Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang:
Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar
dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara
sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku dan dijadikan pedoman dalam proses
pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu.
Kurikulum selalu berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Namun begitu,
kurikulum tetap mempunyai landasan/asas dan prinsip-prinsip dalam pengembangannya.
Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya diperlukan bagi para penyusun
kurikulum tetapi juga harus difahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para
pelaksana kurikulum yaitu para pengawas pendidikan dan para guru serta pihak-pihak
lain yang terkait dengan pengelolaan pendidikan. Selain mempunyai landasan yang jelas,
kurikulum juga mempunyai prinsip yang pada dasarnya merupakan ciri dari hakikat
kurikulum itu sendiri.
Kurikulum selalu berkembang namun tetap berpijak pada landasan dan prinsip
yang ada. Maka dalam makalah ini, kami memaparkan landasan/asas dan prinsip yang
mengambil peran penting dalam pengembangan kurikulum.

B. Rumusan masalah:
1. Apa itu asas psikologis kurikulum?
2. Apa asas psikologis anak dan psikologis belajar?

C. Tujuan:
Untuk mengetahui apa itu asas psikologis kurikulum dan mengapa asas ini diperlukan
dalam kurikulum.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian asas psikologis kurikulum


Asas psikologis kurikulum sendiri yakni memperhitungkan faktor anak dalam
kurikulum khususnya kurikulum pendidikan. Baik dari sisi psikologis anak yaitu
perkembangan anak maupun psikologi belajar dan bagaimana anak berkembang
dengan baik. Maka aspek psikologis sangat penting agar dapat mencapai pendidikan
anak secara maksimal, mengingat mendidik anak mungkin terlihat sepele namun
faktanya tidak mudah.
Umumnya anak masih belum mendapat perhatian yang selayaknya karena
banyak faktor. Mulai dari bahan pelajaran lebih diutamakan, bakat yang diacuhkan
sampai pola asuh orang tua yang memaksa dan tidak mendidik.
Asas psikologis kurikulum yaitu memperhitungkan faktor anak dalam
kurikulum. Baik psikologis anak yaitu perkembangan anak maupun psikologi belajar
atau bagaimana proses belajar anak . Maka aspek psikologis sangat penting agar dapat
mencapai pendidikan anak secara maksimal.
Pada umumnya faktor anak masih belum mendapat perhatian yang selayaknya.
Salah satu sebabnya ialah karena bahan pelajaran lebih diutamakan. Dan
mengharuskan anak untuk menyesuaikan diri dengan bahan itu dengan segala
kesulitannya. Dalam hal ini anak dituntut untuk menjadi miniatur orang dewasa dalam
menerima pelajaran tanpa memperhatikan latar belakang diri anak secara keseluruhan.
Perkembangan anak secara fisik, emosional, sosial dan mental-intelektual adalah
faktor yang sangat penting dalam pengembangan kurikulum. Setiap anak memiliki
kebutuhan yang berbeda satu sama lain. Baik dari segi perkembangan diri anak
maupun proses belajar anak. Namun terdapat hubungan antara perkembangan aspek
satu dengan yang lainnya. Contohnya perkembangan fisik yang cepat dapat
mempengaruhi aspek sosial dan emosional.
Menyesuaikan kurikulum dengan perbedaan individual anak bukanlah perkara
mudah. Orang dewasa yang bertanggung jawab akan hal ini memerlukan pemikiran,
kreatifitas, serta keinginan yang kuat agar pendidikan yang diberikan memperoleh
hasil yang terbaik. Selain itu perlu usaha untuk mengenal anak secara individual, yaitu

2
dengan mengetahui kebutuhan anak. Seperti yang telah disebutkan sebelumnnya,
kebutuhan anak dapat digolongkan kepada:

1. Kebutuhan Jasmaniah
Setiap anak memiliki kecenderungan untuk bergerak dan menggunakan tubuhnya
seperti melompat-lompat dan berlarian. Bahkan untuk anak yang hiperaktif hal ini dapat
menyulitkan guru. Namun ini bisa diatasi dengan memberikan mereka stimulus berupa
gerakan yang dipadukan dalam pembelajaran atau sebelum pembelajaran inti dimulai.
Keseimbangan antara belajar, bermain dan istirahat juga harus diperhatikan agar anak
tidak lelah dan bosan.
2. Kebutuhan Pribadi
Anak-anak memiliki dorongan untuk memuaskan rasa ingin tahunya, yaitu
mengungkapkan pikiran dan perasaannya melalui berbagai cara. Contohnya:
menggambar, menulis, seni suara, olahraga dan lain-lain.
3. Kebutuhan Sosial
Setiap manusia harus hidup secara saling berhubungan satu sama lain. Membimbing anak
agar ia menjadi makhluk sosial adalah salah satu fungsi sekolah yang sangat penting.
Maka kurikulum yang diterapkan harus lebih memberikan pendidikan bagi anak untuk
saling berkomunikasi dan menumbuhkan rasa sosial terhadap orang-orang di sekitarnya.
Jika kurikulum sudah mampu menjawab kebutuhan anak serta sesuai dengan
perkembangan psikologis dan psikologi belajarnya, maka pendidikan akan lebih mudah
dicapai dan dapat menjamin semangat anak dalam belajar.

