1. Muqoddimah….
2. Tujuan dari tasyakur ini disamping mengikuti sunnah Rasul yaitu melakukan
aqiqah, juga memohon dorongan doa dari ibu-ibu semua agar
putri…..menjadi anak yang sholehah dan musliihiina.
3. Dalil Aqiqah :
ُك ُّل ُغالَ ٍم َر ِه ْي َن ٌة:هللا ص َقا َل ِ ب اَنَّ َرس ُْو َل ٍ ْن ُج ْن َد ِ َعنْ َسم َُر َة ب
ِب َع ِق ْي َق ِت ِه ُت ْذ َب ُح َع ْن ُه َي ْو َم َس ِاب ِع ِه َو يُحْ َل ُق َو ُي َسمَّى
“Dari Samurah bin Jundab dia berkata : Rasulullah bersabda : Setiap bayi tergadai
dengan aqiqahnya, disembelihkan (kambing) untuknya pada hari ke tujuh, dicukur
dan diberi nama.”
[Shahih, Hadits Riwayat Abu Dawud 2838, Tirmidzi 1552, Nasa’I 7/166, Ibnu Majah
3165, Ahmad 5/7-8, 17-18, 22, Ad Darimi 2/81, dan lain-lainnya]
ْصلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم َأ َم َر ُه ْم َعنَ ِ َأنَّ َعاِئ َش َة َأ ْخ َب َر ْت َها َأنَّ َرسُو َل هَّللا
ِ ان َو َعنْ ْال َج
ٌار َي ِة َشاة ِ ان ُم َكا ِفَئ َت ِ ْال ُغاَل ِم َشا َت
Dari Aisyah dia berkata : Rasulullah bersabda : “Bayi laki-laki diaqiqahi dengan dua
kambing yang sama dan bayi perempuan satu kambing.”
[Shahih, Hadits Riwayat Ahmad (2/31, 158, 251), Tirmidzi (1513), Ibnu Majah (3163),
dengan sanad hasan]
Jika telah berlalu ketujuh, disunnah pada hari ke 14. Jika belum siap, maka pada hari ke 21.
Dan tidak mengapa (tetap sah) aqiqah dilaksanakan sebelum hari-hari tersebut atau
sesudahnya. Hari-hari tersebut bukan pembatasan, tapi sebatas afdhaliyah (keutamaan) saja.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa aqiqah adalah rangkaian
kegiatan merayakan kelahiran anak dengan menyembelih hewan bersamaan
dengan mencukur rambut kepala anak serta memberikan nama anak yang
dilakukan pada hari ketujuh.
4. Hukum Aqiqah :
َت َخ ْي ٌر عِ ْند
ُ صل ِٰح ُ اَ ْل َما ُل َو ْال َب ُن ْو َن ِز ْي َن ُة ْال َح ٰيو ِة ال ُّد ْن َي ۚا َو ْال ٰبق ِٰي
ّ ٰ ت ال
ك َث َوابًا َّو َخ ْي ٌر اَ َماًل َ َر ِّب
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan
yang terus menerus adalah lebih baik pahalanya disisi Tuhan-mu serta lebih
baik untuk menjadi harapan (Q.S: Al-Kahf : 46)
Yang dimaksud perhiasan adalah anak-anak menjadi penyejuk, penyenang
dan bahagia jika dipandang dari segi fisik dan akhlaknya. Apalagi anaknya
cerdas, pintar, soleh, berbakti kepada orang tua dan berguna bagi
masyarakat dan ummat.
Kebanggaan orang tua terhadap anak-anak mereka tidak jarang membuat
mereka rela berkeja keras dan berkorban apa saja demi anak mereka,
bahkan ada yang sampai melalaikan mereka untuk taat kepada Allah dan
lupa mempersiapkan kehidupan akhirat, Karena itu hendaklah waspada dan
jadikan anak itu sebagai ladang kebaikan dan wasilah kita memperoleh ridha
Allah SWT, Firman Allah mengingatkan kita:
Kedua, Anak adalah sebagai amanah bagi orang tuanya, sebagai amanah
orang tua tidak hanya bertanggung jawab atas kebutuhannya didunia saja,
namun juga bertanggung jawab untuk menyelamatkan anak-anaknya dari
kehancuran di dunia dan dari neraka di akhirat. Sebuah peringatan dari Allah
SWT untuk para orang tua agar bisa menjalankan amanah anak yang
diberikan Allah kepada kita dengan sebaik-baiknya.
ُٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا قُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم َواَهْ لِ ْي ُك ْم َنارً ا َّوقُ ْو ُد َها ال َّناس
َ َو ْالح َِج
ُارة
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu” (QS al-Tahrim: 6).
Anak terlahir suci dan bersih, dan orang tualah yang menjadikan mereka baik
atau buruk sebagaimana sabda Rasulullah Saw. yang diriwayatkan oleh
Bukhari dan Muslim
َفَأ َب َواهُ ُي َهوِّ َدا ِن ِه َأ ْو ُي َمجِّ َسا ِن ِه َأ ْو،ُِك ُّل َم ْولُ ْو ٍد ي ُْو َل ُد َع َلى ْالف ِْط َرة
ُي َنص َِّرا ِن ِه
Artinya: "Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah (suci). Kedua orang
tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani." (HR Bukhari
dan Muslim).
ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْٓوا اِنَّ ِمنْ اَ ْز َوا ِج ُك ْم َواَ ْواَل ِد ُك ْم َع ُد ًّوا لَّ ُك ْم
َفاحْ َذر ُْو ُه ۚ ْم
“Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara pasanganmu dan anak-
anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu
terhadap mereka” (QS al-Thaghabun: 14).
a. Orang tua terutama Ibu, harus menjadi guru / pendidik pertama dan
utama bagi anak-anaknya
Penyair hafidz Qur’an Ibrahim mengungkapkan syairnya sebagai
berikut, “ Al – Ummu Madrasatul Ula, Iza A’dadtaha A’dadta Sya’ban
Thayyibal A’raq” artinya, “Ibu adalah madrasah/ sekolah pertama bagi
anaknya, jika engkau persiapkan dia dengan baik, maka sama halnya
engkau persiapkan bangsa yg baik pokok pangkalnya”.
Alloh SWT telah memberikan hukum-hukum khusus bagi perempuan
seperti, hukum tentang kehamilan, kelahiran, penyusuan, pangasuhan
anak dll.
b. Memilih Metode yang Baik Bagi Anak
Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin berkata, “Yang menentukan
keberhasilan pembinaan anak, susah atau mudahnya, adalah
kemudahan taufik dari Allah SWT dan jika seorang hamba bertakwa
kepada Allah serta berusaha menempuh metode pembinaan yang
sesuai dengan syariat Islam, maka Allah akan memudahkan
urusannya dalam mendidik anak. Metode yang benar dalam mendidik
anak adalah dengan membiasakan anak-anak sejak dini
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, sebelum
mereka mencapai usia dewasa, agar mereka terbiasa dalam ketaatan.
c. Menjadi Teladan yang Baik bagi Anak
Seorang ibu harus menampilkan teladan yang baik untuk anak dalam
sikap dan tingkah laku termasuk metode pendidikan yang paling baik
dan utama. Jika Ibu memiliki kepribadian yang luhur dan tingkat
ketakwaan yang tinggi maka kesan pertama yang masuk ke dalam diri
anak adalah kesan yang baik, yang akan menjadi landasan kokoh bagi
perkembangan anak selanjutnya