Disusun Oleh :
SITI KHOLIJAH HUTASUHUT
NIM. 1920100116
Pendidikan agama islam merupakan pendidikan yang paling utama dan sangat
diperlukan bagi seorang anak, dimana pendidikan ini secara langsung akan mempengaruhi
terhadap sikap dan pertumbuhan anak. Sebagai orangtua memiliki tanggung jawab untuk
memberikan pendidikan agama islam dan bimbingan yang baik kepada anaknya. Mengingat
pentingnya pendidikan agama bagi anak, selayaknya orang tua harus memiliki pengetahuan
tentang cara mendidik anak sesuai dengan ajaran agama islam sebab pada dasarnya anak
sangat mudah dipengaruhi oleh keluarga, teman, masyarakat dan lingkungan sekolah.
Cara orangtua dalam mendidik anak sangat besar pengaruhnya terhadap pendidikan
anak-anak. Orangtua harus selalu menanamkan pendidikan agama islam pada anak-anaknya
agar selalu terbiasa dalam kehidupan sehari-hari. Upaya orang tua dalam penelitian ini
adalah bentuk orangtua memperlakukan terhadap anak baik dari segi kesadaran orangtua
dalam mendidik, membimbing, dan merawat anak-anaknya (baik dalam bentuk ucapan dan
tindakan) dengan penuh rasa kasih sayang supaya anak-anak dapat meraih cita-cita, dan
bertanggung jawab serta dapat hidup lebih mandiri. Kepribadian anak bisa hancur bila
orangtuanya kurang mennjalankan peranannya dan kurang memperhatikan pendidikan anak-
anaknya. Hancurnya akhlak dan moral seorang anak disebabkan oleh orangtua yang kurang
mampu dalam mengendalikan anak.
Anak itu dapat dikatakan baik apabila orang-orang yang disekitarnya dapat memberikan
pembinaan terhadap pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam masalah mendidik Allah
SWT berfirman pada Q.S At-Tahrim: 6, yang berbunyi:
ۤ
َ َكةٌ ِغاَل ظٌ ِشدَا ٌد اَّل يَ ْعصُوْ نَ هّٰللا َ َمٓا اَ َم َرهُ ْم َويَ ْف َعلُوْ نَ َما ي ُْؤ َمرُوْ نRِاَ ْنفُ َس ُك ْم َواَ ْهلِ ْي ُك ْم نَارًا َّوقُوْ ُدهَا النَّاسُ َو ْال ِح َجا َرةُ َعلَ ْيهَا َم ٰل ِٕٕى
" Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
Dari pernyataan ayat diatas memberikan pengertian bagi setiap manusia untuk
memelihara dirinya dan keluarganya dari hal-hal yang dapat menjerumuskan kedalam api
neraka. Orangtua harus menjaga anaknya mulai dari sejak kecil dan memberikan pendidikan
serta pembinaan, sehingga dengan modal tersebut anak dapat dipelihara dari hal-hal yang
dapat merusak dirinya baik dari lingkungan dan pergaulan . setiap anak memiliki potensi
yang berbeda-beda sehingga potensi inilah yang harus dikembangkan oleh orangtua dan guru
selaku pendidik yang kedua. Pendidikan agama anak merupakan tanggung jawab yang besar
bagi kedua orangtuanya.
Melihat kondisi sekarang, dizaman modern ini sangat tidak tertutup kemungkinan anak-
anak itu tersentuh dengan pendidikan agama. Hal ini disebabkan oleh kesibukan orangtua
yang selalu bekerja dan juga pengaruh dalam lingkungan dan pergaulannya, sehingga sudah
tidak sempat lagi untuk membimbing anak-anaknya. Bahkan sebagian orangtua sering
membiarkan anaknya menonton televisi sehingga lupa untuk mengajari anaknya membaca
Al-qur’an dan memberikan pendidikan akhlak yang baik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ada, penulis menentukan tujuan penelitian
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui upaya orangtua dalam menanamkan pendidikan agama islam di
Desa Purwodadi Kecamatan Batunadua Kota Padangsidimpuan.
2. Untuk mengetahui teknik/cara yang dilakukan orangtua dalam menanamkan
pendidikan agama islam di Desa Purwodadi Kecamatan Batunadua Kota
Padangsidimpuan.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Orangtua
Dalam KBBI orangtua merupakan ayah ibu kandung, atau orang yang dianggap tua.