B. Asas utama kurikulum


Dalam pengembangan kurikulum diperlukan landasan atau asas yang kuat.
Apabila proses pengembanganya secara acak-acakan dan tidak memiliki landasan yang
kuat maka out put pendidikan yang dihasilkan tidak akan terjamin kualitasnya. Asas-asas
utama dalam pengembangan kurikulum yaitu asas filosofis, psikologis, sosiokultural,
ilmu pengetahuan dan teknologi serta organisatoris.
a. Asas Filsofis
Sekolah bertujuan mendidik anak agar menjadi manusia yang “baik”. Faktor “baik”
tidak hanya ditentukan oleh nilai-nilai, cita-cita, atau filsafat yang dianut sebuah
negara, tetapi juga oleh guru, orang tua, masyarakat, bahkan dunia. Kurikulum
mempunyai hubungan yang erat dengan filsafat suatu bangsa, terutama dalam

3
menentukan manusia yang dicita-citakan sebagai tujuan yang harus dicapai melalui
pendidikan formal. Kurikulum yang dikembangkan harus mampu menjamin
terwujudnya tujuan pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Jadi, asas
filosofis berkenaan dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan filsafat negara.
Perbedaan filsafat suatu negara menimbulkan implikasi yang berbeda di dalam
merumuskan tujuan pendidikan, menentukan bahan pelajaran dan tata cara
mengajarkan, serta menentukan cara-cara evaluasi yang ditempuh. Apabila
pemerintah bertukar, tujuan pendidikan akan berubah sama sekali. Di Indonesia,
penyusunan, pengembangan, dan pelaksanaan kurikulum harus memperhatikan.
Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Garis-Garis Besar Haluan Negara
sebagai landasan filosofis negara.

Mengapa filsafat sangat diperlukan dalam dunia pendidikan? Menurut Nasution


(2008: 28), filsafat besar manfaatnya bagi kurikulum, yakni:

filsafat pendidikan menentukan arah ke mana anak-anak harus dibimbing. Sekolah


ialah suatu lembaga yang didirikan oleh masyarakat untuk mendidik anak menjadi
manusia dan warga negara yang dicita-citakan oleh masyarakat itu. Jadi, filsafat
menentukan tujuan pendidikan.
dengan adanya tujuan pendidikan ada gambaran yang jelas tentang hasil pendidikan
yang harus dicapai, manusia yang bagaimana yang harus dibentuk.
filsafat juga menentukan cara dan proses yang harus dijalankan untuk mencapai
tujuan itu.
filsafat memberikan kebulatan kepada usaha pendidikan, sehingga tidak lepas-lepas.
Dengan demikian terdapat kontinuitas dalam perkembangan anak.
tujuan pendidikan memberikan petunjuk apa yang harus dinilai dan hingga mana
tujuan itu telah tercapai.
tujuan pendidikan memberi motivasi dalam proses belajar-mengajar, bila jelas
diketahui apa yang ingin dicapai.

4
b. Asas Psikologi Anak dan Psikologi Belajar
Psikologi Anak
Sekolah didirikan untuk anak, untuk kepentingan anak, yakni menciptakan situasi-
situasi yang memungkinkan anak dapat belajar mengembangkan bakatnya. Selama
berabad-abad, anak tidak dipandang sebagai manusia yang lain dari pada orang
dewasa. Hal ini tampak dari kurikulum yang mengutamakan bahan, sedangkan anak
“dipaksa” menyesuaikan diri dengan bahan tersebut dengan segala kesulitannya.
Padahal anak mempunyai kebutuhan sendiri sesuai dengan perkembangannya. Pada
permulaan abad ke -20, anak kian mendapat perhatian menjadi salah satu asas dalam
pengembangan kurikulum. Kemudian muncullah aliran progresif, yakni kurikulum
yang semata-mata didasarkan atas minat dan perkembangan anak (child centered
curiculum). Kurikulum ini dapat diapandang sebagai reaksi terhadap kurikulum yang
diperlukan orang dewasa tanpa menghiraukan kebutuhan anak. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dlam pengembangan kurikulum adalah:

