Anda di halaman 1dari 23

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu :
Drs. H. M. SOCHEH, MH., M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 6 :

1. Anton Prawito (20204210104574)


2. Ahmad Mujiman (20204210104570)
3. Aisyah Nurul Aini (20204210104571)
4. Devi Khalimatus S. (20204210104579)
5. Eti Febi Maslahah (20204210104584)
6. Indah Rahayu (20204210104589)

PROGRAM STRATA I JURUSAN TARBIYAH


PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
(STIT AL MUSLIHUUN TLOGO BLITAR)
2023

i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat, taufiq, hidayah serta karunianya makalah Filsat Pendididikan Islam dengan judul
”Pemanfaatan Media Pembelajaran” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
media pembelajaran PAI
Dalam penyelesaian makalah ini, kami cukup banyak mengalami
kesulitan,terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun,
berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan dengan cukup baik.Karena itu, sudah sepantasnya jika kami mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. H. Socheh, MH. M.Pd.I. sebagai dosen pembimbing kami yang tidak
lelah dan bosan untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada kami setiap saat.
2. Orang tua dan keluarga kami yang banyak memberikan motivasi.
3. Pihak-pihak yang sudah membantu terselesainya tugas ini.
Kami sadar sebagai seorang mahasiswa dan mahasiswi yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan
makalah ini yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Ada kurang dan lebihnya kami
mohon maaf sebesar-besarnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Blitar, 10 Februari 2023

PENYUSUN

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….…1

A. Latar Belakang…………………………………………………..……….1

B. Rumusan Masalah………………………………………………….…….1

C. Tujuan………………………………………………………..………….. 1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………...…………………2

A. Pengertian Pemanfaatan Media Pembelajaran…………………………2

B. Model Pemanfaatan Media Pembelajaran………………………………6

C. Model Pembelajaran Interaktif…………………………………………8

BAB III PENUTUP…………………………………………………………….17

Kesimpulan………………………………………………………………..17

Kritik dan saran……………………………………………………………17

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………19

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media pembelajaran memiliki kedudukan yang penting dalam proses
pembelajaran dan pencapaian tujuan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, perlu
adanya pemahaman mengenai pengertian, fungsi, dan manfaat media
pembelajaran. Hal tersebut akan bermanfaat pada penyampaian materi
pembelajaran yang maksimal dengan penggunaan media yang tepat. Dengan
adanya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam memahami
pengertian, fungsi dan juga manfaat media pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pemanfaatan media pembelajaran ?
2. Bagaimana model pemanfaatan media audio untuk pembelajaran ?
3. Bagaimana model pembelajaran interaktif ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pemanfaatan media pembelajaran
2. Untuk mengetahui model pemanfaatan media audio untuk pembelajaran
3. Untuk mengetahui model pembelajaran interaktif

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemanfaatan Media Pembelajaran


1. Pengertian
Schramm mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi
pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Secara
khusus, kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan
untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima.1 Media sebagai salah
satu sumber belajar, ikut membantu guru dalam memudahkan tercapainya
pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat memperkaya wawasan peserta
didik.2
Sedangkan Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber
untuk belajar. Sedangkan pemanfaatan media berarti penggunaan yang sistematis
dari sumber untuk belajar. Proses pemanfaatan media merupakan proses
pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran.
Misalnya, bagaimana suatu film diperkenalkan atau “ditindak lanjuti” dan
dipolakan sesuai dengan bentuk belajar yang diinginkan. Prinsip-prinsip
pemanfaatan juga dikaitkan dengan karakteristik pemelajar. Seseorang yang belajar
mungkin memerlukan bantuan keterampilan visual atau verbal agar dapat menarik
keuntungan dari praktek atau sumber belajar.
Pemamfaatan media pembelajaran adalah aktivitas proses dan sumber untuk
membicarakan kaitan antara pemelajar dengan bahan atau sistem pembelajaran
supaya pemelajar lebih paham, mengerti dan menarik.
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah
metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan.
Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media
pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan
respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks
pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan
bahwa salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu

1
Sundayana, Rustina. 2013. Media Pembelajaran Matematika Bandung : Alfabeta
2
Danim, Sudarbuan. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 1995. Hlm.103

2
mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang
ditata dan diciptakan oleh guru.
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah
memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan
lebih efektif dan efisien. Beberapa manfaat media dalam pembelajaran
dikemukakan oleh Kemp dan Dayton yaitu :
1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan
kapan saja
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses
belajar
8. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Selain beberapa manfaat media pembelajaran diatas, terdapat pula mamfaat
praktis dari media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai
berikut
1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih
langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk
belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada
siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan
lingkungannya misalnya melalui karya wisata. Kunjungan-kunjungan ke
museum atau kebun binatang.

