Anda di halaman 1dari 8

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia tidak dapat diragukan lagi keberadaannya. Pendidikan merupakan rangkaian proses dalam rangka

memanusaiakan manusia, sehingga hal itu dapat membedakan antara dengan makhluk lainnya. Manusia yang lahir ke dunia ini dibekali oleh Allah berbagai potensi yang disiman dalam diri manusia. Potensi ini yang harus dikembangkan melalui pendidikan agar potensi yang ada dapat berkembang maksimal sehingga manusia dapat mencapai kedudukannya yang tertinggi yaitu khalifah Allah di bumi. Dengan demikian, pendidikan terutama pendidikan Islam- merupakan kebutuhan manusia, karena sebagai makhluk paedagogis manusia dilahirkan dengan membawa potensi dapat dididik dan mendidik sehingga mampu menjadi khalifah di bumi yang menjadi pendukung dan oengembang kebudayaan. Oleh karena itu manusia diciptakan beserta dengan fitrahnya berupa berbagai macam potensi pisik dan psikis yang harus dikembangkan. Menurut Asnelly Ilyas (1995: 13), pikiran, perasaan, dan kemampuan berbuat merupaka komponen dari fitrah itu1.

Asnelly Ilyas, 1995: 13

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat Ar-ruum ayat 30:

O%r's y7yg_ur e$#9 $Z Zym 4 |Nt !$# L9$# tss }$Z9$# $pk n=t 4 @ 7s? ,=y9 w !$# 4 9s e$!$# Oh s)9$# 3s9ur u sY2r&

$Z9$# w tbqJn=t
Artinya:maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah): (tetaplah atas) fitrah Allah yng telah menciptakan manusia sebagai fitrah itu2, tidak ada perubahan pada firman Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (DEPAG RI, 2004 : 325). Fitrah Allah yang merupakan potensi dasar sebagai dasar sebagai sifat manusiawinya bersifat tetap, namun daya fitrah itu akan berkembang. Fitrah inilah yang membedakan mansusia dengan makhluk lainya dan menjadikan manusia istimewa dan sekaligus lebih mulia. Apabila potensi tersebut tidak dikembangkan, niscaya ia akan kurang bermakana dalam kehidupan3. Oleh karena itulah potensi perlu dikembangkan, dan pengembangan itu senantiasa dilakukan dengan usaha dan kegiatan pendidikan (Ahmad Supardi, 1997 : 11). Dalam islam, pendidikan merupakan suatu kewajiban yang di bebankan kepada manusia sebagai Khalifah Allah di bumi yang berlangsung seumur hidup (long life education), karena anak sejak berada dalam buaian samai akhirnya masuk liang lahat, ia dituntut untuk mencari ilmu. Sebagaimana penulis ketahui bahwa pendidikan berintrikan interaksi

2 3

antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan ini dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat (Nana Sukmadinata, 1999:1) Keluarga meruakan lingkungan pertama yang bertugas mendidik anak. Moh. Amin menyatakan : Dalam lingkungan keluarga, interaksi pendidikan berlangsung antara orang tua sebagai pendidik dan anak sebagai peserta didik.4 Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapat pendidikan dan bimbingan serta sebagian besar kehidupan anak adalah di dalam keluarga sehingga pendidikan yang paling banyak diterima anak adalah di dalam keluarga (Moh. Amin, 1992:66). Sementara itu Imam Barnabi (1987:120) mengungkapkan bahwa di dalam keluargalah anak mulai mengenal hidupnya, anak dilahirkan di dalam keluarga, tumbuh dan berkembang sampai anak melepaskan diri dari ikatan keluarga. Dari uraian di atas, penulis mendapatkan gambaran bahwa pengaruh keluarga besar sekali terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam hal ini Syamsu Yusuf (2000:37) mengungkapkan bahwa keluarga (orang tua) memiliki peranan penting dalam upaya pengembangan pribadi anak.5 Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya yang diberikan merupakan faktor yang kondusif untuk menyiapkan anak untuk menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat lahir maupun batin. Dari uraian di atas, dapat penulis simpulkan betapa pentingnya peranan
4 5