Anak bukan miniatur orang dewas


Fungsi sekolah di antaranya mengembangkan pribadi anak seutuhnya
Faktor anak harus benar-benar diperhatikan dalam pengembangan kurikulum
Anak harus menjadi pusat pendidikan/sebagai subjek belajar dan bukan objek belajar
Tiap anak unik, mempunyai ciri-ciri tersendiri, lain dari yang lain. Kurikulum
hendaknya mempertimbangkan keunikan anak agar ia sedapat mungkin berkembang
sesuai dengan bakatnya
Walaupun tiap anak berbeda dari yang lain, banyak pula persamaan di antara mereka.
Maka sebagian dari kurikulum dapat sama bagi semua

Psikologi Belajar
Pendidikan di sekolah diberikan dengan kepercayaan dan keyakinan bahwa anak-anak
dapat dididik, dpat dipengaruhi kelakuannya. Anak-anak dapat belajar, dapat
menguasai sejumlah pengetahuan, mengubah sikapnya, menerima norma-norma,
menguasai sejumlah keterampilan. Soal yang penting ialah: bagaimana anak itu
belajar? Kalau kita tahu betul bagaimana proses belajar berlangsung, dalam keadaan
yang bagaimana belajar itu memberikan hasil sebaik-baiknya, maka kurikulum dapat
direncanakan dan dilaksanakan dengan cara seefektif-efektifnya.

5
Oleh sebab belajar itu ternyata suatu proses yang pelik dan kompleks, timbullah
berbagai teori belajar yang menunjukkan ketidaksesuaian satu sama lain. Pada
umumnya tiap teori mengandung kebenaran. Akan tetapi tidak memberikan gambaran
tentang keseluruhan prooses belajar. Jadi, yang mencakup segala gejala belajar dari
yang sederhana sampai yang paling pelik. Dengan demikian, teori belajar dijadikan
dasar pertimbangan dalam pengembangan kurikulum.

c. Asas Sosiologis
Landasan sosiologis pengembangan kurikulum adalah asumsi-asumsi yang berasal
dari sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Pendidikan
adalah proses sosialisai melalui interaksi insani menuju manusia yang berbudaya.
Dalam kontes inilah anak didik dihadapkan dengan budaya manusia, dibina dan
dikembangkan sesuai dengan nilai budayanya, serta dipupuk kemampuan dirinya
menjadi manusia.

Sosial mengacu pada hubungan antar individu, antar masyarakat, dan individu dengan
masyarakat. Aspek sosial ini telah ada sejak manusia dilahirkan. Karena itu aspek
sosial melekat pada diri individu yang perlu dikembangkan dalam perjalanan hidup
peserta didik agar menjadi matang. Disamping tugas pendidikan mengembangkan
aspek sosial, aspek itu sendiri sangat berperan dalam membantu anak didik dalam
upaya mengembangkan dirinya. Maka segi sosial ini perlu diperhatikan dalam proses
pendidikan. Sedangkan kebudayaan menurut Kneller merupakan cara hidup yang
telah dikembangkan oleh anggota-anggota masyarakat. Kebudayaan dapat
dikelompokkan menjadi kebudayaan umum, kebudayaan daerah dan kebudayaan
populer.
Pendidikan merupakan sosialisasi dari pewarisan budaya dari generasi ke generasi
selanjutnya dalam upaya membuat orang berperilaku mengikuti budaya yang sesuai
dengan nilai dan norma-norma yang berlaku. Untuk itu melalui pendidikan pewarisan
budaya bangsa akan terealisasi dengan baik. Oleh karena itu, anak didik dihadapkan
pada budaya manusia, dibina dan dikembangkan sesuai dengan nilai budayanya.

Pendidikan sebagai proses budaya adalah upaya membina dan mengembangkan daya
cipta, karsa dan rasa manusia menuju ke peradaban manusia yang lebih luas dan
tinggi, yaitu manusia yang berbudaya. Dan kebudayaan itu sifatnya ada yang

6
universal dan ada yang bersifat khusus, universal artinya berlaku untuk umum.
Sedangkan kebudayaan yang bersifat khusus artinya dalam kebudayaan yang
universal tersebut ada unsur-unsur yang khusus di dalamnya.

Anak tidak hidup sendiri terisolasi dari manusia lain. Ia selalu hidup dalam suatu
masyarakat. Di situ, ia harus memenuhi tugas-tugas yang harus dilakukannya dengan
penuh tanggung jawab, baik sebagai anak maupun sebagai orang dewasa kelak. Ia
banyak menerima jasa dari masyarakat dan ia sebaliknya harus menyumbangkan
baktinya bagi kemajuan masyarakat.

