Anda di halaman 1dari 8

Nama: Jessika Meidina

NIM: 2010119220002

Dosen : Dr. Sulistiyana,S.Pd., M.Pd


Mata Kuliah : Pengantar Pendidikan

Materi kelompok 1 “hakikat pendidikan dan pembelajaran”

A. Pengertian pendidikan
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.
Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga
memungkinkan secara otodidak. Secara umum, yang dimaksud dengan
pendidikan adalah mengikuti kegiatan proses pembelajaran untuk
memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Peserta didik sekaligus
mengikuti kebiasaan dari sekumpulan besar manusia dari satu generasi ke
generasi yang lain dengan melalui proses pengajaran oleh guru, pelatihan
dan juga penelitian. Adapun definisi lain dari pendidikan adalah usaha
yang disengaja dan dilakukan secara sistematis agar suasana belajar
kondusif sehingga para peserta didik bisa mengembangkan bakat dan
kemampuan dirinya dengan lebih maksimal lagi. Dengan mengikuti
pendidikan yang sudah ditempuh, harapannya para peserta didik mampu
memiliki akhlak yang mulia, berkepribadian luhur, tinggi kemampuan
spiritualitasnya, memiliki kecerdasan yang luar biasa dan juga mempunyai
keterampilan yang nantinya berguna bagi dirinya sendiri dan juga bagi
masyarakat sekitar. Pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas
daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah. Pendidikan adalah
suatu aktivitas social yang memungkinkan manusia tetap ada dan
berkembang.
B. Hakikat pendidikan berdasarkan filsafat pendidikan Driyakarya
Nicolaus Drijarkara dilahirkan di Purworejo, 13 Juni 1913 dan
meninggal dunia 11 Pebruari 1967, adalah seorang Pater yang pada tahun
1952 memperoleh gelar Doktor dalam bidang ilmu filsafat di Roma
dengan cum laude. 
Menurut Drijarkara pendidikan harus dimulai dari niat untuk membuat
manusia muda menjadi manusia (pemanusiaan manusia). Niat itu harus
didasari rasa cinta. Cinta pada manusia muda ditujukan agar manusia
muda tersebut menjadi setara sehingga terjadi pertemuan antara dua
pribadi yang sama derajatnya.
Upaya pendidikan adalah “homonisasi dan humanisasi”. Homonisasi
berarti membuat manusia menjadi manusia minimalis, artinya suatu
ukuran relative yang menyebabkan manusia berperilaku sebagai manusia.
Humanisasi membuat manusia berkembang melebihi taraf manusia
minimalis, membuat manusia lebih meningkat derajatnya (memanusiakan
manusia). Humanisasi membuat manusia berbudaya, mengembangkan
teknologi, menciptakan seni dan berperadaban.
Proses homonisasi dan humanisasi dimulai dari dua manusia lawan jenis
yang berinteraksi komplementer (co-principe) dalam keluarga. Ketika
keluarga itu memiliki seorang anak, terjadi proses untuk mengembangkan
anak menjadi manusia yang setara, dengan mengajak anak tersebut
berpartisipasi dalam keluarga. Ketika anak menjadi individu yang bisa
berposisi dalam kapasitas saling menghormati dengan orang tuanya,
mandiri dalam membuat keputusan, menentukan hidupnya sendiri, maka
itu akibat adalah dari upaya mendidik.
Ontologis : pendidikan adalah homonisasi dan humanisasi
Epistemologis : idealisme (kesetaraan); humanisme (self determination);
etika (persemaan derajat); estetika (seni, budaya); realisme, pragmatism
(teknologi, peradaban); metodologi (pengembangan dan partisipasi,
dialogis); fenomenologis (proses pendidikan informal dalam keluarga)
Axiologis : anak berkembang, partisipasi, saling menghormati, mandiri
dalam membuat keputusan, menentukan hidupnya sendiri
Metafisika : niat mendidik harus didasari rasa cinta
C. Unsur-unsur Pendidikan
a. Peserta didik
Peserta didik berstatus sebagai subyek didik. Pandangan modern
cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subyek
atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Ciri khas
peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
 Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas,
sehingga merupakan insan yang unik.
 Individu yang sedang berkembang.
 Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan
manusiawi.
 Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
b. Orang yang membimbing (pendidik)
Yang dimaksud pendidik ialah orang yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik
mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sebab itu yang
bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin
program pembelajaran, latihan dan masyarakat.
c. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara
peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan.
Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses
berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat
pendidikan.
d. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
 Alat dan metode
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan
ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan
pendidikan. Secara khusus alat melihat jenisnya sedangkan metode
melihat efesiensi dan efektifitasnya. Alat pendidikan dibedakan
atas alat yang preventif dan yang kuratif.
 Tempat peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)
Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu
keluarga, sekolah dan masyarakat.
e. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
Tujuan pendidikan tidak semudah menentukan tujuan suatu
perjalanan. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa seseorang tidak akan
sampai pada suatu tujuan bila ia tidak mengetahui dengan jelas apa itu
tujuan ?, atau kemana ia membawa anak didiknya ?.
Tujuan pendidikan sering bersifat sangat umum seperti menjadi
manusia yang baik, bertanggung jawab, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, yang mengabdi kepada masyarakat dan sebagainya.Tujuan
yang jelas dan spesifik memberi pegangan dan petunjuk tentang metode
belajar dan mengajar yang lebih serasi serta memungkinkan penilai proses
dan hasil belajar yang lebih teliti. Penyusunan kurikulum telah
memperhatikan tujuan pendidikan serta menganalisisnya dalam tujuan
yang lebih khusus.
f. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
     Salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan pendidikan keseluruhan adalah kemampuan dan keberhasilan
guru merancang materi pembelajaran. Materi pembelajaran pada
hakekatnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari silabus, yakni
perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada
saat kegiatan pembelajaran.
     Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa materi pembelajaran
(instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan. Materi pembelajaran menempati posisi yang
sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar
pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus
sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus
dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan
pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya
standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya indikator.
Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta
didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.

