PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dalam islam memperoleh tempat dan posisi yang sangat tinggi,
karena melalui pendidikan orang dapat memperoleh ilmu, dan dengan ilmu orang
dapat mengenal Tuhannya, mencapai ma’rifatullah, peribadatan sesorang juga
akan hampa jika tidak dibarengi dengan ilmu. Karena ilmu sangat menentukan,
maka pendidikan menjadi sangat penting.
Keluarga adalah wadah yang pertama dan utama untuk tempat perkembangan
seorang anak sejak dilahirkan sampai proses pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani. Oleh karena itu, di dalam keluargalah dimulainya pembinaan
nilai-nilai akhlak karimah (mulia) ditanamkan bagi semua anggota keluarga.
B. Rumusan Masalah
1
4. Untuk mengetahui Metode Pendidikan Islam dalam membina Akhlak Mulia
Anak!
5. Untuk mengetahui Urgensi Pendidikan Islam di Lingkungan Keluarga dalam
Pembinaan Akhlak Mulia Anak!
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
al-Tarbiyah ‘inda almuslimin (pendidikan di kalangan orang-orang Islam), dan
al-Tarbiyah al- Islamiyah (pendidikan Islam).1
B. Pengertian Keluarga
Dalam Islam, keluarga dikenal dengan istilah usrah, nasl, ali, dan nasb.
Keluarga dapat diperoleh melalui keturunan (anak,cucu), perkawinan (suami,
istri), persusuan dan pemerdekaan. Keluarga dalam pandangan antropologi adalah
suatu kesatuan sosial terkecil yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk sosial
yang memiliki tempat tinggal dan ditandai oleh kerja sama, ekonomi,
berkembang, mendidik, melindungi, merawat, dan sebagainya. Inti keluarga
adalah ayah, ibu, dan anak.2
Anak merupakan amanat Allah SWT. bagi kedua orang tuanya. Ia mempunyai
jiwa yang suci dan cemerlang, apabila ia sejak kecil dibiasakan baik, dididik dan
dilatih dengan kontinu, maka ia akan tumbuh dan berkembang menjadi anak yang
baik pula. Sebaliknya, apabila ia dibiasakan berbuat buruk, nantinya ia akan
terbiasa berbuat buruk pula dan menjadikan ia celaka dan rusak. 3
Anak adalah anggota keluarga, dimana orang tua adalah pemimpin keluarga,
sebagai penanggung jawab atas keselamatan warganya di dunia dan khususnya di
akhirat. Maka orang tua wajib mendidik anak-anaknya.4
1
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2002) h. 36
2
Ibid h. 226
3
Ibid
4
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan (Cet. II; Jakarta: Rineka Cipta, 2001) h. 177
4
Allah SWT. berfirman dalam surah At-Tahrim: 6:
Untuk itu, seorang guru atau orang tua harus tahu yang diajarkan kepada
seorang anak serta metode yang telah dituntunkan oleh Rasulullah SAW.
Beberapa tuntunan tersebut antara lain sebagai berikut:
Hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa tauhid merupakan landasan Islam.
Apabila seseorang benar tauhidnya, dia akan mendapatkan keselamatan di
dunia dan akhirat. Sebaliknya, tanpa tauhid, dia terjatuh ke dalam kesyirikan
dan akan menemui kecelakaan di dunia serta kecelakaan di akhirat. Tauhid
5
merupakan pusat segala usaha dan tujuan dalam setiap amal dan perbuatan.
Oleh kerena itu, di dalam Al-Quran, Allah SWT. kisahkan nasihat Luqman
kepada anaknya. Dalam surah Luqman: 13
3. Mengajarkan Al-Quran, Hadis, Doa dan Zikir yang Ringan kepada Anak
Hal ini dapat dimulai dengan mengajarkan Al-Quran surah Al-Fatihah dan
surah-surah yang pendek serta doa tahiyat untuk shalat. Kemudiaan
menyediakan guru khusus untuk mengajari tajwid, menghafal Al-Quran dan
hadis. Begitu pula dengan doa dan zikir sehari-hari. Hendaknya anak mulai
menghafalkannya seperti doa ketika makan, keluar masuk WC, dll.
