Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“KEDUDUKAN MEDIA DALAM SISTEM PEMBELAJARAN DAN KOMUNIKASI”

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Tugas Pembelajaran Melalui Media

Dosen Pengampu:
Dr. Cepi Riyana, M.Pd

Disusun oleh:

Sri Wirdani Wulandari


1706771

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Didunia pendidikan dinamika kelimuan yang syarat dengan wawasan dan informasi

begitu pesat, maka diperlukan ide kreatif didalam mengemas dan mengelola sebuah lembaga

pendidikan yang berorientasi pada mutu peserta didik. Untuk menunjang dan

menyeimbangkan harus ditopang dengan sarana dalam hal ini media pembelajaran.

Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses

penyampaian pesan dari sumber pesan melalui media tertentu ke penerima pesan. Pesan,

sumber pesan, media dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi.

Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam

kurikulum, sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan produser

media; salurannya media pendidikan dan penerima pesannya adalah siswa atau juga guru.

Komunikasi dikatakan efektif apabila komunikasi yang terjadi menimbulkan arus informasi

dua arah, yaitu dengan munculnya feedback dari pihak penerima pesan. Baik buruknya

sebuah komunikasi ditunjang oleh penggunaan saluran (media) dalam komunikasi tersebut.

Karena pada dasarnya pembelajaran merupakan proses komunikasi, maka media termasuk

dalam media pembelajaran.

Peran media pembelajaran sangat penting didalam proses pembelajaran dikelas untuk

memudahkan anak didalam menerima informasi lewat pesan yang disampaikan guru ketika

menyampaikan materi. Seorang peserta didik akan dapat memperoleh pemahaman atau

pengetahuan dengan cara mengelola rangsangan dari luar yang ditanggapi oleh inderanya,

baik indera penglihatan, pendengaran, maupun indera lainnya.


Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar secara tepat dapat

membantu menjadikan pengalaman belajar lebih jelas. Edgar Dale (dalam Lataheru; 1988:

23) menyebutkan beberapa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar mengajar,

sebagai berikut: (1) Perhatian anak terhadap materi tinggi: (2) Anak didik mendapatkan

pengalaman kongkret; (3) Mendorong anak untuk belajar secara mandiri; (4) Hasil yang

dipelajari atau diperoleh anak didik sulit dilupakan.

Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba untuk membahas kedudukan media dalam

sistem pembelajaran dan komunikasi yang disebutkan diatas, diantaranya adalah asas media

pembelajaran, kedudukan media pembelajaran sebagai proses komunikasi, kedudukan media

dalam sistem pembelajaran, klasifikasi media pembelajaran dan prinsip pemilihan media

pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kedudukan media dalam sistem pembelajaran?

2. Bagaimana kedudukan media pembelajaran dalam proses komunikasi?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjawab keingin tahuan penulis

mengenai landasan psikologis dalam pengembangan kurikulum yang dirumuskan pada

rumusan makalah ini. Tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kedudukan media dalam sistem pembelajaran.

2. Untuk mengetahui kedudukan media pembelajaran dalam proses komunikasi.


D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui hal-hal yang

dipertanyakan dalam rumusan masalah yang telah ditetapkan. Melalui proses pencarian

jawaban sampai menemukan jawaban dari rumusan masalah tersebut diharapkan menjadi

pengetahuan baru dan pendalamaan informasi mengenai kedudukan media dalam sistem

pembelajaran dan komunikasi dalam kegiatan implementasi kurikulum.

E. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan penulis adalah menggunakan studi literatur, dengan

memanfaatkan buku dan jurnal sebagai bahan rujukan dalam proses pencarian jawaban dan

informasi mengenai evaluasi kurikulum.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab. Bab I berisi pendahuluan yang

mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode

penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II berisi kajian teori yang mencakup informasi

mengenai konsep dan implementasi kurikulum. Bab III penutup yang mencakup didalamnya

kesimpulan dari makalah ini.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Asas Media Pembelajaran

Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (konkret) dan

kenyataan yang ada lingkungan kehidupan seseorang, kemudian melalui benda tiruan, sampai

kepada lambang verbal (abstrak). Perlu dicatat bahwa urutan ini tidak berarti proses belajar

dan interaksi mengajar harus selalu dimulai dari pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan

jenis pengalaman paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yang

diihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajarnya.