D. Pendidikan Sebagai Sistem


Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan
pendidikan. Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unsur pokok yaitu
unsur masukan, unsur proses usaha itu sendiri, dan unsur hasil usaha.
Masukan Proses Usaha Keluaran atau Hasil Depertemen Pendidikan dan
Kebudayaan (1979) menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu
sistem yang mempunyai unsur-unsur tujuan sasaran pendidikan, peserta
didik, pengelola pendidikan, struktur atau jenjang, kurikulum dan fasilitas.
Setiap sistem pendidikan ini saling mempengaruhi.
1. Definisi Sistem Meneurut Para Ahli :
a. Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang
kompleks atau terorganisir; suatu himpunan atau
perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk
suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh.
(Tatang M. Amirin, 1992:10)
b. Sistem meruapakan himpunan komponen yang saling
berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai
suatu tujuan. (Tatang Amirin, 1992:10)
c. Sistem merupakan sehimpunan komponen atau
subsistem yang terorganisasikan dan berkaitan sesuai
rencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Tatang
Amirin, 1992:11)
2. Komponen dan Saling Hubungan antara Komponen dalam
Sistem Pendidikan
Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah
komponen. Komponen tersebut antara lain: raw input (sistem
baru), output(tamatan), instrumental- input(guru, kurikulum),
environmental input(budaya, kependudukan, politik dan
keamanan).
3. Hubungan Sistem Pendidikan dengan Sitem Lain dan
Perubahan Kedudukan dari Sistem
Sistem pendidikan dapat dilihat dalam ruang lingkup
makro. Sebagai subsistem, bidang ekonomi, pendidikan,dan
politik masing-masing-masing sebagai sistem. Pendidikan formal,
nonformal, dan informal merupakan subsistem dari bidang
pendidikan sebagai sistem dan seterusnya

4. Pemecahan masalah pendidikan secara sistematik

a. Cara memandang sistem


Perubahan cara memandang suatu status dari komponen
menjadi sitem ataupun sebaliknya suatu sitem menjadi
komponen dari sitem yang lebih besar, tidak lain
daripada perubahan cara memandang ruang lingkup suatu
sitem atau dengan kata lain ruang lingkup suatu
permasalahan.
b. Masalah berjenjang
Semua masalah tersebut satu sama lain saling berkaitan
dalam hubungan sebab akibat, alternatif maslah, dan latar
belakang masalah.
c. Analisis sitem pendidikan
Penggunaan analisis sistem dalam pendidikan
dimaksudkan untuk memaksimalkan pencapaian tujuan
pendidikan dengan cara yang efesien dan efektif.
d. Saling hubungan antarkomponen
Komponen-komponen yang baik menunjang
terbentuknya suatu sistem yang baik. Tetapi komponen
yang baik saja belum menjamin tercapainya tujuan
sistem secara optimal, manakala komponen tersebut
tidak berhibungan secra fungsional dengan komponen
lain.
e. Hubungan sistem dengan suprasistem
Dalam ruang lingkup besar terlihat pula sistem yang satu
saling berhubungan dengan sistem yang lain. Hal ini
wajar, oleh karena pada dasarnya setiap sistem itu hanya
merupakan satu aspek dari kehidupan.
1. Keterkaitan antara Pengajaran dan Pendidikan
a. Pengajaran dan pendidikan dapat dibedakan, tetapi tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Masing-masing saling
mengisis.
b. Pembedaan dilakukan hanya untuk kepentingan analisis
agar masing- masing dapat dipahami lebih baik.
c. Pendidikan modern lebih cenderung mengutamakan
pendidikan, sebab pendidikan membentuk wadah,
sedangkan pengajaran mengusahakan isinya. Wadah
harus menetap meskipun isi bervariasi dan berubah.
2. Pendidikan Prajabatan (preservice education) dan Pendidikan
dalam Jabatan (inservice education) sebagai Sebuah Sistem
Pendidikan prajabatan berfungsi memberikan bekal secara formal kepada
calon pekerja dalam bidang tertentu dalam periode waktu tertentu.
Sedangkan pendidikan dalam jabatan bermaksud memberikan bekal
tambahan kepada oramg-orang yang telah bekerja berupa penataran,
kursus-kursus, dan lain-lain. Dengan kata lain pendidikan prajabatan
hanya memberikan bekal dasar, sedangkan bekal praktis yang siap pakai
diberikan oleh pendidikan dalam jabatan.
Referensi tugas resume

Rifqi, Asep dan Aziz Abdul, 2016. Konsep Hominisasi dan Humanisasi
Menurut Driyarkara. Surakarta : Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Luqman, Akhmad Hafiedz, 2015. Resume Pengantar Pendidikan.


Samarinda : Universitas Mulawarman.

Anwar, Muhammad, 2015. Fungsi Pendidikan Dalam Kehidupan Manusia


Sebagai Makhluk Biologis.

Wigunawati, Eustalia. 2019. Filsafat Pendidikan Driyarkara Dalam


Menjawab Tantangan Era Industry Era 4.0. Eujurnal : Uki

http://harjokosangganagara.blogspot.com/2009/09/filsafat-pendidikan-
drijarkara.html

https://mathniyya.wordpress.com/2016/05/09/unsur-unsur-pendidikan/

http://ilmuef.blogspot.com/2015/10/pendidikan-sebagai-suatu-sistem.html

Anda mungkin juga menyukai