Ajarilah anak dengan berbagai adab yang islami, seperti makan dengan
tangan kanan, mengucapkan basmalah sebelum makan, menjaga kebersihan,
mengucapkan salam, dll. Begitu pula dengan akhlak, tanamkan kepada anak
akhlak-akhlak mulia,seperti berkata dan bersikap jujur, berbakti kepada orang
6
tua, dermawan, menghormati yang lebih tua, dan sayang kepada yang lebih
muda, serta beragam akhlak lainnya.
Kiranya tidak diragukan lagi bahwa keutamaan akhlak dan tingkah laku
merupakan salah satu iman yang meresap ke dalam kehidupan keberagamaan
anak. Ia akan terbiasa dengan akhlak yang mulia karena ia menyadari bahwa
iman membentengi dirinya dari berbuat dosa dan kebiasaan jelek.
7
Dari ayat tersebut dijelaskan, ada tiga pokok pendidikan yang harus
ditanamkan orang tua kepada anaknya:
Disamping iman yang mantap, yang harus ditanamkan oleh orang tua
terhadap anaknya adalah berbuat baik kepada orang tua. Oleh karena itu,
Rasulullah SAW. menekankan kepada para sahabatnya agar berbuat baik
kepada orang tua. Ketika ada sahabat bertanya tentang siapa yang harus
dicintai dalam hidup ini, Rasul menjawab,’’Allah dan Rasulnya’’. Lalu,
sahabat itu bertanya lagi, ‘’siapa lagi ya Rasul’’. Rasul menjawab,
‘’ibumu’’, jawaban ini dikemukakan Rasul hingga tiga kali, setelah itu,
‘’bapakmu’’. Berkata ‘’ah’’ kepada orang tua juga dilarang karena hal itu
sangat menyakitkan orang tua.
Dan adapun beberapa metode praktis yang ditawarkan oleh pendidikan Islam
untuk membina akhlak anak-anaknya agar menjadi anak yang berakhlak mulia
(akhlak yang baik), metode tersebut antara lain sebagai berikut:
5
Dindin Jamaluddin. h. 59-63
8
1. Metode Hiwar (Dialog)
Hiwar adalah hubungan percakapan antara seorang anak dengan orang tua
atau pendidik. Metode ini merupakan suatu keharusan bagi orang tua dan guru
terhadap anak-anaknya, sebab dengan metode ini akan terjadi percakapan yang
dinamis, lebih mudah dipahami, lebih berkesan dan orang tua atau guru sendiri
tahu sejauh mana tingkat pemikiran dan sikap yang dimiliki anaknya.
3, Metode Amtsal
Amsal adalah metode perumpamaaan yang tepat diberikan kepada anak usia
prasekolah, karena dengan metode ini orang tua dapat mengarahkan anaknya
sesuai dengan perumpamaan yang diberikan kepadanya. Misalnya orang tua
mengatakan si A‘’anak yang selalu bohong tidak akan mendapatkan teman’’.
Maka secara tidak sengaja anak itu akan mendapat teman. Inilah salah satu
contoh metode perumpamaan yang dapat diberikan kepada anak usia
prasekolah yang disesuaikan dengan keadaan mereka.
4. Metode Teladan
9
atau tidak, akan meneladani segala sikap, tindakan, dan perilaku orang tuanya,
baik dalam bentuk perkataan dan perbuatan maupun dalam pemunculan sikap-
sikap kejiwaan, seperti emosi, sentiment, kepekaan, dsb.
5. Metode Pembiasaan
6. Metode Praktik
Metode ini jika dilihat dari ajaran Islam, bertolak dari ancaman Allah SWT.
terhadap orang yang hanya berkata tanpa berbuat, atau menganjurkan orang
lain berbuat baik, sedangkan ia berbuat sebaliknya. Dari segi psikologis dan
mentodologis metode ini sangat menarik anak, sebab praktik dan peragaan
merangsang banyak indra anak, misalnya mata, telinga, dan minat atau
perhatiannya. Banyak ajaran Islam seperti shalat, zakat, sedekah, akhlak mulia
yang dapat dipraktikkan atau dengan sengaja diperagakan di depan anak.