Pengalaman langsung akan memberikan kesan utuh dan bermakna mengenai informasi

dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, oleh karena ia melibatkan indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, dan peraba. Ini dikenal dengan lerning by doing.

Tingkat keabstrakan akan semakin tinggi ketika pesan itu dituangkan ke dalam lambang-

lambang seperti grafik atau kata. Jika pesan yang terkandung dalam lambang-lambang seperti

itu, indra yang dilibatkan untuk menafsirkannya semakin terbatas, yakni indar penglihatan

dan pendengaran. Meskipun tingkat partisifasi fisik berkurang, keterlibatan imajinatif

semakin bertambah dan berkembang. Sesungguhnya pengalaman konkret dan pengalaman

abstrak dialami silih berganti, hasil belajar dari pengalaman langsung berubah dan

memperluas jangkauan abstraksi seseorang. Sebaliknya, kemampuan interprestasi lambang

kata membantu seseorang untuk memahami pengalaman yang didalamnya ia terlibat

langsung.

M. Basyiruddin Usman, dalam bukunya media pembelajaran menyebutkan bahwa

penggunaan media dalam proses pembelajaran mempunyai 8 nilai praktis sebagai berikut:
1. Media dapat mengatasi berbagai permasalahan yang dialami oleh siswa.

2. Media dapat mengatasi permasalahan yang ada di ruang kelas.

3. Media memungkinkan adanya interaksi antara siswa dengan lingkungan.

4. Media menghasilkan keragaman pengamatan.

5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, realistis, dan konkret.

6. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar.

7. Media dapat memebangkitkan keinginan dan minat yang baru.

8. Media dapat membeberkan pengalaman yang integral dari sesuatu yang konkret

sampai pada sesuatu yang abstrak.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media baik visual,

audio, maupun audio visual yang disesuaikan dengan berbagai aspek dalam pemilihannya

akan memberikan manfaat yang sangat tinggi. Bagi seorang guru pemanfaatan media tersebut

membantu dalam hal penyajian materi secara baik. Sedangkan bagi siswa bukan hanya

termotivasi, tetapi juga memperoleh kebermaknaan dalam belajarnya. Demikian juga dari

segi prosesnya akan terwujud komunikasi dan interaksi yang efektif dan efisien.

B. Kedudukan Media Pembelajaran Sebagai Proses Komunikasi

Komunikasi merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat komponen yang terlibat,

diantaranya komunikator, komunikan, channel, message, feedback, dan noise / barrier. Pesan

yang disampaikan oleh komunikator diteruskan oleh saluran atau channel sampai ke

komunikan sebagai penerima pesan. Dipahami atau tidaknya sebuah pesan oleh komunikan

tergantung dari feedback yang diberikan oleh komunikan. Feedback positif menunjukan

bahwa pesan dipahami dengan baik, sebaliknya feedback negarif menunjukan pesan mungkin

saja tidak dapat dipahami dengan benar (Cepi Riyana & Rudi Susilana, 2011)
Proses belajar-pembelajaran dapat dipandang sebagai suatu proses komunikasi dengan

pengertian bahwa pesan pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diterima (diserap)

dengan baik atau dapat dikatakan menjadi “milik” murid-murid. Guru haruslah selalu

menyadari bahwa di dalam melaksanakan kegiatan belajar dan pembelajaran, sesungguhnya

dia sedang melaksanakan kegiatan komunikasi. Oleh karenanya guru harus selalu memilih

dan menggunakan kata-kata yang berada dalam jangkauan/medan pengalaman murid-

muridnya, agar dapat dimengerti dengan baik oleh mereka, sehingga pesan pembelajaran

yang disampaikan dapat di-shared (diterima, dimiliki) oleh murid-murid dengan baik. Hal ini

lebih-lebih lagi sangat berlaku apabila guru atau instruktur menggunakan metode ceramah

(lecture method) dalam melaksanakan pembelajaran.

Kegiatan belajar mengajar merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah.

Kegiatan belajar adalah kegiatan yang primer dalam kegiatan belajar mengajar tersebut.

Sedangkan kegiatan mengajar merupakan kegiatan sekunder yang dimaksudkan untuk dapat

terjadinya kegiatan belajar yang optimal adalah suatu situasi dimana siswa dapat berinteraksi

dengan guru dan atau bahan pelajaran ditempat tertentu yang talah diatur dalam rangka

mencapai tujuan. Selain itu situasi tersebut dapat lebih mengoptimalkan kegiatan belajar bila

menggunakan metode dan atau media yang tapat.

Pertama, proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau

perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang atau simbol sebagai

media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat,

gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran

dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.

Kedua, proses komunikasi secara skunder adalah proses penyampaian pesan oleh

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan sarana atau alat sebagai media kedua
setelah memakai lambang sebagai media pertama. Surat, telepon, teleteks, surat kabar,

majalah, radio televisi, film dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan

dalam komunikasi.

C. Kedudukan Media dalam Sistem Pembelajaran

Sistem adalah suatu totalitas yang terdiri dari sejumlah komponen yang saling berkaitan

dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Pembelajaran dikatakan sebagai suatu

system karena didalamnya mengandung komponen yang saling berkaitan untuk mencapai

suatu tujuan yang telah ditetapkan, komponen tersebut meliputi tujuan, materi, metode, dan

evaluasi.

Kedudukan media dalam komponen pembelajaran sangat penting bahkan sejaajar dengan

metode pembelajran, karena metode yang digunkan dalam proses pembelajaran biasanya

akan menuntut media apa yang dapat diintegrasikan dan dapat diadaptasikan dengan kondisi

yang dihadapi. Maka, kedudukan media dalam suatu pembelajaran sangatlah penting dan

menentukan. Dalam proses pembelajaran terdapat tingkatan proses aktivitas yang melibatkan

keberadaan media pembelajaran, yaitu: (Mustika, 2015)

a. Tingkat pengolahan informasi


b. Tingkat penyampaian informasi
c. Tingkat penerimaan informasi
d. Tingkat pengolahan informasi
e. Tingkat respons dari siswa.
f. Tingkat diagnosis dari guru.
g. Tingkat penilaian
h. Tingkat penyampaian hasil.
Terjadinya pengalaman belajar yang bermakna ini tidak terlepas dari peran media, terutama

dari kedudukan dan fungsinya. Secara umum media mempunyai kegunaan:

a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas.

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra.

c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber

belajar.

d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual,

auditori, dan kinestetiknya.

e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman menimbulkan persepsi

yang sama.

Setiap jenis media memiliki karakteristik masing-masing dan menampilkan fungsi

tertentu dalam menunjang keberhasilan proses belajar peserta didik. Agar peran media

belajar tersebut menunjukkan pada suatu jenis media tertentu, maka pada media-media

belajar itu perlu diklasifikasikan menurut suatu metode tertentu sesuai dengan karakteristik

dan fungsinya terhadap pembelajaran. Pengelompokkan itu penting untuk memudahkan para

pendidik dalam memahami sifat media dan dalam menentukan media yang cocok untuk

pembelajaran atau topik pembelajaran tertentu.

Peranan media dalam proses pembelajaran dapat ditempatkan sebagai berikut: (Mustika,

2015)

a. Alat untuk memperjelas bahan pembelajaran pada saat guru menyampaikan pelajaran.

Dalam hal ini media digunakan guru sebagai varial penjelasan verbal mengenai bahan

pembelajaran.
b. Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut oleh

para siswa dalam proses belajarnya. Paling tidak guru dapat menempatkan media

sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belaja siswa.

c. Sumber belajar bagi siswa, artinya media tersebut berisikan bahan-bahan yang harus

dipelajari para siswa baik secara individual maupun kelompok. Dengan demikian,

akan banyak membantu tugas guru dalam kegiatan mengajarnya.