Menurut Zakiyah Daradjad orangtua adalah pendidik awal dan utama bagi anak-anak karena
dari mereka anak-anak terlebih dahulu menerima pendidikan. Dikatakan pendidik pertama,
karena dengan merekalah anak mendapatkan pendidikan untuk terlebih dahulu sebelum ia
mendapatkan pendidikan yang lain. Dikatakan pendidikan utama karena dengan merekalah
anak mendapatkan pendidikan yang utama bagi kehidupannya dikemudian hari. Oleh karena
perannya yang sangat begitu penting maka orangtua harus benar-benar menyadari sehingga
mereka dapat memahami dan melaksanakan tugasnya sebagaimana mestinya.1
b. Ibadah
Ibadah secara etimologi artinya patuh dan tunduk. Sedangkan secara terminologi yaitu
sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan di ridhai Allah SWT, baik berupa
ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Ibadah merupakan salah satu tujuan
penciptaan manusia. Orang yang betul-betul beriman kepada Allah, tentu akan berlomba-
lomba dalam hal beribadah.
c. Akhlak
Kata “akhlak” berasal dari bahasa arab yakni “al-khulk” yang berarti tabiat, perangai,
tingkah laku, kebiasaan, kelakukan. Menurut istilahnya, akhlak merupakan sifat yang
tertanam di dalam diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan
mudah tanpa adanya suatu pemikiran dan paksaan. Akhlak secara terminologi berarti tingkah
laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu
perbuatan yang baik. Adapun pengertian akhlak menurut para ahli yang diantaranya yaitu:
1. Ibnu Maskawaih, akhlak ialah “hal li nnafsi daa’iyatun lahaa ila af’aaliha min ghoiri
fikrin walaa ruwiyatin” yakni sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
4 Abd. Mujib. dkk, Modul Kuliah Pendidikan Agama Islam (Surabaya : PPAIK, 2020) hal. 23
2. Abu Hamid al-Ghazali, Akhlak adalah sifat yang terpatri dalam jiwa manusia yang
darinya terlahir perbuatan-perbuatan yang dilakukan dengan senang dan mudah tanpa
memikirkan dirinya serta tanpa adanya renungan terlebih dahulu.
3. Ahmad Bin Mushthafa Akhlak ialah sebuah ilmu yang darinya dapat diketahui jenis-
jenis keutamaan, dimana keutamaan itu ialah terwujudnya keseimbangan antara tiga
kekuatan yakni kekuatan berpikir, marah, dan syahwat atau nafsu.
Akhlak bertujuan untuk menjadikan manusia sebagai makhluk yang lebih tinggi dan
sempurna, dan membedakannya dari makhluk-makhluk yang lainnya. Menjadi suatu hal yang
harus dimiliki oleh manusia agar lebih baik dalam berhubungan baik sesama manusia apalagi
kepada Allah sebagai pencipta.Sedangkan pelajaran akhlak atau ilmu akhlak bertujuan
mengetahui perbedaan-perbedaan perangai manusia yang baik dan buruk, agar manusia dapat
memegang dengan perangai-perangai yang baik dan menjauhkan diri dari perangai-perangai
yang jahat, sehingga terciptalah tata tertib dalam pergaulan masyarakat. Yang hendak
dikendalikan oleh akhlak ialah tindakan lahir manusia, tetapi karena tindakan lahir itu tidak
akan terjadi jika tidak didahului oleh gerak-gerik bathin, yaitu tindakan hati, maka tindakan
bathin dan gerak-gerik hati pun termasuk lapangan yang diatur oleh akhlak manusia. Jika
setiap orang dapat menguasai tindakan bathinnya, maka dapatlah ia menjadi orang yang
berakhlak baik. Tegasnya baik-buruk itu tergantung kepada tindakan hatinya.
4. Pengertian Anak
Anak adalah keturunan yang kedua atau manusia yang masih kecil. 5 Anak juga
merupakan bakal menjadi generasi baru yang merupakan penerus cita-cita suatu bangsa. Dari
aspek agama anak adalah makhluk yang dhoif dan mulia yang keberadaannyaadalah
kewenangan dari kehendak Allah SWT. Lewat proses penciptaannya. Dalam islam anak
harus diperlakukan secara manusiawi seperti diberi nafkah lahir batin, sampai anak tersebut
kelak akan tumbuh menjadi orang yang berakhlak mulia, orang yang dapat bertanggung
jawab dalam mensosialisasikan dirinya untuk mencapai kebutuhan hidupnya dimasa yang
akan datang.