Tiap masyarakat mempunyai norma-norma, adat kebiasaan yang harus dikenal dan
diwujudkan anak dalam pribadinya, lalu dinyatakannya dalam kelakuan. Tiap
masyarakat berlainan corak nilai-nilai yang dianutnya. Tiap anak akan berbeda latar
belakang kebudayaanya. Perbedaan ini harus dipertimbangkan dalam kurikulum.
Selain itu, perubahan masyarakat akibat perkembangan iptek merupakan faktor yang
benar-benar harus dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum. Karena
masyarakat merupakan faktor penting dalam pengembangan kurikulum, masyarakat
dijadikan salah satu asas.
Asas Organisatoris
Asas ini berkenaan dengan organisasi kurikulum. Suatu aktivitas dalam mencapai
tujuan pendidikan formal perlu suatu bentuk pola yang jelas tentang bahan yang akan
disajikan atau yang akan diproses kepada peserta didik. Pola atau bentuk bahan yang
akan disajikan inilah yang dimaksud organisasi kurikulum.

Organisasi bahan pelajaran yang dipilih harus serasi dengan tujuan dan sasaran
kurikulum, yang pada dasarnya disusun dari yang sederhana kepada yang kompleks,
dari yang konkrit kepada yang abstrak, dan dari ranah (dominan) tingkt rendah kepada
ranah yang lebih tinggi, baik kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Organisasi kurikulum adalah suatu factor yang penting sekali dalam pengembangan
dan pembinaan kurikulum dan bertalian erat dengan tujuan program pendidikan yang
hendak dicapai, karena bentuk kurikulum menentukan isi bahan pelajaran dan cara
menyajikannya. Organisasai bahan pelajalaran yang dipilih harus serasi dengan tujuan
dan sasaran kurikulum, yang pada dasarnya disusun dari yang sederhana kepada yang

7
kompleks, dari yang kankret kepada yang abstrak, dan dari ranah tingkat rendah
kepada ranah tingkat yang lebih tinggi, baik kognitif, afektif maupun psikomotor.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kaitanya dengan asas organisatoris.

8
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses
tercapainya tujuan pembelajaran untuk peserta didik guna mencerdaskan generasi
bangsa. Pengembangan kurikulum ialah kegiatan penyusunan, pelaksanaan, penilaian,
daan penyempurnaan kurikulum. Terdapat Asas-asas pengembangan kurikulum yaitu
asas filosofis, asas psikologis, asas sosiologis, asas organisatoris.

9
DAFTAR PUSTAKA

Zaini, Muhammad, Pengembangan kurikulum, Yogyakarta: Teras, 2009, cet. Ke-1


Nasution, S, Asas-asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, cet. Ke-9
Sa’dun, Akbar, dan Sriwiyana, Hadi, Pengembangan kurikulum dan Pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Yogyakarta : Cipta Media
Dakir H. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. PT Rineka Cipta: Jakarta.
2010. Ibrahim Nini, Muhammad Anwar. Telaah Kurikulum dan Buku Teks Bahasa
Indonesia. Uhamka Press: Jakarta selatan. 2009.

10
MAKALAH
ASAS PSIKOLOGIS KURIKULUM

DOSEN PENGAMPU: Asriani hasibuan , S.Pd.,M,Hum

Aminah Muthomainnah Siregar (21140028)


Anidamba ito Nst (21140031)
Arjuna sari (21140035)
Bunga Utami Siregar (21140043)
Chantika Rizky Nadenggan (21140045)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN BAHASA
INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN
TP.2022/2023

11
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Asas psikologis
kurikulum, ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk digunakan
sebagaimana mestinya.Dalam kesempatan ini, kami dari kelompok 2 mengucapkan
terima kasih kepada ibu Asriani S.pd.,M.Hum. selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan kesempatannya untuk membimbing serta mengarahkan kami
dalam pembuatan makalah ini.
Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.Kelompok kami sangat menyadari bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi kelainan
maupun penyusunan kata. Dengan demikian kami sangat mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang sifatnya membangun dari kesempurnaan makalah
selanjutnya.

i
12
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang ...................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan. ..............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................2
A.Pengertian Asas Psikologis Kurikulum...............................................................................2
B. Asas – Asas Utama Pengembangan Kurikulum.. ..............................................................3

BAB III PENUTUP.................................................................................................................9


A.Kesimpulan .........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10

13
ii

Anda mungkin juga menyukai