Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas Media Pembelajaran Akuntansi

Dosen pemgampu :

Disusun oleh :

Fitriana Kusuma (201660055)

Anjani (201660052)

Renita Tri Rahmayani ()

Iyan Sopiyan ()

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

STKIP PGRI SUKABUMI

2022
KATA PENGANTAR
puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga kami
dapat menyelasaikan tugas makalah tentang ”sejarah perkembangan media” ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalh ini adalah untuk memenuhi tugas bapak Mujib Abdullah
Ramdan pada mata kuliah Media Pembelajaran Akuntansi. Selain itu makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga penulis

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mujib yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannnya sehingga kami dapat menyelasaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami harapkan demi kesemprnaan makalah ini.

Sukabumi, Juli 2022

Kelompok 5
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penggunaan perangkat keras di dalam kelas telah tersebar luas dan hal ini menunjukan
siswa diperlakuan seolah-olah adalah mesin dibanding manusia, ini karena dehumanisasi dalam
pengajaran atau proses pembelajaran. Bagaimanapun, penggunaan perangkat keras dengan baik,
teknologi pembelajaran modern dapat diindividualisasikan dan dengan begitu proses ini sampai
batas tertentu tidak dapat dicapai karena mempertimbangkan kemanusiaan. Jika guru merasa
pebelajar sebagai mesin, mereka akan memperlakukan media dan teknologi memiliki pengaruh
terhadap pendidikan. Contohnya, komputer dan internet telah mempengaruhi proses
pembelajaran sampai saat ini. Aturan-aturan dari pendidik dan pebelajar telah berubah karena
dipengaruhi media dan teknologi yang digunakan di dalam kelas. Perubahan ini sangat esensial,
karena sebagai penuntun dalam proses pembelajaran, pendidik (guru) berhak menguji media dan
teknologi, dalam konteks belajar dan itu berdampak pada hasil belajar siswa.
LEARNING Belajar pembelajaran sampai saat ini. Aturan-aturan dari pendidik dan pebelajar
telah berubah karena dipengaruhi media dan teknologi yang digunakan di dalam kelas.
Perubahan ini sangat esensial, karena sebagai penuntun dalam proses pembelajaran, pendidik
(guru) berhak menguji media dan teknologi dalam konteks belajar dan itu berdampak pada hasil
belajar siswa. LEARNING Belajar adalah proses pengembangan pengetahuan, ketrampilan-
ketrampilan, atau pengembangan tingkah laku sebagai interaksi indi.
Dalam sejarah, media dan teknologi memiliki pengaruh terhadap pendidikan. Contohnya,
komputer dan internet telah mempengaruhi proses pembelajaran sampai saat ini. Aturan-aturan
dari pendidik dan pebelajar telah berubah karena dipengaruhi media dan teknologi yang
digunakan di dalam kelas.Perubahan ini sangat esensial, karena sebagai penuntun dalam proses
pembelajaran, pendidik (guru) berhak menguji media dan teknologi dalam konteks belajar dan
itu berdampak pada hasil belajar siswa. LEARNING Belajar adalah proses pengembangan
pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, atau pengembangan tingkah laku sebagai interaksi
individu, menyangkut fasilitas-fasilitas fisik, psikologis, metode pembelajaran, media, dan
teknologi. Belajar adalah proses yang dilakukan sepanjang waktu oleh individu manapun.
Dengan demikian, belajar adalah proses yang melibatkan proses seleksi, pengaturan, dan
penyampaian pesan yang pantas kepada lingkungan dan bagaimana cara pebelajar berinteraksi
dengan informasi tersebut.

RUMUSAN MASALAH
 Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran?
 Apa saja tujuan dari media pembelajaran?
 Apa saja manfaat dan kegunaan media pembelajaran?
 Bagaimana  sejarah perkembangan media pembelajaran?
 Bagaimana latar belakang media pembelajaran?
 Apa urgensi dari adanya media pembelajaran?

TUJUAN PENULISAN
 Untuk mengetahui pengertian media pembelajaran.
 Untuk mengetshui tujuan media pembelajaran.
 Untuk mengetahui manfaat dan kegunaan media pembelajaran.
 Untuk mengetahui sejarah perkembangan media pembelajaran.
 Untuk mengetahui latar belakang media pembelajaran.
 Untuk mrngetahui urgensi media pembelajaran.
 
 BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN


Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan
sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima
(Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001). Media merupakan salah satu
komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan
(Criticos, 1996).
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah
berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan
penerima pesan.
Berikut definisi media pembelajaran menurut para ahli diantaranya:
1. Gagne (dalam Shofyan, 2010) Media pembelajaran yaitu berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk berpikir.
2. Schramm (dalam sudrajat, 2008) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
3. Briggs (dalam sudrajat, 2008) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik
untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya.
4. AECT (Assosiation of Education and Communication Technology, 1977) (dalam azhie,
2007), memberikan batasan media sebagai segala bentuk saluran yang dipergunakan
untuk menyampaikan pesan atau informasi.
5. Menurut Latuheru (dalam Hamdani, 2005: 8) menyatakan bahwa media pembelajaran
adalah bahan, alat atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan
maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat
berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.
Berdasarkan definisi diatas, maka yang dimaksud media pembelajaran adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa berupa sarana fisik/sarana komunikasi dalam bentuk Audio,
Visual, maupun Audio Visual yang dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar untuk
menyampaikan pesan/informasi mengenai materi pelajaran dari guru kepada para peserta didik
agar peserta didik terpacu untuk mencurahkan pikiran, perasaan, perhatian dan minatnya dalam
proses pembelajaran sehingga proses interaksi antara guru dan peserta didik dapat berlangsung
secara tepat guna dan berdaya guna serta merangsang pikiran, perasaan, perhatian.

B. TUJUAN MEDIA PEMBELAJARAN


Perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.
Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran, adalah sebagai berikut :
a. mempermudah proses pembelajaran di kelas
b. meningkatkan efisiensi proses pembelajaran
c. menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar
d. membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran
e. Membantu/memudahkan Guru dalam menyampaikan pesan/informasi dari materi pelajaran
yang disampaikan agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik
f. Membantu/memudahkan peserta didik dalam memahami maksud dari isi materi pelajaran yang
disajikan/disampaikan oleh Guru.
            Jadi intinya, tujuan media pembelajaran adalah mempermudah,meningkatkan efisiensi,
membantu konsentrasi pembelajar dalam pembelajaran, serta membantu mempermudah guru
dalam menyampaikan pesan dan peserta didik dalam menerima pesan.

C. MANFAAT DAN KEGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN


Manfaat dan Kegunaan Media Pembelajaran
Media Pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran dengan:
1. menghadirkan obyek sebenarnya dan obyek yang langkah
2. membuat duplikasi dari obyek yang sebenarnya
3. membuat konsep abstrak ke konsep konkret
4. memberi kesamaan persepsi
5. mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak
6. menyajikan ulang informasi secara konsisten
7. memberi suasana yang belajar yang tidak tertekan, santai, dan menarik.
Selain fungsi diatas. Livie dan Lentz(1982) mengemukakan 4 fungsi media pembelajaran yaitu:
1. fungsi atensi berarti media visual merupakan inti, menarik dan mengrahkan perhatian
pembelajar akan berkosentrasi pada isis pelajaran
2. fungsi afekti maksudnya media visual dapat dilihat dari tingkat kenikmaran pembelajar
ketika belajar membaca teks bergambar.
3. fungsi kognitif yaitu mengungkapkan bahwa lambang visual mempelancar pencapaian
tujuan dalam memahami dan mendengar informasi
4. fungsi kompensatoris yaitu media visual memberikan konteks untuk memahami teks dan
membantu pembelajr yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi
dalam teks dan mengingatnya kembali.

Manfaat media pembelajaran matematika.


1. Menjelaskan materi pembelajaran atau obyek yang abstrak (tidak nyata) menjadi konkret
nyata.
2.   Memberikan pengalaman nyata dan langsung karena siswa dapat berkomunikasi dan
berinteraksi dengan lingkungan tempat belajarnya.
3.      Mempelajari materi pembelajaran secara berulang-ulang.
4.   Memungkinkan adanya persamaan pendapat dan persepsi yang benar terhadap suatu
materi pembelajaran atau obyek.
5.       Menarik perhatian siswa, sehingga membangkitkan minat, motivasi, aktivitas, dan
kreativitas belajar siswa.
6.     Membantu siswa belajar secara individual, kelmpok, atau klasikal.
7. Materi pembelajaran lebih lama diingat dan mudah untuk diungkapkan kembali dengan
cepat dan tepat.
8. Mempermudah dan mempercepat guru menyajikan materi pembelajaran sehingga siswa
mudah mengerti.
9. Mengatasi ruang, waktu dan indera.
Menurut Encylopedia of Educational Research dalam Humalik (1989: 15) menyebutkan bahwa
manfaat media pembelajaran adalah:
1. Meletakkan dasar-dasar yang konkret unuk berpikir, oleh karena itu mengurangi
“verbalisme”.
2.  Memperbesar perhatian para siswa.
3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu
membuat pelajaran lebih mantap.
4. Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha
sendiri dikalangan siswa.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, hal ini terutama terdapat dalam
gambar hidup.
6.    Membantu tumbuhnya pengertian, dengan demikian membantu perkembangan
kemampuan berbahasa.
7.   Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain
serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang
lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
Dari berbagai macam fungsi dan manfaat dapat di ambil intisarinya bahwa fungsi,manfaat dan
kegunaan media pembelajaran menghadirkan dan membuat duplikasi dari obyek yang
sebenarnya, yang langkah, dari yang abstrak ke konkret serta member dan mengatasi dari
persepsi yang berbeda ke yang sama, dari hambatan, waktu dan jarak serta menyjikan ulang
informasi secara kontinew agar suasana belajar bisa nyaman, santai, menarik dan tidak tertekan.
D. SEJARAH PERKEMBANGAN MEDIA
Pada awal sejarah pendidikan, guru merupakan satu-satunya sumber untuk memperoleh
pelajaran. Dalam perkembangan selanjutnya, sumber belajar itu kemudian bertambah dengan
adanya buku. Pada masa itu kita mengenal tokoh bernama Johan Amos Comenius yang tercatat
sebagai orang pertama yang menulis buku bergambar yang ditujukan untuk anak sekolah. Buku
tersebut berjudul Orbis Sensualium Pictus (Dunia Tergambar) yang diterbitkan pertama kali pada
tahun 1657. Penulisan buku itu dilandasi oleh suatu konsep dashjhgar bahwa tak ada sesuatu
dalam akal pikiran manusia, tanpa terlebih dahulu melalui penginderaan.
Dari sinilah para pendidik mulai menyadari perlunya sarana belajar yang dapat meberikan
rangsangan dan pengalaman belajar secara menyeluruh bagi siswa melalui semua indera,
terutama indera pandang – dengar. Kalau kita amati lebih cermat lagi, pada mulanya media
pembelajaran hanyalah dianggap sebagai alat untuk membantu guru dalam kegiatan mengajar
(teaching aids). Alat bantu mengajar yang mula-mula digunakan adalah alat bantu visual seperti
gambar, model, grafis atau benda nyata lain. Alat-alat bantu itu dimaksudkan untuk memberikan
pengalaman lebih konkrit, memotivasi serta mempertinggi daya serap dan daya ingat siswa
dalam belajar.
Sekitar pertengahan abad 20 usaha pemanfaatan alat visual mulai dilengkapi dengan peralatan
audio, maka lahirlah peralatan audio visual pembelajaran. Usaha-usaha untuk membentuk
pembelajaran abstrak menjadi lebih konkrit terus dilakukan. Dalam usaha itu, Edgar Dale
membuat klasifikasi 11 tingkatan pengalaman belajar dari yang paling konkrit sampai yang
paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama ”Kerucut Penglaman” (Cone
of Experience) dari Edgar Dale. Ketika itu, para pendidik sangat terpikat dengan kerucut
pengalaman itu, sehingga pendapat Dale tersebut banyak dianut dalam pemilihan jenis media
yang paling sesuai untuk memberikan pengalaman belajar tertentu pada siswa. Pada akhir tahun
1950, teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat audio visual. Dalam pandangan
teori komunikasi, alat audio visual berfungsi sebagai alat penyalur pesan dari sumber pesan
kepada penerima pesan. Begitupun dalam dunia pendidikan, alat audio visual bukan hanya
dipandang sebagai alat bantu guru saja, melainkan juga berfungsi sebagai penyalur pesan belajar.
Sayangnya, waktu itu faktor siswa, yang merupakan komponen utama dalam pembelajaran,
belum mendapat perhatian khusus.
Baru pada tahun 1960-an, para ahli mulai memperhatikan siswa sebagai komponen utama dalam
pembelajaran. Pada saat itu teori Behaviorisme BF. Skinner mulai mempengaruhi penggunaan
media dalam kegiatan pembelajaran. Teori ini telah mendorong diciptakannya media yang dapat
mengubah tingkah laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran. Produk media pembelajaran
yang terkenal sebagai hasil teori ini adalah diciptakannya teaching machine (mesin pengajaran)
dan Programmed Instruction (pembelajaran terprogram).
Pada tahun 1965-70, pendekatan sistem (system approach) mulai menampakkan pengaruhnya
dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Pendekatan sistem ini mendorong digunakannya media
sebagai bagian intregal dalam proses pembelajaran. Media, yang tidak lagi hanya dipandang
sebagai alat bantu guru, melainkan telah diberi wewenang untuk membawa pesan belajar,
hendaklah merupakan bagian integral dalam proses pembelajaran. Media, yang tidak lagi hanya
dipandang sebagai alat bantu guru, melainkan telah diberi wewenang untuk membawa pesan
belajar, hendaklah merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar.

E. DASAR ATAU LANDASAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN


Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain landasasan
filosofis, psikologis, teknologis dan empiris:
1. Landasan filosofis
Ada suatu pandangan bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi baru di
dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan kata lain,
penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Bukankan dengan adanya
berbagai media pembelajaran justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk digunakan
media yang sesuai dengan karakteristik pribadinya? Dengan kata lain siswa dihargai harkat
kemanusiaanya diberi kebebasan untuk menentukan pilhan, baik cara maupun alat belajar sesuai
dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologi tidak berarti dehumanisasi.
Sebenarnya perbedaan pendapat tersebut tidak perlu muncul, yang penting bagaimana pandangan
guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru menganggap siswa sebagai anak
manusia yang memiliki keprbadian, harga diri, motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang
berbeda dengan yang lain,maka baik menggunaka media hasil teknologi baru atau tidak, proses
pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan humanis.
 Landasan psikologis
Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan media
dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu,
persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media,
di samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami makna
persepsi serta factor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya
diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Untuk
maksud tersebut perlu:
Diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa serta memberikan
kejelasan objek yang diamatinya. Bahan pembelajaran yang kana diajarkan disesuaikan dengan
pengalaman siswa.
Kajian psikologis menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajarai hal yang konkrit
ketimbang yang abstrak. Berkaitan dengan continuum konkret-abstrak dan kaitannya dengan
penggunaan media pembelajaran, ada beberapa pendapat. Pertama, bahwa dalam proses
pembelajaran hendaknya menggunakan urutan dari belajar dengan gambaran atau film ( iconic
representation of experiment) kemudian ke belajar dengan simbol , yaitu menggunakan kata-kata
(symbolic representation). Hal ini juga berlaku tidak hanya untuk anak, tetapi juga untuk orang
dewasa. Kedua, bahwa sebenarnya nilai dari media terletak pada tingkat realistiknya dalam
proses penanaman konsep, ia membuat jenjang berbagai jenis media mulai yang paling nyata ke
yang paling abstrak. Ketiga, membuat jenjang konkrit-abstrak dengan dimulai dari siswa yang
berpartisipasi dalam pengalaman nyata, kmeudian menuju siswa sebagai pengamat kejadian
nyata, dilanjutkan ke siswa sebagai pengamat terhadap kejadian yang disajikan dengan media,
dan terakhir siswa sebagai pengamat kejadian yang disajikan dengan symbol. Jenjang konkrit-
abstrak ini ditunjukkan dengan bagan dalam bentuk kerucut pengalaman (cone of experiment).
 Landasan teknologis
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan,
pengelolaan, Penilaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan
proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi
untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksankan, mengevaluasi, dan
mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai
tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalaha dilakukan dalam
bentuk: kesatuan komponen-komponen system pembalajaran yang telah disusun dalm fungsi
desain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi system
pembelajaran yang lengkap. Komponen-komponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media,
peralatan, teknik dan latar.
 Landasan empiris
Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media
pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya,
siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media
yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memilih tipe belajar
visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti
gambar, diagram, video, atua film. Sementara siswa yang memilih tipe belajar auditif, akan lebih
suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan kebih
tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-
visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media pembelajaran
hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara
karakteristik pebelajar, karakteristik media pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.

F. URGENSI MEDIA PEMBELAJARAN


            Urgensi media pembelajaran dalam era globalisasi dan peranan media sangat penting
dalam proses pembelajaran. Begitu pentingnya media dalam pendidikan, maka sudah tentu
didalam pendidikan kita perlu dilengkapi dengan media dan tidak diterangkan saja secara verbal.
Contoh lain yang biasa diambil adalah pemberian materi tentang pelaksanaan haji. Pelajaran ini
akan lebih dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk demonstrasi, melalui video/film, selain itu
pelajaran membaca al-quran akan lebih mantap dengan dibantu tape recorder yang merekam
suara seseorang yang fasih dalam membaca al-Quran. Begitu juga dengan pelajaran-pelajaran
yang lainnya.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai
perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich et.al.,
2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001). Media merupakan salah satu komponen komunikasi,
yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996).
tujuan media pembelajaran adalah mempermudah,meningkatkan efisiensi, membantu konsentrasi
pembelajar dalam pembelajaran, serta membantu mempermudah guru dalam menyampaikan
pesan dan peserta didik dalam menerima pesan.
fungsi dan kegunaan media pembelajaran menghadirkan dan membuat duplikasi dari obyek yang
sebenarnya, yang langkah, dari yang abstrak ke konkret serta member dan mengatasi dari
persepsi yang berbeda ke yang sama, dari hambatan, waktu dan jarak serta menyjikan ulang
informasi secara kontinew agar suasana belajar bisa nyaman, santai, menarik dan tidak tertekan.
landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain landasasan filosofis, psikologis, teknologis
dan empiris.
B. SARAN
            Dengan adanya media pembelajaran maka sudah seharusnya para pendidik harus mampu
menggunakan media pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran yang diterapkan sehingga
stimulus yang diterima oleh peserta didik dapat dengan mudah ditangakap dan dimengerti oleh
peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai