Anda di halaman 1dari 6

Penggunaan Media Dalam Proses Komunikasi: Perspektif Pendidikan Dan Pembelajaran

Disusun Oleh

Kelompok 5

1. Rena Windy Ayu Praja 2022143004


2. Shellien Sapitri 2022143009
3. Ega Salsabila 2022143011
4. Riva Anisa 2022143015
5. Enjel Cristina Gultom 2022143032
6. Lela Rahmayanti 2022143034
7. Detiya Safitri 2022143036
8. Khalimatul Sakdiyah 2022143038

Dosen Pengampu: Mirna Taufik M.Sc


Mata Kuliah: Media Pembelajaran Inovatif SD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN 2023/2024
1. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah‘,
perantara, atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan
dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat peserta didik/peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan,
atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media.
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal. (Azhar, 2015)

AECT (Assosation of Education and Communication Technologi) memberi batasan tentang


media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi. Adapun National Education Association (NEA) mengartikan media sebagai segala
benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, ataui dibicarakan beserta
instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. (Sukiman, 2012)

Dalam proses pembelajaran diperlukan media, untuk itu kita harus menghetahui terlebih
dahulu konsep abstrak dan konkret dalam pembelajaran. Pada hakekatnya, proses belajar
mengajar adalah proses komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar pesan ke penerima
pesan. Pesan berupa isi atau ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik
secara verbal (kata-kata dan tulisan) maupun nonverbal. Proses tersebut dinamakan encoding.
Penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh peserta didik dinamakan decoding.
2. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam kehidupan manusia.
Secara etimologi (bahasa), kata “komunikasi” berasal dari bahasa Inggris “communication”
memunyai kata dari bahasa latin “communicare” (Weekly, 1967: 338). Kata “communicare”
memiliki tiga arti yaitu “to make common” atau membuat sesuatu menjadi umum, “cum +
munus” berarti saling memberi sesuatu sebagai hadiah, dan “cum + munire” yaitu membangun
pertahanan bersama. Sedangkan secara epistemologis (istilah), terdapat ratusan uraian eksplisit
(nyata) dan implisit (bersembunyi) untuk menggambarkan definisi komunikasi.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu
pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang
dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat
dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gestur
tubuh, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat
bahu. Cara seperti ini disebut dengan komunikasi nonverbal.
Jadi dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media komunikasi adalah
sarana, perantara, atau alat untuk menyampaikan pesan dari pihak pembawa pesan
kepenerimanya. Hal ini mungkin terlihat sederhana, tetapi membuat komunikasi yang efektif
dan akurat merupakan proses yang rumit. Sebab, pesan tersebut dapat dipengaruhi banyak
faktor seperti emosi, budaya, situasi, media atau plapforn yang digunakan, serta lokasi.

Penggunaan media dalam proses komunikasi adalah sebagai berikut:


a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitis;
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra;
c. Menimbulkan gairah belajar, berinteraksi secara lansung antara pserta didik dalam sumber
belajar;
d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visuaal, auditori,
dan kinsetetiknya;

e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi


yang sama;

f. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, yaitu guru (komunikator),


bahan pembelajaran, media pembelajaran, peserta didik (komunikan), dan tujuan pembelajaran.
Dengan demikian media pebelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat pikiran,
dan perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Selain itu, penggunaan media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985 adalah sebagai
berikut :
a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar;
b. Pembelajaran dapat lebih menarik;
c. Pembelajaran dapat lebih interaktif dengan menerafkan teori belajar;
d. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat lebih diperpendek;
e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan;
f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan;
g. Sikap positif peserta didik terhadap materi pelajaran serta proses pelajaran dapat ditingkatkan
h. Peran guru dapat mengalami perubahan ke arah yang positif.