3
2. Fungsi Media Pembelajaran
Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu kita ketahui. Fungsi
pertama media adalah sebagai alat bantu pembelajaran, dan fungsi kedua adalah
sebagai media sumber belajar.
a. Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran
Tentunya kita tahu bahwa setiap materi ajar memiliki tingkat
kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada materi ajar yang tidak
memerlukan alat bantu, tetapi di lain pihak ada materi ajar yang sangat
memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran. Media pembelajaran
yang dimaksud antara lain berupa globe, grafik, gambar, dan sebagainya.
Materi ajar dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar dipahami oleh
siswa. Tanpa bantuan media, maka materi ajar menjadi sukar dicerna dan
dipahami oleh setiap siswa. Hal ini akan semakin terasa apabila materi ajar
tersebut abstrak dan rumit/kompleks. Sebagai alat bantu, media mempunyai
fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Hal ini
dilandasi keyakinan bahwa kegiatan pembelajaran dengan bantuan media
mempertinggi kualitas kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang
cukup lama. Itu berarti, kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan
menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa
bantuan media.
b. Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Sekarang Anda menelaah media sebagai sumber belajar. Sumber
belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat
bahan pembelajaran untuk belajar peserta didik tersebut berasal. Sumber
belajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu manusia, buku
perpustakaan, media massa, alam lingkungan, dan media pendidikan.
Media pendidikan, sebagai salah satu sumber belajar, ikut membantu guru
dalam memudahkan tercapainya pemahaman materi ajar oleh siswa, serta
dapat memperkaya wawasan siswa.
c. Pola Pemanfaatan Media Dalam Pembelajaran
1) Pola Pemanfaatan Media dalam situasi kelas
Pemanfaatan media dalam situasi kelas adalah penggunaannya
dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas. Dan

4
dalam merencanakan pemanfaatannya harus mempertimbangkan
Tujuan yang akan dicapai.
2) Pola Pemanfaatan Media di luar situasi kelas
Dalam pemanfaatan media di luar situasi kelas ini ada
beberapa cara, yaitu pemanfaatan secara bebas, secara terkontrol,
perorangan dan cara kelompok. Pemanfatan media secara bebas
adalah media yang digunakan tanpa diawasi dan dikontrol, pemakai
menggunakan menurut kebutuhan masing-masing. Contohnya
adalah pemakaian kaset pelajaran bahasa inggris dan pemanfaatan
program siaran radio pendidikan. Sebaliknya, pada pola
pemanfaatan media di luar situasi kelas yang terkontrol adalah
media yang digunakan dalam rangkaian kegiatan diatur secara
sistematik untuk mencapai tujuan tertentu. Contohnya pemanfaatan
siaran radio untuk penataran guru dan pemanfaatan media untuk
mencapai ijazah penyetaraan atau persamaan. Sedangkan yang
terakhir yaitu cara pemanfaatan media untuk perseorangan atau
sendirian saja, dan juga untuk kelompok atau massal. Pemanfaatan
media diluar situasi kelas terbagi atas :
1. Pemanfaatan secara bebas. Bahwa media ini digunakan tanpa
dikontrol atau diawasi. Berikut pemanfaatan media secara bebas
a) Pemakaian kaset pelajaran bahasa inggris.
Orang yang merasa perlu program itu dapat membelinya secara
bebas. Menggunakanya secara bebas juga. Artinya, kaset itu
dapat digunakan kapan saja, dimana saja, dan untuk keperluan
apa saja. Semua tergantung pada pemilik kaset itu sendiri
2. Pemanfaatan program siaran radio pendidikan
Pada saat ini banyak siaran radio dan televisi yang bersifat
pendidikan. Program-program itu disiarkan dengan maksud
untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan tertentu.
Misalnya siaran pelajaran bahsa inggris, matematika, bahasa
indonesia, dan lain-lain. Pemanfaatan program itu kebanyakan
tidak dikontrol oleh penyelenggaraan siaran. Program tersebut
disiarkan dengan harapan didengarkan dan dimanfaatkan oleh
orang.
5
3. Pemanfaatan media secara terkontrol
Ialah bahwa media itu digunakan daam suatu rangkaian kegiatan
yang diatur secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu.
Apabila media itu berupa media pembelajaran, sasaran didik
(audience) diorganisasi kan dengan baik
Berikut contoh ini contoh pemanfaatan program media secara
terkontrol.
a. Pemanfaatan siaran radio pendidikan untuk penataran guru
b. Pemanfaatan media secara perorangan, kelompok atau
massa
Media dapat digunakan secara perorangan, artinya media
itu digunakan oleh orang saja. Banyak media yang dirancang
untuk digunakan secara perorangan. Orang itu tidak perlu
bertanya dengan orang lain tentang bagaimana cara
menggunakanya, alat apa yang diprlukan, dan bagaiman
mengetahui bahwa ia telah berhasil belajar.
Media dapat digunakan secara kelompok, kelompok itu
dapat berupa kelompok kecil dengan anggota 2-8 orang. Atau
berupa kelompok besar yang beranggotakan 9-40 orang, media
yang dirancang untuk digunakan secara kelompok juga
memerlukan buku petunjuk ini biasanya ditujukan kepada
pimpinan kelompok, tutor atau guru. Keuntungan belajar
menggunakan media secara kelompok itu dapat melakukan
diskusi tentang bahan yang sedang dipelajari.
Media dapat digunakan secara masal, orang yang
jumlahnya puluhan, ratusan, bahkan ribuan dapatmenggunakan
media itu bersama-sama.media yang dirancang seperti ini
biasanya disiarkan melalui pemancaran, seperti radio, televisi,
atau digunakan dalam ruangan yang besarseperti film 35 mm.
Untuk memudahkan orang belajar menggunakan media seperti
ini sebaiknya kepada para peserta diberikan bahkan tercetak
sebelumnya. Dengan demikian para peserta dapat meyiapkan
diri dalam mengikuti program media