Kecenderungan meniru akan mendorong anak melekukan ajaran-ajaran yang
dipraktikkan di depannya, meskipun dalam bentuk dan cara yang belum
seluruhnya benar. Kebenaran suatu amalan agama memang belum dituntut dari
seorang anak yang masih kecil.
7. Metode Hukuman
10
Pemberlakuan hukuman dapat dipahami, karena disatu sisi Islam
menegaskan bahwa anak adalah amanah yang dititipkan Allah kepada orang
tuanya, disisi lain, setiap orang tua yang mendapat amanah wajib bertanggung
jawab atas pemeliharaan dan pendidikan anaknya agar menjadi manusia yang
memenuhi tujuan pendidikan Islam. Untuk itu. Orang tua harus melakukan
segala cara (metode, teknik) termasuk hukuman, umpamanya dengan teknik:
(1) mengasingkan anak beberapa jam dari pergaulan dalam rumah tangga, (2)
mengurungnya beberapa jam di kamar, (3) memukulnya dengan alat-alat yang
diperkirakan tidak membuat kulitnya luka. Semuanya dilakukan dengan teknik
yang benar-benar pedagogis.6
Kita ketahui bahwa tugas keluarga dalam mendidik anaknya sudah sangat berat
dan harus di bantu oleh sekolah, akan tetapi kita harus ingat bahwa tidak semua
anak sedari kecilnya sudah menjadi tanggungan sekolah. Jangan kita salah tafsir
bahwa anak-anak yang sudah diserahkan kepada sekolah untuk dididikinya adalah
seluruhnya menjadi tanggung jawab sekolah. Telah dikatakan bahwa kewajiban
sekolah adalah membantu keluarga dalam mendidik anak-anak.
6
Ibid. h.74-75
11
menentukan pendidikan anak itu selanjutnya, baik di sekolah maupun dalam
masyarakat.7
Pembinaan akhlak merupakan tumpuan perhatian pertama dalam Islam. Hal ini
dapat dilihat dari dari salah satu misi kerasulan Nabi Muhammad SAW. yang
utama, yaitu menyempurnakan akhlak yang mulia. Dalam salah satu hadis, Nabi
Muhammad SAW. yang menegaskan, ‘’Innamȃ buitsu li utammima makarima al-
akhlaq’’. (Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak) (H.R.
Ahmad).
Dengan pembinaan akhlak, terwujudnya manusia yang ideal, yaitu anak yang
bertakwa kepada Allah SWT. dan cerdas. Di dunia pendidikan, pembinaan akhlak
dititik beratkan pada pembentukan mental anak atau remaja agar tidak mengalami
penyimpangan.
7
M. Nngalim Purwanto. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis ( Cet. XIX; Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset, 2009) h. 79
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Arti pendidikan yang dikemukakan di atas, baik dalam bahasa Yunani, bahasa
Indonesia, bahasa Inggris dan bahsa Arab, bila kesemuanya dikaitkan antara
satu dan lainnya, memiliki makna yang identik, yakni pada intinya
pendidikan secara etimologi adalah bimbingan atau pengarahan. Sedangkan
keluarga dikenal dengan istilah usrah, nasl, ali, dan nasb. Keluarga dapat
diperoleh melalui keturunan (anak,cucu), perkawinan (suami, istri), persusuan
dan pemerdekaan
2. Peran Pendidikan Islam di Lingkungan Keluarga
a. Menanamkan Tauhid dan Akidah yang Benar Kepada Anak
b. Mengajari Anak untuk Melaksanakan Ibadah
c. Mengajarkan Al-Quran, Hadis, Doa dan Zikir yang Ringan kepada Anak
d. Mendidik Anak dengan Berbagai Adab dan Akhlak yang Mulia
e. Melarang Anak dari Berbagai Perbuatan yang Diharamkan
3. Metode- Metode pemdidikan Islam dalam Membina Akhlak Anak
13
Makalah ini dirasakan masih banyak kekurangan karena keterbatasan
dalam referensi yang didapat. Untuk ini saran dari teman mahasiswa ataupun
dosen sangat diperlukan guna memperbaiki makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://tutorialkhen.blogspot.com/2016/02/makalah-urgensi-pendidikan-islam-
di.html?m=1
14