Anda di halaman 1dari 6

PERAN ORANGTUA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

TERHADAP ANAK DALAM AJARAN PENDIDIKAN ISLAM


Sabana
Prodi Tarbiyah, pendidikan agama islam, 2020-01-139.

PENDAHULUAN
Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan merupakan ujung tombak
majunya suatu bangsa dan negara. Masyarakat yang lemah pendidikannya tidak
akan memiliki kapabilitas yang memadai untuk memajukan bangsa dan
negaranya. Sebagaimana ilustrasi bahwa lemahnya pendidikan yang
mengakibatkan kebodohan, sedangkan kebodohan mengakibatkan kemiskinan.
Tentu saja, kemiskinan yang ditanggung oleh bangsa dan negara akan
menyengsarakan bangsa dan negara itu sendiri.
Dengan pandangan diatas, Islam mewajibkan seluruh umatnya untuk
mencari ilmu. Karena hukum mencari ilmu itu wajib, berdosalah bagi manusia
yang mengaku muslim, tetapi tidak mau mencari ilmu. Wahyu pertama yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Di Gua Hira adalah surat yang di
dalamnya berisi perintah membaca atau mencari ilmu. Perintah itu terdapat dalam
surat Al- ‘Alaq ayat 1-5.
َ ‫) ِإ ْق َرْأ َو ُرب‬2( ‫ق اِأل ْن َسا نَ ِم ْن َعلَق‬
‫) ا لّ ْذ ي َعلَّم ِبا‬3(‫ُّك اَأل ْك َرا ُم‬ َ َ‫) خَ ل‬1( ‫ق‬ َ َ‫اِ ْق َرأ بِا س ِْم َربِّكَ الَّذيْ خَ ل‬
ِ ‫) َعلَ َم‬4(‫ْل َقلَ ْم‬
)5(‫اال ْن َسا نَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia
telah menciptakan manuia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha Mulia, Yang mengajar (manusia) dengan pena, Dia mengajarkan kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S Al-‘Alaq: 1-5). (Saebani, 2012)
Selain itu, Saebani mengatakan bahwa tanggung jawab yang paling
menonjol dan mendapat perhatian besar dalam Islam adalah tanggung jawab
pendidik terhadap individu-individu yang memerlukan pengarahan, pengajaran
dan pendidikan. Sepadan dengan pernyataan tersebut, dapat kita telaah melalui
hadits yang berbunyi; “’allimuu aulaadakum wa ahliikumul khaira wa
addibuuhum” , yang artinya”Ajarkanllah kebaika kepada anak-anakmu dan

1
keluargamu dan didiklah mereka”. (H.R. Abdul-Razak dan Syaid bin Mansyur).
(Saebani, 2012).
Hadits diatas diperkuat dengan hadits nabi yang lain yakni, “laa yanbaghii
lil-jahili an yaskuta ‘alaa jahlihi wala lil-’aalimi an yaskuta ‘alaa ‘ilmihi” yang
artinya “Tak wajarlah bagi orang yang bodoh, berdiam diri atas kebodohannya.
Dan tak wajarlah bagi orang yang berilmu, berdiam diri atas ilmunya” .(Yakub,
1966)
Pada masa kanak-kanak ialah masa yang paling subur, palin panjang dan
paling dominan bagi seorang pendidik untuk menanamkan norma-norma yang
mapan dan arahan yang bersih ke dalam jiwa anak-anak didiknya. Al-Ghazali
dalam bukunya yang berjudul Ihya ‘Ulumuddin telah menyebutkan: “Perlu
diketahui bahwa jalan untuk melatih anak-anak termauk urusan yang paling
penting dan harus mendapat prioritas yang lebih dari yang lainnya. Anak
merupakan amanat di tangan kedua orangtuanya dan kalbunya yang masih bersih
merupakan permata yang sangat berharga. Jika ia dibiasakan untuk melakukan
kebaikan, niscaya dia akan tumbuh menjadi baik dn menjadi orang yang bahagia
di dunia dan akhirat. Sebaliknya, jika dibiasakandengan keburukan serta
ditelantarkan seperti hewan ternak, niscaya dia akan menjadi orang yang celaka
dan binasa”
Berangkat dari realita ini, para ulama mengatakan bahwa seorang anak
adalah amanat bagi kedua orangtuanya. Jika anak dibiasakan untuk melakukan
kebaikan, niscaya ia akan tumbuh menjadi orang yang baik. Sebaliknya jika anak
dibiasakan melakukan hal-hal yang buruk, maka ia akan menjadi seseorang yang
celaka dan binasa (Rahman, 2005)
Dalam melaksanakan kewajiban belajar atau menuntut ilmu, seorang anak
perlu adanya bimbingan dan motivasi dari Orangtua, guru maupun lingkungan
sekitar. Abdul Majid mengemukakan bahwa motivasi merupakan kekuatan yang
menjadi pendorong kegiatan individu untuk melakukan suatu kegiatan mencapai
tujuan (Majid, 2013). Dengan demikian, tahapan seorang anak dalam menempuh
kewajibannya belajar akan berjalan dengan terarah dan sesuai tujuan pendidikan.
PEMBAHASAN