6
B. Model Pemanfaatan Media Audio Untuk Pembelajaran
Ada beberapa manfaat yang akan diperoleh jika pendidik memanfaatkan media
audio ataupun radio sebagai media pembelajaran. Tugas pendidik akan lebih ringan
jika dibandingkan dengan tanpa menggunakan media audio. Menurut Nana Sudjana dan
Ahmad Rivai (2005: 129), pemanfaatan bahan ajar audio dalam kegiatan pembelajaran,
terutama digunakan dalam:

1. Pengajaran music literary (pembacaan sajak) dan kegiatan dokumentasi.

2. Pengajaran berbahasa asing, baik secara audio ataupun audiovisual.

Media audio sangat cocok untuk menyampaikan materi-materi pembelajaran


yang erat kaitannya dengan masalah cerita dan bunyi. Selain itu media ini juga sangat
cocok untuk mengembangkan daya imaginasi peserta didik. dengan penggunaan media
diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret kepada siswa,
dan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran3.

1) Bentuk Media Audio

Media audio terdiri atas 2 bentuk yaitu Audio Analog dan Audio Digital.

1. Audio Analog
a. Radio

Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk


mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian
dan peristiwa – peristiwa penting dan baru, masalah – masalah kehidupan dan
sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup
efektif.Media ini juga mampu merangsang partisipasi aktif bagi si pendengar.

b. Kaset – Audio

3
Dr. Arief S.Sadiman, M.Sc, dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan
pemanfaatannya, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1984. Hlm.197

7
Disini khusus membahas kaset audio yang sering digunakan di
sekolah.Memiliki keuntungan yaitu merupakan media yang ekonomis dan praktis,
karena biaya pengadaan dan perawatan sangat murah dan mudah didapatkan.

c. Alat perekam magnetic

Alat perekam magnetik atau tape recorder adalah salah satu alat elektronik
yang mampu merekam suara secara manual dan merupakan salah satu media yang
memiliki peranan yang sangat penting dalam penyampaian keakuratan sebuah
informasi. Alat ini sangat cocok digunakan sebagai media pembelajaran yang
akan disampaikan kepada siswa.

2. Media Audio Digital

a. Piringan Hitam (PH).


Alat penyimpan file audio ( modern ) yang pertama ditemukan adalah
piringan hitam. Ia memiliki pena bergetar yang berfungsi untuk menghasilkan
bunyi/suara dari sebuahdisc. Alat yang diperlukan untuk memutar piringan
hitam adalah Gramophone.
b. Kaset
Kaset adalah alat penyimpan file audio yang berbentuk pita kaset. Setiap
pita kaset mampu menyimpan file audio yang berdurasi sekitar 1 jam di setiap
sisinya. Kualitas suaranya cukup baik.Penurunan kualitas suara dapat terjadi jika
pita kaset rusak, jamuran, kotor dan lain-lain.Alat untuk memutar kaset bisa
berupa radio tape, tape deck atau bisa juga diputar dengan menggunakan
walkman.
c. CD dan DVD
CD ( Compact Disc ) dan juga DVD ( Digital Compact Disc ) adalah
sebuah media penyimpanan file audio yang dibuat untuk merampingkan sistem
penyimpanannya. Selain ramping, keduanya memiliki kemampuan menyimpan
file yang lebih banyak jika dibandingkan dengan pita kaset. Kualitas suara yang
dihasilkan juga lebih bagus. Kualitas suara akan menurun atau bahkan hilang
jika permukaandisc tergores, kotor, berjamur atau mengalami kerusakan lainnya.
Alat yang diperlukan untuk memutar CD atau DVD audio adalah CD player dan
atau DVD player.
d. (MP3)