keluarga dalam proses pendidikan. Pada saat sekarang banyak orang tua yang menyerahkan pendidikan anak-anaknya pada orang lain karena mereka kekurangan waktu dalam mendidik dan mengajar anak-anaknya karena mereka disibukan dengan urusan mencari nafkah untuk anak-anaknya. Selain itu banyak keluarga yang tidak mengetahui kompetensi apa saja yang harus diajarkan kepada anak-anaknya sehingga pendidikan yang berlangsung di dalam keluarga tersebut tidak jelas arah dan tujuan yang akan dicapainya. Kompetensi yang harus diajarkan pada anak sering kita sebut sebagai kurikulum. Tidak jelaskan kurikulum dalam pendidikan keluarga ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan orang tua terhadap dunia pendidikan dan jarangnya informasi yang khusus membahas tentang kurikulum pendidikan dalam keluarga. Agama islam sebagai agama yang kaffah telah mengatur masalah pendidikan. Dalam al-Quran baik secara tersirat maupun tersurat telah dibahas masalah kurikulum pendidikan terutama kurikulum pendidikan keluarga. Seperti firman Allah surat al-Alaq ayat 1-5 yang berbunyi :

&t%$# O $$/ y7n/u %!$# t,n=y{

t,n=y{ z`|

SM}$# `B @,n=t &t%$# y7 /uur Pt.F{$# %!$# zO=t On=s)9$$/ zO=t z`|SM}$# $tB
6

Os9 Ls>t

Artinya : bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589], Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (DEPAG RI, 2004 :
6

479). Secara tidak langsung ayat ini memberikan pengaraha pada umat islam bahwa dalam memulai proses pendidikan harus di mulai dengan proses membaca. M. quraish Shihab (1996 : 5-6) menjelaskan pengertian kata Iqra sebagai berikut :
mengapa iqra merupakan perintah pertama yang ditujukan kepada Nabi,

adahal beliau seorang Ummi ( yang tidak pandai membaca dan menulis ) mengapa demikian ?. Iqra terambil dari akar kata yang berarti menghimpun sehingga tidak selalu diartikan membaca teks tertulis dengan aksara tertentu. Dari menghimpun lahir aneka ragam makna, seerti menyampaikan, memeliti, mendalami, mengetahui ciri sesuatu dan membaca, baik teks tertulis maupun tidak7. Iqra (bacalah), dalam sebuah riwayat nabi menjawab perintah tersebut dengan suatu pertanyaan ma aqra (apa yang harus dibaca ?). pertanyaan tersebut tidak dijawab Karena Allah menghendaki agar beliau dan umatnya membaca apa saja, selama bacaan tersebut berarti

bismirabbika, dalam arti bermanfaat untuk kemanusiaan. Iqra

bacalah, telitilah, dalamilah, ketahuilah cirri-ciri sesuatu, bacalah alam, bacalah tanda-tanda zaman, sejarah, diri sendiri, yang tertulis dan yang tidak tertulis. Alhasil objek perintah iqra mencakup apa yang dapat dijangkaunya. Demikian terpadu dalam ayat diatas perintah untuk menempuh segala macam cara untuk emningkatkan lemampuan manusia, dengan kata lain begitu beragam kurikulum dan metode yang harus ditempuh dalam proses endidikan untuk meningkatkan kualitas manusia sehingga fungsi penciptaan manusia yaitu Khalifah dimuka bumi dapat tercapai. Dari uaraian diatas, dapat dikemukakan beberapa persoalan

mendasar, yaitu : Bagaimana konsep pendidikan dalam islam? Kurikulim yang bagaimana yang ahrus diterapkan dalam pendidikan islam di keluarga? 7