2
Pada hakikatnya, tanggung jawab pendidikan adalah tanggung jawab yang
besar dan penting. Sebab, pada tatanan operasionalnya, pendidikan merupakan
pemberian bimbingan, pertolongan, dan bantuan dari orang dewasa atau orang
yang bertanggungjawab atas pendidikan kepada anak yang belum dewasa.
Dewasa dari segi rohaniah dan jasmaniah di dalam ketakwaan kepada Allah SWT,
yang ditampilkan berupa tanggung jawab atas semua sikap dan tingkah lakunya
pada diri sendiri, masyarakat dan Allah SWT.
Ilmu Pendidikan Islam telah menunjukkan pada tataran konseptual proses
pendidikan dalam keluarga sebagai realisasi tanggung jawab Orangtua terhadap
pendidikan anaknya, antara lain adalah aspek-aspek pendidik (Islam) yang sangat
penting untuk diperhatikan oleh Orangtua dalam mendidik anak-anaknya. Aspek-
aspek tersebut seperti yang dikemukakan oleh Chabib Thaha yakni aspek
pendidikan ibadah, pokok-pokok ajaran Islam dan membaca Al-Qur’an, aspek
pendidikan akhlak karimah, dan aspek pendidikan akidah Islamiyah.(Saebani,
2009)
Untuk meraih terciptanya aspek-aspek ajaran tersebut ke dalam diri
seorang anak, dibutuhkan kerjasama komunikasi atau semangat antar keduanya,
yakni dari Orangtua maupun diri anak. Anak-anak mempunyai motivasi untuk
belajar dari rasa ingi tahu secara alami, didorong oleh keinginan berinteraksi,
mengenal dan memahami lingkungan sekitar.
Khalifah Abu Bakar r.a. mengatakan, “ada tiga perkara, tidak akan
diperoleh kecuali dengan tiga perkara: kekayaan dengan usaha keras, pemuda
dengan perjuangannya yang tinggi, kesembuhan dengan berobat”. Tiga perkara
tersebut mustahil diperoleh tanpa tiga cara. Misalnya, ingin karya harus berani
bekerja. Kekayaan itu tidak akan diperoleh dengan hanya angan-angan dalam hati,
tanpa bekerja sungguh-sungguh. Sama halnya pemuda atau seorang individu yang
ingin sukses di segala bidang, ingin tercapai semua cita-citanya pasti akan sulit
tanpa disertai perjuangan yang tinggi dan kerelaan berkorban.(Madjid, t.t)
Sejurus dengan apa yang dikemukakan Khalifah Abu Bakar di atas, dapat
kita tarik mengarah kepada bagaimana konsep perjuangan. Dimana orang tua yang
ingin anaknya sukses, harus sabar mendidiknya, memotivasinya dengan hal-hal