8
MP3 merupakan salah satu bentuk (format) penyimpanan file audio digital
yang dianggap popular saat iini.Disamping ukuran filenya yang lebih kecil, MP3
juga memberikan kualitas suara yang lebih bagus jika dibandingkan dengan CD
audio.alat untuk memutar MP3 adalah MP3 player. Selain itu MP3 juga bisa
diputar dengan iPod.iPod adalah salah satu merk dari serangkaian alat pemutar
media digital yang dirancang, dikembangkan dan dipasarkan oleh Apple
Computer.
e. Audio Digital (WAV)
WAV atau Waveform audio format, merupakan salah satu format
penyimpanan file audio yang dirancang dan dikembangkan oleh microsoft dan
IBM. Perangkat yang diperlukan untuk memutar WAV salah satunya adalah
iPod.
f. iPod merupakan salah satu merk sebuah alat pemutar WAV yang dikeluarkan
oleh Apple Computer.Microsoft juga mengeluarkan produk sejenis yang
bisa digunakan untuk memutar WAV maupun MP3, dengan merk Zune.
2) Kelebihan Dan Kekurangan Media Audio
Kelebihan Media Audio , Sadiman ( 2005 : 50 ) , adalah :
a. Harga murah dan variasi program lebih banyak dari pada TV.
b. Sifatnya mudah untuk dipindahkan.
c. Dapat digunakan bersama – sama dengan alat perekam radio,
sehingga dapat diulang atau diputar kembali.
d. Dapat merangsang partisifasi aktif pendengaran siswa, serta dapat
mengembangkan daya imajinasi seperti menulis, menggambar dan
sebagainya.
e. Dapat memusatkan perhatian siswa seperti membaca puisi, sastra,
menggambar musik dan bahasa.
f. Dapat menggantikan Guru dengan lebih baik, misalnya menghadirkan
ahli dibidang – bidang tertentu, sehingga kelemahan guru dalam
mengajar tergantikan..
g. Pelajaran lewat radio bisa lebih bermutu baik dari segi ilmiah maupun
metodis. Ini mengingat Guru kita terkadang jarang mempunyai waktu
yang luang dan sumber untuk mengadakan penelitian.

9
h. Dapat menyajikan laporan seketika, karena biasanya siaran – siaran
yang aktual itu dapat memberikan kesegaran pada sebagian besar
topik.
i. Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
Kekurangan Media Audio menurut Arsyad( 2003 : 46 ) , adalah :
a. Dalam suatu rekaman sulit menemukan lokasi suatu pesan atau
informasi, jika pesan atau informasi tersebut berada ditengah – tengah
pita, apalagi jika radio, tape tidak memiliki angka- angka penentuan
putaran.
b. Kecepatan rekaman dan pengaturan trek yang bermacam – macam
menimbulkan kesulitan untuk memainkan kembali rekaman yang
direkam pada suatu mesin perekam yang berbeda.
c. Sedangkan menurut Rivai ( 2005 : 131 ) penggunaan Media Audio
dalam dunia pengajaran memiliki kekurangan antara lain :
d. Memerlukan suatu pemusatan pada suatu pengalaman yang tetap dan
tertentu,
e. Sehingga pengertiannya harus didapat dengan cara belajar khusus.
f. Media Audio yang menampilkan symbol digit dan analog dalam
bentuk auditif adalah abstrak, sehingga pada hal – hal tertentu
memerlukan bantuan pengalaman visual.
g. Karena abstrak, tingkatan pengertiannya hanya bisa dikontrol melalui
tingkatan penguasaan pembendaharaan kata – kata atau bahasa, serta
susunan kalimat.
h. Media ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka yang
sudah mempunyai kemampuan dalam berfikir abstrak.
i. Penampilan melalui ungkapan perasaan atau simbol analog lainnya
dalam bentuk suara harus disertai dengan perbendaharaan pengalaman
analog tersebut pada si penerima. Bila tidak bisa maka akan terjadi
kesalah pahaman.