Karena ilmu pendidikan islam memiliki sumber ilmu pengetahuan yang bereasal dari al-Quran dan hadits, maka dalam hal ini penulis ingin mengetahui kurikulum yang bagaimana yang untuk diterapkan dalam pendidikan Islam di keluarga menurut surat Al-Alaq ayat 1-5 dalam analisis ilmu endidikan, maka penulis menuangkan dalam sebuah oenelitian yang berjudul : IMPLIKASI PAEDAGOGIS AL-QURAN SURAT AL-ALAQ AYAT 1-5 TENTANG KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA (Analisis Ilmu Pendidikan Islam). B. Perumusan Masalah Yang paling penting dalam masalah penelitian ini adalah bagaimana implikasi

paedagogis al-quran surat al-alaq ayat 1-5 tentang kurikulum pendidikan islam dalam keluarga. Secara rinci permasalahan yang akan diteliti adalah : 1. Bagaimana konsep pendidikan dalam islam? 2. Bagaimana konsep kurikulum dalam ilmu pendidikan? 3. Bagaimana penafsiran para mufasir terhadap al-quran surat al-alaq ayat 1-5? 4. Bagaimana implikasi paedagogis al-quran surat al-alaq ayat 1-5 tentang kurikulum pendidikan islam dalam keluarga ? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka deskripsi yang diperoleh dari hasil penelitian ini akan diarahkan untuk mengetahui : 1. 2. 3. Mengetahui konsep pendidikan dalam pandangan islam Mengetahui konsep kurikulum dalam ilmu pendidikan islam Penafsiran para mufassir tentang al-quran surat al-alaq 1-5

4. Implikasi paedagogis al-quran surat al-alaq ayat 1-5 tentang kurikulum pendidikan islam dalam keluarga D. Kerangka Pemikiran Islam sebagai agama yang universal berbicara pula tentang pendidikan. Pendidikan dalam Islam dimulai sejak dari buaian sampai ke liang lahat, pendidikan dalam Islam memperoleh

penghargaan yang tinggi baik dari pendidiknya, peserta didiknya, maupun dari komponen lainnya. Sebagaimana dijanjikan oleh Allah dalam Al-Quran surat Al-Mujadalah ayat 11 tentang kedudukan atau derajat yang tinggi bagi orang-orang yang beriman dan beramal dan berilmu pengetahuan, yang berbunyi sebagai berikut :

st !$# t%!$# (#qZtB#u N3ZB t%!$#ur (#q?r& zO=9$# ;My_uy4 !$#ur $yJ/ tbq=yJs?
8

7yz

Artinya : Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(DEPAG RI, 2004 : 434). Seiring dengan kontek ayat di atas Imam al-Ghazali mengungkapkan bahwa :9
Seseorang yang berilmu dan kemudian bekerja dengan ilmunya itu, maka dialah yang dinamakan besar di bawah kolong langit ini, ia adalah ibarat matahari yang menyinari orang lain dan menyinari pula dirinya sendiri, ibarat minyak kasturi yang baunya dinikmati orang lain dan ia sendiripun harum. Siapa bekerja di bidang pendidikan, maka sesungguhnya ia telah memilih pekerjaan yang terhormat dan sangat penting, maka hendaknya ia memelihara adab dan sopan santun dalam tugasnya ini. (Athiyah al-Abrasyi, 1970 : 135-136).

Disiplin ilmu yang membicarakan pendidikan dalam Islam adalah ilmu pendidikan Islam. Menurut Arifin (1993 : 4), pendidikan Islam mempunyai cakupan yang sama luasnya dengan pendidikan umum, bahkan melebihinya, sebab pendidikan Islam juga membina dan mengembangkan pendidikan agama dimana titik beratnya terletak pada internalisasi nilai iman, islam dan ihsan dalam pribadi muslim yang berpengetahuan luas.10

8 9 10

Anda mungkin juga menyukai