Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN


A. Pengertian Pendidikan
Secara historis, pendididkan dalam arti luas telah mulai dilaksanakan sejak manusia berada di
permukaan bumi. Sampai tahun 1970-an, kosep pendidikan yang banyak di ajarkan di
lembaga pendidikan guru adalah “bantuan pendidik untuk membuat peserta didik dewasa“,
yaitu tercapainya kemampuan untuk menetapkan pilihan atau keputusan serta
mempertanggung jawabkan perbuatannya secara mandiri telah tercapai.

Di dalam UU  Sisdiknas No. 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar pesrta didik
secara aktif mengembankan potensi dirinya untuk memeliki kekuatan sepritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dari atau latihan bagi peranannya di
masa yang akan datang”(UURI. No 2 Tahun 1989, Bab I, Pasal 1).

Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam situasi yang bertujuan
memberdayakan diri. Arti pendidikan itu sendiri juga menimbulkan berbagai macam
pandangan, termasuk bagaimana pendidikan harus diselenggarakan dan metode seperti apa
yang harus dipakai (Soyomukti, 2015: 21-22).

1. Batasan tentang Pendidikan


Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan dibawah ini
beberapa batasan tentang pendidikan yang berbeda berdasarkan fungsinya:
a. Pendidikan sebagai Proses transformasi Budaya
Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan
budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai budaya tersebut
mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda. Ada tiga bentuk
transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai
kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain.

b. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi


Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu kegiatan yang
sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses
pembentukan pribadi melalui 2 sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang
belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa dan bagi mereka yang sudah dewasa
atas usaha sendiri.
c. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warganegara
Pendidikan sebagai penyiapan warganegara diartikan sebagai suatu kegiatan yang
terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik.
d. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
Pendidikan sebagai penyimpana tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing
peserta didik sehingga memiliki bekal dasar utuk bekerja. Pembekalan dasar berupa
pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon luaran. Ini
menjadi misi penting dari pendidikan karena bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam
kehidupan manusia.
e. Definisi Pendidikan Menurut GBHN
GBHN 1988(BP 7 pusat, 1990: 105) memberikan batasan tentang pendidikan
nasional sebagai berikut: pendidikan nasiaonal yang berakar pada kebudayaan bangsa
indonesia dan berdasarkan pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan
untuk memingkatkan kecerdasan serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan
nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa
2. Tujuan dan proses Pendidikan
a. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas,
benar, dan indah untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu
memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dazn merupakan sesuatu
yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.Umumnya ada empat jenjang
tujuan di dalamnya :
a) tujuan umum pendidikan nasional Indonesia ialah manusia pancasila.
b) Tujuan institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga
pendidikan tertentu untuk mencapainya.
c) Tujuan kurikuler, yaitu tujuan bidang studi atau tujuan mata pelajaran.
d) Tujuan instruksional materi kurikulum yang berupa bidang studi-bidang
studi terdiri dari pokok-pokok bahasan dan sub-sub pokok bahasan
b. Proses pendidikan
Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen pendidikan
oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan, Kualitas proses
pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas
pengelolaannya. Adapun tujuan utama pengelolaan proses pendidikan yaitu
terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.
3. Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH)
PSH bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu tidak identik dengan persekolahan,
PSH merupakan sesuatu proses berkesinambungan yang berlangsung sepanjang hidup.
Berikut ini merupakan alasan-alasan mengapa PSH diperlukan antara lain, Alasan
keadilan, ekonomi, faktor sosial, perkembangan iptek dan sifat pekerjaan.
4. Kemandirian dalam belajar
Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih
didorong oleh kamauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari
pembelajaran, yang bertumpu pada perinsip bahwa individu yang belajar akan sampai
kepada perolehan hasil belajar. Beberapa alasan yang menopannya antara lain,
Perkembangan iptek, Penemuan iptek sifatnya relative, mempraktekannya sendiri, serta
penanaman nilai-nilai ke dalam diri peserta didik.
B. Unsur-Unsur Pendidikan
Unsur-unsur dalam pendidikan meliputi beberapa hal yang saling terkait. Unsur-unsur
tersebut antara lain tujuan pendidikan, kurikulum, peserta didik, pendidik, interaksi edukatif,
isi pendidikan, dan konteks yang mempengaruhi pendidikan(Triwijayanto, 2014: 24).
1. Peserta Didik
Peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan
insan yang unik.
b. Individu yang sedang berkembang.
c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.  
2. Orang yang membimbing (pendidik)
Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam
tiga lingkunga yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masayarakat.
3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik
dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan
secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi,
metode, serta alat-alat pendidikan.
4. Isi/Materi pendidikan
Dalam system pendidikan persekolahan, materi telah dirumuskan dalam kurikulum
yang akan di sajikan sebagai sarana pencapaian tujuan.Materi ini meliputi materi inti
maupun muatan lokal.
5. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar,
dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu
memberikan arahan kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang
ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
6. konteks yang mempengaruhi pendidikan
a. Alat dan Metode
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan
dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan.
b. Lingkungan Pendidikan
Pendidikan dapat berlangsung di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Pendidikan yang paling pertama dan utama adalah dilingkungan keluarga, namun
tidak menjadi patokan bahwa ketika membaik pendidikan di lingkungan keluarga
bisa saj di pengaruhi oleh lingkungan masyarakat dimana anak itu bergaul.
Sehingga semua unsur pendidikan harus bekerja sama.
C. Pendidikan Sebagai Sistem