Anak merupakan mahkluk yang membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang dan tempat
bagi perkembangannya. Selain itu anak merupakan bagian dari keluarga, dan keluarga
6 Saadatul Maghfira, Kedudukan Anak Menurut Hukum Positif Di Indonesia, Junal Imiah Syariah Vol.
15, No. 2, Juli-Desember 2016 hal. 214
Di sini jelas tersurat bahwa memberikan ilmu pengetahuan serta mendidik anggota
keluarga merupakan suatu kewajiban sebagai usaha untuk menghindari siksaan api neraka di
kemudian hari. Pendidikan anak dimulai sejak anak itu lahir dengan perlakuan orang tua yang
sesuai dengan ketentuan agama, menampakkan akhlak yang baik, membiasakan anak
melakukan perbuatan yang sesuai dengan agama yang dianjurkan, serta mendidiknya agar
meninggalkan perbuatan yang tercela atau dilarang oleh agama.
Adapun cara-cara mendidik dan membimbing anak dengan baik dalam keluarga atau rumah
tangga sebagai berikut:
1. Orang tua sebagai kepala keluarga harus berusaha semaksimal mungkin menciptakan
kondisi rumah tangganya yang harmonis, dengan cara melaksanakan ajaran agama
dengan tekun dan disiplin, menampakkan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-
hari sesuai dengan ajaran dan petunjuk agama, karena tingkah laku dan kebiasaan
orang tua menjadi contoh bagi sang anak.
2. Orang tua berkewajiban memberikan pendidikan dan pengajaran terutama pendidikan
agama kepada anak-anaknya, guna untuk membentuk sikap dan akhlak yang mulia,
membina kesopanan dan kepribadian yang tinggi kepada mereka.
3. Menunjukkan contoh-contoh atau akibat-akibat dari seseorang yangmelaksanakan
kedengkian dan bereaksi buruk, seperti terjadinya perkelahian, pembunuhan,
perampokan dan lain-lain yang pernah terdapat dalam lingkungan masyarakat.
4. Memperdengarkan pembicaraan-pembicaraan yang baik dan bermanfaat kepada
anak.
5. Mengadakan pengontrolan kepada anak terhadap pengaruh-pengaruh buruk yang
datang dari luar, seperti caci maki, hasut, fitnah dan lain sebagainya yang datang dari
teman-temannya atau dari orang lain yang kurang mendapat bimbingan agama.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian bersifat deskriptif kualitatif, yang mana
seorang peneliti dalam menggali data penelitian dengan cara menyajikan dengan keadaan
yang sebenarnya terjadi dilapangan, serta data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk
kata-kata dan gambar.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti melalui
proses percakapan dengan maksud untuk mengkontruksi mengenal orang, kejadian, kegiatan,
organisasi, motivasi, perasaan yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara yang
mengajukan pertanyaan dengan orang yang diwawancarai. Dalam penelitian ini peneliti
melakukan wawancara yang mengacu kepada garis-garis besar dan pokok dari pembahasan
saja.7
Wawancara yang dimaksud adalah melakukan serangkaian komunikasi atau Tanya jawab
langsung dengan suber data yaitu orangtua, anak-anak, tokoh masyarakat ditempat objek
penelitian.
7 Burhan Bugin, metode penelitian kualitatif, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 75
selesai. Adapun langkah-langkah untuk menganalisis data, penulis menggunakan model
Miles dan Huberman yaitu:
● Reduksi Data
Mereduksi data berarti memilih dan merangkum data-data yang sudah didapatkan
dilapangan, memilih data-data yang diperlukan kemudian memfokuskan pada hal-hal penting
yang dibutuhkan pada penelitian ini. Data yang di reduksi adalah data-data hasil observasi
dan hasil wawancara.
● Penyajian data
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian, yaitu
menyajikan data dari hasil observasi dan wawancara yang sudah di reduksi atau yang sudah
di rangkum sebelumnya sehingga data yang disajikan merupakan data yang dibutuhkan untuk
melengkapi penelitian ini.
● Kesimpulan Dan Verifikasi Data
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif pada tahap ini, peneliti menarik kesimpulan dari
hasil analisis data yang sudah dilakukan. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian
kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal.
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Mujib. Dkk, Modul Kuliah Pendidikan Agama Islam, (Surabaya:PPAIK,2020) hal. 7
Burhan Bugin, metode penelitian kualitatif, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011),
hlm.75
Junias Zulfahmi, Peran Orangtua Terhadap Pendidikan Anak Perspektif Pendidikan Islam,
Bidayah, Vol. 9, No. 1 ,Juni 2018