C. Model Pembelajaran Interaktif


1. Pengertian Model Pembelajaran Interaktif
Model pembelajaran interaktif adalah suatu pendekatan belajar yang
merujuk pada pandangan konstruktivis. Menurut Margaretha, model pembelajaran
10
interaktif menitikberatkan pada pertanyaan siswa sebagai ciri sentralnya dengan
cara menggali pertanyaan-pertanyaan siswa. Sedangkan Suparman mengemukakan
bahwa model pembelajaran interaktif merupakan proses yang memungkinkan para
pembelajar aktif melibatkan diri dalam keseluruhan proses, baik secara mental
maupun secara fisik. Hal ini diperkuat oleh Faire dan Cosgrove yang
mengemukakan bahwa model pembelajaran interaktif dirancang agar siswa mau
bertanya, kemudian menemukan jawaban mereka sendiri. (Abdul Majid, 2014:84).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa model pembelajaran interaktif dirancang untuk menjadikan suasana belajar
mengajar berpusat pada siswa agar aktif membangun pengetahuannya melalui
penyelidikan terhadap pertanyaan yang mereka ajukan sendiri.
Dalam hal ini siswa diberi kesempatan untuk melibatkan keingintahuannya
dengan cara membuat pertanyaan mengenai topik yang akan dipelajari, kemudian
melakukan penyelidikan atas pertanyaan yang mereka ajukan sendiri, sehingga
dapat menemukan jawaban atas pertanyaannya sendiri. Siswa bertanya melalui
aktivitas terbuka dengan berbagai alasan.
Jenis pertanyaan yang muncul akan bermacam-macam dan mungkin tidak
jelas, tidak terpusat pada topik yang sedang dipelajari atau pertanyaan yang
jawabannya dapat dijawab tanpa penyelidikan. Oleh karena itu, guru perlu
mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan dari siswa, kemudian menuliskan setiap
pertanyaan pada papan tulis. Pertanyaan-pertanyaan itu kemudian bersama-sama
dipilih oleh siswa untuk diselidiki jawabannya. Beberapa pertanyaan yang memiliki
maksud yang sama juga dipilih satu. Mungkin ada beberapa pertanyaan yang
muncul perlu diubah agar mudah dipahami oleh siswa. Di sini guru membantu
siswa dalam mengungkapkan bahasa lisan menjadi bahasa tulisan. Dengan
demikian dari banyak pertanyaan yang muncul tinggal beberapa saja. Setelah
terpilih sesuai dengan kesepakatan bersama siswa, kemudian pertanyaan tersebut
dituangkan dalam suatu aktivitas.

2. Karakteristik Model Pembelajaran Interaktif


Menurut Suparman dalam Abdul Majid (2014:85), pembelajaran interaktif
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Adanya variasi kegiatan klasikal, kelompok, dan perseorangan
b) Keterlibatan mental (pikiran, perasaan) siswa tinggi
11
c) Guru berperan sebagai fasilitator, narasumber, dan manajer kelas yang
demokratis
d) Menerapkan pola komunikasi banyak arah
e) Suasana kelas yang fleksibel, demokratis, menantang, dan tetap terkendali
oleh tujuan
f) Potensial dapat menghasilkan dampak pengiring lebih efektif
g) Dapat digunakan didalam maupun luar kelas