3. Perspektif Pendidikan
Perspektif menurut arti adalah cara pandang suatu masalah yang terjadi.Sedangkan
pendidikan adalah suatu usaha yang terencana dan sarana untuk mewujudkan suasana
belajar guna meningkatkan kualitas potensi diri manusia di masa yang akan datang. Jadi dapat
disimpulkan bahwa perspektif pendidikan adalah suatu konsep yang dilihat dari sudut proses
bahwa pendidikan adalah proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu
menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan yang akan menimbulkan
perubahan pada dirinya, sehingga berfungsi sesuai kompetensinya dalam kehidupan
bermasyarakat.
Dalam kegiatan belajar dan mendidik kita akan mengkaji berbgai aspek dasar yang
digunakan untuk mengacu nerbagai potensi dasar yang dimilik oleh peserta
didik. Pendidikan ialah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah
melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran, dan atau pelatihan yang berlangsung di sekolah dan
atau di luar sekolah. Usaha sadar tersebut dilakukan dalam bentuk pembelajaran dimana ada
pendidik yang melayani para siswanya melakukan kegiatan belajar, dan pendidik menilai atau
mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa tersebut dengan prosedur yang ditentukan.
Jadi pendidikan dapat dimaknai sebagai proses untuk memperbaharui dan membentuk
tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai
anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada. Pendidikan tidak
hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi lebih ditekankan pada proses
pembinaan kepribadian (akhlak) anak didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi lebih
dewasa.Dari uraian dan pengertian pendidikan diatas disimpulkan bahwa pada dasarnya
pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) untuk dengan penuh tanggung jawab membimbing
anak-anak didik menuju kedewasaan.
a. Unsur-Unsur Pendidikan
Unsur-unsur pendidikan adalah semua komponen yang harus ada di dalam proses
pendidikan, yang semuanya harus merupakan satu kesatuan yang padu dan saling
mengisi satu sama lain.Berikut merupakan unsur-unsur pendidikan yang harus ada
dalam beberapa hal:
1) Subjek yang dibimbing (peserta didik)
2) Orang yang membimbing (pendidik)
3) Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
4) Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
5) Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
6) Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)
7) Tempat pelaksanaan dimana peristiwa berlangsung (lingkugan pendidikan)

1.4 Persepektif Pembelajaran


Perspektif Pembelajaran Menurut Teori Behaviorik, Kognitif, Gestalt, dan Humanistik

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa,sehingga tingkah
laku berubah kearah yang lebih baik. Pembelajaran secara khusus menurut perspektif beberapa
teori pembelajaran dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Teori Behaviorik (Teori Tingkah Laku) Teori Belajar Tingkah Laku (Behaviorik)
menekankan bahwa pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang
diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus). Agar terjadi hubungan stimulus
dan respon (tingkah laku yang diinginkan) perlu latihan.

b. Teori Kognitif
Pembelajaran menurut Teori Belajar Kognitif adalah cara guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami apa
yang sedang dipelajari. Ini sesuai dengan pengertian belajar menurut aliran kognitif
yang menekankan pada kemampuan mengenal pada individu yang belajar.

c.Teori Gestalt
Menurut teori pembelajaran ini pengertian pembelajaran adalah usaha guru
memberikan materi pembelajaran sedimikian rupa, sehingga siswa lebih mudah
mengorganisasikannya menjadi suatu yang bermakna. Bantuan guru diperlukan untuk
mengaktualkan potensi mengorganisis yang terdapat pada diri siswa.

d. Teori Humanistik
Menurut Teori Belajar Humanistik, pembelajaran akan membawa perubahan bila
orang yang belajar bebas menentukan bahan pelajaran dan cara yang dipakai untuk
dipelajarinya. Pembelajaran adalah memberikan kebebasan kebebasan pada siswa
untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan
kemampuan.
DAFTAR PUSTAKA

Azhar Arsyad. (2005). Azhar, Media Pembelajaran, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.

Abdul Kadir. (2003). Pengenalan Sistem Informasi, Andi Offset, Yoyakarta.

H. Hamza B. Uno, (2011). Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran, Bumi


Askara, Jakarta.

Rusman, dkk. (2015). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,


PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai