lain:
1. Mengembangkan sikap dan perilaku yang baik sesuai agama dan norma yang dianut
Fungsi ini harus diimplementasikan dalam proses pembelajaran sehingga anak mampu
mengembangkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan agama dan norma yang dianutnya, mampu
melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya. Dan mempunyai rasa toleransi dan
saling hormat menghormati antara pemeluk agama.
Dalam mengembangkan kurikulum PAUD, maka anak didik harus mengembangkan kemampuan
sosialisasi dan mengendalikan emosi.Kemampuan bersosialisasi dan mengendalikan emosi sangat
penting dimiliki anak agar mereka mampu menjalankan kehidupan sosialnya dengan baik dan
selaras.
Kemandirian merupakan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap anak dalam mempersiapkan
hidupnya di masa depan. Di dunia yang semakin kompleks dan penuh tantangan ini, maka
kemampuan untuk mandiri merupakan salah satu syarat agar anak mampu mempertahankan
hidupnya dan berhasil mencapai cita-citanya. Tanpa kemandirian, maka anak hanya akan tergantung
kepada orang lain.
Bahasa adalah cermin seseorang. Kemampuan berbahasa merupakan perwujudan dari sikap,
perilaku dan harga diri seseorang. Oleh karena itu, kurikulum PAUD harus berfungsi
mengembangkan kemampuan berbahasa anak, sehingga anak mempunyai ragam bahasa yang kaya
dan baik.
Kemampuan kognitif atau intelektual merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam
kehidupan seseorang, baik sebagai modal bagi pendidikan di jenjang selanjutnya, maupun dalam
memecahkan masalah-masalah kesehariannya. Pengembangan kemampuan kognitif anak di usia dini
merupakan dasar bagi perkembangan intelektualnya di masa-masa selanjutnya. Oleh karena itu,
maka sangat penting untuk memberikan membimbing perkembangan intelektual di usia dini.
Aspek-aspek kreativitas dan daya cipta anak harus dikembangkan dalam impelementasi kurikulum
PAUD. Anak yang memiliki daya cipta dan kreativitas tinggi akan mampu memecahkan berbagai
masalah-masalah kehidupan, mampu menghasilkan berbagai hal yang positif dan berguna bagi
orang lain. Mengembangkan daya cipta dan kretaivitas anak dapat dimulai dengan mengidentifikasi
bakat dan minat anak sejak dini, agar dapat dibimbing perkembangannya.
Menurut Oemar Hamalik (1990), kurikulum mempunyai peranan yang sangat penting dalam
pembelajaran, khususnya di PAUD, peranan tersebut antara lain:
1. Peranan Konservatif
Peranan konservatif menekankan bahwa kurikulum dapat dijadikan sebagai sarana untuk
mentransmisikan nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini
kepada generasi muda, dalam hal ini para siswa. Peranan konservatif ini pada hakikatnya
menempatkan kurikulum yang berorientasi ke masa lampau. Peranan ini sifatnya menjadi sangat
mendasar, disesuaikan dengan kenyataan bahwa pendidikan pada hakikatnya merupakan proses
sosial, salah satu tugas pendidikan yaitu memengaruhi dan membina perilaku siswa sesuai dengan
nilai-nilai sosial yang hidup di lingkungan masyarakatnya.
2. Peranan Kreatif
Perkembangan ilmu pengetahuan dan aspekaspek lainnya senantiasa terjadi setiap saat. Peranan
kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu yang baru sesuai
dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan
masa mendatang. Kurikulum harus mengandung hal-hal yang dapat membantu siswa
mengembangkan semua potensi yang ada pada dirinya untuk memperoleh
pengetahuanpengetahuan baru, kemampuan-kemampuan baru,serta cara berpikir baru yang
dibutuhkan dalam kehidupannya.
Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang hidup dalam
masyarakat senantiasa mengalami perubahan, sehingga pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalu
kepada siswa perlu disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada masa sekarang. Selain itu,
perkembangan yang terjadi pada masa sekarang dan masa mendatang belum tentu sesuai dengan
apa yang dibutuhkan. Oleh karena itu, peranan kurikulum tidak hanya mewariskan nilai dan budaya
yang ada atau menerapkan hasil perkembangan baru yang terjadi, melainkan juga memiliki peranan
untuk menilai dan memilih nilai dan budaya serta pengetahuan baru yang akan diwariskan tersebut.
Dalam hal ini, kurikulum harus turut aktif berpartisipasi dalam kontrol atau filter sosial. Nilai-nilai
sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan dan tuntunan masa kini dihilangkan dan diadakan
modifikasi atau penyempurnaan-penyempurnaan.