Sementara Ahmad Sabari dalam Abdul Majid (2014:85) memaparkan


tentang syarat-syarat yang harus di perhatikan oleh seorang guru dalam
penggunaan model pembelajaran interaktif yaitu sebagai berikut:
a. Model pembelajaran yang digunakan harus dapat membangkitkan motivasi,
minat atau gairah belajar siswa
b. Model pembelajaran yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk
belajar lebih lanjut, seperti melakukan interaksi dengan guru dan siswa lainnya
c. Model pembelajaran harus mampu memberikan kesempatan bagi siswa untuk
memberikan tanggapannya terhadap materi yang disampaikan
d. Model pembelajaran harus dapat menjamin perkembangan kegiatan
kepribadian siswa
e. Model pembelajaran yang digunakan harus dapat mendidik siswa dalam teknik
belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi
f. Model yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-
nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pembelajaran, peran guru mempunyai hubungan yang erat dengan
cara mengaktifkan siswa dalam belajar, terutama dalam proses pengembangan
keterampilan. Menurut Balen (1993), pengembangan keterampilan yang harus
dimiliki siswa adalah keterampilan berpikir, keterampilan sosial, dan keterampilan
praktis. Ketiga keterampilan tersebut dapat dikembangkan dalam situasi belajar
mengajar yang interaktif antara guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa.
Usman (1990) mengatakan bahwa pola interaksi optimal antara guru
dengan siswa, antara siswa dengan gru, dan antara siswa dengan siswa merupakan
komunikasi multiarah yang sesuai dengan konsep siswa aktif. Sebagai mana yang
dikehendaki para ahli dalam pendidikan modern, hal ini sulit terjadi pada mixed
ability, karena pada umumnya interaksi terjadi antar siswa pandai dengan guru.
12
Oleh karena itu, agar siswa termotivasi dalam komunikasi multiarah, maka guru
perlu memilih strategi pembelajaran yang menyenangkan. Sebagaimana pendapat
Murray (1984) yang menyatakan bahwa hal-hal bersifat menyenangkan dapat
menggali dan mengembangkan motivasi siswa. Motivasi siswa dipengaruhi taraf
kesulitan materi. Ini berarti motivasi dapat berkurang apabila materi pembelajaran
mempunyao taraf kesulitan yang tinggi atau sebaliknya. Tetapi taraf kesulitan juga
dapat tegantung pada motivasi siswa. Hal tersebut didukung leh Sagimun dan Bimo
Walgito (1983) yang menyatakan bahwa untuk membangkitkan emosi intelektual,
siswa diberi semacam permainan-permainan atau teka-teki atau cerita-cerita yang
bekaitan dengan materi yang hendak diajarkan. Murray dan Bimo Walgito (1983)
menyatakan bahwa siswa usia anak-anak senang belajar terhadap hal-hal yang
nyata dan menyenangkan.
Dalam hal ini, guru perlu memahami adanya perbedaan dalam bidang
intelektual, terutama dalam pengelompokkan siswa di kelas. Siswa yang kurang
cerdas jangan dikelompokkan dengan siswa yang kecerdasannya setingkat
dengannya, tetapi perlu dimasukkan kedalam kelompok siswa yang cerdas.
Harapanya agar siswa kurang cerdas terpacu lebih kreatif, ikut terlibat langsung
dengan motivasi yang tinggi dalam kerjasama dengan teman yang sekelompok
dengannya (Mursal, 1981).
Kegiatan belajar interaktif tidak ditekankan pada “hasil”, tetapi pada “proses”
belajar. Jadi yang lebih utama adalah menyusun strategi bagaimana siswa
memperoleh pengetahuan dengan cara “mengalami”, bukan “menghafal”. Menurut
Piaget dan Slavin (1995), struktur pengetahuan dikembangkan dalam otak manusia
melalui dua cara, yaitu asimilasi dan akomodasi, yang berarti struktur pengetahuan
baru dibuat atas struktur pengetahuan yang sudah ada, pengetahuan yang sudah ada
dimodifikasi untuk menyesuaikan datangnya pengetahuan baru.
Drost, SJ (1999) mengemukakan bahwa proses pembelajaran berjalan
secara baik dan lancar jika terjalin hubungan manusiawi antar guru dan siswa,
hubungan persaudaraan antar siswa, situasi saling membantu, disiplin kerja,
tanggung jawab, mitra dalam pelajaran, menolong, kerja sama yang erat, berbagai
pengalaman, dan dialog reflektif antar pelajar. Hal tersebut sejalan dengan prinsip
accelerated learning yang dikutip dalam Barokah (2002), bahwa landasan social
dalam belajar mutlak harus ada, karena adanya kerjasama akan membantu
mempercepat belajar, dan adanya persaingan akan memperlambat proses belajar.
13
3. Tahapan Model Pembelajaran Interaktif
Menurut Faire dan Cosgrove dalam Abdul Majid (2014:87), tahapan
pembelajaran interaktif terdiri dari tujuh tahapan, yaitu dapat dilihat pada bagan
berikut:
a. Tahap Persiapan (Preparation)
Pada tahap kegiatan awal dari pembelajaran interaktif ini yaitu persiapan
guru dan siswa memilih dan mencari informasi tentang latar belakang topik
yang akan dibahas dalam kegiatan pembelajaran. Guru mengumpulkan
sumber-sumber yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, seperti
percobaan apa yang akan digunakan, dan media apa saja yang akan digunakan
untuk menunjang pembelajaran.
Pada tahap ini, apersepsi yang diberikan oleh guru adalah memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan kembali materi yang telah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Pada tahap persiapan lebih banyak
dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran, seperti menyiapkan alat-alat
percobaan dan media pembelajaran.
b. Tahap Pengetahuan Awal (Before View)
Pada tahap pengetahuan awal, guru menggali pengetahuan awal siswa
mengenai hal-hal yang telah diketahui oleh siswa tentang topik yang akan
dipelajari. Pengetahuan awal siswa ini dapat digali dengan menyajikan sebuah
permasalahan berkaitan dengan topik ynag akan dibahas, kemudian
menanyakan pendapat siswa atas permasalahan tersebut. Pengetahuan awal
siswa dapat menjadi tolak ukur untuk dibandingkan dengan pengetahuan
mereka setelah melakukan kegiatan.
c. Tahap Kegiatan Eksplorasi (Exploratory)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ketiga ini adalah menampilkan
kegiatan untuk memancing rasa ingin tahu siswa. Selanjutnya siswa didorong
untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan topic kegiatan yang
dimaksud. Kegiatan yang dilakukan untuk memunculkan keingintahuan siswa
bisa diajukan dalam bentuk pertanyaan, demonstrasi, menampilkan fenomena
melalui video atau gambar. Kemudian meminta siswa untuk menceritakan dan
menanyakan pendapat mereka mengenai apa yang telah dilihatnya.
d. Tahap Pertanyaan Siswa (Children Questions)

