandungan. Do’a yang diajarkan
Nabi Ibrahim yang diabadikan di dalam QS.
Ibrahim ayat 40 :
ٓ َ ُ ۡ َّ َ َ َ َ َّ َ َّ ّ ُ َ ٰ َ َّ َ ُ ۡ َ ۡ ّ َ
ِ‫ب ٱجعل ِ� مقِيم ٱلصلوة ِ ومِن ذرِ� ِ� � ر�نا و�قبل د�ء‬
ِ ‫ر‬
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku
orang yang tetap melaksanakan shalat, ya Tuhan
kami, perkenankanlah doaku”.
Kedua, Mendidik Anak Sopan Santun dan
Akhlak Mulia
Menanamkan pendidikan sopan santun,
akhlak, budi pekerti adalah sangat diperlukan.
Semua dilakukan untuk membentuk pribadi
anak sejak dini. Metode dan pola yang tepat
untuk pendidikan ahlaqul karim adalah pola
pembiasaan dan contoh, diantaranya adalah :
a. Membiasakan untuk berbicara dengan
santun kepada siapapun.

6
b. Membiasakan untuk menghormati yang
lebih tua, menyayangi sesama dan yang
lebih muda
c. Membiasakan untuk bertatakrama yang
baik kepada siapapun.
d. Membiasakan melaksanakan Shalat diawal
waktu dengan tertib.
e. Membiasakan untuk berdisiplin dan
menghargai waktu.
f. Menanamkan pola reword dan punishment
yang sewajarnya.
g. Membiasakan dan menanamkan cinta Nabi
Muhammad . Tanamkan 3 hal kepada
anak-anakmu, untuk :
1) Mencintai Nabi Muhammad 
2) Mencintai Keluarga Nabi Muhammad 
3) Dan Membaca Al Qur’an
Hadirin jamaah yang dimuliakan Allah
Ketiga, Mendidik Anak tentang Iman
Dalam penggalan Al Qur’an surat Al A’raf
ayat 172 :
َ ْ َ َ َ ُ َ ْ ُ ّ َ ُ ْ ََ
‫ألﺴﺖ ﺑِﺮ�ِ�ﻢ ﻗﺎلﻮا ﺑ� ﺷ ِﻬﺪﻧﺎ‬
7
“Bukankah Aku ini Tuhan kamu? Mereka
menjawab: “Ya, kami menjadi saksi.”
Dalam penggalan ayat diatas, jelas bahwa
pada hakekatnya anak yang masih dalam
kandungan itu beriman kepada Allah . Maka
setelah lahir kedunia, karena pengaruh orang
tua, pendidikan dan atau lingkungan, akhirnya
ada yang tetap beriman, namun ada juga yang
ingkar. Disinilah tugas pokok dan peran orang
tua dalam mendidik dan membimbing anak-
anaknya. Supaya tetap berada pada jalan yang
lurus.
Oleh: Ustadz Syahril Sidiq, S.Pd.I.,MA
Group WhatsApp : https://chat.whatsapp.com/FMPl4mX7HJj5vWXWzaI0ir

Anda mungkin juga menyukai