Contoh pengunaan media dalam pengembangan sumber daya pendukung keberhasilan

pelaksanaan kurikulum,yaitu media audio, merupakan media auditif yang mengajarkan

topik-topik pembelajaran yang bersifat verbal seperti pengucapan (pronounciation) dalam

bahasa asing. Untuk pembelajaran bahasa asing media ini tergolong tepat karena bila

secara langsung diberikan tanpa media sering terjadi ketidak tepatan dalam pengucapan

pengulangan dan sebagainya. Pembuat audio ini termasuk mudah, hanya membutuhkan

alat perekam dan nara sumber yang dapat berbahasa asing, sementara itu pemanfaatannya

menggunakan alat yang sama pula.

Contoh lainnya seperti belajar melalui stimulus visual membuahkan hasil belajar yang

lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali dan

menghubung-hubungkan fakta dan konsep. Belajar melalui stimulus verbal membuahkan

hasil yang lebih apabila pembelajaran itu melibatkan ingatan yang berurut-urutan. Belajar

dengan menggunakan indera ganda(pandang dan dengar) akan memberikan keuntungan

bagi siswa.

Dengan menggabungkan beberapa media akan memberikan pengalaman yang

mencerminkan suatu pengalaman belajar dalam kehidupan sehari-hari. Suatu pengalaman

belajar akan diperoleh karena adanya penggabungan aneka media itu-hingga menjadi satu

kesatuan kerja yang meghasilkan suatu informasi yang memiliki nilai komunikasi yang
sangat tinggi; artinya informasi bahkan tidak hanya dilihat sebagai hasil cetakan,

melainkan juga dapat didengar, membentuk simulasi dan animasi yang dapat

membangkitkan minat dan memiliki nilai seni grafis yang tinggi dalam penyajian.

Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi siswa. Penggunaan media

mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada siswa. Selain itu, media juga harus

merangsang siswa mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan

siswa mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru.

Media yang baik juga akan mengaktifkan siswa dalam memberikan tanggapan, umpan

balik, dan juga mendorong siswa untuk melakukan praktik-praktik dengan benar.

D. Klasifikasi Media Pembelajaran

Berdasarkan sifat dan jenis klasifikasi media pembelajaran dikatagorikan ke dalam tiga

unsur pokok, yaitu:

1. Media Auditif

Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja.

Contoh : radio, cassette recorder, piringan hitam

2. Media Visual

Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Contoh :

film strip (film rangkai), slides (film bingkai), foto, gambar atau lukisan.

3. Media Audio Visual

Media Audio Visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.

a. Audio visual diam : media yang menampilkan suara dan gambar diam. Seperti :

film bingkai suara (sound slides), film rangkai suara.


b. Audio visual gerak : media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang

bergerak.

E. Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan me-dia, meskipun caranya

berbeda-beda. Namun demikian ada hal yang seragam bahwa setiap media memiliki

kelebihan dan kelemahan yang akan memberikan pengaruh kepada afektifitas program

pembelajaran. Sejalan dengan hal ini, pendekatan yang ditempuh adalah mengkaji media

sebagai bagian inte-gral dalam proses pendidikan yang kajiannya akan sangat dipengaruhi

oleh:

Pertama, kompetensi dasar dan indikator apa yang akan dicapai dalam suatu kegiatan

pembelajaran ataupun diklat. Dari kajian kompetensi dasar dan indikator tersebut bisa

dianalisis media apa yang cocok guna mencapai tujuan tersebut.

Kedua, materi pembelajaran (instructional content), yaitu bahan atau kajian apa yang

akan diajarkan pada program pembelajaran tersebut. Pertim-bangan lainnya, dari bahan atau

pokok bahasan tersebut sampai sejauh mana kedalaman yang harus dicapai, dengan demikian

kita bisa mempertimbang-kan media apa yang sesuai untuk penyampaian bahan tersebut.