1. Pengertian Sistem
Beberapa definisi sistem menurut para ahli:
a. Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir;
suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk
suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh. (Tatang M. Amirin,
1992:10).
b. Sistem meruapakan himpunan komponen yang saling berkaitan yang bersama-
sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. (Tatang Amirin, 1992:10).
c. Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan
dan berkaitan sesuai rencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Tatang
Amirin, 1992:11).
2. Komponen saling hubungan anatra komponen dalam Sistem Pendidikan.
Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen. Komponen tersebut
antara lain: raw input (sistem baru), output(tamatan), instrumentalinput(guru,
kurikulum), environmental input(budaya, kependudukan, politik dan keamanan).P.H.
Chombs ( 1968; 78 ) mengemukakan dua belas komponen pendidikan, sebagai berikut:
a. Tujuan dan Prioritas g. Alat bantu belajar
b. Peserta Didik h. Fasilitas
c. Manajemen dan Pengelolaan i. Teknologi
d. Sruktur dan Jadwal Waktu J. Pengawasan Mutu
e. Isi dan Bahan Pengajaran k. Penelitian dan,
f. Guru dan Pelaksan l. Biaya
3. Hubungan Sistem Pendidikan dengan Sistem Lain dan Perubahan Kedudukan dari
Sistem
Sistem pendidikan dapat dilihat dalam ruang lingkup makro. Sebagai subsistem, bidang
ekonomi, pendidikan,dan politik masing-masing sebagai sistem. Pendidikan formal,
nonformal, dan informal merupakan subsistem dari  bidang pendidikan sebagai sistem
dan seterusnya.
4. Pemecahan masalah pendidikan secara sistematik.
a. Cara memandang system
Perubahan cara memandang suatu status dari komponen menjadi sitem
ataupunsebaliknya suatu sitem menjadi komponen dari sitem yang lebih besar, tidak
lain daripada perubahan cara memandang ruang lingkup suatu sitem atau dengan
kata lain ruang lingkup suatu permasalahan.
b. Masalah berjenjang
Semua masalah tersebut satu sama lain saling berkaitan dalam hubungan sebab
akibat, alternatif maslah, dan latar belakang masalah.
c. Analisis sitem pendidikan
Penggunaan analisis sistem dalam pendidikan dimaksudkan untuk memaksimalkan
pencapaian tujuan pendidikan dengan cara yang efesien dan efektif. Prinsip utama
dari penggunaan analisis sistem ialah: bahwa kita dipersyaratkan untuk berpikir
secra sistmatik, artinya harus memperhitungkan segenap komponen yang terlibat
dalam maslah pendidikan yang akan dipecahkan.
d. Saling hubungan antarkomponen
Komponen-komponen yang baik menunjang terbentuknya suatu sistem yang baik.
Tetapi komponen yang baik saja belum menjamin tercapainya tujuan sistem secara
optimal, manakala komponen tersebut tidak berhibungan secra fungsional dengan
komponen lain.
e. Hubungan sistem dengan suprasistem
Dalam ruang lingkup besar terlihat pula sistem yang satu saling berhubungan
dengan sistem yang lain. Hal ini wajar, oleh karena pada dasarnya setiap sistem itu
hanya merupakan satu aspek dari kehidupan. Sdangkan segenap segi kehidupan itu