14
Setelah melakukan kegiatan eksplorasi melalui berbagai kegiatan
demonstrasi atau fenomena, pada tahap ini masing-masinh siswa diberikan
kesempatan untuk membuat pertanyaan dalam kelompoknya, kemudian siswa
membacakan pertanyaan yang dibuat dalam kelompoknya tersebut. Sementara
itu, guru menulis pertanyaan-pertanyaan tersebut di papan tulis. Pada tahap ini,
siswa dimungkinkan mendapat kesulitan dalam membuat pertanyaan. Oleh
karena itu, guru harus memberikan motivasi dan merangsang siswa agar mau
bertanya dan mengarahkan pertanyaan siswa.
Setelah semua pertanyaan kelompok terhimpun, guru mengajak siswa untuk
menyeleksi pertanyaan yang telah ditulis di papan tulis. Jenis pertanyaan yang
diajukan siswa mungkin ada yang sesuai, mungkin juga ada yang tidak. Oleh
karena itu, hendaknya guru mengarahkan siswa untuk memilih pertanyaan
yang berkaitan dengan topik yang jawabannya dapat diselidiki melalui
kegiatan penyelidikan dan investigasi.
e. Tahap Penyelidikan (Investigation)
Dalam proses penyelidikan, akan terjadi interaksi antara siswa dengan guru,
siswa dengan siswa, siswa dengan media, serta siswa dengan alat. Pada tahap
ini, siswa diberi kesempatan untuk menemukan konsep melalui ppengumpulan,
pengorganisasian, dan menganalisis data dalam suatu kegiatan yang telah
dirancang oleh guru. Sementara itu, guru membantu siswa agar dapat
menemukan jawaban terhadap pertanyaan yang mereka ajukan. Kemudian
secara berkelompok, siswa melakukan penyelidikan melalui observasi atau
pengamatan.
f. Tahap Pengetahuan Akhir (After Views)
Pada tahap pengetahuan akhir, siswa membacakan hasih yang di
perolahnya. Guru mengarahkan siswa untuk melakukan diskusi kelas. Jawaban
jawaban siswa dikumpulkan dan dibandingkan dengan pengetahuan awal
sebelum siswa melakukan penyelidikan yang di tulis sebelumnya. Dalam hal
ini siswa di minta untuk di bandikan apa yang sekarang mereka ketahui dengan
apa yang sebelumnya mereka ketahui.
g. Tahap Refleksi (Reflection)
Tahap terakhir adalah refleksi, yaitu kegiatan berpikir tentang apa yang baru
terjadi atau baru saja dipelajari. Intinya adalah berpikir kembali mengenai apa
yang telah dipelajari, kemudian mengedepankanya menjadi struktur
15
pengetahuan baru. Pada saat ini, siswa di beri waktu untuk mencerna,
menimbang, membandingkan, menghayati, dan melakukan diskusi dengan
dirinya sendiri. Pada tahap ini pula siswa di rangsang untuk mengemukaan
pendapat tentang apa yang telah di peroleh setelah proses pembelajaran. Siswa
juga di beri kesempatan untuk mengajukan pertanyaan susulan jika ada yang
kurang di pahami setelah mengadakan penyelidikan, dan guru memberikan
penguatan serta meluruskan hal-hal yang masih keliru.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa proses belajar mengajar
yang interaktif dapat mengembangkan teknik bertanya yang efektif atau
melakukan dialog kreatif dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa. Sifat
pertanyaan dapat mengungkapkan sesuatu atau memiliki sifat inkuiri, sehingga
melalui pertanyaan yang diajukan siswa dapat mengemabangkan
kemampuanya ke arah berpikir kreatif dalam menghadapi sesuatu. Komponen
yang harus dikuasai oleh guru dalam menyampaikan pertanyaan adalah
pertanyaan harus mudah dimengerti oleh siswa, memberi acuan, pemusatan
perhatian, pemindahan giliran dan penyebaran, pemberian waktu berfikir
kepada siswa, serta pemberian tuntunan. Pertanyaan untuk mengembangkan
model dialog kreatif ada enam jenis, yaitu pertanyaan mengingat,
mendeskripsikan, menjelaskan, sintesis, menilai dan pertanyaan terbuka. Untuk
meningkatkan interaksi dalam proses belajar mengajar, hendaknya guru
mengajukan pertanyaan dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk
mendiskusikan jawaban, dan menjadi “dinding pemantul” atas jawaban siswa.
h. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Interaktif
Kelebihan model pembelajaran interaktif sebagaimana dikemukakan oleh
Suprayekti dalam Abdul Majid (2014:91) adalah bahwa peserta didik belajar
mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan pertanyaan, dan mencoba
menemukan jawaban terhadap pertanyaan sendiri dengan melakukan observasi
atau pengamatan. Dengan cara seperti itu, lalu peserta didik menjadi kritis dan
aktif belajar.
Sedangkan menurut Renny dalam Abdul Majid (2014:91) kelebihan
pembelajaran interaktif adalah:
a. Siswa lebih banyak diberikan kesempatan untuk melibatkan keingin
tahuannya pada objek yang akan dipelajari

