Anda di halaman 1dari 11

Modul 4

MANUSIA DAN PENDIDIKAN


(FUNGSI DAN UNSUR PENDIDIKAN)

1. Kegiatan Pembelajaran 4
Tujuan Pembelajaran
Mampu memahami Pendidikan dan kaitannya dengan kehidupan manusia
2. Materi Pembelajaran
Manusia dan Pendidikan (Fungsi, Tujuan, Proses dan Unsur Pendidikan)
A. Pengertian dan Proses Pendidikan
Sesuai dengan perkembangan zaman, maka dunia pendidikan juiga terus
mengalami berubah secara signifikan, sehingga banyak merubah pola pikir pendidik,
dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat
berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Menyikapi hal tersebut pakar
pendidikan mengkritisi dengan cara mengungkapkan dan teori pendidikan yang
sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya. Secara umum
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Untuk bisa melaksanakan pengertian pendidikan dalam kehidupan nyata
memerlukan proses yang tidak mudah. Pendidikan merupakan bagian dari hidup
manusia, sedangkan manusia bersifat dinamis yang selalu mengalami perubahan,
sehingga dalam prosesnya pendidikan tidak berjalan dengan lancar, tetapi selalu
mengalami beberapa kendala. Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi
segenap komponen pendidikan dalam pencapaian tujuan. Pelaksanaan proses
pendidikan akan mempengaruhi kualitas hasil pendidikan. Oleh karena itu proses
pendidikan harus memperhatikan kualitas prosesnya. Dalam proses pendidikan ada dua
hal yang harus diketahui yakni, komponen-komponen/unsur-unsur pendidikan dan
pengelola(pelaksana) pendidikan. Keduanya memiliki ketergantungan satu sama lain.
Walaupun komponennya cukup baik, tetapi bila tidak dikelola dengan baik, maka hasil
dari proses tidak sesuai dengan apa yang diinginkan, begitu juga sebaliknya dikelola
dengan baik tetapi dalam kondisi serba kekurangan, maka hasilnya juga tidak optimal.
Proses pendidikan meliputi tiga tahapan, yakni:
1. Makro.
Tahapan makro berupa kebijakan-kebijakan seperti UU, peraturan pemerintah, SK
Menteri, SK Dirjen
2. Meso,
Tahapan meso merupakan implikasi dari kebijakan-kebijakan nasional ke dalam
kebijakan operasional dalam ruang lingkup wilayah atau daerah, di bawah
tanggungjawab kepala dinas
3. Mikro
Tahapan mikro merupakan aplikasi kebijakan-kebijakan pendidikan yang
berlangsung dalam lingkup sekolah ataupun kelas.
Tujuan utama dalam proses pendidikan adanya proses belajar mengajar yang optimal,
karena berkembangnya tingkah laku peserta didik sebagai tujuan belajar diakibatkan
adanya pengalaman belajar yang optimal. Jadi proses pendidikan harus
mempertimbangkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
B. Fumgsi-Fungsi Pendidikan
Dari pengertian dan proses pendidikan yang telah dijelaskan, maka pendidikan juga
memiliki beberapa fungsi, dimana fungsi tersebut akan melengkapi pentingnya
pendidikan dalam kehidupan manusia. Tirtaraharja (2005), menjelaskan fungsi fungsi
tersebut:
1. Pendidikan sebagai proses transformasi budaya
Nilai-nilai kebudayaan yang ada di setiap negara mengalami proses transformasi
dari generasi tua ke generasi muda, secara utuh proses transformasi tersebut terjadi
dalam dunia pendidikan. Sebagai proses transformasi budaya pendidikan diartikan
sebagai kegiatan pewarisan budaya dari generasi ke generasi lain. Seperti bayi lahir
sudah berada dalam lingkungan suatu budaya, dimana telah dibiasakan dengan hal-
hal dan larangan-larangan tertentu. Dalam melaksanakan transformasi juga harus
diperhatikan mana yang cocok dan mana yang tidak cocok, sehingga generasi
berikutnya mampu menjalankan amanah sesuai dengan tuntutan jaman tetapi tidak
terlepas dari budaya bangsa.
Sebagai proses pewarisan budaya pendidikan tidak semata-mata mengekalkan
budaya secara estafet, melainkan bertugas bagaimana menyiapkan peserta didik
untuk masa depan. Masa depan seperti yang kita ketahui tidak dapat diduga
bagaimana keadaannya, bahkan banyak teka-teki di dalamnya. Dengan menyadari
bahwa pendidikan kita merupakan bagian dari system pembangunan nasional, maka
misi pendidikan harus sinkron dengan UUD 45 dan beberapa pernyataan dalam
GBHN yang memberi tekanan pada upaya pelestarian dan pengembangan budaya,
diantaranya:
a) Kebudayaan Nasional berlandaskan pada Pancasila diwujudkan pada cipta, karsa
dan rasa bangsa Indonesia
b) Kebudayaan Nasional dicerminkan pada nilai-nilai luhur bangsa harus terus
dipelihara, dibina dan dikembangkan sehingga mampu menjadi penggerak
perwujudan cita-cita bangsa di masa depan
c) Perlu ditumbuhkan kemampuan masyarakat untuk mengangkat nilai-nilai sosial
budaya daerah yang luhur serta menyerap nilai-nilai positip dari luar bagi
pembeharuan dalam proses pembangunan
d) Perlu ditumbuhkan dan dikembangkan disiplin nasional serta sikap budaya yang
mampu menjawab tantangan pembangunan
2. Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi
Manusia sebagai individu berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki, oleh
karena itu pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi diartikan sebagai suatu
kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah pada terbentuknya kepribadian
peserta didik. Secara sistematis karena pendidikan berlangsung secara bertahap
dan berkesinamungan, sistemik karena berlangsung dalam semua situasi kondisi, di
semua lingkungan yang saling mengisi.
Proses pembentukan pribadi meliputi dua sasaran yaitu pembentukan pribadi
bagi yang belum dewasa oleh yang sudah dewasa, dan yang sudah dewasa atas
usaha sendiri (pendidikan diri sendiri). Keduanya bersifat alamiah dan menjadi
keharusan. Bayi yang baru lahir belum terbentuk kepribadiannya, untuk itu
memerlukan latihan, bimbingan dan pengalaman melalui bergaul dengan
lingkungan. Sedangkan yang sudah dewasa tetap dituntut adanya pengembangan
diri agar lebih berkualitas dan mampu mengahdapi tantangan hidup yang selalu
berubah. Kondisi lebih dikenal dengan pendidikan sepanjang hayat. Pembentukan
pribadi mencakup pembentukan cipta, rasa dan karsa (kognitif, afektif dan
psikomotor) yang sejalan dengan perkembangan fisik.
3. Pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara
Sebagai manusia yang tinggal dalam suatu negara tertentu, sudahlah jelas harus
menjadi warga negara yang baik, oleh karena itu sebagai proses penyiapan warga
negara, pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan terencana untuk membekali
peserta didik menjadi warga negara yang baik. Untuk ini peserta didik dalam proses
pendidikan dibekali dengan berbagai hal yang berkaitan dengan kewajiban dan hak
sebagai warga negara, sehingga pada akhirnya mampu membela negara sesuai
dengan falsafah negara itu sendiri.
4. Pendidikan sebagai proses penyiapan tenaga kerja
Akhir dari suatu proses pendidikan adalah memperoleh pekerjaan yang layak.
Sebagai proses penyiapan tenaga kerja pendidikan diartikan seagai kegiatan
membimbing peserta didik untuk mendapat bekal dasar untuk bekerja. Pembekalan
dasar yang diberikan berupa pembentukan sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Ini menjadi misi penting pendidikan karena bekerja menjadi kebutuhan pokok dan
penopang hidup manusia dan keluarga, sehingga tidak bergantung dan
mengganggu kehidupan orang lain. Hal ini juga tercantum dalam UUD 45 pasal 27
(2) yakni tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.
C. Tujuan dan Unsur-Unsur Pendidikan
1. Tujuan Pendidikan
Setiap program yang disusun memiliki tujuan, demikian pula dengan pendidikan.
Dalam UU Pendidikan Indonesia tujuan pendidikan memiliki tahapan-tahapan yang
saling berkaitan satu sama lain. Kaitan antara tujuan tersebut terlihat pada proses
pelaksanaan dan hasil pendidikan. Adapun tujuan-tujuan tersebut, adalah:
a) Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan Pendidikan Nasional adalah tujuan yang bersifat paling umum dan
merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha
pendidikan, artinya setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan harus dapat
membentuk manusia yang sesuai dengan rumusan itu, baik pendidikan yang
diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal, informal, maupun nonformal.
Tujuan pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk prilaku yang ideal
sesuai dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh
pemerintah dalam bentuk undang-undang. TPN merupakan sumber dan pedoman
dalam usaha penyelengggaraan pendidikan. Secara jelas tujuan pendidikan nasional
yang bersumber dari sistem nilai Pancasila dirumuskan dalam undang-undang
nomor 20 tahun 2003 pasal 3 “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bengsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
b) Tujuan Institusional.
Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga
pendidikan. Dengan kata lain, tujuan ini dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang
harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat
menyelesaikan program di suatu lembaga pendidikan tertentu. Tujuan institusional
merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam
bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan, seperti standar kompetensi
pendidikan dasar, menengah kejuruan, dan jenjang pendidikan tinggi.
Dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan bab V pasal 26 dijelaskan standar kompetensi lulusan pada jenjang
pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan
menengah umum bertujuan meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri, dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut. Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan
menengah kejuruan bertujuan meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri, dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Standar kompetensi lulusan
pada satuan pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang berahlak mulia, memiliki pengetahuan,
keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan, serta
menerapkan ilmu, teknologi, dan seni yang bermanfaat bagi kemanusiaan.
c) Tujuan Kurikuler.
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau
mata pelajaran. Oleh sebab itu, tujuan kurikuler dapat didefinisikan sebagai
kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang
studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler pada dasarnya
merupakan tujuan untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan. Dengan demikian,
setiap tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan diarahkan untuk mencapai
tujuan institusional.
d) Tujuan Pembelajaran/Instruksional.
Dalam klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan pembelajaran atau tujuan
instruksional merupakan tujuan yang paling khusus dan merupakan bagian dari
tujuan kurikuler. Tujuan pembelajran dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang
harus dimiliki anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam
bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan. Karena hanya guru yang
memahami kondisi lapangan, termasuk memahami karakteristik siswa yang akan
melakukan pembelajaran di suatu sekolah, maka menjabarkan tujuan pembelajaran
ini adalah tugas guru. Sebelum guru melakukan proses belajar mengajar, guru perlu
merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dikuasai oleh anak didik setelah
mereka selesai mengikuti pelajaran.
2. Unsur-Unsur Pendidikan
Unsur-unsur Pendidikan ini berkaitan satu sama lain, sehingga bila salah satu tidak
ada maka akan kehilangan kebermaknaannya. Unsur-unsur tersebut adalah:
a) Peserta Didik
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik atau yang lebih dikenal dengan
sebutan siswa/murid. Peserta didik merupakan raw material (bahan mentah)
dalam sistem pendidikan. Masuknya peserta didik dalam system pendidikan tidak
semata-mata mentah begitu saja, tetapi mereka sudah di isi melalui pendidikan di
rumah, oleh karena itu dalam proses pendidikan ada beberapa aspek yang harus
diperhatikan dari peserta didik, yaitu:
 Potensi Peserta didik
Setiap manusia diciptakan oleh Allah SWT, memiliki potensi yang harus
dikembangkan oleh manusia itu sendiri. Potensi manusia bersifat positif dan
negative. Sifat positif manusia berupa kelebihan dan kekuatan yang dimiliki,
sedangkan sifat negative berupa kelemahan dan kekurangan yang dimiliki.
Melalui pendidikan potensi ini dikembangkan ke arah yang positif, walaupun
demikian kelemahan dan kekurangan masih tetap dimiliki oleh manusia,
karena kesempurnaan hanya ada pada yang Maha Pencipta.
 Kebutuhan Peserta didik
Hakikatnya sebagai manusia peserta didik memiliki kebutuhan yang harus
dipahami. Secara umum kebutuhan manusia berupa kebutuhan jasmani dan
rohani. Kebutuhan jasmani merupakan bagian dimana manusia dapat bertahan
hidup seperti makan, minum, bernafas, kesehatan, seksual, dan lain-lain.
Kebutuhan rohani merupakan penyeimbangan kebutuhan jasmani, agar
manusia hidup lebih sempurna seperti kasih saying, rasa aman, penghargaan,
aktualisasi, dan lain-lain. Selain kedua kebutuhan tersebut, Law Head di kutip
dari Rahmayulis, mengatakan bahwa kebutuhan manusia, adalah: 1)
kebutuhan jasmani rohani, seperti istirahat, rekreasi, butuh potensi fisik dapat
dikembangkan semaksimal mungkin, butuh setiap usaha/pekerjaan sukses, 2)
kebutuhan sosial, seperti dapat diterima oleh teman-teman, 3) kebutuhan
religi/agama
 Sifat-Sifat Peserta didik
Peserta didik yang masuk dalam sistem pendidikan memiliki sifat-sifat yang
berbeda satu sama lain, tetapi proses pendidikan tidak menyamakan sifat-sifat
yang berbeda tersebut, tetapi mengembangkan sifat-sifat peserta didik
menjadi lebih baik dan positip.
 Dimensi Peserta didik yang akan dikembangkan
Manusia memiliki dimensi-dimensi seperti individu, sosial, susila dan agama.
Dimensi-dimensi tersebut dalam diri peserta didik tidak sama dari segi
kualitasnya, oleh karena itu dalam proses pendidikan dimensi-dimensi tersebut
perlu dikembangkan.
b) Pendidik.
Pendidik ialah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan
dengan sasaran peserta didik. Menurut Marimba yang dikutip oleh Hery Noer Aly
(1999) mengatakan pendidik sebagai orang yang memikul tanggung jawab untuk
mendidik, yakni orang dewasa yang karena hak dan kewajibannya
bertanggungjawab tentang pendidikan si terdidik. Dalam kaitannya dengan
pengertian tersebut, maka yang termasuk kategori pendidik, adalah orangtua,
guru dan masyarakat. Dalam kaitannya dengan mendidik seorang pendidik harus
memiliki (a) kewibawaan yakni kekuasaan bathin mendidik dan menghindari
penggunaan kekuasaan lahir, yaitu kekuasaan semata-mata berdasarkan kepada
unsur wewenang jabatan, kemudian pendidik harus memiliki (b) kepercayaan
bahwa dirinya mampu mendidik dan peserta didik dapat dididik, (c) memiliki rasa
kasih sayang yang diorientasikan pada yang disayangi dan pengendalian terhadap
yang disayang, sehingga proses pendidikan berjalan sebagaimana yang
diharapkan, (d) memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan melalui
beberapa cara seperti pengkajian terhadap ilmu pengetahuan kependidikan,
mengambil manfaat dari pengalaman kerja, dan lain-lain.
c) Interaksi Edukatif.