Ketiga, familiaritas media dan karakteristik siswa/guru, yaitu mengkaji sifat-sifat dan ciri

media yang akan digunakan. Hal lainnya karakteristik siswa, baik secara kuantitatif (jumlah)

ataupun kualitatif (kualitas, ciri, dan kebiasa-an lain) dari siswa terhadap media yang akan

digunakan.
Keempat, adanya sejumlah media yang bisa diperbandingkan karena pe-milihan media

pada dasarnya adalah proses pengambilan keputusan dari se-jumlah media yang ada ataupun

yang akan dikembangkan.

Bila kita akan merancang media, seyogyanya melalui tiga tahap utama, yaitu: Pertama,

define (pembatasan), dalam fase ini menyangkut rumusan tujuan, rancangan media apa yang

akan dikembangkan, beberapa persiapan awal dalam perancangan media yang menyangkut:

bahan, materi, dana, serta aspek perancangan lainnya.

Kedua, develop (pengembangan), dalam fase ini sudah dimulai proses pembuatan media

yang akan dikembangkan, sesuai dengan fase pertama.

Ketiga, evaluation (evaluasi), yaitu fase terakhir untuk menilai media yang sudah

dikembangkan/dibuat, setelah melalui tahap uji coba, revisi, kaji-an dengan pihak lain.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan diatas dapatlah disimpulkan bahwa peran media sangat efektif

didalam proses pembelajaran , ketika dikomunikasikan dengan baik. Sebab proses

komunikasi yang baik akan menimbulkan daya tangkap dan interaktif yang efektif serta

mengena pada sasaran yang dituju. Media pembelajaran lewat komunikasi yang efktif akan

menyampaikan pesan pemahaman dan pendalaman didalam proses pembelajaran dikelas.

Siswa pun akan mengalami semangat dan rasa ingin tahu ketika dalam proses pembelajaranya

di lengkapi dengan sarana media yang baik dan komunikasi yang efektif.

Media dalam proses pembelajaran merujuk pada perantara atau pengantar sumber

pesan dengan penerima pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan

sehingga terdorong serta terlibat dalam pembelajaran. Proses pembelajaran pada dasarnya

juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran

disebut media pembelajaran. Sistem adalah suatu totalitas yang terdiri dari sejumlah

komponen atau bagian yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain.

Pembelajaran dikatakan sebuah sistem karena didalamnya mengandung komponen yang

saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

Maka kedudukan media dalam hal ini dapat merangsang terjadinya diskusi diantara

guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa, membantu siswa menemukan gagasan

untuk mengawali kegiatan berimajinasi, bercerita, dan kegiatan kerja kelompok, sebagai

sumber kegiatan belajar mandiri untuk melengkapi atau memperkaya pengetahuan yang
dipelajari di kelas, serta mengundang keterlibatan kognitif dan emosional siswa secara

spontan.

Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada siswa. Selain itu,

media juga harus merangsang siswa mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan

rangsangan siswa mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar

baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan siswa dalam memberikan tanggapan, umpan

balik, dan juga mendorong mahasiswa untuk melakukan praktik-praktik dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta : RajaGrafindo Persada.

Asnawir dan M. Basyiruddin Usman. Media Pembelajaran. 2002. Jakarta: Ciputat Pers.

Kerucut pengalaman Edgar Dale: [online] Tersedia


https://nayaakyasazilvi.wordpress.com/2014/07/08/kerucut-pengalaman-edgar-dale/
(Diakses pada 29 September 2018)

Latuheru, JD. 1988. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Masa Kini. Jakarta:
Depdikbud Mason R.

Sadiman, Arief S. (dkk). 2012. Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan, dan


Pemanfaatannya. Depok : Rajawali Pers.

Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. 2011. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan,
Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: CV. Wacana Prima

http://forumsejawat.wordpress.com/2010/11/20/sumber-belajar-sebagai-komponen-sistem-
pembelajaran/ (diakses pada 27 September 2018)

http://liafitriani-berkarya.blogspot.co.id/2012/01/pengertian-media-pembelajaran.html
(diakses pada 27 September 2018)

Anda mungkin juga menyukai