16
b. Melatih mengungkapkan rasa ingin tahu melalui pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan oleh guru
c. Memberikan sarana bermain bagi siswa melalui kegiatan eksplorasi dan
investigasi
d. Guru menjadi fasilitator, motivator, dan perancang aktivitas belajar
e. Menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran aktif
f. Hasil belajar lebih bermakna
Kelebihan lain dari model pembelajaran interaktif ini antara lain: 1)
peserta didik dapat belajar dari temannya dan guru untuk membangun
keterampilan sosial dan kemampuan-kemampuan; 2) mengorganisasikan
pemikiran dan membangun argumen yang rasional. Model pembelajaran
interaktif memungkinkan untuk menjangkau kelompok-kelompok dan metode-
metode interaktif. Adapun kekurangan dari model pembelajaran ini sangat
bergantung pada kecakapan guru dalam menyusun dan mengembangkan
dinamika kelompok.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemamfaatan media pembelajaran adalah aktivitas proses dan sumber untuk
membicarakan kaitan antara pemelajar dengan bahan atau sistem pembelajaran supaya
pemelajar lebih paham, mengerti dan menarik.
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah
metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan
salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang
sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam
memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan
siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk
karakteristik siswa.
Media audio merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam
pemanfaatan media pembelajaran. Media audio sangat cocok untuk menyampaikan
materi-materi pembelajaran yang erat kaitannya dengan masalah ceritera dan bunyi.
Selain itu media ini juga sangat cocok untuk mengembangkan daya imaginasi peserta
didik. Sedangkan Model pembelajaran interaktif dirancang untuk menjadikan suasana
belajar mengajar berpusat pada siswa agar aktif membangun pengetahuannya melalui
penyelidikan terhadap pertanyaan yang mereka ajukan sendiri. Dalam hal ini siswa
diberi kesempatan untuk melibatkan keingintahuannya dengan cara membuat
pertanyaan mengenai topik yang akan dipelajari, kemudian melakukan penyelidikan
atas pertanyaan yang mereka ajukan sendiri, sehingga dapat menemukan jawaban atas
pertanyaannya sendiri. Siswa bertanya melalui aktivitas terbuka dengan berbagai
alasan. Berdasarkan pembahasan diatas mengenai pemanfaatan media pembelajaran
18
akan mencapai tujuan pendidikan bilamana di imbangi dengan pemilihan media
pembelajaran sepertihalnya berupa audio, visual dan lainnya serta model pembelajaran
yang efektif dan interaktif.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Ashar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada


Asnawir dan Basyiruddin Usman, 2002. Media Pembelajaran Jakarta: Ciputat Pers.
Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Danim, Sudarbuan. 1995. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta
Harjanto. 2002. Perencanaan pengajaran. Rineka cipta
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sumiati, dkk. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung : Wahana Prima
Sundayana, Rustina. 2013. Media Pembelajaran Matematika Bandung : Alfabeta
S. Sadiman, Arie,. 2003. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Sanjaya, Wina . 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group

19

Anda mungkin juga menyukai