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antar peserta
didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan
pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif
dengan memanifulasikan isi, metode serta alat-alat pendidikan. Ke arah mana
bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan).
d) Tujuan Pendidikan
Bersifat abstrak karena memuat nilai-nilai yang sifatnya abstrak. Tujuan
demikian bersifat umum, ideal, dan kandungannya sangat luas sehingga sulit
untuk dilaksanakan di dalam praktek. Sedangkan pendidikan harus berupa
tindakan yang ditujukan kepada peserta didik dalam kondisi tertentu, tempat
tertentu, dan waktu tertentu dengan menggunakan alat tertentu. Oleh karena
itu tujuan pendidikan memiliki tahapan-tahapan yang disesuaikan dengan
kondisi yang ada.
e) Materi Pendidikan.
Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum
yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini meliputi materi
inti maupun muatan lokal. Materi inti bersifat nasional yang mengandung misi
pengendalian dan persatuan bangsa. Sedangkan muatan lokal misinya
mengembangkan kebhinekaan kekayaan budaya sesuai dengan kondisi
lingkungan.
f) Alat dan Metode.
Alat dan metode pendidikan merupakan dua sisi dari satu mata uang. Alat
melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat dan
metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan
dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan.
g) Lingkungan pendidikan.
Lingkungan pendidikan biasa disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah
dan masyarakat. Manusia/individu ketika baru lahir berada dalam lingkungan
keluarga, dan mengikuti kebiasaan yang ada dalam keluarga, ketika memasuki
usia sekolah manusia/individu berada dalam lingkungan sekolah dan keluarga
sekaligus, sehingga harus mampu mensosialisasikan kondisi keluarga di sekolah,
dan pada akhirnya manusia/individu akan berada dalam lingkungan masyarakat,
lingkungan yang akan memberi pengalaman yang lebih luas dan mendalam
kepada manusia/individu untuk mampu eksis dalam kehidupan selanjutnya.
3. Latihan
Bagi kelas menjadi 3 kelompok. Kelompokn1, kelompok 2 dan kelompok 3
Buat rangkuman terkait:
Kelompok1 : Fungsi-Fungsi Pendidikan
Kelompok 2: Tujuan Pendidikan
Kelompok 3 : Unsur-unsur Pendidikan
4. Evaluasi
a. Apa perbedaan proses Pendidikan di tingkat makro, meso, dan Mikro
b. Mengapa Pendidikan dikatakansebagai penyiapan tenaga kerja
c. Apa saja unsur-unsur Pendidikan?
d. Apa saja tahapan dalam tujuan Pendidikan Nasional?
5. Kunci Jawaban.
a. Perbedaan. Makro, Meso dan Mikro adalah:
1). Makro merupakan proses Pendidikan lingkup seluruh Indonesia
2) Meso merupakan proses Pendidikan lingkup daerah
3) Mikro merupakan proses Pendidikan tingkat satuan Pendidikan
b. Pendidikan sebagai penyiapan tenaka kerja, karena sebagai proses penyiapan tenaga
kerja pendidikan diartikan seagai kegiatan membimbing peserta didik untuk
mendapat bekal dasar untuk bekerja. Pembekalan dasar yang diberikan berupa
pembentukan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Ini menjadi misi penting
pendidikan karena bekerja menjadi kebutuhan pokok dan penopang hidup manusia
dan keluarga, sehingga tidak bergantung dan mengganggu kehidupan orang lain.
c. Unsur-unsur Pendidikan saling berkaitan satu sama lain, yaitu:
1) Peserta didik
2) Pendidik
3) Interaksi edukatif
4) Tujuan
5) Materi Pendidikan
6) Alat/metode
7) Lingkungan Pendidikan
d. Tahapan dalam tujuan Pendidikan Nasional adalah:
1. Tujuan Pendidikan nasional
2. Tujuan Lembaga/institusional
3. Tujuan kurikuler
4. Tujuan instruksional

Anda mungkin juga menyukai