3
yang baik pula, begitu pula seorang anak harus gigih dalam belajar, sehingga
harapan orangtua dan anak dapat dipertemukan dalam satu tujuan yang teraplikasi
dengan baik dan benar.
Orangtua bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya dalam
keluarga. Tanggung jawab itu dipikul karena semua bayi yang dilahirkan dalam
keadaan fitrah maka bergantung kepada orangtuanya apakah anaknya mau
dimajusikan, mau diyahudikan atau dinasranikan, atau tetap dalam kefitrahannya,
yakni menjadi manusia yang muslim dan berserah diri kepada Allah SWT.
Tanggung jawab orangtua bukan hanya dalam skala mendidik, melainkan
membiayai pendidikan, mencukupi literature bagi anak-anaknya, memberikan
kebutuhan sekolahnya, dan mengajarinya di rumah sesuai dengan kemampuannya
masing-masing.Tanggung jawab terbesar pendidikan Islam menurut ajaran Islam
dipikul oleh orangtua anak karena orangtualah yang menentukan pola pembinaan
pertama bagi anak.
Ajaran Islam menekankan agar setiap manusia dapat memelihara
keluarganya dari bahasa siksa api neraka, juga termasuk menjaga anak dan harta
agar tidak menjadi fitnah, yaitu dengan mendidik anak sebaik-baiknya. Dengan
tujuan menciptakan pribadi anak yang baik; mengetahui yang ma’ruf sekaligus
mengamalkannya. Melalui pendidikan terhadap anak khususnya, orangtua akan
terhindar dari bahaya siksa api neraka, sebagaimana firman Allah SWT. dalam
surat At-Tahrim ayat 6.
َ ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا قُوا َأ ْنفُ َس ُك ْم َوَأ ْهلِي ُك ْم نَارًا َوقُو ُدهَا النَّاسُ َو ْال ِح َجا َرةُ َعلَ ْيهَا َمالِئ َكةٌ ِغالظٌ ِشدَا ٌد ال يَ ْعصُونَ هَّللا‬
َ‫َما َأ َم َرهُ ْم َويَ ْف َعلُونَ َما يُْؤ َمرُون‬
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah
terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan. (QS. At Tahrim 66:6)
Tanggung jawab orangtua terhadap anak tercermin dalam surat Luqman
ayat 12 yang intinya memberikan hikmah sebagai berikut.

4
1. Memberikan kesadaran kepada orangtua bahwa anak-anak adalah amanah.
2. Anak-anak adalah ujian yang berat dari Allah SWT. dan orangtua jangan
berkhianat.
3. Pendidikan anak harus diutamakan dan harus menggunakan strategi dan
kiat-kiat yang dapat diterima oleh akal anak.
4. Orangtua tidak memaksakan kehendaknya sendiri kepada anak.
5. Menjaga anak untuk tetap menunaikan shalat dan berbuat kebajikan.
(Saebani, 2009)
Orangtua yang mendapatkan amanah untuk membesarkan dan mendidik
anak akan diuji seberapa jauh ia dapat sabar dan bertanggung jawab dalam
mengemban amanat tersebut. Pertanggungjawaban tersebut tidak sekedar
menyangkut masa kini, tetapi melibatkan juga masa depannya.Pendidikan Islam
yang diselenggarakan dalam lingkungan keluarga merupakan bimbingan dan
pertolongan oleh orangtua kepada anaknya yang diberikan secara sadar sesuai
dengan perkembangan jasmani (fisik) dan rohaniyah (psikis) kearah kedewasaan
yang sempurna.
Selanjutnya dalam perkembangan anak, anak memerlukan bimbingan
orangtuanya dengan melakukan hal-hal berikut, yaitu; memberi teladan yang baik,
menyajikan cerita-cerita yag bik, membiasakan anak bersikap bik, menerangkan
segala yang baik, membina daya kreatif anak, mengontrol, membimbing dan
mengawasi perilaku anak dengan baik, memberikan sanksi yang bernilai pelajaran
dengan baik (Saebani, 2009).

PENUTUP
Orangtua dan anak ialah satu kesatuan yang saling mempengaruhi.
Seorang anak tidak dapat berdiri sendiri, selalu ada hal yang mendorongnya
tertuju pada suatu tujuan yang ingin dicapainya, yang salah satu sumber
pendorongnya ialah orangtua. Artinya keluarga menjadi pendidikan yang pertama
dalam kehidupan seorang anak (Ratnawati, 2000). Pendidikan yang tertera pada
ruang keluarga akan sangat menentukan sikap seorang anak, tidak terkecuali
perihal semangat belajar.

5
DAFTAR PUSTAKA

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Madjid, Ahmad Abd. (t.t). Nashaihul Ibaad Kata-kata Mutiara dari Mujahid
Dakwah. Surabaya: Mutiara Ilmu Surabaya

Rahman, Jamaal ‘Abdur. 2005. Tahapan Mendidik Anak Tauladan Rasulullah.


Bandung: Isyad Baitus Salam

Ratnawati, Sintha. 2000. Keluarga Kunci Sukses Anak. Jakarta: Kompas

Saebani, Beni Ahmad dan Hendra Akhdiyat. 2012. Ilmu Pendidikan Islam.
Bandung: CV. Pustaka Setia

Yakub, Ismail. 1966. Tarjamah Ihya ‘Ulumuddin Imam Al-Ghazali. Jakarta: CV.
Faizan

Anda mungkin juga menyukai