kita butuhkan, sehingga semuanya memerlukan pembinaandan pengembangan.
5. Keterkaitan antara pengajaran dan pendidikan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari persoalan pengajaran dan pendidikan adalah:
a. pengajaran dan pendidikan dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan satu
sama lain.
b. Pembedaan dilakukan hanya untuk kepentingan analisis agar masing-masing
dapat dipahami lebih baik.
c. Pendidikan modern lebih cenderung mengutamakan pendidikan, sebab
pendidikan membentuk wadah, sedangkan pengajaran mengusahakan isinya.
6. Pendidikan prajabatan (preservice education) dan pendidikan dalam jabatan
(inservice education) sebagai sebuah sistem.
Pendidikan prajabatan berfungsi memberikan bekal secara formal kepada calon pekerja
dalam bidang tertentu dalam periode waktu tertentu. Sedangkan pendidikan dalam
jabatan bermaksud memberikan bekal tambahan kepada oramg-orang yang telah bekerja
berupa penataran, kursus-kursus, dan lain-lain. Dengan kata lain pendidikan prajabatan
hanya memberikan bekal dasar, sedangkan bekal praktis yang siap pakai diberikan oleh
pendidikan dalam jabatan.
7. Pendidikan formal, non-formal, dan informal sebagai sebuah sistem.
Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian
jenjang pedidikan yang telah baku. Pendidikan nonformal lebih difokuskan pada
pemberian keahlian atau skill guna terjun ke masyarakat. Pendidikan informal adalah
suatu fase pendidikan yang berada di samping pendidikan formal dan nonformal.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal, nonformal, dan informal ketiganya hanya
dapat dibedakan tetapi sulit dipisah-pisahkan karena keberhasilan pendidikan dalam arti
terwujudnya keluaran pendidikan yang berupa sumberdaya manusia sangat bergantung
kepada sejauh mana ketiga sub-sistem tersebut berperanan.
D. Rangkuman
Pendidikan merupakan wahana penting untuk membangun mahasiswa. Pada gilirannya
manusia hasil itu menjadi sumber daya pembangunan. Oleh karena itu, pendidik dalam
melaksanakan tugasnya diharapkan tidak membuat kesalahan-kesalahan mendidik, sebab
kesalahan mendidik bisa berakibat fatal karena sasaran pendidik adalah manusia.
Kesalahan-kesalahan mendidik hanya dapat dihindari jika pendidik memahami apa
pendidikan itu sebenarnya. Gambaran yang jelas dan benar tentang pendidikan dapat
diperoleh melalui pengkajian terhadap arti dan tugas pendidikan, konsep-konsep yang
mendasarinya, unsur-unsurnya, dan kesatupaduan unsur itu dalam suatu wujud sistem.

DAFTAR PUSTAKA

Umar, Tirtarahardja. 2016. Pengantar Pendidikan (Edisi Revisi). Rineka Cipta.

Soyomukti, Nurani. 2015.Teori-Teori Pendidikan: Dari Tradisional, (Neo) Liberal,


Marxis-Sosialis, Hingga Postmodern.Yogyakarta: Ar-Russ Media.

Triwijayanto, Teguh. 2014.Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

http://khamimthoharis.blogspot.com/2017/05/makalah-pengertian-dan-unsur-unsur.html
https://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/11/bab-ii-pengertian-dan-unsur-unsur-
pendidikan/

Anda mungkin juga menyukai